| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa

Jumat, 20 Februari 2015
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)

 
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15.

"Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa"
 
Segala sesuatu ada waktunya. Maka, orang Jawa mempunyai nasihat bijak: "empan papan, angon wayah". Artinya, kita harus bisa bersikap dan membawakan diri dengan bijaksana sesuai dengan tempat dan waktu. Saat ini adalah masa prapaskah: waktu untuk berpantang dan puasa. Yach, meskipun kewajiban berpuasa hanya pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, dan pantang hanya setiap hari Jumat selama masa prapaskah, namun hendaknya susana puasa dan pantang mewarnai setiap hari-hari kita. Bukankah puasa dan pantang itu bukan sekedar urusan makanan dan minuman saja tetapi lebih-lebih berpuasa dan berpantang dari setiap pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan yang tidak baik? Misalnya: puasa dan pantang misuh, terlambat, ngrasani atau nge-gosip, memecah-belah atau mengadu-domba, dll. Marilah kita gunakan waktu dan kesempatan penuh rahmat ini dengan sebaik-baiknya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menggunakan masa prapaskah ini dengan sebaik-baiknya, sehinga melalui pantang dan puasa yang kami jalani, kami semakin mampu memurnikan dan menyucikan diri kami. Amin. -agawpr- 

Jumat, 20 Februari 2015 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 20 Februari 2015
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)

Puasa hendaknya dikaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuat kasih yang terpuji. (St. Leo Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 30 (29) :11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.
 
The Lord heard and had mercy on me; the Lord became my helper.

 
Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakudus, bantulah kami membarui diri dengan tobat. Semoga usaha mati raga yang kami mulai dapat kami selesaikan dengan hati tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
    
 
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Atau: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. 
 Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
    
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Dalam sebuah penelitian diungkap bahwa puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat. Uniknya menurut penelitian tersebut ternyata pikiran yang melambat ini membuatnya justru bekerja lebih tajam. Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa Universitas Chicago, USA, yang diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai remarkable(luar biasa).
 
Praktik puasa dikenal dalam semua agama. Puasa merupakan salah satu sarana yang biasa dipakai untuk tujuan spiritual, yaitu semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan membersihkan diri dari segala kelemahan dan dosa. Saat berpuasa kita mengambil jarak dari makanan, minuman dan hiburan-hiburan jasmani, sehingga perhatian kita lebih terarah pada hal yang sifatnya rohani, terutama dalam hubungan dengan Tuhan. Pikiran menjadi tenang dan batin mudah untuk menjadi hening.

Kegembiraan kita dalam berpuasa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah: ”Bukanlah usaha tidak makan dan minum tetapi bertobat, memperjuangkan keadilan dan kejujuran serta rela berbagi kepada semua orang yang menderita” (bdk. Yes. 58:6-7). Dengan kata lain, mampu menghadirkan Kristus yang memperjuangkan misi keselamatan-Nya dengan: bertobat, hidup semakin dekat dengan Tuhan dalam doa dan ekaristi, bersikap adil dan jujur, dan rela memberi derma (bdk. Mat. 9:14-15)
 
Tuhan, pimpinlah aku dengan Roh-Mu, supaya aku mampu menjalankan masa tobat agar semakin dekat dengan-MU dan rela berbagi kasih dengan sesama. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
 
Antifon Komuni (Mzm 25 (24):4)

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku.

O Lord, make me know your ways, teach me your paths.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakudus, ajarilah kami berpantang dan berpuasa seturut kehendak-Mu: berbuat amal, rukun serta bantu-membantu agar dapat terbebas dari kekuasaan jahat dan hidup dengan pantas sebagai putra dan putri Bapa yang satu dan sama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Kamis, 19 Februari 2015
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

 

Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25.

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Salah satu kecenderungan manusiawi kita adalah keinginan untuk selalu mencari enak dan kepenak, kemudian ngenak-enak. Setiap kali ada kesulitan sedikit, kalau bisa ya dihindari. Hal ini merupakan kelemahan yang membuat kita seringkali tidak mudah untuk menyangkal diri dan memikul salib dengan ikhlas, apalagi dengan sukacita. Ilustrasi ini mungkin berguna. Para petani yang mempunyai sapi atau kambing di kandang, setiap hari pasti selalu mencarikan rumput untuk mereka. Meskipun badan capek sekali, meskipun hujan deras, meskipun badan sedang tidak enak, mereka akan tetap mencari rumput dan tidak mau membiarkan kambing dan sapinya kelaparan. Paling tidak itu yang terjadi dalam keluarga saya. Saya kira ini merupakan salah satu bentuk penyangkalan diri. Namun, penyangkalan diri semacam ini seringkali tidak kita lakukan untuk Tuhan. Ketika badan capek atau kurang sehat sedikit saja, kita seringkali malas untuk berdoa dan ke Gereja. Kalau hujan, kita juga malas atau aras-arasen untuk pergi ke Gereja atau mengikuti kegiatan lingkungan. Padahal, kalau untuk kambing atau sapinya saja (bisa ditambah dengan pekerjaan dan hal-hal lain), kita rela menyangkal diri dan berjerih payah, seharusnya untuk Tuhan kan lebih atau malah berlipat. Sapi dan kambing itu kan hanya harta duniawi kita, yang memberikan pupuk melalui kotorannya atau makanan melalui dagingnya atau uang kalau kita jual. Lah, Tuhan itu harta dunia dan akhirat kita. Dia memberikan segala-galanya kepada kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menyangkal diri, memikul salib kami setiap hari dan mengikuti Engkau. Amin. -agawpr-

Kamis, 19 Februari 2015 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 19 Februari 2015
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

“Hendaklah kita rendah hati sedikit dengan meninggalkan sikap sombong, pembual dan pertengkaran busuk” (Paus Klemens II)

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.

     
Doa Pagi


Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah menantang umat-Nya untuk menjatuhkan pilihan. Kehidupan atau kematian. Keberuntungan atau kecelakaan. Berkat atau kutuk. Tuhan menghendaki dan manusia normal mengharapkan kehidupan, keberuntungan dan berkat, dan bukan sebaliknya. Jalan untuk mencapainya adalah pertobatan, berbalik kepada Tuhan.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
  
 
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
    
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Yesus memberikan syarat untuk menjadi murid-Nya. Sekurang-kurangnya, ada tiga syarat, yaitu menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Kalau tiga syarat ini ditaati, kehidupan dan keselamatan akan dialami. Yesus sungguh mencintai kita umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Nabi Musa mendapat wejangan hidup dari Allah untuk dihayati, “Kepadamu kuhadapan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati.” Pilihan ini membawa konsekuensi. Untuk menjadi pohon itu, Yesus harus banyak menderita, dibunuh namun pada hari ketiga bangkit. Kita ingat akan “pohon kehidupan” dalam Perjanjian Lama, lalu menjadi gambaran dari Tuhan Yesus sendiri. Setiap orang yang mau mengikuti Yesus berarti juga perlu memilih “kehidupan”.

Antifon Komuni (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.

Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.

Doa Malam

Allah Bapa, pangkal dan tujuan kegiatan kami, bimbinglah kami selalu agar hidup kami selaras dengan Sabda-Mu. Berkatilah kami dalam usaha mencari damai-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Hari Rabu Abu

Rabu, 18 Februari 2015
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

 

Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18.
Hari ini kita memasuki Masa Prapaskah dengan Perayaan Rabu Abu. Sejak semula, yakni sejak zaman Bapa-Bapa Gereja, masa prakaskah dimaksudkan untuk meningkatkan olah rohani. Dalam bacaan Injil, kita menemukan 3 bentuk olah rohani yang hendaknya secara khusus kita tingkatkan dan kita hayati dengan sungguh-sungguh selama masa prapaskah ini, yakni ay. 2-4: memberi sedekah (amal, derma, APP); ay. 5-6: berdoa (Ekaristi, jalan salib, renungan/pendalaman APP); ay, 16-18: berpuasa (termasuk pantang). Secara khusus, ketiga hal tersebut kita hayati sebagai bentuk pertobatan yang nyata sebagaimana diserukan dalam bacaan I dan II. Sebab, bertobat bukan sekedar menyesal dan tidak mengulangi lagi dosa-dosa yang telah kita lakukan tetapi "berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati" (Yl 2, 12-13) dan dengan demikian kita diperdamaikan dengan Allah (2Kor 5, 20).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar melalui amal, doa dan puasa, kami mampu menghayati pertobatan yang sejati. Amin. -agawpr-

Rabu, 18 Februari 2015 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

Rabu, 18 Februari 2015
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
   
“Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pagi

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
  
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
      
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
      
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  
Abu, ya abu dan juga warna abu-abu adalah warna yang sungguh suram serta mengesankan suasana muram. Warna tersebut tidak menarik untuk dilihat. Namun, ternyata Gereja justru mengadopsi warna ini untuk dipakai dalam salah satu liturginya yang sungguh penting bagi kelangsungan hidup beriman. Ya, warna ini diadopsi untuk merayakan Rabu Abu, pembuka masa Prapaskah. Lantas ada apakah dengan Rabu Abu sehingga abu saja dimasukkan dalam liturgi Gereja yang agung dan mulia tersebut?

Abu mengingatkan kita sekalian akan warna tanah. Dan kodratnya tanah selalu di bawah dan bahkan menjadi bahan pijakan. Artinya, tanah selalu diinjak-injak karena posisinya ada di bawah. Gereja menempatkan dirinya sebagai tanah pijakan bagi umat yang menjadi anggotanya. Selain itu, Gereja juga mengajak segenap umat beriman untuk mau menjadi seperti tanah yang mau diolah, karena hanya dengan demikian, maka tanah itu menjadi subur dan mampu menumbuhkan tanaman serta menghasilkan banyak buah yang berkelimpahan.

Rabu Abu sekali lagi mengingatkan kita bahwa Tuhan memanggil kita untuk mau bersikap seperti tanah, yaitu mau rendah hati, mau diolah, mau menjadi tumpuan, dan mau untuk berbagi. Salah satu hal yang selalu ditekankan dalam liturgi Rabu Abu adalah doa, puasa serta derma. Ternyata, ketiga hal ini berkaitan satu sama lain. Seseorang yang dipenuhi dengan laku doa, maka dia pun dipenuhi dengan sikap mau bermatiraga atau berpuasa, dan bagi mereka yang berpuasa serta bermatiraga mereka pun akan dipenuhi dengan sikap mau berbagi. Namun, ketiga hal ini hanya mungkin dilakukan jika orang tersebut memiliki sikap rendah hati.

Bagi kita orang Katolik, sikap ini dapat kita timba dari praktik perayaan Rabu Abu. Perayaan liturgi ini sungguh mengingatkan kita betapa pentingnya sikap rendah hati dalam praktik hidup religius. Kerendahan hati adalah dasar yang kokoh dan tanah yang subur bagi kehidupan beriman. Tanpa kerendahan hati praktik hidup religius dan iman tidak akan mengarahkan kita kepada hidup yang benar. Sebaliknya, tanpa sikap rendah hati baik iman maupun hidup religius hanya akan menjadi sarana penyubur kesombongan.

Gereja menyadari bahwa sikap rendah hati adalah satu-satunya cara yang dapat membawa umat manusia untuk menjadi sempurna. Dan salah satu cara untuk menjadi sempurna adalah dengan melakukan undangan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan memanggil kita sekalian untuk menjadi pendoa bagi segenap umat manusia dengan segala kecemasan, harapan, maupun segenap persoalannya. Kita diundang oleh Tuhan untuk menjadi teman bagi mereka yang sungguh menderita dan kesepian dalam doa-doa kita.

Selain itu, kita juga diundang oleh Tuhan untuk mau melakukan silih dengan cara berpantang dan berpuasa pertama-tama bagi dosa-dosa dan kesalahan kita, dan bila mungkin bagi dosa-dosa serta kesalahan sesama. Laku silih ini menjadi sarana bagi kita untuk selalu ingat bahwa kita adalah makhluk yang lemah yang selalu melakukan dosa namun di lain pihak mengingatkan kita bahwa rahmat pengampunan juga selalu dilimpahkan pada kita bila mau bertobat.

Semoga hari Rabu Abu ini menjadikan kita ingat bahwa kita adalah abu, bahwa kita adalah tanah yang mau diolah, mau dibentuk dan mau menjadi pijakan bagi sesama kita. (RUAH)

Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
     
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)

"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Selasa, 17 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI


Kej. 6:5-8,7:1-5,10; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Mrk. 8:14-21.

"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Kita bersyukur karena masing-masing dianugerahi mata dan telinga yang baik sehingga dengan mata kita bisa melihat dan dengan telinga bisa mendengar. Namun, kadang atau bahkan sering, karena kelemahan dan kerapuhan kita, kita tidak mampu menggunakan mata dan telinga kita dengan baik. Di satu sisi, kadang kita tidak mau melihat dan mendengar hal-hal yang seharusnya kita lihat dan kita dengarkan. Atau kalau kita melihat dan mendengar, kita pura-pura tidak melihat dan mendengarnya. Di sisi lain, kita justru mencari-cari dan menikmati hal-hal yang sebaiknya tidak kita lihat dan kita dengar. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat Tuhan agar kita diberi kemampuan untuk melihat dan mendengar dengan baik, lebih-lebih untuk melihat karya dan kasih Tuhan serta mendengarkan sabda dan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu melihat dan mendengar dengan baik, terutama melihat karya dan kasih-Mu serta mendengarkan sabda dan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 17 Februari 2015 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 17 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI

“Dengan pengantaraan Yesus kita pun menjadi mampu untuk mengenal Bapa-Nya” (St. Atanasius)


Antifon Pembuka (Mzm 29:1a.2)

Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada-Nya dengan hormat dan khidmat.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber cahaya kehidupan, sembuhkanlah kebutaan mata dan dosa-dosa kami agar kami dapat memandang Putra-Mu, cahaya kami, yang didambakan oleh setiap orang dalam perjalanan menuju kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kejahatan semakin merajalela. Tuhan lalu menyesal bahwa ia telah menciptakan manusia. Ia lalu merencanakan untuk membinasakan manusia. Itulah musibah air bah. Hanya Nuh dan keluarganya, berkat iman dan ketaatannya, mereka diluputkan dari air bah. Mereka hidup dan selamat.


Bacaan dari Kitab Kejadian (6:5-8; 7:1-5.10)
     
 
"Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi."
       
Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar, dan kecenderungan hati mereka selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Bersabdalah Tuhan, “Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi, baik manusia maupun hewan, dan binatang-binatang melata maupun burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Nuh, “Masuklah ke dalam bahtera, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram, haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betina. Juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpeliharalah keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.” Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, la = fis, 2/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10; R:11b)
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur, di dalam bait-Nya setiap orang berseru, "Hormat!" Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Yesus mengingatkan para murid-Nya agar hati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Itulah ragi kemunafikan dan kejahatan. Mereka salah paham dengan kata-kata-Nya. Yesus lalu mengecam ketidakmengertian mereka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
   
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
     
Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Dua belas bakul.” Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
  
Murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Pada kesempatan itu Yesus menasihati para murid supaya berjaga-jaga dan hati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Bisa diartikan bahaya pengaruh kemunafikan, hidup harafiah dan formalitas saja dalam menghayati agama, serta hedonisme. Para murid merasa disindir persoalan roti. Yesus mengingatkan mereka mukjizat tentang roti. Kalau mereka belum mengerti tentang mukjizat itu, mereka tentu belum mengerti bahwa di perahu itu tidak hanya ada satu roti, tetapi masih ada satu ‘Roti’ lagi.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur atas santapan anugerah-Mu berkat Yesus Putra-Mu dan Tuhan kami. Semoga kelaparan akan Dikau selalu Kaupuaskan dengan rezeki suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


RUAH

Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI 



Kej. 4:1-15,25; Mzm. 50:1,8,16bc-17,20-21; Mrk. 8:11-13.
   
Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
  
 Meminta tanda dari Tuhan merupakan salah satu hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Sebab, melalui alam raya, orang-orang di sekitar kita dan setiap peristiwa dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan telah begitu banyak memberikan tanda kepada kita sebagai wujud kebesaran, kemahakuasaan dan cinta kasih-Nya. Namun, justru kita yang seringkali kurang atau tidak peka untuk menangkap dan menyadari serta mensyukuri tanda-tanda yang diberikan-Nya itu. Maka, yang terpenting bagi kita adalah mohon rahmat sekaligus berusaha terus-menerus untuk mengasah kepekaan kita dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih Tuhan yang nyata dalam hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan yang dilakukan Abel, bukan seperti Kain (bacaan I).
  
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin peka dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih yang Kaunyatakan melalu alam semesta, saudara-saudari di sekitar kami dan juga setiap peristiwa hidup kami. Amin. -agawpr-

Senin, 16 Februari 2015 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI
 
Janganlah menimbun terlalu banyak dari apa yang kamu miliki (St. Bernardus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 50:14a.15)

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami, ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)
   
 
"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."
   
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
  
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
   
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hidup kita selalu dipenuhi dengan tanda. Sebagai umat beriman Katolik, kita selalu memulai dan mengakhiri kegiatan dengan membuat tanda salib, “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin”. Ketika khotbah pastornya terlalu lama dan tidak mendarat: mata tertutup dan kepala turun-naik, tanda mengantuk atau tidak memahami, lalu sibuk berbicara (ngobrol) dengan teman yang duduk disebelahnya.

Ketika rambut mulai memutih, gigi satu per satu rontok, mata tampak rabun, kulit tubuh keriput, tangan gemetar, kaki berlangkah tertatih-tatih, suara terasa berat bicara, itulah tandanya orang sudah memasuki masa usil (usia lanjut). Ketika angin mulai bertiup dari barat ke timur, awan tebal menghitam di langit, burung kutilang menari-nari di angkasa, kata kakek saya, bahwa (awan tebal menghitam) itu tanda kalau akan turun hujan dan berakhirnya musim kemarau panjang.

Pertanyaan kita: Apakah tanda itu penting? Tentu saja jawabannya: Penting! Alasannya, karena tanda menunjukkan sesuatu, menerangkan sesuatu dan menghadirkan sesuatu yang ditandakan. Pertanyaan selanjutnya, kalau tanda itu penting, menunjukkan dan menerangkan sesuatu, mengapa dalam Injil hari ini Yesus mengeluh di dalam hati-Nya dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda?” “Aku berkata kepadamu,” kata Yesus kepada orang-orang Farisi yang meminta tanda kepada-Nya, “Sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda” (Mrk 8:12). Bagi Yesus, tanda tidak diperlukan lagi. Karena Yesus sendiri sudah hadir di hadapan mereka sebagai tanda yang diutus Bapa (bdk. Kol 1:15). Ia dapat mereka lihat, mereka sentuh, meraka ajak bicara, mereka terima dan mereka ikuti. Aneh sekali, mereka malahan meminta tanda, meminta sesuatu yang nilainya jauh di bawah apa yang di hadapan mereka.

Ketika suatu tanda kita terima dalam Sakramen Pembaptisan dan tanda itu menyatu dengan diri kita, pada saat itulah kita mengenakan Yesus (Gal 3:27). Ketika Yesus kita terima dan menjadi bagian dari diri kita, maka Dia sendirilah yang akan menuntun kita dari dalam untuk menyelamatkan kita. Ini adalah suatu bentuk dan tanda pertobatan kita. (Djono Moi/Cafe Rohani)

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Enkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan Sabda-Nya dan menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Penjelasan makna "AMIN" seturut KGK

1062 Perkataan Ibrani "Amin" berhubungan dengan akar kata yang sama seperti kata "percaya". Dan akar kata itu berarti keteguhan, keandalan, kesetiaan. Dengan demikian orang mengerti bahwa Amin BERARTI KESETIAAN ALLAH TERHADAP KITA DAN KEPERCAYAAN KITA KEPADA-NYA. 214

1063 Dalam Kitab nabi Yesaya terdapat ungkapan "Allah kebenaran" (secara harfiah "Allah Amin"), artinya Allah yang setia kepada janji-janji-Nya: "Orang yang hendak mendapat berkat di negeri akan memohon berkat demi Allah yang setia dan orang yang hendak bersumpah di negeri akan bersumpah demi Allah yang setia" (Yes 65:16). Tuhan kita sering memakai perkataan "Amin" Bdk. Mat 6:2.5.16., sering diulang Bdk. Yoh 5:19., untuk menekankan ajaran-Nya yang dapat diandalkan, dan wewenang yang berdasarkan kebenaran Allah. 215

1064 Dengan demikian "Amin" pada akhir syahadat menanggapi dan memperkuat lagi dua kata pertama - "Aku percaya" - : percaya berarti mengatakan Amin pada kata-kata, janji-janji, perintah-perintah Allah, secara penuh mengandalkan Dia, yang adalah Amin dari cinta yang tidak terbatas dan kesetiaan yang sempurna. Hidup keseharian Kristen lalu merupakan "Amin" atas "Aku percaya" dari pengakuan iman Pembaptisan kita.

1065 Yesus Kristus sendiri adalah "Amin" (Why 3:14). Ia adalah Amin dari cinta Bapa yang definitif terhadap kita; Ia mengambil alih dan menyelesaikan Amin kita kepada Bapa: "Sebab Kristus adalah 'Ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah" (2 Kor 1:20).

Sesuai penjelasan KGK, kata "AMIN" mempunyai makna yang dalam dan tidak boleh digunakan sembarangan.

Sementara di medsos-medsos seringkali ada posting berupa gambar ataupun tulisan yang disertai permintaan untuk memberikan komen dengan kata "AMIN" dan seringkali pula disambut oleh netizen dengan memberikan komen yang diminta tanpa mereka memahami betul arti gambar dan posting tersebut.

Oleh karena itu pula mengapa umat Katolik juga dilarang mengikuti peribadatan agama lain.

Dalam peribadatan, umumnya setelah pengucapan doa jemaat serentak mengucapkan "AMIN", sementara bisa terjadi isi doa tersebut bertentangan dengan iman Katolik.

Jika ikut mengucapkan "AMIN" berarti mengakui dan percaya akan isi doa yang bertentangan dengan iman Katolik dan otomatis juga berarti telah menyangkal iman.

Maka bersikaplah kritis dan tidak mudah begitu saja mengikuti permintaan-permintaan yang tidak jelas untuk mengucapkan kata "AMIN"

CATATAN : Tulisan ini tidak meminta komentar "AMIN"

Kobus 15 Februari 2015


Minggu, 15 Februari 2015 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 15 Februari 2015
Hari Minggu Biasa VI
 
Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
 

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, kami brsyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46)
 
 
"Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan."
 
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
  
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."
   
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
   
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
   
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Penyakit kusta di zaman Musa menjadi sebab orang dianggap sampah. Mereka dikucilkan, dihina, disingkirkan dan dijauhi. “Ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya” (Im 13:46). Si kusta di cap najis karena menulari orang lain. “Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! (Ay. 45). Fisik yang sakit ditambah cap dari orang lain yang bersifat merendahkan, digabung dengan pernyataan diri yang kotor membuat batin si kusta semakin hancur. Mungkin ia hanya menyesali keadaan dirinya tanpa tahu kapan akan sembuh atau hanya menunggu saat ajal menjemput. Tatapan jijik dari orang lain membuatnya makin tenggelam dalam keputusasaan, membenci orangtua yang sudah melahirkannya atau bahkan membenci kehidupan dan pemberi kehidupan, yakni Tuhan.

Selain penyakit kusta, stigma bisa karena AIDS, kanker prostat, getah bening, usus, payudara, hati; penyakit kelamin atau jenis penyakit lain yang menggerogoti fisik dari dalam dan luar yang menghancurkan harapan seseorang akan masa depan yang tiba-tiba hilang dalam kekalutan dan kegelapan iman. Semua sakit-penyakit pasti ada sebabnya, bukan dari Tuhan, tetapi dari kita sendiri. Semuanya sudah terlambat dan kini kita hanya punya dua pilihan: makin beriman dekat dengan Tuhan atau hidup dalam penyesalan yang memusuhi Tuhan.

Rasul Paulus mengingatkan kita, “Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah” (1Kor 10:31). Makan dan minum tanpa usaha pantang dan puasa yang berimbang di saat muda memang berisiko menderita penyakit apalagi jika ada warisan genetik seperti diabetes dan hipertensi. Tahu batas dalam makan dan minum perlu dilakukan sejak dini agar kita terhindar dari penyakit stroke, kolesterol, asam urat atau jantung dan agar kita selagi muda, sehat dan kuat mau memberikan kesaksian iman seperti Paulus, “Aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal.... untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.” (ay. 33). Selagi muda, kita hendaknya menjaga diri agar tidak terjangkit penyakit menular atau di cap “najis” karena kecanduan narkoba atau hamil di luar nikah.

Orang Katolik hendaknya belajar dari si kusta yang berlutut di hadapan Yesus dan memohon, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (Mrk 1:40). Yesus tanpa rasa jijik mengulurkan tangan-Nya dan menjamah dia, “Aku mau, jadilah engkau tahir” (ay. 41). Doa permohonan singkat si kusta seketika dikabulkan oleh Yesus, Yesus tidak pernah meremehkan doa kita yang sedang menanggung malu atau dicemoohkan. Hati Yesus selalu penuh kasih dan terbuka terhadap keluhan kita yang sedang putus asa. Dekatlah selalu pada Yesus Kristus agar kita tetap tahir, terhindar dari kenajisan. (Gregorius Maria Jeffrey W ,O.Carm/RUAH)

Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.

Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."

Sabtu, 14 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup


Kej. 3:9-24; Mzm. 90:2,3-4,5-6,12-13; Mrk. 8:1-10; 

Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."

Hati yang penuh belas kasih mampu menjadikan sesuatu yang sedikit menjadi banyak, bahkan berlipat ganda dan tidak hanya cukup tetapi sisa. Itulah yang terjadi dalam kisah penggandaan 7 roti ini. Dengan hati yang tergerak oleh belas kasih kepada orang banyak, Yesus bertanya kepada para murid: "Berapa roti ada padamu?" Pertanyaan yang sama kiranya juga diajukan kepada kita, dengan berbagai macam variasinya. Mungkin Tuhan tidak bertanya tentang jumlah roti yang ada pada kita, tapi waktu, kepedulian, perhatian, materi/uang, dll. Marilah kita juga seperti para murid yang tidak hanya mengatakan jumlah yang mereka miliki tetapi juga menyerahkan apa yang kita miliki kepada Yesus sehingga Ia memberkati-Nya dan menjadikan dari sedikit yang kita miliki itu sebagai berkat yang melimpah bagi banyak orang. Dengan cara demikian, kita akan semakin tumbuh dan berkembang dalam belas kasih sebagaimana Yesus sendiri hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan. 

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang penuh belas kasih agar dari sedikit yang kami miliki, kami rela menyerahkannya kepada-Mu untuk Kauberkati dan Kaujadikan melimpah bagi banyak orang. Amin. -agawpr-

Sabtu, 14 Februari 2015 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Sabtu, 14 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)


Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pagi


Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
   
 
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
    
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
  
"Mereka semua makan sampai kenyang."
  
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Makan minum adalah kebutuhan paling dasar untuk hidup. Bila terjadi kelaparan hebat, orang-orang dapat berkelahi bahkan saling membunuh hanya untuk berebut makanan. Banyak orang sudah mengikuti Yesus selama 3 hari di tempat sunyi. Tentu sudah banyak yang lapar karena kehabisan bekal. Sudah terdengar tangisan anak-anak di sana sini. Tetapi, ada ungkapan: Kapan saat orang makan itu terasa sungguh enak? Jawabnya, saat sungguh lapar. Tuhan Yesus memenuhi kerinduan hati dari banyak orang. Mereka makan sampai kenyang. Bahkan masih ada banyak yang sisa. Tetapi, ada makanan super istimewa, makanan dari surga akan diberikan Yesus. Apa itu?

Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.

Doa Malam

Ya Yesus, melalui mukjizat penggandaan roti dan ikan, Engkau menghendaki agar kami mau berbagi rezeki dengan sesama yang membutuhkan uluran tangan kami. Engkau pun senantiasa mencukupi segala kebutuhan kami pada waktunya. Tuhan, aku bersyukur atas kebaikan-Mu dalam hidupku ini. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy