| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Senin, 23 Maret 2015
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 


Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62(Dan. 13:41c-62); Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11.

Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ada orang yang sungguh merasa puas dan sangat senang kalau bisa menemukan kesalahan orang lain kemudian ramai-ramai menghakimi dan menghukumnya. Kalau pun orang yang menjadi sasaran tersebut tidak bersalah, mereka akan berusaha untuk mencari-cari kesalahannya. Mereka sendiri lupa atau tidak peduli kalau sebenarnya mereka sendiri juga punya kesalahan, bahkan mungkin lebih besar. Itulah yang terjadi pada diri orang-orang yang menghadapkan kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Yesus tidak hanya mengampuni dan menasihati perempuan "terdakwa" tetapi juga menyadarkan kejahatan mereka. Dari sini, kita tidak hanya disadarkan bahwa kita masing-masing punya kesalahan tetapi lebih-lebih bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap orang yang bersalah. Hendaknya kita tidak menyikapi kesalahan (orang yang bersalah), pertama-tama dengan penghakiman dan hukuman, tetapi dengan belas kasih dan pengampunan serta nasihat atau bantuan apa pun untuk memperbaiki diri.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu bersikap bijaksana terhadap orang yang melakukan kesalahan. Amin. -agawpr-

Senin, 23 Maret 2015 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Senin, 23 Maret 2015
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan, atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan persiapannya, 16 Januari 1988)

Antifon Pembuka (Mzm 56(55):2)

Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.
 
Have mercy on me, O God, for people assail me; they fight me all day long and oppress me.

 
Doa Pagi

Allah Bapa Maha Pengasih, demi cinta kasih-Mu yang agung kami Kauperkaya dengan berbagai karunia. Bantulah kami berbalik dari hidup berdosa menuju hidup baru dan menjadi layak untuk Kerajaan Surga. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
     
 
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
     
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 33:11)
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
   
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
     
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Keteguhan hati Susana (dalam bacaan pertama) mengagumkan kita dan mengagumkan Allah. Ia teguh karena benar dan tidak menipu. Ia berani karena ia melakukan kehendak Allah untuk tidak melakukan perbuatan zina seperti dituduhkan orang. Kebenaran itu didukung Allah dengan kehadiran penolong, yaitu Daniel. Kita belajar bersikap benar, supaya kita selamat, sebab kebohongan akan dibuktikan oleh Allah melalui apa saja. Kebohongan akan merugikan banyak orang, tetapi kebenaran akan membuat hati kita tenteram dan berani meneruskan hidup di hadapan Allah.

Apakah kita sering melanggar perintah Allah karena kesenangan dan nafsu kita sendiri? Kejatuhan kita bisa berakibat fatal jika kita tidak segera meminta pertolongan dari Tuhan. Sementara berdosa, kita bisa menutupi kesalahan kita dengan menyalahkan orang lain. Hal ini membuat Tuhan semakin tidak simpati dengan kita. Ia ingin kita bersikap wajar, manusiawi dan tahu diri bahwa kita juga bisa bersalah dan berdosa, sehingga kita mengenal hidup pribadi, mengubah apa yang bisa kita ubah, dan membiarkan Tuhan menang dengan terus melakukan perbuatan yang baik kepada banyak orang.

Ya Yesus, terima kasih Engkau mengingatkan aku untuk tidak melakukan hal-hal yang tercela di hadapan-Mu. Pimpin aku agar jangan terbakar nafsu, tetapi terdorong untuk mengasihi orang lain dengan sungguh hati dan tulus. Amin. 
 
    
Yesus Kristus telah mempersembahkan Darah-Nya yang mulia, korban kita pada altar salib, demi keselamatan semua manusia. (St. Yohanes Fisher)  
  
 
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Yesus ditinggikan di atas kayu salib dan dengan demikian nama Allah dimuliakan. Kita pun ditarik untuk datang dan beriman kepada-Nya sehingga menerima buah-buah penebusan-Nya.

Minggu, 22 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah V

  
Yer. 31:31-34; Mzm. 51:3-4,12-13,14-15; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-33  

"Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!"

Dalam keadaan bahaya, orang biasanya memohon bantuan agar diselamatkan. Doa-doanya pun juga berisi permohonan agar selamat. Mungkin, disertai juga dengan beberapa janji/nazar. Lain halnya dengan Yesus. Berhadapan dengan penderitaan, Ia tidak mohon agar diselamatkan tetapi justru mohon agar nama Allah Bapa dimuliakan. Apapun yang terjadi, Dia siap menghadapinya, asal Bapa-Nya dimuliakan dan manusia diselamatkan. "Gloria Dei, homo vivens", kata St. Ireneus (Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup). Allah dimuliakan kalau kehidupan manusia dilestarikan. Itulah makanya, manusia yang semestinya binasa karena dosa, ditebus oleh Kristus agar dapat menerima anugerah kehidupan abadi. Kita pun tidak hanya mendapatkan teladan dari Yesus tentang orientasi hidup yang tertinggi, yakni demi kemuliaan Allah dan kesejahteran sesama - kendati jalan yang harus ditempuh adalah jalan derita dan pengorbanan - tetapi mendapatkan jaminan hidup. "Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Yesus ditinggikan di atas kayu salib dan dengan demikian nama Allah dimuliakan. Kita pun ditarik untuk datang dan beriman kepada-Nya sehingga menerima buah-buah penebusan-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu memuliakan nama-Mu melalui hidup kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Minggu, 22 Maret 2015 Hari Minggu Prapaskah V

Minggu, 22 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah V
 
Apabila kita mengikuti Dia dari dekat, kita akan diizinkan memandang perayaan abadi. (St. Athanasius)
  

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)

Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.

Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.


Doa Pagi


Tuhan dan Allah kami, Putra-Mu telah menyerahkan Diri-Nya sampai wafat, karena kasih-Nya kepada kami. Kami mohon, semoga berkat bantuan-Mu kami hidup dan bertindak penuh semangat dalam kasih yang sama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Injil tentang perempuan Samaria, orang yang lahir buta dan pembangkitan Lazarus, yang disediakan untuk Minggu Prapaskah ke-3, ke-4, dan ke-5 Tahun A, juga dapat dibawakan pada Tahun B dan C, karena amat bermakna bagi inisiasi ke dalam Gereja, terutama di mana ada pelamar baptis. (Surat Edaran Perayaan Paskah dan persiapannya, Kongregasi Ibadat Ilahi, 16 Januari 1988 No. 24).
    
Tahun A
  
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
   
"Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu, sehingga kamu hidup."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya, hai umat-Ku. Dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali, dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, yang me-ngatakannya dan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do=f, Kanon 2 Suara 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8; Ul:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel, dari segala kesalahannya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:8-11)
   
"Roh Allah yang membangkitan Yesus dari antara orang mati diam di dalam dirimu."
    
Saudara-saudara, mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal di dalam dirimu. Tetapi jka orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada dalam dirimu, maka tubuhmu memang mati karena dosa, tetapi rohmu hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do=bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25a.26)
Akulah kebangkitan dan hidup, Sabda Tuhan; setiap orang yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:1-45)
   
"Akulah kebangkitan dan hidup."
    
Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria adalah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Mendengar kabar itu Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau; masihkah Engkau mau kembali ke sana?” Jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” Maka kata murid-murid itu kepada-Nya, “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah sekarang kita pergi kepadanya!” Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Sesudah berkata demikian, Marta pergi memanggil saudaranya Maria, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana, dan Ia memanggil engkau.” Mendengar itu, Maria segera bangkit, lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya melihat Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah Maria di depan kaki Yesus dan berkata kepada-Nya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi, “Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata, “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Makin masygullah hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus, “Angkatlah batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus, “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, “Bapa, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras, “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu, dan biarkan ia pergi.” Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
       
Mendengar kabar bahwa Lazarus sakut, Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” ... Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. (Yoh 11:4-7.17)

Keputusan Yesus untuk tidak segera datang ke rumah Lazarus yang sedang sakit tetapi menunda selama 2 hari ini, tentu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak segera mengobati/mengobatkan orang sakit. Juga tidak boleh sebagai alat pembenaran diri bagi seorang imam untuk menunda ketika ada umat minta sakramen minyak suci. Alasan Yesus amat jelas, yaitu supaya kemuliaan Allah dinyatakan (ay.4). Rupanya, Yesus sengaja manunggu sampai Lazarus mati dan Ia akan hadir sebagai Tuhan yang mampu membangkitkan orang mati, tidak hanya menyembuhkan orang sakit. Menyembuhkan orang sakit, banyak orang bisa melakukan. Tapi membangkitkan orang mati, hanya Allah yang bisa. Dengan demikian, Yesus hendak menyatakan bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah yang diutus Bapa (ay.42). Hal ini semakin ditegaskan dengan kenyataan bahwa ketika Yesus tiba, Lazarus sudah 4 hari dimakamkan. Berdasarkan keyakinan Yahudi, dalam waktu 3 hari setelah kematian, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Namun, setelah 3 hari, jiwa benar-benar meninggalkan tubuh untuk selama-lamanya. Itu berarti Lazarus sungguh-sungguh sudah mati. Tubuhnya sudah berbau dan membusuk (ay.39). Pada saat itulah Yesus hadir sebagai Tuhan yang membangkitkan orang mati. Ia mewahyukan jati diri-Nya: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya". Maka, "Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya." (ay.45).

Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan. Ia tidak hanya menciptakan manusia baru tetapi juga membangkitkan orang mati. Maka, marilah cita semakin mencintai hidup yang dianugerahkan Tuhan. Kita memang tidak bisa menghidupkan orang mati. Namun, kita bisa dan harus menjaga serta melestarikan kehidupan. Kita syukuri anugerah hidup ini, kita pelihara dan kita kembangkan sebaik-baiknya. Kita lestarikan pula lingkungan hidup di sekitar kita supaya menjadi tempat hidup yang aman dan nyaman bagi kita semua dan keturunan kita.

Doa: Tuhan, Engkaulah kebangkitan dan hidup. Aku percaya kepada-Mu. Tolonglah aku untuk semakin mencintai kehidupan dan lingkungan hidup yang Kauanugerahkan kepadaku ini. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Yoh 11:26)

Setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya, Sabda Tuhan.

atau

Videns Dominus flentes sorores Lazari ad monumentum, lacrimatus est coram Iudæis, et clamabat: Lazare, veni foras: et prodiit ligatis manibus et pedibus, qui fuerat quatriduanus mortuus. (Yoh 11:33,35,43,44,39)
***

Tahun B
Bacaan dari Kitab Yeremia (31:31-34)
   
"Aku akan mengikat perjanjian baru dan takkan lagi mengingat dosa mereka."
   
Beginilah firman Tuhan, "Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka, ketika Aku memegang tangan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Perjanjian-Ku itu sudah mereka ingkari, meskipun Akulah tuan yang berkuasa atas mereka," demikianlah firman tuhan. "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman. "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya, dengan mengatakan 'Kenalkan Tuhan!' sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku," demikianlah firman Tuhan, "sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan takkan lagi mengingat dosa mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = c, 4/4, 1/4=69-76, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku, ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:3-4, 12-13, 14-15; Ul;lh. 12a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besar rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)   
   
"Kristus telah belajar menjadi taat, dan menjadi pokok keselamatan yang abadi."
      
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 12:26)
Barangsiapa melayani Aku hendaklah mengikuti Aku, Sabda Tuhan. Di mana Aku berada, di situpun hamba-Ku hendaknya berada.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:20-33)
   
"Jikalau biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan menghasilkan banyak buah."
    
Di antara orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya, "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas, dan berdua menyampaikannya pula kepada Yesus. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya, "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari surga, "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata, "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Tetapi Yesus menyahut, "Suara itu telah terdengar bukan karena Aku, melainkan karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila sudah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
MENYANGKAL DIRI

Ada sebuah illustrasi menarik. Setelah tiga biji jagung ditanam dalam beberapa lubang kecil oleh seorang petani, ketiga biji jagung itu terlibat percakapan yang seru. Berkatalah biji jagung yang pertama dengan gagah berani, “Aku akan berjuang untuk tumbuh secepatnya, menyatakan bahwa aku dibutuhkan dan pasti berguna untuk tuanku yang telah menempatkan aku di sini.” Biji itu pun secepatnya bertumbuh mengeluarkan akar dan daunnya mulai menembusi permukaan tanah. Namun sial, beberapa hari kemudian seekor ayam milik petani memakan jagung pertama itu hingga habis.

Biji jagung kedua juga tidak mau kalah. Ia berkata, “Aku juga akan segera tumbuh biar tuanku secepatnya menikmati bagaimana enaknya memakan jagung itu.” Sementara biji jagung ketiga berpendirian lain. Ia berkata, “Aku akan berjuang untuk tetap tinggal di sini dan bertahan. Aku tidak mau bertumbuh dan harus menghadapi nasib sial dimakan ayam atau dipanen manusia.”

Biji jagung kedua terus bertumbuh dan menghasilkan jagung yang menyenangkan tuannya. Pada suatu kesempatan ayam kembali mengais-ngais di bawah pohon jagung yang telah berisi. Di sana ayam itu mendapatkan sebiji jagung ketiga yang masih utuh. Dalam tempo sekejap saja biji jagung yang masih utuh itu langsung ditelan ayam itu.

Pesannya jelas, semua akan mati dengan pelbagai cara tetapi ada kematian yang sia-sia, ada pula kematian yang produktif. Pilihlah kematian yang produktif itu, seperti kisah jagung kedua tadi. Itulah sebenarnya cahaya dan realitas hidup Yesus Kristus.

Allah sebenarnya menghendaki agar hidup setiap manusia itu bermanfaat dan produktif, terutama bagi yang lain. Hidup yang demikian tidak mungkin terwujud tanpa orang berani menjalani proses dan ambil risiko terburuk sekalipun. Karena di hidup ini sebenarnya entah besar atau pun kecil selalu melekat dengan ongkos atau risiko yang harus dibayar. Orang bilang, tidak ada cinta sejati tanpa ada pengorbanan. Tidak ada kesuksesan tanpa ada penderitaan. Bagi Yesus tiada kebangkitan tanpa kematian di salib. Maka, saya setuju dengan kata-kata St. Rosa dari Lima, “Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga selain salib.”

Yesus tahu bahwa itulah kenyataan, kebenaran dan kehendak Allah sendiri. Piala yang seperti itu tidak akan berlalu tetapi harus diminum oleh Yesus. Di situlah terkadang terjadi ketegangan. Mengapa? Karena dalam praktik hidup sering muncul adanya suatu pertentangan antara keakuan diri dan kehendak Allah. Aku inginnya praktis cepat bila perlu tanpa usaha, tak mau repot dan tanpa risiko. Aku ingin menang dan sukses dengan mudah, seperti pernah saya lihat tulisan pada senuah kaos: masa anak-anak bermanja ria – remaja berpesta pora – tua kaya raya – bila mati masuk surga.

Begitulah kiranya ninabobo egoisme itu. Keinginan diri cari enaknya sendiri, biarlah itu berlalu, ah terlalu berat, bila bisa itu semua ditinggalkan saja. Cara atau jalan lari dari risiko pengorbanan diri seperti itu sebenarnya adalah kegagalan itu sendiri. Tetapi, ketika orang berani mengambil risiko dengan pengorbanan diri sekalipun akan terjadi keberhasilan yang mendatangkan manfaat. Itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa.

Yesus telah menyangkal diri secara kontinyu. Karena dalam pengalaman hidup memang seperti itu. Penyangkalan diri tidak pernah berlaku tunggal dan sepenggal, tetapi manunggal dalam keseluruhan proses. Yesus telah berhasil mengalahkan diri-Nya, maka yang lain pun dapat dikalahkan.

Akhirnya, selamat menyangkal dan memikul salib! Seperti Yesus sendiri katakan dan jalani, “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” [Yudhi/RUAH]

Antifon Komuni (Yoh 12:24)

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja. Tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

atau
    
Qui mihi ministrat, me sequatur: et ubi ego sum, illic et minister meus erit. (Yoh 12:26)

Maka, timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia

Sabtu, 21 April 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah


 
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53.

"Maka, timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia"

Ketika masih hidup di Palestina, Yesus sudah menjadi bahan pertentangan. Pada masa-masa awal kekristenan, sekitar abad I dan II, banyak orang Kristen juga dianaiaya dan dibunuh hanya karena beragama Kristen, alias menjadi pengikut Kristus. Sampai sekarang, pertantangan mengenai pribadi Yesus masih terjadi. Tidak sedikit orang yang tidak mau percaya kepada-Nya, bahkan merendahkan, meremehkan dan melecehkan-Nya. Di tempat-tempat tertentu, sebagian dari para pengikut-Nya pun tidak luput dari serangan dan cacian mereka, tidak hanya serangan pada tataran diskusi atau pemikiran tetapi juga fisik yang seringkali berakhir dengan penganiayaan dan pembunuhan. Meskipun begitu, iman kita kepada-Nya tidak pernah goyah, justru semakin kuat. Kita tetap percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang datang untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dosa dan kematian kekal. Kita yakin sepenuhnya bahwa iman kita ini benar sehingga kita pegang dan kita hayati sampai kapan pun.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu mengimani-Mu secara mendalam dan tangguh kendati mungkin ada banyak tentangan yang harus kami hadapi. Amin. -agawpr-

Sabtu, 21 April 2015 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Sabtu, 21 April 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

“Hidup ini hanya berlangsung beberapa jam saja, namun luar biasa besar imbalannya nanti” (St. Theresia dari Avila)


Antifon Pembuka (Mzm 17:5-7)

Rintihan maut membisingkan telingaku, jeritan neraka menegakkan bulu romaku. Terhimpit aku berteriak kepada Tuhan, dan dari bait-Nya yang suci Ia mendengarkan seruanku.

The waves of death rose about me; the pains of the netherworld surrounded me. In my anguish I called to the Lord, and from his holy temple he heard my voice.


Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamurah hati, bimbinglah kiranya hati kami, sebab kami sadar bahwa tanpa Engkau kami tak dapat hidup baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Di tengah ancaman mengenai kehidupannya Yeremia selalu mendapatkan kekuatan dari Tuhan sendiri. Bahkan Tuhan memperlihatkan kepadanya ancaman tersebut. Yeremia sendiri menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan itu hakim yang adil.


Bacaan dari Kitab Yeremia (11:18-20)
    
"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."
    
Nabi berkata, “Tuhan memberitahukan ancaman-ancaman yang dirancang orang terhadapku; maka aku mengetahuinya. Pada waktu itu Engkau, ya Tuhan, memperlihatkan ancaman mereka kepadaku. Dulunya aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih; aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku dengan berkata, “Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!” Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
Ayat. (Mzm 7:2-3.9b-10.11-12)
1. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
2. Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
3. Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik, akan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Yesus menjadi figur yang dipertanyakan. Orang masih mempermasalahkan asal usul-Nya. Ada orang yang mau menangkap dan membawa-Nya kepada para pemimpin agama Yahudi. Tetapi di sisi lain, ada orang yang mengagumi-Nya. Karena Ia mengajar dengan penuh wibawa dan kuasa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:40-53)
   
"Apakah Engkau juga orang Galilea?"
     
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata, “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata, “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya. Maka ketika penjaga-penjaga yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi pergi kepada imam-imam kepala, orang-orang Farisi berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?” Jawab penjaga-penjaga itu, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Jawab orang Farisi itu kepada mereka, “Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat! Terkutuklah mereka!” Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka, “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Khalayak ramai simpang siur dalam mengenal siapa Yesus. Banyak persepsi. Persepsi bisa beda. Bisa benar dan bisa salah. Yang paling mendekati kebenaran utuh adalah orang yang mengetahui, mengalami dan mempunyai pengetahuan yang dalam, luas dan tinggi. Bukan hanya soal pikiran, tetapi juga hati, mistik atau rohani, suatu anugerah dari Allah. Nikodemus menjadi saksi. Maka ia berusaha membela Yesus dan berusaha melepaskan diri dari jeratan kejahatan dari rekan-rekannya.
 
Antifon Komuni (Bdk. 1 Ptr 1:18-19)
 
Dengan Darah Kristus yang sama seperti Darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat kita telah ditebus.
   
By the precious Blood of Christ, the Blood of a spotless and unblemished Lamb, we have been redeemed.
    
Doa Malam

Tuhan Yesus, untuk mewartakan kebaikan dan kasih-Mu tidaklah mudah, banyak tantangan dan hambatan. Kuatkanlah hati kami agar tidak takut menghadapi semuanya itu dan membiarkan Roh Kudus-Mu bekerja dalam diri kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

RUAH

Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Jumat, 20 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, (Hari Pantang)


  
Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30.

Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Konspirasi untuk membunuh Yesus semakin kuat dan terjadi di beberapa tempat. Di Yudea, orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Demikian pula di Yerusalem, orang-orang di sana pun berusaha menangkap-Nya. Namun, saat kematian-Nya belum tiba sehingga usaha-usaha mereka selalu berakhir dengan kegagalan. Nanti akan tiba saatnya, Yesus sendiri tanpa perlawanan, menyerahkan diri-Nya untuk ditangkap, didera, dimakotai duri dan disalibkan. Semua itu dilakukan-Nya untuk melaksanakan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Demi ketaatan-Nya kepada Bapa dan demi keselamatan kita, Ia tidak menolak untuk menderita. Semoga, kita pun demikian: demi ketaatan kita kepada kehendak Tuhan dan demi kebahagiaan/kesejahteraan sesama, kita juga tidak takut menderita, berkorban dan bermati-raga dengan rela.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami tidak takut untuk memberita, berkorban dan bermati-raga demi ketaatan pada kehendak-Mu dan demi kebahagiaan sesama. Amin. -agawpr-

Jumat, 20 Maret 2015 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Jumat, 20 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (Hari Pantang)
 
Kehendak Allah harus dilaksanakan, entah kita suka atau tidak (Sta. Theresia dari Avila)

 
Antifon Pembuka (Mzm 54(53):3-4)

Selamatkanlah aku, ya Allah, demi nama-Mu, dan bebaskanlah aku dengan kuasa-Mu. Dengarkanlah doaku, ya Allah, dekatkanlah telinga-Mu kepada kata-kata mulutku.

O God, save me by your name; by your power, defend my cause. O God, hear my prayer; give ear to the words of my mouth.


Doa Pagi

Allah Bapa pencipta dan penyelamat, Engkau telah menyediakan bantuan bagi kami yang lemah ini. Semoga bantuan-Mu itu kami terima dengan gembira dan kami manfaatkan dengan hidup yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:1a.12-22)
  
  
"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."
    
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, karena angan-angannya tidaktepat "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan. Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya. Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah. Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan." Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.
Ayat. (Mzm 34:17-18.19-20.21.23)
1. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
2. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
3. Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (bdk. Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:1-2.10.25-30)
  
"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba."
  
Yesus berjalan keliling Galilea, Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Di sekitar kita, selalu saja ada orang jahat yang siap menerkam dan memangsa kita. Sering kali kejahatan bukanlah sesuatu yang mengerikan, melainkan godaan-godaan menurut akal kita. Kita hidup untuk mengikuti kehendak Allah, tetapi juga digoda oleh keinginan dan kesenangan diri sendiri. Apakah kita akan kuat? Jika kita kuat, maka kita akan menjadi orang yang diselamatkan, karena Tuhan akan memimbing kita untuk selalu melakukan hal yang benar. Jangan ikut-ikutan melakukan kejahatan, meskipun tampaknya itu biasa atau ”wajar”. Biasanya yang baik itu lebih berat daripada yang jahat.

Mempercayai Tuhan Yesus sebagai kebenaran juga sesuatu yang menantang. Di antara banyak peraturan dan hukum, kita ditantang untuk terus mengikuti ajaran Tuhan Yesus, meskipun berat, dan bahkan kadang-kadang seperti tidak mungkin kita lakukan. Akan tetapi, jika kita percaya bahwa Yesus dan Bapa-Nya adalah satu, maka segala ajaran Yesus, meskipun sulit akan kita perjuangkan. Bayangkan jika kita benar benar menjalankan apa yang diperintahkan Kitab Suci agar jangan membunuh. Bukankah kita harus dengan disiplin melawan sungguh sungguh praktik aborsi?

Ya Yesus yang baik, aku ingin terus mempercayai dan mengikuti ajaran-ajaran-Mu. Buatlah aku mengerti dan berani melakukannya dengan baik, supaya Engkau membenarkan hidupku dan berkenan membimbingku menjadi berkat bagi saudara-saudara di dekatku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Ef 1:7)
    
Di dalam Dia dan oleh Darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

In Christ, we have redemption by his Blood, and forgiveness of our sins, in accord with the riches of his grace.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, semoga mata hati kami dapat memandang Putra-Mu dan semoga kami memahami kebenaran sebagai tanda bahwa Engkau berada di tengah-tengah kami, dan bahwa Dialah perwujudan cinta kasih Bapa kepada kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Kamis, 19 Maret 2015
Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
 

2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a

Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
 
Hari ini kita merayakan pesta St. Yusuf, suami Bunda Maria. Kepada kita ditawarkan 2 bacaan Injil yang sama-sama menampilkan keutamaan St. Yusuf. Injil Matius menampilkan Yusuf sebagai orang yang tulus hati, penuh pertimbangan dan taat sepenuhnya pada kehendak Tuhan. Sementara itu, Injil Lukas menampilkannya sebagai seorang bapak keluarga yang beriman dan sangat sabar. Keduanya, baik Matius maupun Lukas menampilkan bahwa Yusuf adalah seorang pendiam. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, baik ketika menerima perintah Tuhan melalui malaikat untuk mengambil Maria sebagai istrinya, maupun ketika mencari Yesus di Bait Allah dan mendengar jawaban dari-Nya. Berbeda dengan Maria, yang kendati seorang yang kontemplatif, tetapi juga berkata dan bertanya, baik saat menerima warta gembira dari malaikat Gabriel maupun saat mencari Yesus. Inilah keutamaan Yusuf: dia lebih banyak diam tetapi melaksanakan apa yang harus dilakukan, yakni apa yang diperintahkan Tuhan kepada-Nya. Semoga, kita pun mampu meneladannya. Pada saat yang tepat, lebih baik sedikit bicara atau bahkan diam tetapi mengerjakan apa yang harus kita lakukan daripada banyak omong atau banyak protes tetapi sedikit atau malah sama sekali tidak bekerja.

Doa: Santo Yusuf, engkau menjalani hidupmu hanya untuk memenuhi kehendak Allah dengan melindungi keluarga kudus Nazaret. Kami mohon, lindungilah kami semua. Amin. -agawpr-

Kamis, 19 Maret 2015 Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria

Kamis, 19 Maret 2015
Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
 
“Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekedar sebagai pendamping hidupnya, saksi keperawanannya dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat Maria yang agung luhur.” ----- Paus Leo XIII
 
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 12:42)

Dialah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala keluarga-Nya.

Behold, a faithful and prudent steward, whom the Lord set over his household

atau (Mzm 92(91):13.14)

Justus ut palma florébit: sicut cedrus Líbani multiplicábitur: plantátus in domo Dómini: in átriis domus Dei nostri.
Ayat. Bonum est confitéri Dómino: et psállere nómini tuo, Altíssime. ℣. Glória Patri, et Fílio, et Spirítui Sancto. Sicut erat in princípio, et nunc, et semper, et in sǽcula sæculórum. Amen. — Justus ut palma florébit …

Pengantar

Peranan Santo Yusuf dalam karya penyelamatan Allah memang tidak menonjol dibandingkan dengan Maria. Dalam Kitab Suci dan juga secara tradisi Yusuf tidak banyak disebut atau diceriterakan. Ucapannya tak sepatah kata pun tercatat dalam Kitab Suci. Namun Santo Yusuf sangat berjasa sebagai pelaksana yang lurus, tekun dan setia, tanpa banyak bicara. Ia penuh tanggung jawab terhadap isterinya Maria, dan juga keluarganya. Hari ini Gereja memberikan penghormatan yang kuat atas peran Santo Yusuf, lebih-lebih karena telah dengan setia mendampingi ibu Maria dalam mengasuh Yesus Putra-nya.
  
Pada Misa ini ada Gloria dan Credo
   
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
     
"Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya."
  
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
   
"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."
  
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
  
"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."
  
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51a)
  
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
  
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
 
SANTO YUSUF: PENCINTA TUHAN DAN SESAMA
 
Dalam kehidupan Gereja, teladan hidup sederhana, miskin dan taat kepada tugas pelayanan St. Yusuf justru diteladani beberapa orang kudus besar Gereja. Antara lain, St. Bernardinus dari Siena (wafat th. 1444). Ia berkhotbah demikian, “Ia dipilih oleh Bapa yang kekal sebagai pelindung yang dapat diandalkan dan penjaga harta pusaka-Nya yang termulia, yaitu, Putera Illahinya dan Maria. Ia melaksanakan panggilannya ini dengan ketaatan penuh hingga akhirnya Tuhan memanggilnya dengan berkata, ‘Mari, hambaku yang baik dan setia, masuklah ke dalam sukacita Tuanmu’.”

Selain itu, St. Teresa dari Avila (wafat th. 1582) dalam riwayat hidupnya, ia menulis, “Aku menjadikan St. Yusuf pembela dan pelindungku, aku mempercayakan diriku sepenuh hati kepadanya. Ia datang menolongku dengan cara yang paling nyata. Bapa tercinta dari jiwaku ini, pelindungku terkasih ini, bergegas menarikku keluar dari situasi yang dapat melemahkan tubuhku, seperti ia merenggutku dari marabahaya yang lebih besar dari alam lain yang membahayakan kehormatan dan keselamatanku! Untuk menyempurnakan sukacitaku, ia senantiasa menjawab doa-doaku lebih dari yang aku mohon. Aku tidak ingat, bahkan sekarang, bahwa aku pernah memohon sesuatu kepadanya, yang selalu dikabulkannya. Aku terpesona atas kemurahan luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepadaku melalui santo yang kudus ini, dan atas segala marabahaya di mana ia telah membebaskan aku, baik tubuh maupun jiwa.”

Nah sekarang apa yang dapat kita simak dari penghayatan hidup St. Yusuf yang kita rayakan hari ini? Pertama, kita perlu mendengar, melihat dan menghayati “ajaran” St. Yusuf melalui hidupnya sendiri. St. Yusuf itu seorang pencinta Tuhan. Melalui Injil, kita tahu bahwa St. Yusuf adalah seorang yang sungguh mencintai Tuhan. Cintanya begitu tulus, tidak terbagi. Karena cintanya kepada Tuhan, maka ia selalu berjalan bersama Tuhan setiap waktu dalam diam. Ia selalu mendengarkan apa yang dikehendaki Tuhan. Inilah teladan St. Yusuf yang perlu kita ikuti sebagai orang yang terpanggil. Hendaknya kita menjadi pencinta-pencinta Tuhan yang telah memanggil kita. Hendaknya cinta kita tulus murni hanya untuk Tuhan.

Kedua, cintanya yang begitu besar pada Tuhan mengantar dia untuk selalu taat hanya pada kehendak Tuhan. Taat total, walaupun banyak tantangan datang silih berganti menerpa hidup imannya. Ia taat pada adat istiadat agama Yahudi, taat “mengambil” Maria sebagai istrinya, taat mendampingi Maria entah di saat senang maupun di saat yang paling sulit, taat mendampingi Yesus – Puteranya dan mengajari Yesus dengan berbagai kebajikan hidup. Taat pada kehendak Tuhan sungguh mengalahkan segala keinginan sendiri.

Melalui hidup, ia mengajari yesus bagaimana seharusnya berdoa, bagaimana seharusnya bekerja, bagaimana seharusnya hidup yang benar dan berkenan pada Allah. Karena itu, seperti St. Yusuf, kita dipanggil untuk hidup taat. Taat pada cinta Tuhan yang telah memanggil kita. Taat pada tugas yang dipercayakan kepada kita. Taat pada relasi kita dengan Tuhan.

Ketiga, melalui hidupnya dalam keluarga dan masyarakat di Nazaret, kita dapat mengatakan bahwa St. Yusuf selalu berusaha untuk mengantar “orang lain” kepada Tuhan. Dia berhasil mendidik Yesus untuk mentaati hukum Taurat. Dia pun berhasil mengantar Yesus untuk memperhatikan dan mencintai orang kecil sederhana, orang-orang yang sakit, orang-orang yang tak berdaya dan dianggap “sampah” oleh masyarakat. Kita dipanggil untuk mencintai Tuhan dan mengantar orang lain kepada Tuhan seperti St. Yusuf. Inilah tugas utama kita. Kita juga dipanggil untuk mencintai orang kecil, orang miskin, orang yang sakit, orang yang menderita dan orang-orang yang dianggap “sampah” masyarakat. Inilah teladan hidup St. Yusuf bagi kita zaman ini. Ia adalah pencinta Tuhan dan sesama.

Seperti halnya St. Yusuf, kita pun dipanggil untuk menjadi pencinta-pencinta Tuhan dan sesama. [Djono Moi/RUAH]

Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:21)

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Well done, good and faithful servant. Come, share your master’s joy.

atau (Mat 1:20)

Joseph, fili David, noli timére accípere Maríam cónjugem tuam: quod enim in ea natum est, de Spíritu Sancto est.

Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.

Rabu, 18 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah


Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30.

"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."

Gereja mengimani dan mengajarkan bahwa karya penciptaan Allah berlangsung terus-menerus (creatio continua). Ia telah berjanji, "Aku tidak akan melupakan engkau." (Yes 49,15). Maka, setelah menciptakan, Allah tidak lalu berhenti atau berisitahat abadi, namun terus-menerus dan untuk selama-lamanya, Ia berkarya. Ia berkarya secara langsung dengan cara-cara yang tidak dapat kita mengerti. Dalam karya penciptaan kembali sebagai manusia baru, yakni karya penebusan atau penyelamatan-Nya, Ia berkarya melalui dan dalam diri Yesus Kristus. Kita masing-masing pun juga dipakai oleh-Nya untuk menjadi "tangan-tangan"-Nya yang terus berkarya. Kita diajak semakin menyadari bahwa kita ini adalah partner atau rekan kerja Allah untuk berkarya dan melestarikan karya ciptaan-Nya. Dengan kesadaran ini, tentu kita tidak akan dengan mudah merusak dan menghacurkan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, tetapi sebaliknya, kita ikut serta memelihara, melestarikan dan mengembangkannya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menjadi rekan kerja-Mu yang baik dalam memelihara, melestarikan dan mengembangkan ciptaan-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 18 Maret 2015 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 18 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi. (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 69(68):14)

Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
 
I pray to you, O Lord, for a time of your favor. In your great mercy, answer me, O God, with your salvation that never fails.
 
Doa Pagi

Allah Bapa Maharahim, Engkau mengganjar jasa orang saleh dan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Kasihanilah kami yang berseru kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
   
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
    
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
   
"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
    
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kata-kata ini tentu bukan kata-kata kosong belaka. Sejarah hidup kita cukup menjadi bukti bahwa Tuhan itu memang pengasih dan penyayang. Semua peristiwa dalam hidup kita pasti memunculkan Tuhan sebagai sutradara sekaligus pemeran utamanya dan kita sebenarnya hanyalah pemeran pembantu. Bahkan, ketika si pemeran pembantu ini melakukan kesalahan yang paling berat sekalipun, Allah tetap mengasihi dan menyayangi. Puncaknya adalah dengan memberikan Putra-Nya terkasih sebagai penyelamat bagi kita. Hari ini kita dengarkan warta Sabda Tuhan yang menggambarkan dengan jelas bagaimana Tuhan itu sungguh pengasih dan penyayang. Yesaya bahkan menggambarkan kasih sayang Tuhan itu sungguh hebat sampai-sampai hal yang mustahil dalam kacamata manusia pun dibuat oleh Tuhan sendiri.

Kadangkala dalam hidup kita ini merasa berada pada situasi dan saat yang sangat berat, saat sisi manusiawi kita sangat dominan dan memunculkan kegelisahan, kegalauan, ketakutan, dan kemarahan yang luar biasa. Bagi umat beriman yang sungguh-sungguh menghidupi dan dihidupi oleh iman itu, tidak ada alasan untuk putus asa. Kasih sayang Tuhan yang membuat kita selalu memiliki masa depan. Ketika kita berada dalam kedosaan yang sangat memalukan sekalipun, Tuhan tetaplah pengasih dan penyayang yang senantiasa menerima kita dan bersedia menghapuskan dosa-dosa kita. Maukah kita datang kepada Tuhan yang pengasih dan penyayang itu serta berdamai dengan-Nya? (Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Yoh 3:17)

Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

God did not send his Son into the world to judge the world, but that the world might be saved through him.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Sabda Putra-Mu terkasih, Sabda kebenaran, pengampunan dan kedamaian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy