| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 27 Juli 2017 Hari Biasa Pekan XVI

Kamis, 27 Juli 2017
Hari Biasa Pekan XVI

"Dari salib terdapat keselamatan dan dalam salib terdapat kemenangan." (Beato Titus Brandsma)

Antifon Pembuka (Dan 3:52)

Terpujilah Engkau Tuhan, Allah leluhur kami! Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Doa Pembuka
    
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, orang yang mencari Engkau, Engkau terima melalui Yesus, Sabda-Mu yang menjelma. Perkenankanlah kami mendengar, betapa agung kebahagiaan yang menjadi panggilan umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (19:1-2.9-11.16-20b)
     
    
"Tuhan turun ke Gunung Sinai di hadapan seluruh umat."
   
Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama. Setelah berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai. Bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa apabila Aku berbicara dengan dikau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Pergilah kepada bangsa itu. Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap=siap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun ke Gunung Sinai di depan mata seluruh umat." Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar, guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala. Awan tebal meliputi gunung, dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah. Mereka berdiri di kaki gunung. Gunung Sinai ditutpi seluruhnya oleh asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api. Asapnya membubung seperti asap dapur, dan seluruh gunung sangat gemetar. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh. Tuhan lalu turun ke atas Gunung Sinai ke puncak gunung itu. Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung, dan Musa pun naik ke atas puncak itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan (Dan 3:52-54.56)
* Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di atas tahta kerajaan-Mu
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:10-17)
   
"Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak."
     
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, "Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?" Jawab Yesus, "Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: 'Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan.' Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Ada kisah di mana seseorang kehilangan jam tangannya. Jam tersebut jatuh di semak-semak. Banyak orang mencarinya tetapi tidak menemukannya. Ada yang turut mencari sekadar ikut-ikutan, yang lain memiliki pamrih, yang lain lagi mencari dengan nada emosional dan gelisah. Lalu ada seorang lain lagi, usianya sudah cukup tua, mata sebenarnya juga tidak jernih lagi untuk melihat. Namun saat pencarian itu terjadi, justru orangtua inilah yang menemukannya. Dia ditanya oleh orang-orang lain yang mencarinya tentang strategi mendapatkannya. Orangtua itu menjawab bahwa dia menggunakan mata batin yang hening sehingga mampu mendengarkan detak jam tersebut. Ketika terdengar detak jam, dicarinya jam itu dan mendapatkannya.
 
 Banyak orang mencari tetapi tidak mendapatkan; banyak orang melihat tetapi tidak mengetahuinya; dan banyak orang pula yang mendengar tetapi tidak menyadarinya. Di sinilah perbedaannya dengan orang yang memiliki kepekaan, keheningan dan ketenangan batin. Ia melihat lebih banyak daripada oranglain, dia mendengarkan lebih dalam dibanding yang lain dan akibatnya dia juga mendapat lebih banyak daripada orang lain. Keheningan dan kepekaan batin sangat dibutuhkan dalam kehidupan agar jangan sampai keputusan-keputusan dan pilihan sikap kita terlalu dangkal hanya didasarkan pada penglihatan sesaat, pendengaran sesaat, dan pertimbangan yang dangkal. Informasi yang tidak jelas dan tidak lengkap jangan dijadikan ukuran untuk cepat menilai seseorang. Ujilah dengan mata hati dan kejernihan pikiran agar setiap langkah kita tidak mengarah pada kesesatan sebab dalam suasana seperti itulah Allah turut bekerja dalam setiap gerak kita.  (SY/INSPIRASI BATIN 2017)

Bilamanakah manusia bahagia?
 
Yesus berkata, "Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat dan berbahagialah telinga kalian sebab mendengar" (Mat 13:16). Pertanyaannya, bilamanakah manusia berbahagia? Jawabannya, bila melihat Yesus dan mendengarkan-Nya. 
 
 Kita tentu tidak bisa melihat Yesus dengan mata jasmani. Kita tidak bisa mendengarkan-Nya seperti para rasul dulu. Tetapi, kontak rohani kita dengan Yesus sedikit pun tidak kalah dengan kontak para rasul dahulu. Semakin kita akrab dengan-Nya, semakin kita pandai pula melihat dan mendengarkan-Nya. Dan hanya itulah yang dapat menjadikan kita bahagia, lain tidak. (Sumber: Stefan Leks, Yesus Kristus menurut keempat Injil, Jilid 4. Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 159)
 
Antifon Komuni (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum papa.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy