| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.

Minggu, 01 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah II

 

Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34; Mrk. 9:2-10.
  
"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
  

Kita memasuki Minggu Prapaskah II. Kita diajak untuk ikut serta besama Petrus, Yohanes dan Yakobus menyaksikan Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya. Ia dimuliakan oleh Bapa bersama Musa dan Elia di hadapan ketiga murid-Nya. Ketiga murid yang diajak bersama-Nya menerima pernyataan kehendak Bapa untuk secara khusus mendengarkan Putra-Nya yang terkasih itu. Dan pesan yang mereka terima ini tentunya juga merupakan pesan untuk kita semua. Artinya, kita semua juga diundang untuk mendengarkan Tuhan yang bersabda. Kita memang tidak bisa seperti para murid yang mendengarkan kata-kata Yesus secara langsung pada saat Ia mengajar dan mungkin juga bersenda gurau. Namun, sabda-Nya itu kini tertulis dalam Kitab Suci yang bagi kita bukan sekedar merupakan tulisan atau kata-kata yang mati tetapi sampai selama-lamanya merupakan sabda yang hidup, yang di satu sisi memberikan energi atau daya kehidupan bagi kita dan di sisi lain harus kita hidupi atau kita wujudnyatakan dalam hidup sehari-hari. St. Agustinus menegaskan bahwa doa dan membaca Kitab Suci merupakan 2 hal mendasar dalam hidup beriman kita untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan. "Oratio tua locutio est ad Deum: quando legis, Deus tibi loquitur; quando oras, Deo loqueris". Doamu adalah kata-kata yang ditujukan kepada Tuhan: ketika kamu membaca (Kitab Suci), Tuhan bersabda kepadamu dan ketika kamu berdoa, kamu berkata-kata kepada Tuhan. Dengan demikian, agar kita mampu berdialog atau berkomunikasi timbal balik dengan Tuhan (bukan monolog), kita tidak cukup hanya berdoa tetapi juga harus membaca Kitab Suci yang tidak lain adalah Sabda Tuhan sendiri.
  
Doa: Tuhan, bantulah kami rahmat-Mu untuk menjadi pembaca dan pendengar sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Minggu, 01 Maret 2015 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 01 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah II
 
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
   

Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.

Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.


(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahamulia, Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-2.9a.10-13.15-18)
   
 
"Kurban Bapa Abraham, leluhur kita."
  
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, “Abraham.” Abraham menyahut, “Ya Tuhan.” Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, katanya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 855
Ref. Bawalah kurbanmu bagi Tuhan sembahlah Dia dalam istana yang kudus.
Ayat. (Mzm 116:(5-6.)10.(12-14)15.16-17.18-19; Ul:9)
1. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim. Orang bersahaja dijaga-Nya, dan yang hina-dina diselamatkan-Nya.
2. Apa balas budiku kepada Tuhan atas anugerah-Nya bagiku? Piala keselamatan akan kuangkat, dan nama Tuhan akan kuserukan.
3. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Kukurbankan pada-Mu kurban pujian, dan nama-Mu akan kuserukan.
4. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Di dalam pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:31b-34)
  
"Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri."
  
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Markus 9:6)
Dari dalam awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)
  
"Inilah Anak-Ku terkasih."
  
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati”.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Pengalaman beberapa waktu lalu, ada seorang bapak mengisahkan soal anaknya yang baru masuk kerja pada sebuah kantor di kota lain. Anaknya mengeluh dan merasa takut di tempat kerja itu yang namanya korupsi dan korupsi waktu itu sudha menjadi hal yang biasa. Cukup lama bertahan tidak terseret arus, ia mendapat julukan “sok suci”. Keadaan ini menyiksanya, ia diam dan berpegang pada pesan ayahnya sejak ia kecil bahwa hidup bukanlah soal keberhasilan dan sukses dengan menumpuk kekayaan lahiriah tetapi soal kebahagiaan atas apa yang diterima dan mencintainya dengan segenap hati. Pengalaman perjumpaan sejak kecil antara ayah dan akan pelan-pelan membuat anak tersebut memiliki kekuatan untuk setia.

Injil hari ini mengungkapkan perjumpaan yang membawa kekuatan. Perjumpaan Yesus dengan Musa dan Elia, yaitu perjumpaan kedua tokoh besar Perjanjian Lama. Perjumpaan dengan Bapa, Musa dan Elia dianugerahkan bagi para murid. Yesus yang berubah rupa menunjukkan ke-Allah-an-Nya. Petrus mengalami kehadiran Tuhan yang mulia. Sebuah pengalaman yang menggetarkan sekaligus mengagumkan (Tremendum et fascinosum). Daya tarik atau pesona yang bersinar dari wajah Yesus yang mulia membuat tiga murid merasakan sukacita dan kebahagiaan. Suatu anugerah yang sungguh dicari oleh banyak orang; melihat Tuhan dengan mata telanjang tanpa mengakibatkan manusia meninggal karena manusia berdosa. Mereka merasa bahagia, karena inilah hakikat yang dicari oleh manusia.

Yesus menganugerahkan rahmat kebahagiaan “melihat Tuhan” bukan tanpa tujuan atau peristiwa kebetulan. Yesus tahu bahwa Ia tidak akan selalu bersama para murid-Nya. Kesadaran ini muncul dari perikop sebelumnya, Dia berkata kepada para murid, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kebahagiaan ketiga murid sebagai sebuah perjumpaan yang menumbuhkan kekuatan apabila nubuat penderitaan Yesus ini tergenapi.

Yesus memberi pemahaman bahwa kehidupan mulia hanya dapat dicapai lewat sengsara dan kematian. Oleh sebab itu, ketiga murid yang diberi kesempatan melihat kemuliaan Yesus di Gunung Tabor diajak turun lagi dari gunung itu ke bawah memasuki masyarakat mereka. Di sana masih banyak orang yang harus diberi pewartaan, diberi keyakinan, bahwa Yesus adalah benar-benar Mesias yang diutus oleh Allah. Karena itu meskipun Ia akan menderita dan mati di gunung Golgota, namun di gunung yang sama Ia akan bangkit kembali dan dimuliakan, seperti telah dilambangkan dalam peristiwa penampakan kemuliaan-Nya di Gunung Tabor.

Masa Prapaskah adalah masa puasa; masa untuk mengolah diri agar menjadi pribadi yang sadar akan arti kehidupan yang sesungguhnya dan bukan sekadar rutinitas tahunan. Masa ini diwarnai dengan banyak godaan untuk tetap tinggal “keadaan nyaman” di Gunung Tabor. Keinginan manusia cenderung untuk tetap merasakan yang “nyaman”, menguntungkan, memuaskan, dan menyenangkan serta menghindari kesukaran, risiko, pertentangan dan tantangan hidup. Demi “keamanan” jangan sampai kehilangan kenyamanan hidup yang sudah dimiliki. Ingin merasakan yang enak saja. Orang condong untuk tidak turun dari “gunung kenyamanan” dan turun untuk menjumpai orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.

Atas dasar itulah, Tuhan mengajak beberapa murid-Nya naik Gunung Tabor untuk berdoa. Dengan berdoa manusia dapat lebih dekat dengan Allah. Ia lebih mampu memahami kehendak-Nya, yang harus dilakukannya dan mengalahkan dirinya sendiri. Di masa Prapaskah ini, mari kita gunakan untuk lebih banyak berdoa dan melepaskan diri dari “keadaan nyaman”! [Radik/RUAH]
 
 
Antifon Komuni (Mat 17:5) 
 
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
 
Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.
 
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)

Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu

Sabtu, 28 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

 

Ul. 26:16-19; Mzm. 119:1-2,4-5,7-8; Mat. 5:43-48.

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu"

Banyak di antara kita mungkin merasakan bahwa perintah mengasihi ini sungguh berat dan tidak mudah. Untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, mungkin masih oke lah. Tapi untuk mengasihi musuh atau orang yang membenci kita dan telah mencelakai kita, sungguh bukan sesuatu yang mudah. Apalagi, di dunia ini kita tidak mudah mendapatkan contoh atau teladan. Kalau kita menunjuk pada Yesus yang memberikan teladan kepada kita, dengan mudah kita mengatakan: "Dia kan Tuhan, lhaaa kita ini kan manusia biasa, bukan Tuhan". Ya, manusiawi sekali kesulitan yang kita hadapi tersebut. Namun, kalau Tuhan menghendaki kita berbuat demikian, tentu bukan sesuatu yang mustahil. Selain Ia sendiri telah memberikan teladan, tentu Ia juga memberikan rahmat-Nya bagi kita yang mau berusaha dan mewujudkan kehendak-Nya. Memang kita harus sabar dan berproses terus-menerus dalam jatuh bangun.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk tidak pernah lelah dan bosan dalam berusaha mengasihi sesama kami, lebih-lebih mereka yang membenci kami dan pernah menyebabkan kami menderita atau celaka. Amin. -agawpr-

Sabtu, 28 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 28 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

“Bentuk cinta saudara yang tertinggi, yaitu cinta kepada musuh-musuh kita” (St. Aelredus)

Antifon Pembuka (Mzm 19:8)

Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar patuh setia berbakti kepada-Mu. Semoga kami selalu mencari Engkau dan mengamalkan karya cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Yesus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Musa mengingatkan bangsa Israel untuk senantiasa taat pada hukum dan perintah yang ditetapkan Tuhan. Bila hal ini dilakukan dengan setia, umat Israel akan menjadi terpuji, terhormat dan ternama di hadapan Tuhan. Dia menjadi bangsa yang kudus sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
  
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
     
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
      
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sunguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Yesus menantang murid-murid-Nya untuk menjadi sempurna dalam cinta. Kesempurnaan cinta itu diungkapkan dengan tidak membeda-bedakan orang. Ia tidak pandang bulu dan tidak pilih kasih dalam menunjukkan cinta-Nya. Itulah hakikat hidup Tuhan. Itulah juga harus menjadi jati diri seorang Kristiani.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
  
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

    
Sempurna itu pasti milik Allah, tetapi bagi kita masih merupakan mimpi, belajar untuk itu dan berharap sampai mendekati itu. Salah satu tantangannya yang paling sulit dilaksanakan adalah mencintai musuh. Entah karena itu dimusuhi atau memusuhi. Namun kita telah mempunyai teladan kesempurnaan yaitu Yesus. Dan para orang kudus, paling tidak sudah mendekati sempurna. Bagaimana dengan kita? Perbuatan baik apa yang pernah kita lakukan sungguh-sungguh dengan tulus hati terhadap musuh?

Doa Malam

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu.

Jumat, 27 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

  

Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26.
   
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
  
Memelihara kebencian, dendam dan permusuhan dengan orang lain itu sungguh sangat merugikan. Paling tidak, kita tidak akan bisa hidup dengan damai. Hati dan pikiran kita pernah bisa tenang karena setiap saat akan selalu terlintas godaan bagaimana bisa melampiaskan kebencian dan membalas dendam. Lalu, kalau suatu saat kita harus bertemu atau berdekatan dengan orang yang kebetulan sedang kita musuhi atau tidak kita sukai, kita pun makin tersiksa. Itu semua baru siksaan yang kita alami dalam level relasi kita dengan orang lain, belum dengan Tuhan. Dan dalam hal ini Tuhan menegaskan bahwa permusuhan, kebencian dan perseteruan dengan sesama yang kita ciptakan dan sengaja kita pelihara sangat mengganggu relasi kita dengan Tuhan. Kita tidak akan bisa berdoa dengan baik, tenang dan damai. Persembahan yang kita hunjukkan kepada-Nya pun tidak akan diterima-Nya sebagai persembahan yang suci dan murni. Oleh karena itu, Tuhan menekankan pentingnya kita berdamai dengan sesama kita. Kiranya hal ini bisa kita jadikan sebagai salah satu pertobatan konkret kita di masa prapaskah ini: berdamai dengan semua orang, mau memohon maaf dan juga mau memberi maaf.
   
Doa: Tuhan, anugerahilah kami hati dan sikap yang cinta damai dengan siapa pun. Amin. -agawpr-

Jumat, 27 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Jumat, 27 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang
   
“Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita” (St. Aelredus)
 

Antifon Pembuka (Mzm 25 (24):17-18)

Tuhan, lepaskanlah aku dari deritaku. Indahkanlah kehinaan dan kesusahanku dan hapuskanlah segala dosaku.
   
Set me free from my distress, O Lord. See my lowliness and suffering, and take away all my sins.


Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, dalam masa tobat ini kami mempersiapkan diri untuk merayakan Paskah. Berilah kami rahmat-Mu, agar usaha kami berguna bagi kemajuan rohani kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:21-28)
   
 
"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"
        
Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
atau Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
   
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
      
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan
   
Yesus menginginkan agar praktik keagamaan kita lebih baik dari kaum Farisi, yang bertindak berdasarkan pada hukum keadilan manusiawi saja seperti: saling membalas, gigi ganti gigi, membenci musuh dan mengasihi saudara.

Keagamaan kita diharapkan lebih baik dari kaum Farisi, yaitu lebih mendasarkan pada semangat kasih Tuhan sendiri. Salah satu wujudnya adalah kita tidak boleh marah pada saudara kita dan kalau sedang mempersembahkan kurban dan belum berdamai dengan saudara kita, kita diminta untuk berdamai lebih dulu. Tidak tepat mau menghadap Tuhan Sang Sumber Cinta dengan membawa semangat dendam dan benci.

Kadang terjadi bahwa kita mengikuti Ekaristi, wujud perjamuan cinta Tuhan Yesus, tetapi hati kita masih membawa kebencian pada sesama, misalnya masih akan membalas dendam, tidak mau bicara dengan saudara, mau cerai dengan suami/istri, dan tidak memperhatikan anak-anak. Bila demikian maka sebenarnya Ekaristi menjadi tidak bermakna karena kita merayakan cinta, tetapi dengan semangat kebencian.

Bagaimana dengan praktik keagamaan kita? Apakah kita sungguh sudah lebih mengembangkan semangat cinta? (PS/Inspirasi Batin 2015)
  
Sejak khotbah di bukit Yesus menekankan arti pertobatan hati. Sebelum kita membawa persembahan ke altar, kita harus berdamai dengan saudara kita Bdk. Mat 5:23-24.. Kita harus mencintai musuh dan berdoa untuk penghambat kita Bdk. Mat 5:44-45.. Kita harus berdoa kepada "Bapa yang ada di tempat tersembunyi" (Mat 6:6) dan jangan mengucapkan banyak kata Bdk. Mat 6:7., mengampuni dengan segenap hati di dalam doa Bdk. Mat 6:14-15., memiliki hati yang murni dan mencari Kerajaan Allah Bdk. Mat 6:21.25.33.. Pertobatan ini sepenuhnya diarahkan kepada Bapa. Pertobatan berarti seorang anak mendekati Bapa-Nya. (Katekismus Gereja Katolik, 2608)
   
Antifon Komuni (Bdk. Yeh 33:11)

Demi
Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan, Aku tidak menginginkan kematian orang berdosa, tetapi sebaliknya bahwa ia kembali dan hidup.

As I live, says the Lord, I do not desire the death of the sinner, but rather that he turn back and live.
 
Doa Malam

Allah Bapa Mahakudus, anugerah-Mu telah menyegarkan kami. Semoga kami Kausucikan dari noda hidup di masa lampau dan Kauberi bagian dalam misteri Paskah Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari Minggu-minggu ini, dipindah ke hari Sabtu sebelumnya. Hari-hari biasa Masa Tobat Prapaskah harus diutamakan di atas hari peringatan wajib. (Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya No. 11, Kongregasi Ibadat Ilahi, 1988)

MAZMUR TANGGAPAN MINGGU PRAPASKAH V TAHUN B

Pada link di bawah ini kami bagikan teks koreksi Mazmur Tanggapan Minggu Prapaskah V Tahun B yang akan kita rayakan pada Sabtu sore 21 Maret 2015 dan Minggu 22 Maret 2015 mendatang. Teks ini telah disetujui oleh Komisi Liturgi KWI berdasarkan surat nomor 005/L. MT/II/15 tertanggal 27 Februari 2015, sehingga dapat digunakan pada perayaan tersebut.
 
Silakan share teks ini pada pihak2 terkait: pastor paroki, seksi liturgi paroki/stasi, dan khususnya pemazmur yang akan bertugas.

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Kamis, 26 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat. 7:7-12.

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
"

Setiap orang pastilah menghendaki yang baik, bahkan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Itulah yang biasanya selalu diminta dan dicari, juga diharapkan agar dibuat oleh orang lain untuknya. Tidak ada seorang pun yang menghendaki agar orang lain memperlakukannya secara tidak baik. Kalau kita meminta, harapannya ya orang lain memberikan apa yang kita minta, syukur malah lebih baik. Kalau kita sedang mencari sesuatu, harapannya orang lain membantu mencari dan menemukannya. Kalau kita mengetuk pintu rumah orang lain, harapannya sang tuan rumah membukakan dengan ramah dan menerima kita dengan sukacita. Dan semua yang kita kehendaki terhadap orang lain tersebut, juga kita kehendaki agar diperbuat Tuhan untuk kita. Nah, tentunya Tuhan dan sesama pun juga menghendaki hal yang sama agar kita buat bagi mereka. Ini yang seringkali tidak mudah kita lakukan. Maka, kita bersyukur karena melalui sabda-Nya, Tuhan menyadarkan kita akan "hukum emas ini: yang kita kehendaki dari orang lain, harus kita buat juga untuk orang lain". Semoga, kesadaran ini kita ikuti pula dengan tindakan konkret untuk mewujudkannya. 

Doa: Tuhan bantulah kami untuk mampu melakukan hanya apa yang baik bagi-Mu dan bagi sesama kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 26 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Kamis, 26 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita” – Mother Angelica

 
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 5:2-3)

Tuhan, Rajaku dan Allahku, kabulkanlah doaku, indahkanlah keluh-kesahku, dengarkanlah suara permohonanku.

To my words give ear, O Lord; give heed to my sighs. Attend to the sound of my cry, my King and my God.


Doa Pag
i

Allah Bapa, asal segala kebaikan, semoga dengan bantuan rahmat-Mu kami selalu memikirkan dan melakukan yang baik. Sebab kami tidak dapat hidup tanpa Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Ratu Ester memiliki iman yang luar biasa kuat. Di tengah ancaman bahaya maut, ia berlindung pada Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya. Isi doanya mengungkapkan imannya.

 
Bacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
  
 
"Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
    
Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku, bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8; R:3a)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mzm 51:12a,14a)
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Yesus dalam khotbah di bukit mengundang para murid-Nya untuk memiliki iman yang kuat. Doa menjadi salah satu bukti iman. Dalam doa, kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Kita percaya akan penyelenggaraan ilahi-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
   
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Minta, cari dan ketuk. Orang yang beriman tidak bisa hanya sedih diam termangu menunggu kebaikan Tuhan. Orang meminta membutuhkan kerendahan hati. Orang mencari membutuhkan ketelitian. Orang mengetuk membutuhkan kepastian, bahwa pintu yang diketuk benar. Namun yang mendasari itu semua adalah mau berjuang dan usaha keras serta percaya penuh kepada penyelenggaraan ilahi. Sebab Bapa itu murah hati, tahu apa yang terbaik bagi kita. Bukan untuk sesaat, tetapi terutama demi kehidupan abadi masa depan.

Antifon Komuni (Mat 7:8)

Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Everyone who asks, receives; and the one who seeks, finds; and to the one who knocks, the door will be opened.

Doa Malam

Ya Bapa, kami bersyukur sebab Putra-Mu telah mengajar kami perihal iman dan harapan yang teguh serta sikap toleransi yang tinggi terhadap sesama. Kami mohon, tambahkanlah semangat kasih kami kepada-Mu dan kepada sesama serta limpahkanlah kerahiman-Mu bagi kami. Doa ini kami unjukkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
RUAH

Orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!

Rabu, 25 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah



Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32.

"Orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

Salah satu aspek penting dalam pertobatan adalah kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan hal-hal yang baik dan dengan cara baik. Maka, orang yang tidak mau mendengarkan bukanlah orang yang tuli telinganya (budheg) tetapi orang yang tuli hatinya (ndableg, mungkin bahasa Indonesianya bebal?) sehingga sulit sekali untuk berubah dan memperbaiki diri. Boleh dikatakan, mendengarkan adalah langkah awal menuju pertobatan yang berhasil. Orang-orang Ninive bisa serentak melakukan pertobatan karena mereka mendengarkan ajakan pertobatan yang disampaikan oleh Nabi Yunus. Kita pun akan bisa bertobat kalau kita mendengarkan suara panggilan dan kehendak Tuhan yang bergema dalam hati nurani atau suara hati kita, dalam Kitab Suci, dalam kotbah imam atau nasihat bapa pengakuan, dalam nasihat, masukan, kritikan dan kata-kata bijak dari orang lain, dalam tanda-tanda alam atau tanda-tanda zaman, dan lain-lain. 

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mau serta mampu mendengarkan dengan baik. Amin. -agawpr-

Rabu, 25 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 25 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
Sangat dianjurkan, agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Pengampunan, melalui pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah. Teks-teks yang paling cocok untuk itu terdapat di dalam nasihat-nasihat moral dari Injil-Injil dan surat-surat para Rasul: dalam khotbah di bukit dan nasihat para Rasul Bdk. misalnya Rm 12-15; 1 Kor 12-13; Gal 5; Ef 4-6.. (Katekismus Gereja Katolik, 1454)


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25 (26):6.3.22)

Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan
 
Remember your compassion, O Lord, and your merciful love, for they are from of old. Let not our enemies exult over us. Redeem us, O God of Israel, from all our distress.
  
Doa Pagi

Allah Bapa Maha Pengasih, perhatikanlah umat yang menyerahkan diri kepada-Mu. Semoga kami mampu menguasai raga kami dengan berpantang dan meningkatkan semangat kami dengan karya amal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
    
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
  
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Atau: Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12-13)
Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
  
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
  
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya ditegaskan kepada kaum beriman beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat dosa, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 14)
   
Renungan
 

“Orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!” (Luk 11:32). Orang-orang Niniwe sepertinya mudah dipertobatkan dengan pewartaan dan pengalaman Nabi Yunus. Kisah Yunus yang dibuang ke laut dan “dimakan” ikan selama tiga hari tiga malam kiranya menjadi ajakan pertobatan kuat bagi orang Niniwe. Dan Yesus mengingatkan “sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus”. Artinya, Yesus lebih tinggi daripada Yunus. Namun nyatanya, mereka tidak percaya pewartaan-Nya.

Memang sifat, tabiat dan perilaku masing-masing orang berbeda, unik. Ini tergantung dari pendidikan di saat kecil dan lingkungannya (orang-orang di sekitarnya, situasi rumah, dan daerah di mana ia tinggal). Kalau sejak kecil, orangtua mendidik hidup agama dan kebiasaan rohani dengan sabar, dengan tahap-tahap yang bisa diterima dan diikuti anak, nanti saat anak pubertas atau dewasa diharapkan orangtua akan lebih mudah mendampinginya. Kebiasaan-kebiasaan dasar yang baik: menyapa, berterima kasih, saling menghormati, saling menolong dan saling membantu bila sudah diajarkan sejak dini, pada saat dewasa mereka tidak akan canggung lagi. Mereka akan ringan tangan membantu orang yang membutuhkannya.

Kalau orang-orang Niniwe saja mampu bertobat karena pewartaan Yunus, sementara Yesus lebih besar daripada Yunus, apakah kita tidak mampu bertobat? Apa yang masih mau kita cari? Mukjizat apa lagi yang kita inginkan? Bukankah hidup, sabda, karya, sengsara, dan wafat Yesus merupakan pewartaan yang hebat? Apakah hati kita tidak tersentuh ketika melihat The Passion of the Christ? Apakah pribadi Yesus hanya dikira pribadi dongeng, orang hebat yang tidak nyata? Tuhan memberkati. (JK/Inspirasi Batin 2015)

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan penuh kasih Kauampuni orang-orang Niniwe yang bertobat. Kami mohon, perhatikanlah kami, umat-Mu, yang menyerahkan diri untuk bertobat, agar kelak kami beroleh pengampunan dan kebahagiaan kekal bersama Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa.

Selasa, 24 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

  
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15.

"Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."
  
Origenes, salah satu Bapa Gereja yang hidup antara tahun 183-254, menuliskan pengalaman rohaninya tentang doa (de Oratione), yang isinya selain berbicara tentang Doa Bapa Kami juga tentang doa secara umum. Beberapa butir penting dan menarik antara lain: doa harus disertai keyakinan iman bahwa segala sesuatu yang tidak mungkin secara manusiawi, menjadi mungkin karena rahmat Tuhan. Tuhan tahu semua apa yang kita butuhkan, maka doa bukan pertama-tama untuk memohon tetapi untuk menyatukan hidup kita dengan Tuhan. Doa mengakat jiwa kita kepada Tuhan dan menguduskannya sehingga jiwa kita juga dikuatkan untuk menghadapi pencobaan dan melawan kejahatan. Oleh karena itu, doa hendaknya selalu mewarnai dan menyertai setiap hari-hari kita. Meskipun pengabulan doa sepenuhnya tergantung pada Tuhan, namun hendaknya kita memiliki disposisi yang baik untuk berdoa, yaitu: sikap dan suasana batin yang baik, kesungguhan dalam usaha melawan dosa, berdamai dengan sesama dan usaha terus-menerus untuk membebaskan diri dari hal-hal yang mengganggu pikiran kita. 
    
Doa: Tuhan, ajarilah kami dan berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat berdoa dengan baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 24 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 24 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi") "Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1124

Antifon Pembuka (Mzm 90 (89):1-2)

Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.

O Lord, you have been our refuge, from generation to generation; from age to age, you are.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas begitu besar kasih-Mu kepada kami sampai Engkau mengutus Putra-Mu sendiri datang ke dunia dan menjadi rezeki bagi kami. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kapi, agar kami saling menaruh cinta kasih dan saling mengampuni seraya menyongsong kehidupan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Firman Tuhan itu sungguh berdaya guna. Segala sesuatu yang difirmankan Tuhan, bila diterima dengan hati terbuka, akan menghasilkan buah yang melimpah.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
     
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
   
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru-seru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong: wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
 
Mutu doa tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata melainkan maksud hati untuk menyerahkan diri kepada Tuhan. Doa “Bapa Kami” menjadi model setiap doa kita. Kita menyerahkan segalanya kepada kekuasaan dan penyelenggaraan ilahi-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
       
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Doa yang baik dan benar bukan soal banyak kata-kata. “Berdoa itu to love, percakapan pribadi yang akrab dengan Allah,” demikian ungkapan mesra Santa Teresa dari Avila. Bapa Kami menjadi jalan masuk untuk sampai ke ruang terdalam dari puri batin kita. Karena setiap kata dalam doa Bapa Kami bermakna dalam dan harus dengan rela kita dilakoni sebagai ungkapan kasih. Salah satu yang terpenting praktik perbuatan kasih adalah pengampunan. Pengampunan itu menyembuhkan. Saling mengampuni berarti saling menyembuhkan. Dan semua itu mengharukan dan membahagiakan.

Antifon Komuni (Mzm 4:2)

Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!

When I called, the God of justice gave me answer; from anguish you released me; have mercy, O Lord, and hear my prayer!
 
“Kita akan lebih mudah menerima apa yang kita minta, apabila kita berdoa dalam nama Kristus” (St. Agustinus)
 
Doa Malam

Bapa yang Mahakudus, syukur kepada-Mu, atas Putra-Mu yang telah mengajari kami bagaimana berdoa yang benar. Semoga doa luhur ini kami hayati dan jabarkan dalam aneka kegiatan kami setiap hari. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini ya Bapa, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Senin, 23 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

 
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46.

"Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya."

Kanan itu bahasa jawanya tengen dan kiri itu kiwa. Maka, dalam bahasa Jawa ada istilah "ngiwake" yang maknanya sangat dekat dengan "nglirwake" yakni sikap atau tindakan mengesampingkan atau mengabaikan, misalnya suatu tugas, pekerjaan, kewajiban atau tanggung jawab tertentu. Selain itu, ada juga istilah "nengenke" yang kurang lebih berarti memberikan perhatian lebih atau mementingkan. Orang yang "nengenke kadonyan" berarti orang yang mementingkan hal-hal duniawi dan biasanya cenderung "ngiwake dan nglirwake" (= mengesampingkan) hal-hal rohani. Rupanya, apa yang kita "kiwake" dan yang kita "tengenke" selama hidup di dunia ini diperhitungkan juga oleh Tuhan pada saat pengadilan terakhir, sebagaimana tampak dalam Injil hari ini. Kalau, selama di dunia ini kita terlalu "nengenke" hal-hal duniawi namun "ngiwake" Tuhan dan sesama, maka pada saat akhir nanti kita juga ditempatkan di sebelah kiri-Nya, kita akan "dikiwake" atau dikesampingkan oleh Tuhan sehingga keselamatan kita tidak terjamin. Sebaliknya, kalau kita berani untuk "ngiwake" barang-barang duniawi untuk lebih "nengenke" Tuhan dan sesama, pada saat akhir nanti, kita juga akan ditempatkan di sisi kanan-Nya. Tuhan akan memberi perhatian kepada kita dan dengan demikian, keselamatan kita terjamin oleh-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami berani untuk memetingkan dan memberi perhatian kepada-Mu dan sesama kami, lebih daripada hal-hal duniawi yang fana. Amin. -agawpr-

Senin, 23 Februari 2015 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 23 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
Karena dosa-dosaku, aku begitu menghitamkan jiwaku, sehingga aku tak dapat melihat Tuhan (St. Theresia dari Avila)
 
Antifon Pembuka (Mzm 123 (122) :2-3)

Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.

Like the eyes of slaves on the hand of their lords, so our eyes are on the Lord our God, till he show us his mercy. Have mercy on us, Lord, have mercy.

Doa Pagi

Allah Bapa Penyelamat orang berdosa, bukalah hati kami untuk menerima ajaran-Mu. Semoga kami bertobat dari dosa dan memperoleh manfaat dari matiraga kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
   
"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."
      
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.
   
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
    
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
     
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

  Ibu Teresa dari Kalkuta mengatakan, ”Mereka yang tidak diinginkan dan tidak dicintai ...mereka yang berjalan di dalam dunia tanpa ada satu pun yang memperhatikan. Pernahkah kita pergi untuk menemui mereka? Pernahkah kita mengenal mereka? Pernahkah kita mencoba untuk menemukan mereka?” Sebuah ajakan praktis untuk mencintai sesama terutama kepada mereka yang sering kita abaikan. Beliau adalah pelaksana Sabda yang sejati, terutama Sabda Kasih yang sering kita hafal dan banggakan sebagai orang Kristen.

Dalam Kitab Imamat, Allah mengingatkan umat-Nya akan betapa pentingnya menghormati dan mencintai sesama manusia, sebab manusia itu citra Allah. Manusia harus menghormati kekudusan Allah melalui cinta kepada sesama, terutama terhadap mereka yang miskin, cacat dan menderita. Yesus melalui khotbah tentang pengadilan terakhir mengungkapkan: ”Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25: 40).

Siapa pun sesama itu dan bagaimana saja keadaan hidup mereka, entah berdosa, cacat dan berkekurangan, kita semua sama di hadapan Allah. Kasih mengasihi antara sesama bukan lagi sebagai seruan pengandaian melainkan suatu keharusan hidup.
 
Tuhan, bantulah aku agar mampu mencintai semua orang terutama mereka yang miskin dan terlupakan melalui perbuatan-perbuatanku yang nyata. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 25:40, 34)

Amin, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku, demikianlah firman Tuhan. Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
 
Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me, says the Lord. Come, you blessed of my Father, receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world.
 
Doa Malam

Allah Bapa yang Mahamulia, kami bersyukur karena Yesus Kristus Tuhan kami, telah sudi merendahkan diri dan menjadi hamba semua orang. Kami mohon, jadikanlah kami murid-murid-Nya yang setia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan selama-lamanya. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy