| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 09 Februari 2016 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 09 Februari 2016
Hari Biasa Pekan V 

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. -- Mzm 84:11

Antifon Pembuka (Mzm 84:5)

Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, ya Tuhan, yang memuji-muji Engkau tanpa henti!

Doa Pagi


Allah Bapa Mahamulia, semoga kami Kaupenuhi kebijaksanaan, bila mendengarkan sabda Yesus Putra-Mu. Semoga kata dan karya kami memancarkan kedamaian yang membahagiakan dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:22-23.27-30)
   
  
"Engkau telah bersabda, "Nama-Ku akan tinggal di sana." Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel."
   
Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah. Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu. Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini! Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’. Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3.4.5.10.11)

1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:36a.29b)
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
     
"Kamu akan mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
    
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Dalam hidup bersama dimana pun senantiasa ada tata tertib atau aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh mereka yang tergabung dalam hidup bersama tersebut, entah itu di tingkat RT, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dst.. dan juga di lingkungan hidup beragama. Di masing-masing suku dan bangsa sering juga masih hidup dengan kuat tradisi sebagai peninggalan nenek moyang atau leluhur, yang pada umumnya juga sangat berpengaruh dalam buku atau bangsa tersebut. Sebagai contoh misalnya dalam hal penentuan hari dan jam pernikahan. Namun juga dalam hal kebiasaan hidup yang lain juga masih marak, misalnya di beberapa suku masih berlaku aturan `hutang nyawa harus membayar ganti rugi dengan nyawa', antara lain di Indonesia hal ini kiranya masih berlaku di lingkungan suku-suku di pedalamanan Papua. Sabda hari ini mengingatkan kita semua, umat beriman, agar dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun senantiasa lebih mengutamakan kehendak dan perintah Allah daripada adat-istiadat manusia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua: hendaknya dalam dan dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kami harapkan kita lebih setia terhadap sabda dan ajaran-Nya daripada aneka nasihat, saran dan petunjuk manusia. Secara umum kami ingatkan; hendaknya dalam dan semangat cinta kasih kita melaksanakan aneka tatanan dan aturan, karena hemat saya tatatan dan aturan dibuat berdasarkan cintakasih demi cintakasih.

"Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini” (1Raj 8:28-29). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, umat beragama atau beriman untuk senantiasa “berpaling kepada Tuhan” dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa Tuhan telah menciptakan kita serta senantiasa menyertai perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Penyertaan-Nya antara lain dapat kita temukan dalam aneka perhatian, sapaan dan sentuhan saudara-saudari kita sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Maka hendaknya senantiasa memiliki sikap terbuka terhadap saudara-saudari kita; dengan rendah hati menerima perhatian, sapaan dan sentuhan mereka, serta kemudian kita tanggapi dengan penuh syukur dan terima kasih. Kita juga diharapkan tidak pernah melupakan doa-doa harian seraya menghaturkan pujian, syukur dan terima kasih maupun permohonan-permohonan kepada Tuhan. “Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini”. Dimana pun dan kapan pun kita dapat berdoa sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan serta kebutuhan kita masing-masing, tidak hanya berdoa di tempat-tempat doa saja. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang akan dan sedang melakukan perjalanan atau bepergian, hendaknya tidak lupa berdoa mohon perlindungan dan pendampingan Tuhan dalam perjalanan sehingga selamat sampai di tujuan. Dengan berdoa sebelum bepergian berarti anda sekaligus akan dimotivasi untuk berhati-hati selama di perjalanan. Berjalan dan bepergianlah dalam dan bersama Tuhan agar anda selamat sampai tujuan atau sasaran. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (Mzm 84:11)

Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Senin, 08 Februari 2016 Hari Biasa Pekan V

Senin, 08 Februari 2016
Hari Biasa Pekan V

Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651; lih. Katekismus Gereja Katolik 1374)


Antifon Pembuka (Mzm 132:7)

Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.

Doa Pagi'


Allah Bapa Mahabaik, Engkau agung melebihi segala sesuatu, sebab Engkau setia akan janj-Mu. Kami mohon, semoga kami mengimani benar yang datang dalam nama Tuhan, ialah Yesus Kristus, Mesias, saksi belas kasih-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
    
   
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
   
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
 
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
  
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

"Lalu berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tikarnya ke mana saja mereka dengar Yesus berada" (ay. 55). Mengamati dan membayangkan satu ayat di atas, yang muncul dalam pikiran saya adalah: ini pasti pribadi yang sangat menarik, berkuasa dan banyak orang kagum serta percaya. Begitu mendengar bahwa Yesus datang atau bahkan hanya mau lewat daerahnya, desa itu menjadi ramai; orang-orang berbondong-bondong membawa saudara-saudarinya, orangtua, kakek-nenek, tetangganya yang sakit, orang yang sakit menjadi sembuh. Hebat, menyentuh, dan menggerakkan. Itulah pribadi Yesus, kata-kata-Nya menggetarkan sekaligus berkuasa.

Kalau pribadi Yesus saja menarik banyak orang pada waktu itu, bagaimana dengan diri saya saat ini? Kalau menyentuh jumbai-Nya saja mereka yang percaya akan disembuhkan, dan nyatanya juga sembuh, bagaimana dengan diri kita setiap kali menerima dan menelan Sakramen Mahakudus (komuni)? Bukankah dalam Ekaristi kita tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan atau menjamah jumbai jubah Yesus? Kita menerima di tangan kita sendiri Sakramen Mahakudus, lalu memasukkan ke mulut kita, diterima dengan lidah, dan kita telan. Yesus masuk dalam tubuh kita. Marilah kita bertanya pada diri sendiri, bila masih dalam kebimbangan, keraguan, merasa kurang diperhatikan, dianaktirikan oleh Tuhan, merasa bahwa doa-doanya tidak dikabulkan, apakah kita masih merasa Tuhan tidak adil.

Apakah kita sudah berlari-lari (baca: berusaha sekuat tenaga) untuk "berjumpa atau menemui" Yesus dengan membaca Kitab Suci dan merenungkannya? Sudahkah kita mencontoh cara hidup dan perilaku-Nya? Bukankah Yesus adalah Guru kita dan kita adalah murid-murid-Nya. Dalam keheningan, semoga kita mendengarkan pengajaran-Nya dan disapa oleh Yesus. Tuhan memberkati. (JK/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mrk 6:56)

Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh.

Minggu, 07 Februari 2016 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 07 Februari 2016
Hari Minggu Biasa V

Jemaat hari Minggu merupakan tempat kesatuan yang teristimewa, yaitu: perayaan "sacramentum unitatis" (sakramen kesatuan), yang menandai secara mendalam Gereja yang dihimpun oleh dan dalam kesatuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengingat makna hari Minggu yang begitu luhur dalam hidup Gereja yang satu, maka TIDAK DIANJURKAN mengadakan misa untuk kelompok-kelompok kecil pada hari Minggu, agar hidup dan kesatuan jemaat Gereja dijamin dan dimajukan sepenuhnya. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Dies Domini, 31 Mei 1998, No. 36)
 

Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.

Venite adoremus Deum,
et procidamus ante Dominum:
ploremus ante eum, qui fecit nos:
quia ipse est Dominus Deus noster.
Venite exsultemus Domino:
iubilemus Deo salutari nostro.
Gloria Patri...


Doa Pagi


Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
  
   
"Inilah aku, utuslah aku!"
 
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
  
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
   
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)
    
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
  
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Hari Minggu sebagai kesempatan untuk mengalami kasih Tuhan dalam misteri kebangkitan-Nya dan mengungkapkan iman bersama sebagai jemaat beriman secara communio. Panggilan menjadi penjala manusia digemakan lagi pada hari ini dari kisah Injil yang kita baca, bahwa Petrus dan teman-temannya atas perintah Tuhan Yesus menebarkan jala di tempat yang dalam, dan .... mendapatkan ikan ... setelah semalaman mereka kerja keras dan tidak menangkap apa-apa. Bagaimna kita maknai pekerjaan dan aktivitas kita? Kalau hidup ini adalah anugerah, maka segala yang kita kerjakan juga menjadi ungkapan syukur atas segala berkat dan anugerah yang telah kita terima. Kalaupun ada kesulitan dan tantangan dalam menjalani hidup harian, merupakan persembahan cinta agar mampu mengungkapkan seluruh hati dan budi dalam kasih Tuhan yang istimewa pula.

Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium (EG) menawarkan dua sikap menunjukkan semangat sukacitaa Injil dengan kesiapsediaan diri mendalami tantangan spiritualitas misioner dan mewujudkan hubungan-hubungan baru dalam Kristus, karena kita semua adalah murid-murid Yesus Kristus (EG 78-92). Sedangkan empat sikap yang tidak sesuai dengan sukacita Injil adalah keegoisan dan kemalasan rohani, pesimisme yang mandul, keduniawian rohani, dan perang antar kita sendiri (EG 81-101). Terbuka peluang luas bagi kita untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dengan memberikan kesaksian hidup yang injili. (FXS/Inspirasi Batin 2016)

Sabtu, 06 Februari 2016 Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir

Sabtu, 06 Februari 2016
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir
   
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Rm 8:35,37)
 

Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

Doa Pagi


Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:4-13)
   
"Salomo memohon hati yang bijaksana agar sanggup memerintah umat Allah."
    
Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah Allah, “Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!” Lalu Salomo berkata, “Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka bersabdalah Allah kepada Salomo, “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seseorang seperti engkau. Namun yang tidak kauminta pun akan Kuberikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
  
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
    
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Pelayanan Yesus semakin menarik dan mempesona banyak orang, sehingga banyak orang tergerak untuk mendengarkan pengajaran-Nya serta mengikutiNya kemana pun Ia pergi. Untuk itu berarti Yesus bersama dengan para rasul harus bekerja keras, sehingga pada suatu saat Yesus mengajak para rasul untuk beristirahat: "Marilah ke tempat sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!". Namun demikian banyak orang tetap mencari dan mengikuti-Nya, sehingga Yesus pun tidak tega terhadap mereka, sebagaimana dikisahkan bahwa "Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala". Apa yang dihayati oleh Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan dan refleksi khususnya bagi para gembala (imam atau pastor) maupun para orangtua dan pembina atau guru yang bertugas untuk mendampingi dan mendidik. Kami harapkan anda semua memiliki hati bagi umat atau peserta didik, yang berarti senantiasa memperhatikan mereka, terutama mereka yang kurang memperoleh perhatian. Dengan kata lain hendaknya anda rela memboroskan waktu dan tenaga bagi umat atau peserta didik, yang menjadi tanggungjawab anda. Pembinaan atau pendidikan pertama-tama dan terutama adalah masalah hati, dimana hati para peserta didik atau umat dibina sedemikian rupa sehingga akhirnya juga memiliki hati seperti hati Yesus, yang hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Keteladanan atau kesaksian para orangtua, pendidik/guru atau pembina dalam penghayatan hati yang tergerak oleh belas kasihan merupakan cara yang baik dalam membina atau mendidik. (Renungan Rm. Ign. Sumarya SJ)

Jumat, 05 Februari 2016 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir (Jumat Pertama Dalam Bulan)

Jumat, 05 Februari 2016
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

“Setiap perbuatan Kristus merupakan kebanggaan dari Gereja Katolik, tetapi kebanggaan yang paling besar adalah salib” (St. Sirilus dari Yerusalem)


Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Maharahim, kami mohon, kasihanilah kami demi permohonan Santa Agata, perawan dan martir. Ia senantiasa berkenan di hati-Mu karena tetap setia sampai mati dan selalu hidup murni. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
    
  
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
    
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
  
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
    
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Seorang pejabat atau bintang film tenar biasanya didampingi seorang atau lebih “body guard”. Karena jika berhadapan dengan para penjahat, mereka tidak bisa berkelahi, maka para “body guard”-lah yang berhadapan dengan para penjahat yang menyerang dia. Dan hampir bisa dipastikan, para “body guard” akan mengalahkan para penjahat itu.

Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki. Namun, arti pendamping di sini kerapkali kita pahami sebagai orang nomor dua, pribadi lemah dan tidak tahu apa-apa. Pemahaman ini diwariskan turun-menurun dalam adat-istiadat, budaya, bahkan sampai kehidupan di zaman modern ini. Sudah sejak awal kehidupan, manusia ditentukan bagi dirinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki kuat, kalau perempuan lemah dan tidak tahu apa-apa.

Jika kita membaca Injil hari ini (Mrk 6:14-29), Herodias, seorang perempuan, juga menjadi pendamping seorang penguasa. Namun, kita lihat, dia tidak seperti pendamping yang kita pahami yaitu seorang perempuan yang lemah, tak berdaya dan tidak tahu apa-apa. Sebaliknya dia adalah seorang perempuan yang sangat kuat. Dia membuat Herodes yang berkuasa itu tak berdaya sama sekali menghadapi rencana jahatnya. Karena Herodiaslah, seorang perempuan dan pendamping itu, maka Yohanes Pembaptis mati dibunuh dengan cara yang sangat tragis.

Hari ini Gereja memperingati Santa Agata. Dia adalah seorang perempuan yang ternyata begitu kuat sehingga berhasil menghadapi paksaan lamaran seorang pegawai tinggi kerajaan Romawi yang bernama Quintianus. Meskipun dia ditangkap dan dipenjarakan untuk mencemari kesuciannya, dia tetap dapat bertahan. Akhirnya, dengan bantuan rahmat Tuhan, dia berhasil mempertahankan kesuciannya dan menunjukkan dirinya sebagai mempelai Kristus.

Sudah saatnya kita membangun keluarga kita masing-masing dengan lebih baik. Ada cara sederhana dan setiap orang bisa melakukannya, yang berani mengubah cara berpikir alias bertobat. Tidak lagi menganggap perempuan, pendamping, sebagai pribadi kelas dua, lemah dan tidak tahu apa-apa, melainkan memandang perempuan atau istri sebagai kekuatan, penyejuk, pencipta, kelembutan, keindahan dalam rumah tangga. (Rm. Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm/Cafe Rohani)

Kamis, 04 Februari 2016 Hari Biasa Pekan IV

Kamis, 04 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV
 
“Bagaimana bisa iman dalam Yesus dihidupi dalam dunia tanpa harapan? Kita bisa yakin bahwa orang beriman tidak pernah sendirian. Allah adalah batu karang yang kokoh yang diatasnya kita membangun hidup kita dan kasih-Nya selalu setia.” (Paus Benediktus XVI, tweets 12 Desember 2012)

  

Antifon Pembuka

Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah leluhur kami. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa Maha Penyayang, semoga kami selalu patuh setia mengabdi Engkau dan sesama, serta menempuh jalan yang ditunjukkan oleh kebenaran hidup kami, yaitu Yesus Kristus Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
   Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4,10-12)
 
"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah ksatria."
 
Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya, “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
Ayat. (1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel, dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!
3. Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
  
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
  
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.    

Renungan

Para murid diutus oleh Yesus untuk mewartakan kabar baik, dan dalam rangka melaksanakan tugas pengutusannya, mereka diharapkan lebih mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi/Allah, bukan pada aneka sarana-prasarana duniawi. "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju", demikian pesan Yesus kepada para murid-Nya. Pesan ini bagi kita semua berarti bahwa hendaknya kita hidup dalam kesederhanaan, tidak berfoya-foya atau boros. Rasanya hidup sederhana pada masa kini sungguh merupakan perjuangan dan bentuk matiraga tersendiri, mengingat dan memperhatikan di dalam masyarakat terjadi perlombaan pamer kekayaan, aksesori maupun aneka macam sarana kerja atau hidup. Ada orang kaya setiap kali ada produk baru pasti membeli dan yang lama dijual, entah itu mobil, komputer, HP, baju, sepatu dst. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan imam/pastor untuk hidup sederhana sebagaimana digariskan oleh Gereja bahwa "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempatan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi semua tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal" (KHK kan 282). Marilah kita ingat dan sadari bahwa kebiasaan makan dan minum berfoya-foya di rumah makan telah menimbulkan penyakit, seperti kolesterol, gula, trikeserit dst.. yang membahayakan kehidupan orang yang bersangkutan. Para pewarta, entah pastor, bruder, suster atau katekis, kami harapkan dapat menjadi teladan atau saksi hidup sederhana baik dalam hidup maupun dalam pelayanan. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (1Raj 2:2-3)

Kuatkanlah hatimu dan berlakulah sebagai ksatria. Lakukanlah tugasmu dengan setia terhadap Tuhan Allahmu.

Rabu, 03 Februari 2016 Hari Biasa Pekan IV

Rabu, 03 Februari 2016
Hari Biasa Pekan IV
  
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)

 

Antifon Pembuka (Mzm 31:1-2)

Berbahagialah orang yang dosa pelanggarannya diampuni dan ditutupi, yang kesalahannya tidak diperhitungkan.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, Engkau hendak memperlihatkan belas kasih-Mu kepada semua orang. Kami mohon, ampunilah kami demi nama Dia, yang datang membawa keselamatan, yaitu Yesus Kristus, Sabda penuh kasih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
   
"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat. Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan."
     
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
     
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri."
    
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Salah satu kecenderungan manusia adalah mengandalkan diri. Raja Daud yang dikenal raja ideal bangsa Israel, merasa kuat karena banyaknya orang yang mampu berperang. Besarnya jumlah warga yang mampu bertempur tentu memberi rasa aman dan akan menjadi jaminan untuk menang ketika menghadapi musuh. Namun di mata Tuhan tindakan itu dinilai kurang tepat bahkan salah, karena selama ini yang membuat bangsa Israel tetap eksis dan menang dalam segala pertempuran melawan banyak bangsa, bahkan yang lebih kuat daripada mereka, adalah peran utama Tuhan. Dia yang menyertai dan memberi kekuatan “memberi kemenangan” ketika melawan musuh. Dengan menghitung jumlah pasukan, kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi sudah mulai muncul dan dengan demikian mengurangi peran Tuhan bahkan tidak lagi memperhitungkan-Nya. Syukurlah bahwa sebagai raja yang rendah hati, Daud mengaku bersalah dan memohon ampun serta mau menerima segala akibat yang ditimbulkan dari sikap dan tindakan salahnya.

Pada zaman modern ini, ketika manusia merasa mampu mencipta dan membuat banyak dan aneka hal, bahkan merasa bisa memenuhi hampir semua keinginan, berkembanglah dengan subur kecenderungan mengandalkan kekuatan manusiawi. Salah satu akibat negatifnya adalah menganggap bahwa Tuhan tidak berperan lagi dalam kehidupan ini. Betapa sulitnya melihat dan mengakui peran Tuhan di tengah arus zaman yang beranggapan bahwa semua hal yang terjadi semata-mata merupakan hasil usaha manusia.

Untuk melihat dan percaya akan karya Tuhan memang tidak mudah. Orang-orang Nazaret yang hidup sezaman dengan Yesus, yang tahu banyak tentang mukjizat yang dibuatnya dan mendengar secara langsung ajaran-Nya, tetap mempertanyakan semua itu. Mereka terjebak oleh pengalaman masa lalu ketika Yesus masih bersama keluarga-Nya. Pengalaman itu membuat mereka tidak mampu melihat Yesus yang sebenarnya. Ia mereka lihat dan ukur menurut pandangan mereka sendiri dan bukan menurut kebenaran. Karenanya, sulit bagi mereka untuk menilai secara obyektif apa yang mereka lihat dan alami. Penilaian yang kurang obyektif inilah yang menyebabkan mereka salah dalam mengambil sikap terhadap Dia. Akibatnya, langkah yang diambil pun salah. Orang Nazaret kecewa dan tidak mau menerima Yesus.

Mencermati dan menilai secara obyektif realitas yang kasat mata sudah sulit; betapa sulitnya menilai realitas yang tidak kelihatan dengan tepat. Benarlah bahwa peran Tuhan dalam kehidupan tidak bisa dilihat secara kasa mata. Realitas itu hanya bisa dilihat dengan mata iman, maka hanya orang yang terbuka dan menerima karunia untuk bisa melihat dan percaya yang akan menerima Yesus sebagai Allah yang datang dan berkarya menyelamatkan. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa melihat peran Tuhan dalam hidup kita bukan dengan mata manusiawi, melainkan dengan mata iman itu. (YH/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy