| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 03 Juli 2015Pesta St. Tomas Rasul

Jumat, 03 Juli 2015
Pesta St. Tomas Rasul 
  

Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29.

Hari ini kira merayakan Pesta St. Thomas. Spontan, yang muncul dalam diri kita tentunya sikap yang tidak mudah percaya, sebagaimana tampak dalam Injil. Namun, berkaitan dengan sikapnya ini, St. Agustinus menulis demikian: "Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui Ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru: Ya Tuhanku dan Allahku". Hal yang sama juga selalu kita alami setiap kali kita merayakan Ekaristi. Mata indrawi kita melihat roti tak beragi berwarna putih dan berbentuk bulat pipih, tetapi iman kita memandang dan mengakui bahwa itu adalah Tubuh Kristus, sehingga seperti Thomas, kita berseru dalam hati "Ya Tuhanku dan Allahku". Tidah hanya itu, melalui pengalaman hidup sehari-hari, kita diharapkan juga semakin peka sehingga mampu menangkap kehadiran dan kehendak Tuhan sebab Ia selalu hadir dalam setiap langkah dan peristiwa hidup kita.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk memandang dan mengimani-Mu dalam setiap peristiwa hidup kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Jumat, 03 Juli 2015 Pesta Santo Tomas, Rasul

Jumat, 03 Juli 2015
Pesta Santo Tomas, Rasul
  
“Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita. keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus” (Kis 13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita kepada Kristus mencapai puncaknya: umat Kristen perdana mempercayainya dan menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya sebagai sesuatu yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru membuktikannya; bersama dengan salib ia diwartakan sebagai bagian penting misteri Paska. Kristus telah bangkit dari antara orang-orang mati. Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian. Ia telah memberi kehidupan kepada orang-orang mati. (Liturgi Bisantin, Troparion pada hari Paskah)“

Antifon Pembuka (Mzm 117:28)

Allahkulah Engkau, Engkau kupuji.
Allahkulah Engkau, Engkau kuagungkan.
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjadi keselamatanku.

You are my God, and I confess you;
you are my God, and I exalt you;
I will thank you, for you became my savior.
 
Pada Misa Pesta Santo Tomas ada Gloria (Madah Kemuliaan)
 
Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, kami bergembira pada Pesta Santo Tomas, rasul-Mu yang mengimani Putra-Mu sebagai Allah. Semoga kami senantiasa dilindungi olehnya dan kelak memperoleh kehidupan bahagia karena percaya akan nama Yesus Kristus, Putra-Mu, dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)
   
"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."
   
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)
   
"Ya Tuhan dan Allahku."
    
Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagimu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Hari ini kita memperingati Santo Tomas Rasul. Tomas—yang juga disebut ‘Didimus’ (artinya: kembar)—adalah seorang nelayan. Tetapi, ia tidak mempunyai perahu sendiri seperti Petrus dan Andreas. Hidupnya hampir serba kurang. Hal inilah yang membuat dia bersikap selalu hati-hati, pesimis, ragu-ragu, dan tidak lekas mempercayai sesuatu. Sikapnya ini terlihat dengan jelas sekali dalam sikapnya terhadap berita tentang kebangkitan Yesus: ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh. 20:25).
   
Salahkah keragu-raguan Tomas ini? Tomas memang dikenal sebagai murid yang suka mempertanyakan sesuatu kepada Yesus tentang apa yang menurutnya belum dia mengerti dan ketahui. Ia terus terang, polos, tidak malu-malu, dan tidak munafik menyatakan ketidaktahuannya. Dan justru sikap ini dihargai Yesus, dan karena keingintahuannya itulah Yesus menyingkapkan rahasia iman yang mendalam. Pada malam perjamuan akhir ketika Yesus berpamitan, Tomas bertanya dengan polos: ”Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh. 14:5 ). Keraguan Tomas ini mengundang Yesus menyingkapkan rahasia Tritunggal: ”Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal Bapa-Ku” (Yoh. 14:6-7).

Belajar hal positif dari sikap Tomas ini, bahwa kita tidak boleh berdiri diatas keraguan, tetapi keraguan menjadi cara sekaligus kesempatan kita untuk terus mempertanyakan segala sesuatu sampai tidak bisa lagi dipertanyakan. Artinya, sampai menemukan kebenaran sejati. Sekalipun tentang sesuatu yang tidak kita lihat, kita dituntut untuk percaya saja, tetapi proses menuju sikap iman seperti ini tetap harus bisa dimengerti secara rasional. Fides quaerens intellectum—”iman mencari pemahaman”. Dengan demikian, iman kita tidak buta dan tidak membabi buta pula penghayatannya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengerti apa yang Anda percaya?

Tuhan, utuslah Roh Kudus-Mu agar aku bisa mengerti imanku lebih dalam lagi. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Yoh 20:27)

Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah

"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Kamis, 02 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII


Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Mat. 9:1-8.

"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Kata-kata pengampunan amat mudah keluar dari mulut Yesus. Sebab Dia memang maha pengampun. Kita tentunya juga mengalami, paling tidak dengan mengimani dan menyadari bahwa setiap kali berbuat dosa, Tuhan berkenan mengampuni. Namun sebaliknya, kita justru tidak mudah untuk mengampuni. Tidak jarang, kita malah menyimpan rasa sakit hati, benci dan dendam pada orang lain yang pernah melakukan kesalahan pada kita. Atau kalau kita mengucapkan kata-kata pengampunan, seringkali hanya sebatas kata-kata, sementara hati dan pikiran kita masih berkecamuk dengan rasa sakit hati, benci dan dendam. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat agar kita murah hati dalam mengampuni secara tulus sebagaimana Tuhan senantiasa murah hati untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu bermurah hati dan tulus dalam mengampuni. Amin. -agawpr-

Kamis, 02 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIII

Kamis, 02 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

“Di surga setiap orang mencintai Allah; jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia” (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka (Mzm 116:5.9)

Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kedamaian, jangan hendaknya Engkau berpaling dari kami, manusia ciptaan-Mu ini, tetapi berilah kami pengharapan pada Yesus, Adam Baru, yang telah menunjukkan jalan menuju kedamaian-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
       
 
"Korban Abraham leluhur kita."
    
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, “Abraham”. Abraham menyahut, “Ya Tuhan”. Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya, “Bapa!” Sahut Abraham, “Ya, anakku.” Bertanyalah Ishak, “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan”. Lalu Tuhan bersabda, “Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu, ‘Tuhan menyediakan’. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, ‘Di atas gunung Tuhan menyediakan’. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah sabda Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!”
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya!
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita. Alleluya

Kata-kata pengampunan yang dinyatakan Yesus belum mampu meyakinkan ahli-ahli Taurat akan ke-Allah-an Yesus. Sementara si lumpuh dengan seluruh keyakinannya, mengalami pengampunan dan mendapatkan kemampuan untuk berjalan. Sama seperti Abraham, si lumpuh juga mengalami kuasa Allah yang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)
  
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawanyalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, “Ia menghojat Allah!” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah?’ Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,” lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam diri orang sakit lumpuh, Yesus melihat dosa. Maka dari itu, dosa harus dilenyapkan agar orang ini sembuh total. Ahli Taurat boleh saja protes, tetapi Yesus tetap menunjukkan kuasa-Nya atas dosa. Memang lebih mudah mengatakan, “Dosamu diampuni” daripada membuat orang lumpuh berjalan. Yesus melakukan dua-duanya untuk menunjukkan kuasa-Nya yang mengalir dari atas. Apakah kita bahagia bahwa orang lain sembuh dan dosanya diampuni?

Antifon Komuni (Mat 9:8)

Orang banyak melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah karena telah memberi manusia kuasa demikian besar.

Doa Malam

Allah Bapa Mahakudus, berkenanlah mematahkan belenggu kejahatan yang mengikat kami. Semoga dosa maut dalam diri kami Kauhalau jauh-jauh dari kami berkat Yesus Putra-Mu, Dialah jalan, kebenaran dan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Pendeta Graham di Gedung Putih tentang pelangi homoseksual: 'Semoga itu mengingatkan kami akan penghakiman Allah yang akan datang'

By Michael W. Chapman | June 29, 2015 | 7:36 PM EDT 

Mengomentari di Gedung Putih yang diterangi dengan sinar lampu pelangi homoseksual pada hari Jumat untuk merayakan perkawinan homoseksual, Pendeta Franklin Graham mengatakan hal itu "keterlaluan" dan " sebuah tamparan di wajah" untuk jutaan orang Amerika yang mendukung perkawinan yang nyata, dan menambahkan bahwa karena Tuhan memberi tanda pelangi kepada Nuh berikut dengan air bah, itu adalah gambaran untuk selamanya "terkait dengan penghakiman-Nya" dan tanda "penghakiman Allah akan datang."

Franklin Graham, putra terkenal di dunia dari pendeta Billy Graham, lebih lanjut mengatakan bahwa "suatu hari Tuhan akan menghakimi dosa - semua dosa." "Hanya mereka yang ditemukan benar akan dapat lepas dari hukuman-Nya"

"Presiden telah menyalakan Gedung Putih dalam warna pelangi untuk merayakan putusan Mahkamah Agung tentang perkawinan sesama jenis," kata Pendeta Graham pada tanggal 29 Juni memposting di Facebook. "Ini keterlaluan-sebuah tamparan nyata di wajah dengan jutaan orang Amerika yang tidak mendukung perkawinan sesama jenis dan yang suaranya sedang diabaikan."

Allah adalah satu-satunya Yang memberi pelangi, dan itu terkait dengan penghakiman-Nya," kata Pendeta Graham. "Allah mengirim air bah untuk menyapu seluruh dunia karena manusia telah menjadi begitu jahat dan kejam. Satu orang manusia, yaitu Nuh, ditemukan benar dan lolos dari hukuman Allah bersama keluarganya. Pelangi adalah tanda bagi Nuh bahwa Allah tidak akan menggunakan air bah kembali untuk menghakimi dunia. "

"Tapi suatu hari Tuhan akan menghakimi dosa – semua dosa," kata Pendeta Graham. "Hanya mereka yang ditemukan benar akan dapat lepas dari penghakiman-Nya. Kebenaran itu datang melalui iman, percaya pada nama Tuhan Yesus Kristus yang mengambil dosa-dosa kita dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib untuk setiap dosa dan setiap manusia."

"Jadi, ketika kita melihat kebanggaan pelangi homoseksual memercik di iklan bisnis dan halaman Facebook banyak orang, mungkin itu mengingatkan kita semua penghakiman Allah akan datang," katanya. "Apakah Anda siap? Apakah dosamu diampuni?"
  
Sinar lampu pelangi homoseksual di Gedung Putih pada tanggal 26 Juni, hari itu, Peraturan Mahkamah Agung 5-4 mengenai perkawinan sesama jenis adalah hak asasi, didalangi oleh penasehat top Obama, Valerie Jarrett, menurut harian Washington Post. Obama, ketika diberitahu rencana sinar lampu homoseksual, dilaporkan oleh harian itu, mengatakan, "Ini ide yang bagus, jika anda bisa mendapati keputusan itu menjadi berfungsi."

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan, "Malam ini, Gedung Putih dinyalakan untuk menunjukkan komitmen teguh kami untuk kemajuan dan kesetaraan, di sini di Amerika dan di seluruh dunia. Warna-warna kebanggaan mencerminkan keragaman komunitas LGBT, dan malam ini, warna warni ini merayakan lembaran baru dalam sejarah hak-hak sipil Amerika. "

Dalam Perjanjian Baru di dalam Injil Lukas, bab 17, Yesus Kristus memberitahu murid-murid-Nya tentang akan seperti apa dunia saat Dia kembali. "Pertama Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh angkatan ini," kata Kristus. "Dan seperti di zaman Nuh, sehingga akan juga terjadi pada hari Anak Manusia datang : Mereka makan, mereka minum, mereka kawin , mereka dikawinkan dalam perkawinan , sampai pada hari hari dimana Nuh memasuki bahtera, dan air bah datang dan menghancurkan semua umat manusia. "
  
Kristus melanjutkan , "Demikian juga hal itu terjadi di zaman Lot: mereka makan, mereka minum, mereka membeli, mereka menjual, mereka menanam, mereka membangun, tetapi pada hari Lot pergi dari Sodom, maka Sodom dihujani api dan belerang dari langit dan menghancurkan mereka semua. Meski demikian hal itu akan terjadi pada hari ketika rahasia Anak Manusia diungkapkan. "

Franklin Graham, 62, adalah presiden dari Billy Graham Evangelistic Association dan juga menjalankan kelompok bantuan Kristen internasional yaitu dompet amal Samaria. Ia menikah dan memiliki lima anak. Pendeta Graham sering berkotbah di Penginjilan Perang Salib Kristen di Amerika Serikat dan luar negeri.

Sumber:  http://cnsnews.com/blog/

diterjemahkan oleh: AG

"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?"

Rabu, 01 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

Kej. 21:5,8-20; Mzm. 34:7-8,10-11,12-13; Mat. 8:28-34.

"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?"
Mungkin kita pernah mengalami salah satu atau semua dari pengalaman ini. Yang pertama, ketika kita sedang emosi atau sedang menghadapi masalah, kita menjadi mudah marah. Orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah pun tidak jarang menjadi sasaran luapan emosi kita. Bahkan, orang yang hendak menawarkan bantuan atau memberi pertolongan pun kita bentak, mungkin dengan mengatakan, "Apa urusanmu? Pergi sana!". Yang kedua, sebaliknya: ketika dengan niat baik, kita hendak menawarkan bantuan, memberi masukan atau pertologan pada orang lain, tetapi kita justru malah menjadi sasaran emosi dan kemarahan. Mungkin bentakan yang hampir sama juga kita terima: "Apa urusanmu dengan aku?" Bahkan, bisa jadi mereka pun kemudian membenci atau memusuhi kita secara berkepanjangan. Kedua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi dalam kehidupan bersama kita. Dalam situasi seperti itu, tidak ada lain: roh jahatlah yang sedang bermain, berperan, bahkan berkuasa. Oleh karena itu, kalau kita berada pada pihak yang sedang marah, emosi dan dikuasai roh jahat, kita harus segera menyadarinya, lalu memohon kekuatan kepada Tuhan untuk mengenyahkannya. Kalau kita berhadapan dengan orang yang sedang marah, emosi dan dikuasai roh jahat, kita harus tetap tenang seperti yang diteladankan oleh Yesus, tidak perlu ikut marah dan emosi. Diam atau tidak menanggapi kadang menjadi sarana yang baik untuk meredam emosi dan amarah, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.

Doa: Tuhan, semoga dalam nama-Mu kami senantiasa mampu mengenyahkan roh jahat yang senantiasa hendak menguasai kami dan menimbulkan perpecahan serta pemusuhan di antara kami. Amin. -agawpr-

Kardinal dari Meksiko: Mahkamah Agung adalah boneka 'orde baru' yang ingin menghancurkan pernikahan dan Gereja

30 Juni 2015 (LifeSiteNews) - Kardinal Juan Sandoval Iniguez, Uskup Agung Emeritus Guadalajara, Meksiko, telah membuat video mengecam Mahkamah Agung Meksiko baru-baru ini yang mendeklarasi untuk memaksakan "perkawinan" homoseksual di seluruh negeri sebagai intrik/konspirasi dari mereka yang mencari untuk membuat pemerintah global dan "orde baru," dan meratapi respon yang lemah dari para uskup Katolik, yang telah gagal untuk memobilisasi kesetiaan dalam oposisinya/­menentangnya.

Dalam siaran video pada jaringan televisi Katolik Mariavision dan didistribusikan secara luas di internet, Sandoval mengatakan bahwa Mahkamah Agung Meksiko berusaha untuk "menghancurkan perkawinan itu sendiri" dengan deklarasi baru-baru ini meniadakan hukum negara yang mendefinisikan perkawinan sebagai persatuan antara seorang pria dan seorang wanita, dan sebagai lembaga persatuan yg berkaitan dengan prokreasi. Dia kemudian mengulangi tuduhan bahwa ia telah membuat pernyataan beberapa kali sejak tahun 2011: Mahkamah sedang dipengaruhi oleh penyuapan yang diterima dari organisasi internasional.
"Perkawinan, sesuai dengan sifat kodrati/alami, adalah seorang pria dan seorang wanita, dan juga sangat sesuai dengan wahyu Kristiani," kata Sandoval. "Perkawinan adalah seorang pria dan seorang wanita. Sesuatu yang lebih dari itu adalah sesuatu yang menyimpang. Dan jika Anda bertanya mengapa Mahkamah Agung terlibat dalam hal ini, di mana tekanan datang dari, dari mana mereka menerima, mungkin, sumbangan yang besar dan jumlah besar uang, dan seperti yang saya katakan, 'penyuapan' [dari para hakim ], dari mana pengaruh ini datang untuk Mahkamah Agung harus melegalkan hal-hal ini, selalu melawan moralitas, masalah mendasar adalah bahwa ada organisasi internasional untuk melayani sebuah proyek yang disebut 'orde baru,' rencana pemerintah global. "

"Rusia, Cina, dan dunia Arab sekarang telah lepas tangan," kata Sandoval. "Negara-negara itu tidak lagi mendominasi , tapi di negara-negara Barat, mereka ingin menetapkan pemerintahan tunggal dan mereka ingin menggunakannya untuk menghancurkan keluarga, Gereja Katolik, yang berada di jalan mereka, seolah-olah seperti pemerintahan yang benar. Dan salah satu cara untuk menghancurkan keluarga adalah untuk memutarbalikkan konsep dari arti keluarga itu sendiri, untuk berbicara tentang perkawinan sebagai persatuan orang, sehingga definisi berlaku untuk setiap ikatan dan kesatuan. Ini sangat menyedihkan, sangat menyedihkan. "

Kardinal juga mengecam "agak menyedihkan bila diam saja" pada bagian "orang-orang kita yang adalah seorang Imam dari Gereja, yang tidak berbicara dengan jelas, yang tidak mencela, yang tidak mengatur keyakinan kita untuk memberikan perlawanan." kepemimpinan Gereja bisa melawan kembali dengan "pengorganisasian, misalnya, pengumpulan tanda tangan, baik untuk Mahkamah Agung atau untuk dewan perwakilan nasional, untuk dewan perwakilan lokal, banyak tanda tangan yang mengatakan dengan jelas bahwa mereka tidak ingin undang-undang tersebut. Ini sangat penting untuk kebaikan negara supaya perkawinan itu menjadi sehat, bahwa perkawinan menjadi apa yang seharusnya dan tidak sesat. "

Sandoval menyatakan keyakinannya bahwa Sinode para Uskup mendatang , yang akan diadakan di Vatikan pada bulan Oktober, akan mengeluarkan penegasan kembali yang jelas dari ajaran tradisional Gereja. "Posisi Sinode dari Bapa Paus tidak dapat diubah selain apa yang ditetapkan pada ayat Kitab Suci: Tuhan menciptakan pria dan wanita, dan memerintahkan agar mereka bersatu ... sehingga mereka dapat bertambah banyak “beranak cucu”. Apapun yang berangkat dari institusi ilahi adalah melawan serangan terhadap hal itu dan itu adalah penyimpangan, dan tidak pernah bisa masuk ke dalam pikiran seorang Katolik, seorang Kristen. "
    
Menanggapi pernyataan kardinal, beberapa organisasi homoseksual mengatakan mereka telah mengajukan keluhan pidana atau berencana untuk sampai pada pengadilan, termasuk koalisi kelompok yang menuduh Sandoval dari "diskriminasi dan penghasutan kekerasan" dengan menyebut "perkawinan" homoseksual sebagai sebuah "penyimpangan," menurut kantor berita Spanyol EFE. Koran Meksiko Milenio melaporkan bahwa satu kelompok homosexualist, Persatuan dari Keragaman untuk Keberlanjutan (CODISE), berencana untuk mengajukan keluhan terhadap Sandoval dengan Sekretariat Pemerintahan Federal, seperti melawan seminari dari Guadalajara karena mereka "memberi ceramah yang menghasut kebencian dan diskriminasi dan yang menghasilkan kebingungan di antara orang tua heteroseksual mengenai penolakan anak homoseksual mereka, dan menciptakan mentalitas untuk represif dan mentaliats untuk bunuh diri pada anak-anak homoseksual mereka. "

Uskup Agung Cupich: pernikahan sipil bukanlah sakramen

 
(Radio Vatikan) Di antara para Uskup Agung metropolitan saat penerimaan pallium pada hari Senin saat Misa untuk menandai Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus di Vatikan, adalah Uskup Agung baru Chicago, Blase J. Cupich. Cucu dari para imigran Kroasia ke Amerika Serikat dan anak dari orang tua Kroasia, Uskup Agung Cupich terus menjadi sangat bangga menjadi seorang Kroasia dan memelihara warisan budaya leluhurnya, terutama dalam hal iman Katolik yang menembus identitas Kroasia. Fr. Hrvoje Juko dari radio Kroasia Vatican mewawancarai Uskup Agung Cupich yang mengikuti Misa penerimaan pallium di Lapangan Santo Petrus.

Selama wawancara mereka lebih luas, Uskup Agung Cupich membahas isu-isu dari hukum pemerintah yang mengatur penjualan senjata api, untuk ketimpangan dalam masyarakat, untuk imigrasi. Uskup Agung Cupich juga membahas keputusan baru-baru ini dari Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membuat pelegalan perkawinan sesama jenis di 50 negara bagian dan setiap wilayah AS. "Saya berpikir bahwa itu penting untuk menyadari bahwa kita sedang berbicara tentang pernikahan sipil di sini, dan kita berbicara tentang fakta bahwa Mahkamah Agung menilai bahwa ada hak konstitusional bagi orang-orang dari jenis kelamin yang sama untuk menikah," katanya .

Uskup Agung baru Chicago melanjutkan dengan mengatakan, "Itu tidak berdampak sama sekali pada pemahaman kita tentang perkawinan, yang tidak hanya merupakan persatuan antara seorang pria dan seorang wanita, tetapi juga simbol Kristus dan Gereja-Nya." Ditanya tentang cara di mana keputusan dapat mempengaruhi kebebasan beragama di Amerika Serikat, Uskup Agung Cupich mengatakan, "Saya pikir akan selalu ada kebutuhan untuk kewaspadaan setiap kali ada perubahan dalam masyarakat sebagai sesuatu yang harus kompak seperti yang satu ini."
 
Diterjemahkan: AG

Pernyataan Uskup Agung Chaput: Pada Mahkamah Agung (Amerika Serikat) tentang Legalisasi Perkawinan sesama jenis.

PHILADELPHIA (CBS) - Menyusul putusan bersejarah hari ini oleh Mahkamah Agung melegalkan perkawinan sesama jenis secara nasional, Uskup Agung Charles Chaput merilis pernyataan berikut:

Keputusan Mahkamah Agung 5-4, tentang pernikahan bukanlah sebuah kejutan. Kejutan akan datang sebagai manusia biasa mulai pada pengalaman, langsung dan menyakitkan, dampak dari aksi hari ini, segala sesuatu yang mereka pikirkan adalah bahwa mereka paham tentang perkawinan, kehidupan keluarga, hukum dan lembaga-lembaga sosial kita. Kesalahan pengadilan mengubah apa-apa tentang sifat laki-laki dan perempuan, dan kebenaran Firman Tuhan. Tugas baru orang beriman adalah untuk membentuk keluarga kita sendiri bahkan lebih sungguh-sungguh dalam kasih Allah, dan untuk membangun kembali budaya perkawinan yang sehat, suatu perkawinan pada satu waktu, dari puing-puing yang merupakan keputusan hari ini. "


diterjemahkan oleh: AG

Rabu, 01 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XIII

Rabu, 01 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIII

"Pertempuran terakhir antara Tuhan dan masa pemerintahan Setan akan terjadi tentang perkawinan dan keluarga. Jangan takut, karena siapa pun yang bekerja untuk kekudusan perkawinan dan keluarga akan selalu diperjuangkan dan ditentang dalam segala cara, karenanya ini adalah masalah yang menentukan, namun, Bunda Maria sudah menghancurkan kepalanya" (Suster Lusia dari Fatima)


Antifon Pembuka (Mzm 34:12)

Marilah anak-anak, dengarkanlah daku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahapengasih, kami telah Kauhimpun menjadi umat-Mu dalam diri Yesus, Putra Perjanjian. Perkenankanlah kiranya kami memandang Dia sebagai lambang kasih setia-Mu kepada kami manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (21:5.8-20)
  
 
"Ismael tak mungkin menjadi ahli waris bersama dengan anakku Ishak."
  
Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya. Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa Ismael, anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham sedang main dengan Ishak, anak kandungnya. Berkatalah Sara kepada Abraham, "Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya, sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah bersabda kepada Abraham, "Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu. Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia pun anakmu." Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, dan menyuruhnya pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air di kirbat itu habis, dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya, "Aku tidak tahan melihat anakku mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah anaknya dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anakmu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, dan anaknya ia beri minum. Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat. (Mzm 34:7-8.10-11.12-13)
1. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia tak berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)
  
"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
  
Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Melalui Injil hari ini, kita bisa melihat ada dua hal penting. Pertama, orang yang kerasukan setan itu datang kepada Yesus dan mereka dibebaskan dari belenggu setan (meskipun mereka tidak memintanya). Demikian tindakan Yesus yang mau menyelamatkan orang dari belenggu setan atau dosa, meskipun dengan akibat Dia “diusir”. Kedua, kita dapat melihat bahwa rupanya orang tidak mau dirugikan, apalagi jika itu menyangkut harta kekayaan, babi-babi mereka mati karena akibat perbuatan Yesus.

Lalu apa yang dapat kita renungkan? Pertama, lihatlah Yesus yang selalu berani berbuat baik jika itu demi keselamatan jiwa dan martabat manusia. Maka, kita tidak boleh berhenti untuk berbuat baik, apa pun resikonya. Kedua, coba lihat saja di sekitar kita, jika kita melihat orang mengalami kecelakaan di jalan raya, pasti orang lebih memilih menyelamatkan mobil mewahnya daripada menolong orang yang tertabrak di jalan raya. Inilah kenyataannya, ketika orang dibutakan oleh harta kekayaan. Mereka tidak lagi melihat sesama yang membutuhkan pertolongan.

Ada satu lagi yang penting dan harus kita ingat, janganlah sekali-kali kita menyuruh Yesus untuk meninggalkan rumah hati kita. Kalau demikian yang terjadi, maka setanlah yang akan menguasai hidup kita.

Sta. Teresa dari Avila mengatakan, “Kalau pintu hati ini kita kunci, bagaimana Tuhan akan menyampaikan anugerah-anugerah-Nya kepada kita?” (Sr. Marcelina Lindawati/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 34:7)

Orang tertindas berseru, didengarkan Tuhan, dan diselamatkan Tuhan dari segala derita.

Uskup Michael Jarrell: Tak ada jalan bagi pernikahan sesama jenis di gereja-gereja Katolik

Sementara Mahkamah Agung (Amerika Serikat) memutuskan pada hari Jumat, untuk mendukung pernikahan sesama jenis, gay dan lesbian umat Katolik tidak akan diizinkan untuk menikah di tempat-tempat milik gereja, termasuk gereja-gereja, di Keuskupan Lafayette.

"Tidak ada seorang imam atau diakon dari Keuskupan ini dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan upacara sipil, perayaan perkawinan sesama jenis," kata Uskup Michael Jarrell, di dalam Keuskupan Gereja Katolik Roma dari Lafayette mengenai informasi yang diberitakan tentang keputusan tersebut. "Semua umat Katolik didesak untuk tidak menghadiri upacara perkawinan sesama jenis."

"Tidak ada fasilitas Katolik atau kepemilikan yang bersifat pribadi, tak terkecuali namun tidak terbatas pada paroki-paroki, misi, kapel-kapel, ruang pertemuan, pendidikan Katolik , kesehatan atau lembaga amal kasih, atau fasilitas yang dimiliki dengan tujuan kebajikan yang mungkin dipergunakan untuk penyelenggaraan upacara perkawinan sesama jenis."
   
Dalam pemberitaan, Jarrell mengatakan bahwa meskipun itu keputusan, hukum manusia tidak bisa melampaui hukum Allah.

"Kami sangat sedih dengan keputusan ini. Izinkan saya menyatakan dengan sangat jelas bahwa tidak ada pengadilan manusia memiliki wewenang untuk mengubah apa yang telah dituliskan Allah ke dalam hukum penciptaan. Putusan ini dapat direkonsiliasi dengan kodrat alami dan definisi dari perkawinan sebagaimana ditetapkan oleh Hukum Ilahi."

"Perjanjian perkawinan ditetapkan oleh Allah dengan sifat alaminya yang layak dan hukum-hukumnya," kata Jarrell terkait dalam pemberitaan.

Dalam pernyataan Jarrell itu, Uskup mengakui bahwa keputusan itu "akan menciptakan masalah hati nurani bagi banyak umat Katolik, terutama di jabatan publik. Dalam beberapa kasus pembangkangan sipil mungkin adalah respon yang tepat."

Jarrell mengatakan keputusan itu bisa dibahas di Sinode Pernikahan dan Keluarga di bulan Oktober.

"Hal ini didedikasikan untuk panggilan dan misi keluarga di Gereja dan di dunia kontemporer," kata Jarrell. "Ini mungkin memberikan pertimbangan terhadap masalah-masalah yang diciptakan oleh perubahan dari hukum adat tentang pernikahan."

Menurut website Konferensi Waligereja Amerika Serikat, Sinode adalah pertemuan Uskup dari seluruh dunia yang membantu Bapa Suci dengan mengumpulkan nasihat tentang pertanyaan penting yang dihadapi Gereja dengan cara yang melindungi ajaran Gereja dan memperkuat disiplin internal gereja .

Kesimpulannya, Jarrell menyatakan, "Sebagai umat Katolik kita memiliki rasa hormat yang mendalam untuk martabat semua anak Allah. Namun demikian tidak ada dasar hukum atau di alam untuk mengubah definisi tradisional pernikahan, didirikan oleh Allah dari awal."


diterjemahkan: AG 

Bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Selasa, 30 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XIII
   


Kej. 19:15-29; Mzm. 26:2-3,9-10,11-12; Mat. 8:23-27.

Bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Kisah Ayub, yang sebagian kita baca dalam bacaan I, menegaskan bahwa kedekatan kepada Tuhan dan kesalehan hidup tidak menjamin kita untuk terbebas dari masalah, ujian dan cobaan. Bahkan, terjadi juga bahwa iman dan kedekatan kita dengan Tuhan justru mendatangkan masalah dan kesulitan bagi kita, misalnya sulit membangun gereja, sulit naik jabatan atau mengembangkan karir, sulit mencari pekerjaan, bahkan ada yang sudah mati pun sulit dimakamkan. Para murid pun mengalami. Ketika mereka bersama-sama Yesus dalam perahu, mereka mengalami diombang-ambingkan angin taufan yang sangat dahsat sampai ombak masuk ke dalam perahu mereka.  Mungkin kita juga pernah mengalami: seolah-olah Tuhan tertidur, tidak peduli dan membiarkan kita berjuang sendiri. Dalam situasi demikian, iman kita pun bisa jadi goyah. Kita datang kepada Tuhan, "membangunkan-Nya" dan berseru minta tolong, bukan bukan dengan baik-baik tetapi dengan marah dan menuduh: kenapa Tuhan tidak peduli dan membiarkan kami celaka. Kalau ini terjadi, rupanya kita perlu mengubah penghayatan iman kita: bersama Tuhan pasti terbebas dari setiap persoalan, derita dan cobaan, tetapi senantiasa menghadapi semua persoalan, derita dan cobaan hidup bersama Tuhan. Meskipun perahu dan para murid hampir tenggelam dan binasa, tetapi Tuhan menyelamatkan mereka. Hanya "hampir", tidak sungguh-sungguh terjadi.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar dalam keadaan apa pun, lebih-lebih dalam kesulitan, kami tetap percaya dan selalu bersama-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 30 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XIII

Selasa, 30 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XIII

“Orang yang memiliki hati nurani suci, tidak mengejar kesenangan hati manusia” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Mzm 26:3.11b)

Mataku tertuju kepada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Bebaskanlah aku dan kasihanilah aku.

Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra dan putri-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
      

Bacaan dari Kitab Kejadian (19:15-29)
  
  
"Tuhan menurunkan hujan belerang dan api ke atas Sodom dan Gomora."
   
Pada suatu pagi, di saat fajar menyingsing dua malaikat Tuhan mendesak Lot, agar segera berangkat, katanya, “Bangunlah, bawalah istrimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan sampai mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” Ketika Lot berlambat-lambat, maka tangannya, tangan istri dan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab Tuhan hendak mengasihani dia. Lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Kemudian berkatalah salah seorang dari mereka, “Larilah, selamatkanlah dirimu. Janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun di Lembah Yordan. Larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati binasa.” Kata Lot kepada mereka, “Janganlah kiranya demikian, Tuanku. Sungguh, hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan Tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku. Tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, aku pasti tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Lihatlah di sana ada kota yang cukup dekat, kota itu kecil! Izinkanlah aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.” Sahut malaikat itu kepadanya, “Baiklah, permintaanmu ini pun kukabulkan. Kota yang kausebut itu takkan kujungkirbalikkan! Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana.” Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom dan Gomora. Api itu berasal dari Tuhan. Tuhan menunggangbalikkan kota-kota itu, dan seluruh Lembah Yordan serta semua penduduk kota dan tumbuh-tumbuhan di ladang. Tetapi istri Lot yang berjalan di belakang suaminya, menoleh ke belakang, lalu berubahlah ia menjadi tiang garam. Pagi-pagi Abraham pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan. Ia memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan. Maka dilihatnya asap dari bumi membubung ke atas seperti asap dari dapur peleburan. Pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, Allah ingat akan Abraham, sehingga Ia menyelamatkan Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan-Nya itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 26:2-3.9-10.11-12)
1. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku, selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
2. Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
3. Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihanilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 129:5)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27)
  
"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali."
  
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus tidur. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam bacaan pertama hari ini, sebelum Kota Sodom dan Gomora dihancurkan oleh Yahweh, seorang malaikat Tuhan diutus untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya. Malaikat Tuhan membimbing Lot keluar dari kota itu sehingga luput dari bahaya. Sayangnya, istri Lot tidak patuh pada perintah malaikat sehingga dia mendapat malapetaka. Di dalam Injil, Yesus meredakan gelombang tinggi yang hampir menenggelamkan perahu murid sehingga mereka luput dari bahaya. Di dalam kedua peristiwa Allah tampil sebagai penolong manusia.

Allah kita bukan Allah yang tidak turut merasakan kesulitan atau penderitaan manusia. Ketika kita mengalami berbagai badai kehidupan, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian. Di mana ada Kristus berada pasti di situ ada kedamaian, sukacita, dan kesejahteraan. Oleh sebab itu, apabila iman kita mungkin tergoncang atau mengalami persoalan-persoalan dalam hidup, berpalinglah kepada Yesus. Dia akan hadir untuk membantu kita mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Tuhan memberkati!

Tuhan, batu karang hidupku, kuatkanlah aku dalam mengatasi persoalan-persoalan di dalam hidupku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 8:25-26)

Para murid membangunkan Yesus dan berkata, "Tuhan, tolonglah, kita binasa!" Yesus bangun dan berkata, "Mengapa kalian takut, hai orang-orang yang kurang percaya?"

Santo Petrus Damianus (1049): apa yang harus dilakukan Gereja dalam menanggapi homoseksualitas yang merajalela di kalangan imam ?

29 Juni 2015 (LifeSiteNews) - Maraknya kekuatan dan pengaruh para imam homoseksual, uskup dan kardinal, sebagaimana awam juga terpengaruh, telah menjadi faktor utama dalam menumbuhkan kekacauan dalam iman Katolik selama 60 tahun terakhir. Gangguan ini dalam Gereja Katolik telah memiliki dampak negatif di seluruh dunia karena penurunan jumlah pengaruh positif yang dihasilkan umat yang beriman Katolik selama berabad-abad.
Untuk berpikir bahwa apa yang terjadi sekarang ini adalah sesuatu yang baru terjadi, bagaimanapun, mengkhianati akan ketidaktahuan dari sejarah. Pada tahun 1049, ketika Santo Petrus Damianus menulis risalah, Kitab Gomora (Liber Gomorrhianus), kepada Paus Leo IX, homoseksualitas dan penyimpangan seksual pada umumnya jauh lebih terbuka merajalela dalam kalangan imam daripada sekarang. Kasus yang menghebohkan ini adalah apa yang dibahas Santo Petrus Damianus dalam memohon kepada Paus untuk segera mereformasi sangat dibutuhkan.

Kita sering mengantuk tapi mendengar, merasa nyaman, namun pengecut, penakut atau menjadi suatu kebiasaan seorang Katolik, dan terutama dari imam yang secara langsung terlibat dalam homoseksualitas, bahwa kita tidak boleh mengkritik para Imam, Uskup dan terutama Paus. Semestinya, hal itu lebih besar dosanya dibanding bidah dan penyimpangan seksual memfasilitasi penderitaan pribadi yang besar dan mengirim jiwa ke neraka tanpa ada yang melakukan apa yang diperlukan baik untuk mengubah atau menghentikan mereka.

Santo Petrus Damianus tidak begitu tolol untuk mendengarkan omong kosong seperti menyangkal Tuhan, keadilan-Nya pada saat ketika Gereja muncul berada di dalam pergolakan kematiannya. Dia memahami tugas berat untuk menjadi semakin tumpul karena bahaya dan dosa, tidak mengurangi bencana yang akan datang jika tindakan yang kuat tidak cepat diambil dan menuntut tindakan korektif. Namun, ia juga menekankan bahwa semua ini harus dilakukan dengan kasih dan harapan sebagai orang Kristen bagi orang-orang yang terlibat dalam korupsi moral. Perubahan mereka adalah di atas semua yang diharapkan dan berdoa untuk lebih baik daripada pengecaman pada mereka untuk selamanya.
  
Versi terjemahan Italia dari Kitab Gomora baru-baru ini diterbitkan. Versi bahasa Inggris dengan hati-hati diterjemahkan oleh salah satu wartawan LifeSite kami juga akan segera tersedia.

Pada tanggal 11 Februari tahun ini website Rorate Caeli menerbitkan kutipan dari pendahuluan oleh Profesor Roberto de Mattei untuk versi Italia.
  
Berikut ini adalah beberapa paragraf dari pendahuluan yang saya harapkan akan membangkitkan beberapa orang beriman, terutama mengingat apa yang terjadi sekarang di Amerika Serikat sebagai akibat dari keputusan yang gila dari Mahkamah Agung dan kekacauan moral sekitar Sinode keluarga tentang ajaran seksual menurut Gereja.
  
Kutipan Pendahuluan:
  
Santo Petrus Damianus (1007-1072) Kepala Biara Avellana Biara Fonte dan kemudian Kardinal / Uskup Ostia, adalah salah satu tokoh yang paling menonjol dari reformasi Katolik di abad XI. Kitab Gomoranya “Liber Gomorrhianus”, muncul sekitar 1049, di zaman ketika korupsi moral menyebar luas, bahkan di jajaran tertinggi dunia gerejawi.
   
Dalam tulisan ini, ditujukan kepada Paus Leo IX, Petrus Damianus mengutuk kebiasaan menyimpang pada waktu itu dalam bahasa yang tidak paham belas kasihan palsu atau kompromi. Dia yakin bahwa semua dosa, paling berat adalah sodomi, istilah yang mencakup semua tindakan terhadap alam dan yang ingin memuaskan kesenangan seksual dengan memisahkannya dari prokreasi. "Jika yang benar-benar mewakili sesuatu yang memalukan dan keji ini tidak segera dihentikan dengan tangan besi - ia menulis - pedang dari kemurkaan Ilahi akan jatuh atas kita, membawa kehancuran bagi banyak orang."

Ada saat-saat dalam sejarah (Gereja) ketika kesucian menjalar kepadanya dan kepada orang lain ketika anggota-anggotanya mengalami pembelotan…..menyeba­bkan mereka runtuh ke dalam kegelapan, muncul hampir seolah-olah keilahian telah ditinggalkannya.

Suara Petrus Damianus bergema hari ini, seperti yang terjadi kemarin, dengan dorongan dan kenyamanan bagi mereka, seperti dia, yang telah berjuang, menderita, menangis dan berharap, sepanjang perjalanan sejarah.

Dia tidak sedang membahasakannya, tapi menyimpannya dengan berapi-api untuk menunjukkan kemarahan-Nya. Dia takut dalam menyuarakan kebencian tanpa kompromi untuk dosa dan justru kebencian ini yang diberikan untuk membakar cintanya bagi kebenaran dan kebaikan.
  
Hari ini, pada awal milenium ketiga dari kelahiran Kristus, para imam, para uskup dan konferensi para uskup Kristus yang berargumen untuk imam yang menikah; mereka menempatkan dalam kebimbangan yang tidak terceraikan dari ikatan perkawinan antara pria dan wanita dan pada saat yang sama, menerima pengenalan hukum untuk homoseksual pseudo-perkawinan. Sodomi tidak sedang dianggap sebagai dosa yang benar-benar menyedihkan bagi Tuhan tetapi malah menyebar di seminari-seminari, perguruan tinggi, universitas gerejawi dan bahkan dalam tembok suci Vatikan itu sendiri.
  
Kitab Gomora “Liber Gomorrhianus” mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang lebih buruk dari moral yang mewakili praktek dan teori. Ini adalah pendiaman yang harus dikatakan, yang abstain yang harus campur tangan, ikatan keterlibatan yang ditetapkan di antara orang-orang jahat dan yang lain, yang dengan dalih menghindari skandal dengan diam, dan, dengan menjadi bungkam , yang merupakan persetujuan.

Gravel still, adalah penerimaan homoseksualitas oleh gereja, pemikiran sebagai ketegangan "positif" terhadap kebaikan, layak bagi pelayanan pastoral dan perlindungan hukum dan bukan sebagai dosa yang keji. Dalam ringkasan Relatio post disceptationem pada minggu pertama hari kerja dalam Sinode Para Uskup pada bulan Oktober 2014, dalam suatu paragraf menegaskan bahwa: "orang homoseksual memiliki hadiah dan kualitas untuk menawarkan komunitas Kristen", bersama undangan untuk para Uskup "... apakah kita mampu menyambut orang-orang ini, menjamin ruang persaudaraan mereka di komunitas kita? "

Pernyataan skandal ini telah dihapus dari laporan akhir, tetapi beberapa uskup dan kardinal, di dalam dan di luar ruang Sinode , bersikeras memohon untuk mencari aspek-aspek positif dari kesatuan melawan kodrat alami, sejauh harapan bagi "cara untuk menggambarkan hak-hak orang yang tinggal dalam kesatuan sesama jenis. "
  
Santo Petrus Damianus sebagai seorang biarawan yang sederhana, dan dengan alasan yang lebih besar sebagai kardinal, tidak ragu-ragu dalam menuduh bahkan kepada Paus waktu itu untuk kelalaian tentang skandal mereka. Akankah dengan membaca Kitab Gomora “Liber Gomorrhianus” menanamkan semangat Santo Petrus Damianus di hati beberapa waligereja atau umat awam, dengan gemetar keluar dari mati suri mereka dan memaksa mereka untuk berbicara dan bertindak? Bahkan jika semakin kacau menjauh dari kesucian dan semangat kenabian Santo Petrus Damianus, mari kita membuat kejengkelan-nya melawan kejahatan, kita, dan dengan kata-kata yang menyimpulkan risalahnya, kita mengalihkan ke wakil Kristus, Yang Mulia, Paus Fransiskus, saat menjabat , sehingga beliau mungkin ikut campur dan mengakhiri skandal doktrin dan moral ini: "Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membantu kita, Bapa Suci, sehingga pada masa Kerasulannya, semua keburukan yang mewakil ini dihancurkan dan kesatuan Gereja, yang saat ini terpuruk, seluruhnya akan bangkit lagi dengan semua kekuatannya. "

diterjemahkan oleh: AG

Keputusan Mahkamah Agung tentang Perkawinan "Sebuah Kesalahan Tragis" Kata Presiden Konferensi Waligereja Amerika Serikat


WASHINGTON - Keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat, 26 Juni 2015, menafsirkan Konstitusi AS untuk meminta semua negara mengijinkan dan mengakui “perkawinan” sesama jenis. "adalah kesalahan tragis yang merugikan kepentingan umum dan paling rentan di antara kita," kata Uskup Agung Joseph E . Kurtz dari Louisville, Kentucky, Presiden Konferensi Uskup Katolik AS (USCCB).

Pernyataan lengkapnya sebagai berikut:

Terlepas dari apa yang mayoritas memahami secara sempit dari Mahkamah Agung dapat menyatakan pada saat ini dalam sejarah, secara kodrat pribadi manusia dan perkawinan tetap tidak berubah dan tidak dapat diubah. Sama seperti Roe v. Wade tidak menyelesaikan masalah aborsi lebih dari empat puluh tahun yang lalu, Obergefell v. Hodges tidak menyelesaikan masalah perkawinan hari ini. Keputusan tidak berakar pada kebenaran, dan sebagai hasilnya, baik pada akhirnya akan gagal. Hari ini Mahkamah melakukan kesalahan lagi. Hal ini sangat tidak bermoral dan tidak adil bagi pemerintah untuk menyatakan bahwa dua orang dari jenis kelamin yang sama dapat membentuk sebuah perkawinan.
   
Arti unik perkawinan sebagai persatuan seorang pria dan seorang wanita yang tergambarkan dalam tubuh kita sebagai laki-laki dan perempuan. Perlindungan makna ini adalah dimensi penting dari "ekologi yang utuh" bahwa Paus Fransiskus telah memanggil kami untuk mempromosikan. Mandat perkawinan kembali dipertanyakan di seluruh negeri adalah kesalahan tragis yang merugikan kepentingan umum dan paling rentan di antara kita, terutama anak-anak. Hukum memiliki kewajiban untuk mendukung hak dasar setiap anak untuk dibesarkan, mana mungkin, ayah dan ibunya yang menikah tinggal tetap di rumah.

Yesus Kristus, dengan cinta yang besar, mengajarkan jelas bahwa dari awal perkawinan adalah kesatuan seumur hidup seorang pria dan seorang wanita. Sebagai Uskup Katolik, kami mengikuti Tuhan dan akan terus mengajar dan bertindak sesuai dengan kebenaran ini.

Saya mendorong umat Katolik untuk bergerak maju dengan iman, harapan, dan kasih: iman dalam kebenaran tidak berubah tentang perkawinan, berakar pada sifat abadi dari pribadi manusia dan ditetapkan oleh wahyu ilahi; berharap bahwa kebenaran ini akan sekali lagi berlaku dalam masyarakat kita, tidak hanya dengan logika mereka, tetapi dengan keindahan/keagungan yg besar dan layanan nyata untuk kepentingan umum; dan kasih kepada semua manusia, bahkan mereka yang membenci kita atau akan menghukum kita untuk iman dan keyakinan moral kita.
  
Terakhir, saya mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk bergabung dengan kami dalam mewartakan kebaikan, kebenaran, dan keindahan/keagungan perkawinan sebagai pemahaman yang benar selama ribuan tahun, dan saya meminta semua dalam posisi yang punya kekuasaan dan wewenang untuk menghormati kebebasan yang diberikan Tuhan untuk mencari, hidup, dan menjadi saksi kebenaran.
    
Sumber: USCCB http://www.usccb.org/news/2015/15-103.cfm
diterjemahkan: AG

Uskup Agung Coakley, Keuskupan Agung Oklahoma, Pernyataan Keputusan Mahkamah Agung untuk Perkawinan Sesama Jenis

AMERIKA SERIKAT - "Hari ini adalah konsekuensi momen sejarah bagi bangsa kita. Mahkamah Agung telah membuat kesalahan tragis. Keputusan ini akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan, terutama untuk anak-anak hari ini dan untuk generasi mendatang. Tidak perduli putusan pengadilan, tidak dapat mengubah apa arti perkawinan sebenarnya. Perkawinan kodratnya tetap persatuan seorang pria dan seorang wanita. Perkawinan adalah lembaga alami yang terbentuk sebelum dan mendahului pemerintah dan peraturan pemerintah.

Perkawinan adalah tentang jauh melebihi kasih yang dibagi/diberikan antara orang dewasa. Masyarakat membutuhkan institusi yang menghubungkan anak-anak kepada ibu dan ayah mereka, dan perkawinan adalah satu-satunya lembaga yang sifatnya mampu mencapai hal ini. Anak-anak memiliki hak mendasar, sedapat mungkin, untuk mengetahui dan dicintai oleh ayah dan ibu mereka bersama-sama dalam kesatuan yang tetap.

Gereja tetap akan mempertahankan hak ini, dan terus menegaskan kekudusan perkawinan yang ditetapkan oleh Allah, ditulis ke dalam sifat manusia, dan diakui sebagai demikian selama ribuan tahun. Bahkan sebagai Roe v. Wade tidak mengakhiri perdebatan publik atas aborsi, keputusan ini tidak akan mengakhiri perdebatan pernikahan. Saya mendorong doa untuk bangsa kita, untuk keluarga dan anak-anak, dan bagi mereka yang tidak setuju dengan kami. Sekarang, lebih dari sebelumnya kami harus waspada dalam mempertahankan kebebasan beragama yang kami miliki, karena ancaman yang pasti meningkat sebagai hasil dari keputusan ini dan konsekuensinya dalam hukum dan opini publik. "

Mgr. Paul S. Coakley, Uskup Agung


Sumber: EWTN 
diterjemahkan oleh: AG 

Jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Senin, 29 Juni 2015
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus

Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19

Jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
Beberapa waktu yang lalu, setidaknya pada tahun 2004 - 2006 dan 2009 - 2012, tanggal 29 Juni yang bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus dan Paulus, selalu dipilih sebagai hari untuk tahbisan imam diosesan Keuskupan Agung Semarang (KAS). Selama kurun waktu tersebut, ada 27 imam diosesan KAS yang ditahbiskan, termasuk saya ber-9 pada tahun 2010 yang lalu. Untuk saya sendiri, hari ini berarti sudah atau baru genap 5 tahun menjadi imam. Sudah tidak lagi masuk kategori balita (bawah lima tahun), namun juga masih "anak-anak". Tentu saja, juga belum banyak pengalaman dan karya pelayanan, apalagi selama 2 tahun terakhir ini tugas utama saya adalah belajar. Secara kualitas, hidup imamat saya juga belum teruji betul. Kalau tantangan hidup berkeluarga pada zaman sekarang ini cukup/sangat kompleks, sebagaimana direfleksikan dalam sinode para uskup sedunia, rasanya tantangan hidup imamat juga semakin kompleks. Kalau tidak hati-hati, bisa terjadi seperti yang dialami oleh Petrus: "ditangkap, dibelenggu dan dipenjara" oleh nilai, budaya dan tawaran-tawaran duniawi yang tidak sejalan bahkan bertenganan dengan kesucian, kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Belenggu-belenggu itu bisa berupa: kekayaan, kenikmatan, popularitas, kebebasan dalam arti negatif, dll. Salah satu, kalau tidak mau mengatakan satu-satunya, kekuatan terbesar untuk terbebas dari belenggu-belenggu tersebut adalah doa. Inilah yang dialami Petrus. Karena jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah, maka Tuhan pun mengirimkan malaikat-Nya untuk melindungi dan membebaskan Petrus dari penjagaan perajurit dan dari rantai yang membelenggunya (bac I). Hal yang sama juga dialami oleh Paulus: karena jemaat tekun mendoakannya (bdk.Kis 20,17-38), maka Tuhan pun selalu mendampingi dan menguatkannya, melepaskannya dari mulut singa dan setiap kejahatan, sampai akhirnya mencapai mencapai garis finish dengan tetap memelihara iman (bac II). Oleh karena itu, pada kesempatan istimewa ini, saya mengajak kita semua untuk dengan tekun mendoakan Bapa Paus, Bapa Uskup dan kami para imam. Bapa Suci Fransiskus, setiap kali selesai memberi audiensi hari Rabu dan memimpin doa Angelus setiap hari Minggu, kepada seluruh umat yang hadir di Lapangan St. Petrus sebalu meminta, "Jangan lupa berdoa untuk saya!" Demikian pula, doakanlah kami agar seperti Paulus, dapat mencapai garis finish dengan tetap memelihara imamat kami.

Doa untuk para Imam (Puji Syukur no. 184)
Bapa yang penuh kasih sayang, kami bersyukur atas imam-imam yang telah Kau berikan untuk rnendampingi kami, umat-Mu. Engkau sendirilah yang telah memilih dan memanggil mereka. Sudilah Engkau memberkati mereka dalam semua karya pelayanan bagi umat-Mu. Jadikanlah mereka garam yang dapat melindungi hidup kami dari kebusukan dan kehancuran. Jadikanlah pula mereka terang, yang dengan perkataan dan perbuatan memacarkan terang-Mu sendiri kepada orang-orang yang sedang diliput kegelapan. Semoga karya mereka Kau karuniai hasil yang membahagiakan. Bapa yang penuh kasih, sudilah melindungi para imam kami, khususnya ... (nama), dari bahaya-bahaya yang mengelilingi mereka laksana singa yang mengaum-ngaum mencari mangsa. Kuatkanlah mereka bila mengalami kesulitan dalam panggilan. Dan bila ada imam-Mu yang ragu-ragu akan panggilannya, sudilah Engkau datang meneguhkannya; bila ada yang mengalami kesulitan berat, sudilah Engkau datang memberikan kekuatan. Janganlah Engkau melupakan imam-imam-Mu yang, karena kelemahan manusiawinya, tidak setia pada panggilannya; bimbinglah mereka kembali ke jalan yang telah Kau pilih dan Kau tentukan bagi mereka. Kalau ada di antara mereka yang memilih jalan lain, sudilah Engkau tetap memberkatinya, karena mereka pun tetap anak-Mu. Semoga mereka tetap dapat hidup sebagai orang beriman, dan bekerja giat di tengah jemaat-Mu. Semua ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. (Amin.) -agawpr-

Senin, 29 Juni 2015 Hari Raya St. Petrus dan Paulus

Senin, 29 Juni 2015
Hari Raya St. Petrus dan Paulus

“Ia [Yesus] tidak lagi memanggilnya Simon, menunjukkan otoritas dan memerintah atasnya, seperti menjadikannya milik-Nya sendiri. Tetapi dengan gelar yang menyerupai benda, ia mengubah namanya menjadi Petrus, dari kata petra (batu karang); sebab diatasnya Ia kemudian mendirikan Gereja-Nya.” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka

Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.

These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.

Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.

Doa Pagi


Ya Allah, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Bantulah Gereja-Mu untuk senantiasa mengikuti ajaran Rasul-rasulmu, yang telah menyampaikan dasar iman kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
     
  
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
    
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
   
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
  
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
    
"Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
     
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
“Kami mendesak kamu secara khusus, para saudara yang terhormat, untuk memberi perhatian dengan taat kepada apa yang telah ditulis oleh Paus yang terberkati di Roma; sebab Rasul Petrus yang terberkati, yang hidup dan memerintah di tahtanya sendiri, memberikan kebenaran iman kepada mereka yang mencarinya. Sebab kami, dengan alasan untuk mengejar damai dan iman, tidak dapat mencoba kasus- kasus dalam hal iman tanpa persetujuan Uskup Roma.” (St. Petrus Krisologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:26)
 
   
Renungan
  
“Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman.” Hari Raya Santo Petrus dan Paulus merupakan salah satu hari raya yang besar, di mana umat Katolik seluruh dunia dipersatukan dalam kesaksian hidup mereka. Keduanya adalah tokoh besar dalam sejarah hidup Gereja Katolik. Santo Petrus adalah figur seorang murid yang dikasihi Yesus dan dipercaya untuk membangun jemaat. Petrus, dalam kesaksian-kesaksiannya selalu menyerukan bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit dan akan menjadi seorang penyelamat yang sejati. Petrus jugalah yang dipercaya oleh Yesus untuk memegang pintu kerajaan surga. Keberanian Petrus untuk menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, telah membuatnya menjadi salah satu murid yang berbahagia.

Santo Paulus adalah sosok pembela dan penyebar iman Kristus pada masa awal Gereja Perdana. Sungguh sebuah lompatan iman yang sangat indah, dari seorang yang menentang dan mati-matian melawan para pengikut Yesus, menjadi seorang yang begitu fanatik menjadi pengikut Yesus. Bahkan, direlakannya seluruh sisa hidupnya untuk melayani Tuhan, untuk mewartakan kabar kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Ini terbukti dengan tersebarnya iman Kristiani ke seluruh dunia. Rupanya, pertobatan karena perjumpaaan (immersion) dengan Yesus telah meluluhkan hatinya dan mengubah arah kompas hidupnya.

Patutlah kita sebagai umat pada generasi modern ini bersyukur, kita hanya tinggal menerima dan menghayati iman Kristiani dengan sepenuh hati, tanpa harus takut dikejar dan dibenci. Syukur bahwa dua Rasul besar ini telah menanamkan dalam-dalam arti menjadi seorang Kristiani, arti menjadi seorang murid. Marilah meneladan sikap Petrus yang mau mengakui Yesus sebagai seorang Mesias dan memegang teguh iman akan Kristus Yesus, dan meneladan Paulus yang mengakhiri dengan baik, dengan iman yang teguh. (KAN/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16.18)

Petrus berkata kepada Yesus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku."

Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.

Tu es Petrus, et super hanc petram ædificabo Ecclesiam meam.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy