| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 20 Januari 2016 Hari Biasa Pekan II

Rabu, 20 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II

“Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13.. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15..” (Katekismus Gereja Katolik, 2285)


Antifon Pembuka (Mzm 144:2)

Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Tuhanlah perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan para bangsa ke bawah kuasaku.

Doa Pagi


Allah Bapa, sumber daya kekuatan, berilah kami kesehatan jiwa raga melalui sabda Yesus Mesias. Semoga kami mematuhi sabda-Nya, yaitu sabda kebenaran bagi setiap orang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)
   
  
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
   
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu, sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud. Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu, diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat. Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
 
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
  
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, “Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Hari ‘Sabat’ dalam tradisi Yahudi adalah hari istirahat dan dipersembahkan kepada Allah. Pada hari Sabat, yang berarti hari Sabtu, ini masa kini di daerah Yahudi memang kegiatan kantor dan sekolah-sekolah libur dan masyarakat menikmati hari itu untuk berrekreasi dengan seluruh anggota keluarga. Hari Sabat dimaksudkan sebagai hari untuk memboroskan waktu dan tenaga bagi Allah alias mengarahkan sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, maka dalam tradisi bangsa Yahudi mereka tak bekerja, melainkan beristirahat atau berrekreasi bersama segenap anggota keluarga, dan rekreasi pun diselenggarakan tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dengan kata lain tujuan hari Sabat tidak lain adalah agar orang senantiasa lebih mengutamakan kehendak Allah atau perbuatan-perbuatan baik, yang menyelamatkan jiwa manusia. Maka ketika Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat dan diamat-amati oleh orang-orang Farisi guna mencari kesalahan-Nya, Ia berkata: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?". Berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang itulah yang menjadi tujuan utama aneka tata tertib atau aturan, maka ketika kita melihat bahwa tata tertib atau aturan menghambat usaha untuk berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang, hendaknya tidak takut ‘melanggar’ tata tertib atau aturan yang ada. Dengan kata lain segala bentuk pelanggaran aturan atau tata tertib dimungkinkan, asal tindakan yang dikerjakan lebih bernilai daripada hanya mentaati tata tertib atau aturan, meskipun untuk itu harus berhadapan dengan yang berwajib untuk mempertanggungjawabkan ‘pelanggarannya’. Nilai moral atau cinta kasih mengatasi atau mendasari semua aturan dan tata tertib, maka tindakan yang berdasarkan moral yang baik atau cinta kasih dalam situasi dan kondisi apapun senantiasa baik adanya.

"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1Sam 17:45-47), demikian kata Daud kepada orang-orang Filistin. Berperang dalam nama Tuhan semesta alam itulah yang dihayati oleh Daud, bukan ‘dengan pedang dan tombak dan lembing’. Kita semua dalam hidup sehari-hari juga dipanggil untuk berperang, tetapi berperang melawan kejahatan-kejahatan. Dalam hal ini saya teringat apa yang terjadi di Filipina dalam revolusi rakyat untuk menggulingkan presiden Marcos. Tank-tank dan persenjataan lengkap dan mutakhir yang dipakai oleh tentara-tentara yang gagah dan kekar dihadapi oleh para wanita, ibu-ibu dan anak-anak dengan memegang rosario seraya berdoa rosario. Pasukan tentara utusan Marcos pun akhirnya bertekuk lutut di hadapan para ibu, wanita dan anak-anak tersebut. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa dalam tiap pribadi orang ada kerinduan dan dambaan mendalam akan Tuhan di dalam hatinya? Maka hendaknya menyikapi dan menghadapi siapapun, termasuk para penjahat, senantiasa di dalam dan bersama dengan Tuhan, artinya hadapi dan sikapi dalam dan dengan cintakasih. Setiap orang yang hidup serta masih hidup sampai saat ini hanya karena cintakasih, tanpa cintakasih mereka tak dapat hidup sebagaimana adanya pada saat ini. Mereka menjadi jahat dan berbuat jahat, hemat kurang menyadari dan menghayati cintakasih yang telah diterimanya, maka marilah kita tolong untuk menyadari dan menghayati cintakasih dengan kita kasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh atau tenaga. Dalam dan dengan cintakasih Tuhan kita akan mampu menghadapi dan mengatasi aneka kejahatan yang ada di sekitar kita. (Rm. Ign. Sumarya, SJ - 18 Jan 2012 dan 23 Jan 2013)
 
Antifon Komuni (Mzm 130:5)
 
Aku mengandalkan Tuhan. Aku mengandalkan sabda-Nya. 

Selasa, 19 Januari 2016 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 19 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II

Ekaristi harus disediakan bagi umat beriman, antara lain "sebagai penangkal, melaluinya kita dibebaskan dari kesalahan-kesalahan sehari-hari, dan dihindarkan dari dosa berat", sebagai mana terungkap dalam beberapa bagian Misa. Adapun Pernyataan Tobat pada awal Misa dimaksudkan untuk menyiapkan para hadirin untuk merayakan misteri suci ini; akan tetapi "acara tidak membuahkan hasil sama seperti Sakramen Pertobatan", dan tidak dapat dipandang sebagai pengganti Sakramen Pertobatan untuk memberi ampun atas dosa-dosa berat. Para gembala jiwa hendaknya memperhatikan bahwa tentang hal ini diadakan katekese yang tepat, sehingga diteruskan kepada umat beriman ajaran Kristiani yang benar. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 80)


Antifon Pembuka (1Sam 16:5)

Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu dan datanglah bersama dengan aku ke upacara pengurbanan ini.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau mencurahkan Roh-Mu kepada siapa pun yang Kaupilih dan Kauurapi. Perkenankanlah kami ikut menerima kekuatan-Nya, agar menjadi manusia sesuai dengan cita-cita-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Daud, putra Isai diurapi oleh Samuel menjadi raja menggantikan Saul yang tidak setia. Pilihan Tuhan atas Daud adalah kriteria Allah, bukan ukuran manusia. Setelah diurapi oleh Samuel, Daud dikuasai oleh Roh Tuhan.


Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1-13)
    
  
"Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud."
    
Setelah Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Tetapi Samuel berkata, “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia di Kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?” Jawab Samuel, “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengurbanan ini.” Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu. Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati.” Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih Allah!” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, “Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.27-28)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.”
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.

Hidup itu jauh lebih penting dan berharga daripada apa pun, termasuk hukum Sabat. Hukum tidak berlaku bila hidup berada dalam ancaman. Anak Manusia adalah Tuhan atas kehidupan, juga atas hari Sabat.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
 
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
  
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Peraturan Sabat bukanlah tujuan tetapi merupakan sarana untuk membimbing manusia menuju kepada Allah. Sebagai sarana, peraturan itu tidak bisa menutupi tujuan yang semestinya. Kadangkala kita juga terbelenggu pada tata aturan ibadat atau metode-metode doa, sampai-sampai kita lupa bahwa semuanya itu hanyalah alat untuk mendekatkan diri kita pada Allah. Kita diingatkan untuk melakukan tata aturan yang ada tanpa melupakan tujuan yang sesungguhnya, yaitu Allah sendiri.

Doa Malam

Allah Bapa, sumber kebahagiaan, Yesus Saudara kami Kauangkat sebagai Tuhan penguasa alam semesta. Semoga kami meneladan Dia sebagai orang bebas, yang selalu mengusahakan kebahagiaan sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
 
RUAH

Bacaan Harian 18 - 24 Januari 2016

Bacaan Harian 18 - 24 Januari 2016

Senin, 18 Januari: Hari Biasa Pekan II (H).
1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mrk. 2:18-22.

Selasa, 19 Januari: Hari Biasa Pekan II (H).
1Sam. 16:1-13; Mzm. 89:20,21-22,27-28; Mrk. 2:23-28.

Rabu, 20 Januari: Hari Biasa Pekan II (H).
1Sam. 17:32-33,37,40-51; Mzm. 144:1,2,9-10; Mrk. 3:1-6.

Kamis, 21 Januari: Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir (M).
1Sam. 18:6-9; 19:1-7; Mzm. 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13; Mrk. 3:7-12


Jumat, 22 Januari: Hari Biasa Pekan II (H).
1Sam. 24:3-21; Mzm. 57:2,3-4,6,11; Mrk. 3:13-19.

Sabtu, 23 Januari: Hari Biasa Pekan II (H)
2Sam. 1:1-4,11-12,19,23-27; Mzm. 80:2-3,5-7; Mrk. 3:20-21.

Minggu, 24 Januari: Hari Minggu Biasa III (H).
Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm. 19:8,9,10,15; Ul: Yoh 6:63c; 1Kor. 12:12-30 (1Kor. 12:12-14,27); Luk. 1:1-4; 4:14-21.

Senin, 18 Januari 2016 Hari Biasa Pekan II

Senin, 18 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II

“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu namun engkau tidak akan pernah kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tidak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu.” — Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
  
  
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
  
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
  
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
      
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Ada pepatan dalam bahasa Jawa: rumangsa bisa, nanging ora bisa rumangsa. Artinya, orang merasa mampu atau bisa, tetapi dia tidak dapat mengukur diri, tidak sadar siapa dirinya, atau tidak sadar akan keterbatasannya. Tidak sedikit orang yang ingin menjadi pejabat publik, tetapi dia tidak mengukur diri bahwa sebenarnya dirinya tidak mampu. Barangkali untuk urusan intelektual, kecakapan managerial, ataupun koneksi-relasinya sudah bagus. Namun, watak, karakter atau semangat dasarnya tidak baik, misalnya cenderung mencari kekayaan dan nama diri. Demikianlah contoh orang seperti pepatah di atas.

Pada bacaan pertama hari ini, Saul telah ditolak oleh Tuhan setelah ia menikmati kedudukannya sebagai raja untuk waktu yang cukup lama, yaitu 40 tahun. Begitulah, kalau orang sudah terlalu lama pada suatu jabatan tertentu, ia dapat kehilangan kepekaan. Kepekaan Saul yang hilang adalah kepekaan akan manakah kehendak Allah itu. Itulah yang dikatakan Samuel: “Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan?” Namun, dari dialog tampak bahwa Saul membantah. Saul merasa bahwa ia telah mengikuti suara Tuhan. Namun, Samuel memastikan penolakan Allah terhadap Saul: “Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.” Itulah Saul yang merasa bisa, tetapi telah kehilangan kepekaan untuk dapat mengukur diri. Kepekaan atas sabda Allah dan kehendak-Nya menjadi tumpul karena ambisi dan ketamakan kuasanya.

Kita semua bisa juga bertindak seperti Saul. Kita sering merasa bahwa diri kita mempunyai banyak kemampuan, tetapi kita jarang dengan rendah hati mau mengakui bahwa kita serba terbatas. Ketika orang memulai tugas jabatan atau pelayanan tertentu dengan merasa bisa, dapat muncul bahaya besar: ia menjadi sombong dan tidak pernah merasa salah. Rendah hati adalah kata kunci untuk dapat selalu mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan dengan macam-macam cara, entah melalui penasihat, para anggota, pengkritik, bacaan, atau suara hati yang terus dibina dalam hidup doa yang mendalam. (EM/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)

Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.

Gambar Minggu Ini: Hari Minggu Biasa II (C)


Minggu, 17 Januari 2016 Hari Minggu Biasa II

Minggu, 17 Januari 2016
Hari Minggu Biasa II

Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.: Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana Bdk. Yoh 2:11. telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum Bdk. Mrk 14:25. anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus. --- Katekismus Gereja Katolik, 1335

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.

All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!

Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.


Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengatur segala yang di langit dan di bumi. Dengarkanlah dengan rela permohonan-permohonan umat-Mu dan berilah damai-Mu bagi kami pada zaman ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
    
  
"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."
   
Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri. Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu. Orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang-Ditinggalkan- Suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang-Sunyi”. Tetapi engkau akan dinamai “Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan” dan negerimu akan disebut “Yang Bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang jejaka menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atas engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari kehari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:4-11)
  
"Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."
  
Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-maram roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama. Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (2 Tes 2:14)
Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:1-11)
  
"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."
  
Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada ibu-Nya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belumtiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu, - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
    
Salah satu bentuk pesta yang sering dihadiri oleh warga masyarakat adalah pesta perkawinan. Biasanya suatu pesta perkawinan dipersiapkan dari jauh hari sebelumnya. Harapannya, perayaan tersebut bisa berlangsung sesempurna mungkin dengan makanan dan minuman yang tersedia dan cukup. Semua famili dan kenalan yang sudah diundang bisa hadir, tempat pesta yang baik dan sebagainya.

Pesta perkawinan menjadi suatu perayaan penting di dalam hidup, yang umumnya dilaksanakan satu kali bagi mereka yang dipanggil untuk bentuk panggilan hidup ini, kecuali kalau ada hal-hal lain yang tidak bertentangan dengan Gereja. Hal lain perlu diketahui bahwa pesta perkawinan adalah suatu rahmat Allah yang dilimpahkan kepada suami dan istri dalam bentuk hidup berkeluarga. Tuhan Allah memercayakan kepada mereka tanggung jawab dan kewajiban melalui panggilan suami istri, terlebih-lebih untuk kehidupan rohani dan pendidikan anak-anak yang adalah buah kasih mereka di dalam Tuhan.

Injil Yohanes hari ini membicarakan tentang pesta perkawinan di Kana. Tentu suasana pesta perkawinan kita di Indonesia sangat berbeda dengan di Kana tersebut. Adalah tradisi di daerah sana bahwa anggur adalah salah satu sarana pesta yang sangat penting. Oleh sebab itu, minuman ini selalu dicarikan yang terbaik pada saat perayaan tersebut untuk menambah kesemarakan. Dalam hal ini kita bisa mengerti bahwa Maria yang adalah juga orang yang perhatian akan kebutuhan-kebutuhan penting, meminta kepada Yesus untuk mengatasi permasalahan pelik yang sedang dihadapi oleh pemilik pesta. Maria tahu bahwa Yesus tidak akan membiarkan tuan rumah dipermalukan oleh masalah anggur yang habis. Maria tahu bahwa Yesus pasti bisa mengatasinya.

Pesta perkawinan ternyata adalah juga lambang kehidupan kekal, yaitu Kerajaan Surga yang adalah tujuan kita semua. Pertemuan kita kelak, yang adalah jiwa kita dengan Tuhan digambarkan dengan pesta perkawinan, tetapi bukan unsur-unsur tambahan pesta tersebut seperti makanan, minuman, kue tart, foto, undangan dan lain sebagainya tetapi pertemuan dua mempelai pria dan wanita. Jiwa kita adalah mempelai perempuan dan Tuhan adalah Mempelai laki-laki. Pertemuan antara jiwa dan Tuhan inilah pesta perkawinan kita yang sebenarnya, di mana kita bisa bersatu dengan-Nya yang sedang kita persiapkan selama hidup di dunia ini.

Sehubungan dengan pesta pernikahan ini, kita diperkaya oleh bacaan pertama dari Kitab Yesaya. Tuhan yang sedang mempersiapkan perkawinan kita dengan-Nya, menanti kita sampai kita kelak siap dengan pakaian pesta kawin. Jika saatnya telah tiba, maka kita ini menjadi mahkota keagungan Tuhan, serban Kerajaan Allah, mahkota keagungan tangan Tuhan. Saat itulah nama kita diubah, dalam arti kita ditransformasikan dari keadaan kita di dunia ini ke dalam keadaan Kerajaan Surga. Saat itulah kebenaran yang kita buat di dunia ini akan bersinar dan diperhitungkan Tuhan. Itulah sukacita jiwa kita dalam pesta perkawinan tersebut, karena ia bertemu dengan Mempelainya, yakni Tuhan. [Rm. Edison, O.Carm/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 34:6)

Tujukanlah pandangan-Mu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Sabtu, 16 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Sabtu, 16 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
 
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)


Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)

Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
  
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
     
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
Ayat. (Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya: Umur panjang untuk selama-lamanya.
3. Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
   
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Tuhan tidak pernah berhenti memanggil hamba-Nya untuk menjadi mitra kerja-Nya. Bangsa Israel menghendaki ada seorang pemimpin menjadi raja mereka. Melalui Samuel Tuhan bersabda, “Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka” (1Sam 8:22). Dengan kata-kata ini, Tuhan berinisiatif memilih raja. Yang dipilih dan diangkat-Nya adalah Saul, Putra Kish yang elok rupanya. Saul berasal dari keluarga penggembala keledai. Dia diurapi oleh Samuel. Dia menjadi raja atas umat Tuhan dan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuhnya.

Selain itu, Yesus memanggil Lewi, si pemungut cukai menjadi murid-Nya. Yesus berkata, “Ikutlah Aku” (Mrk 2:14). Lewi sedang bekerja sebagai pemungut cukai ketika Yesus memanggilnya. Ia berdiri dan segera mengikuti Yesus. Sebagai murid dan tanda pertobatannya, Lewi mengundang Yesus makan bersama di rumahnya. Ia juga mengundang murid-murid-Nya dan teman-temannya seprofesi ke rumahnya. Hal ini mengundang pertentangan di antara orang-orang Farisi karena melihat Yesus akrab dengan kaum berdosa dan pemungut cukai. Tetapi, Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa dan menyelamatkannya.

Dua kisah di atas menggambarkan bagaimana Tuhan selalu berinisiatif untuk memanggil dan memilih orang-orang tertentu untuk menyelamatkan banyak orang. Saul, seorang pemuda yang baik dan berani, menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi rasa Israel. Lewi berubah menjadi Matius. Ini adalah sebuah panggilan dan perubahan yang radikal dalam hidupnya. Ia menjadi seorang rasul dan penulis Injil. Sikapnya yang patut dicontoh adalah mendengarkan panggilan, segera mengikuti Yesus dan disempurnakan dalam perjamuan persaudaraan.

Sejatinya Tuhan tetap memanggil siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tuhan juga memanggil kita sesuai keadaan hidup kita. Dia mengurapi kita dengan kasih-Nya tanpa batas untuk melayani sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh karena itu, bersyukurlah atas panggilan dan pilihan Tuhan dalam hidup kita. Tidak penting menjadi apa diri kita, itu semua adalah kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki kita untuk pergi dan menjadi sarana keselamatan. Dalam proses tersebut kita diajak untuk teguh dan setia dalam panggilan kita masing-masing. (Rm. Marsanto, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mrk 2:17)

Yesus bersabda, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jumat, 15 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 15 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
     
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
 

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
   
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
    
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:16-19)
1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus Israellah raja kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
  
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
    
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Banyak orang mengatakan bahwa iman itu tak berwujud, tak terlihat dan rahasia. Meski tidak berwujud dan bahkan tak pernah menampakkan diri secara nyata, tetapi sering disebut-sebut orang terutama jika di dalam lingkup Gereja. Bisakah kita melihat iman seseorang? Atau bagaimana cara melihat iman?

Injil hari ini mengisahkan bahwa iman itu harus terungkap dalam perbuatan. Dikisahkan bahwa ada empat orang datang kepada Yesus dengan menggotong seorang lumpuh. Mereka ingin agar Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Tetapi, mereka tidak dapat membawanya kepada Yesus karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya. Sesudah terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Mereka berlaku cerdik dalam berusaha, berjuang dan berbuat kasih dengan tulus demi orang lumpuh tersebut. Itulah iman yang hidup. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, "Hai anakku, dosamu sudah diampuni!" (Mrk 2:5). Yesus mengampuni dan menyembuhkan si lumpuh karena iman keempat orang itu. Jika Yesus mampu melihat iman mereka yang membawa seorang lumpuh kepada-Nya, demikian pula Ia mampu melihat iman kita. Yesus dapat melihat dengan jelas iman yang tak berwujud, sangat rahasia dan tersembunyi itu.

Yesus mau mengajar kita bahwa iman kepada-Nya bukanlah sesuatu yang abstrak atau sekadar ucapan yang tidak bisa terlihat, melainkan iman itu haruslah nyata, jelas dan bisa terlihat dengan mata dan dapat dirasakan dengan hati. Perbuatan tulus dari keempat orang itu untuk membawa seorang lumpuh kepada Yesus adalah wujud nyata iman yang sejati.

Oleh karena itu, iman kita harus terlihat dengan jelas dari perbuatan, pekerjaan, pengorbanan dan kasih yang tulus kepada orang lain. Iman itu tidak pernah abstrak atau abu-abu, melainkan terang-benderang bagi orang lain. Bagaimana melihat iman? Lihatlah imanmu dari apa yang engkau perbuat kepada orang lain. Makin kita banyak membawa orang kepada Tuhan, makin kita mau berkorban dan berbuat baik demi orang lain, makin terbukti sebesar atau sedalam apa iman kita. Kita dapat melihat iman dari perbuatan. Maka, iman yang tidak tampak dalam perbuatan pada hakikatnya mati. (Rm. Kardiaman, O.Carm)

Antifon Komuni (Mrk 2:12)

Mereka semua takjub, lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang seperti ini belum pernah kita lihat."

Kamis, 14 Januari 2016 Hari Biasa Pekan I

Kamis, 14 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
  
“Alam semesta itu baik, karena diciptakan begitu indah” (St. Atanasius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 44:24-25)

Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan yang menimpa kami?

Doa Pagi


Allah Bapa Mahapengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
   
Orang Filistin berhasil mengalahkan orang Israel. Banyak tentara Israel yang menjadi korban, secara khusus dua anak Eli, Hofni dan Pinehas. Ternyata, orang Filistin yakin akan kekuatan Allah Israel.
 

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (4:1-11)
  
   
"Orang-orang Israel terpukul kalah dan tabut Allah dirampas."
  
Sekali peristiwa, orang Israel maju berperang melawan orang Filistin. Orang Israel berkemah dekat Eben Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek. Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel, “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo. Mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Mendengar bunyi sorak itu orang Filistin berkata, “Apakah arti sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika mereka tahu bahwa tabut Tuhan telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin. Kata mereka, “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu. Celakalah kita, sebab hal seperti itu belum pernah terjadi. Celakalah kita! Siapakah yang akan menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Allah ini jugalah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai tulah di padang gurun. Akan tetapi, hai orang Filistin, kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti anak laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!” Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantry. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bebaskanlah kami, ya Tuhan, demi kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 44:10-11.14-15.24-25)
1. Ya Allah, Engkau kini membuang kami dan membiarkan kami kena umpat; Engkau tidak lagi maju bersama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dipukul lawan, dan dirampok oleh orang-orang yang membenci kami.
2. Engkau membuat kami menjadi celaan tetangga, menjadi olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang sekitar. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, suku-suku bangsa merasa geli melihat kami.
3. Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan dan himpitan yang menimpa kami?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:42)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Hati Yesus sungguh tergerak oleh belas kasihan kepada orang kusta itu. Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah dan menyembuhkannya. Karena sukacita atas pengalaman penyembuhan, orang kusta itu tidak bisa menutup mulutnya. Ia menyebarkan peristiwa itu ke mana-mana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
  
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
  
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, katanya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memeberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus menjadi wujud yang nyata tentang belas kasihan Allah. Allah menganugerahkan cinta kasih-Nya kepada setiap orang yang memohon kepada-Nya. Dalam situasi dan keadaan apa pun, kita selalu mendapatkan kesempatan untuk memohon dan mendapatkan belas kasihan Allah. Kita patut bersyukur atas segala bentuk belas kasihan Allah yang dianugerahkan kepada kita.

Antifon Komuni (Mrk 1:42)

Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir.

Doa Malam

Yesus, Hati-Mu senantiasa tergerak oleh belas kasihan. Engkau telah menghadirkan beas kasih Bapa. Ajarilah kami untuk dapat merasakan dengan Hati-Mu dan melihat dengan mata-Mu, agar kami dapat berlaku adil dan benar terhadap sesama kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy