| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Kamis, 03 Juli 2014
Pesta St. Thomas, Rasul
 
Ef 2:19-22; Mzm 117:1,2; Yoh 20:24-29
 
Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
 
Beberapa waktu yang lalu, saya berziarah ke gereja "Santa Croce" di Roma. Dalam gereja tersebut, ada satu kapel reliqui, antara lain berupa potongan salib Yesus, potongan tulisan INRI, sepotong kuku, dua potong duri dari mahkota yang dikenakan Yesus, potongan salib penjahat yang bertobat dan potongan jari St. Thomas yang dicucukkan ke bekas paku pada luka Yesus. Reliqui yang terakhir ini mengingatkan saya akan kata-kata St. Agustinus tentang St. Thomas, yang pestanya kita rayakan hari ini, "Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui Ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru: Ya Tuhanku dan Allahku". Kepadanya Yesus bersabda: "Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya ". Kata-kata Yesus ini tidak hanya ditujukan bagi para murid yang pada waktu itu berkumpul bersama, tetapi juga kepada kita semua yang tidak mungkin melihat Yesus secara fisik. Meskipun kita tidak melihat-Nya secara fisik, namun berbahagialah jika kita percaya akan Dia, Sang Juru Selamat kita. Atau seperti kata St. Agustinus, di mana mata kita melihat sesuatu tetapi iman kita mempercayai sesuatu yang lain. Mata kita melihat roti pipoh warna putih tetapi iman kita mempercayai bahwa itu Tubuh Kristus. Mata kita melihat sesama tetapi iman kita mengatakan bahwa mereka adalah rupa dan gambar Allah yang harus kita cintai (bdk. Kej 1:26-27). Mata kita melihat sesama yang membutuhkan pertolongan lalu kita dengan senang hati menolongnya, namun Yesus menegaskan bahwa pertolongan itu kita lakukan terhadap Dia sendiri (bdk. Mat 25:40).

Doa: Tuhan, semoga kami boleh berbahagia karena oleh iman kami dimampukan untuk melihat dan mengabdi-Mu kendati mata indrawi kami melihat sesuatu yang lain. Amin. -agawpr-

Kamis, 03 Juli 2014 Pesta Santo Tomas, Rasul

Kamis, 03 Juli 2014
Pesta Santo Tomas, Rasul

“Kesangsian Tomas lebih berguna bagi kita daripada iman para murid yang percaya” (St. Gregorius Agung)
 

Antifon Pembuka (Mzm 117:28)

Allahkulah Engkau, Engkau kupuji. Allahkulah Engkau, Engkau kuagungkan.
   
Pada Misa Pesta Santo Tomas ada Gloria (Madah Kemuliaan), tanpa Credo (Syahadat)

Doa Pagi

Allah Bapa yang kuasa dan kekal, Rasul Tomas telah meletakkan dasar iman yang benar bagi kami sehingga kami dapat terhitung dalam keluarga Allah. Ajarilah kami mengimani Yesus Putra-Mu yang belum pernah kami lihat dengan mata kami ataupun kami jamah dengan tangan kami. Semoga sabda-Nya menghimpun kami menjadi Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Para rasul itu wadas yang kokoh bagi Gereja. Mereka ditetapkan oleh Yesus. Oleh karena itu, Gereja selalu mengemban tugas meneruskan dan mewartakan ajaran iman para rasul pada umat manusia yang percaya atau maupun yang belum percaya. Itulah kerasulan sejati.
    
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)
     
"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."
         
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2)

1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
 
Iman itu merupakan anugerah Tuhan. Artinya, melulu inisiatif dari Allah. Manusia diharapkan menanggapi dengan jawaban “ya”. Di situ berlaku sebab akibat begitu manusia berkomitmen “ya” pada Tuhan maka iman akan kuat. Adagium klasik berlaku: Iman itu sekuat jawabannya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)
  
"Ya Tuhan dan Allahku."
  
Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagimu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

    
Tomas juga disebut Didimus, artinya saudara kembar. Saudara kembarnya siapa itu, tidak pernah dikisahkan. Tidak nampak. Tidak dapat dilihat, tidak berarti tidak ada. Bahkan secara logis, dari kejauhan jauh lebih banyak yang tidak dapat kita lihat. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”’ kata Yesus. Sabda Yesus ini menyadarkan Rasul Tomas dan kita murid-murid-Nya secara rohani dan mendalam akan adanya saudara dekat kita yang tidak nampak. Namun Dia sungguh ada dan sangat mencintai kita. Saudara kita itu mau menderita dan mati untuk keselamatan kita. Siapa Dia itu?

Doa Malam

Tuhan Yesus yang telah bangkit, kami ingin melihat-Mu hadir dalam diri sesama kami, terlebih yang hari ini telah membuat hati kami berduka dan menderita. Tolonglah dan ajarlah kami untuk lebih mengenal-Mu lewat bekas luka-luka-Mu dalam hati kami yang terluka. Sembunyikanlah kami dalam hati-Mu dan sembuhkanlah kami dengan kasih-Mu. Amin.

RUAH

"Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."

Rabu, 02 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII

Am 5:14-15.21-24; Mzm 50:7.8-9.10-11.12-13.16bc-17; Mat 8:28-34

"Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."

Saya tidak tahu, berapa harga seekor babi dewasa. Silakan diperkirakan sendiri lalu dihitung kira-kira berapa kerugian yang harus ditanggung pemilik kawanan babi yang terjun ke dalam jurang dan masuk dalam danau lalu mati. Mateus memang tidak menyebut berapa jumlah kawanan babi tersebut tetapi hanya mengatakan "sejumlah besar". Sebagai gambaran, Markus menyebut "kira-kira 2000" (Mrk 5:13). Bagi Yesus, berapa pun harga kawanan babi tersebut dan dengan demikian juga kerugian yang harus ditanggung pemiliknya, tidak berarti apa-apa dan tidak sebanding dengan keselamatan 2 orang yang kerasukan setan dan disembuhkan-Nya. Keselamatan manusia, meskipun hanya satu atau dua, jauh lebih penting daripada sejumlah besar uang atau materi lainnya. Sayang, pesan ini tidak ditangkap dan diterima oleh penduduk di Gadara. Sepertinya, mereka malah marah lalu mendesak Yesus untuk pergi meninggalkan daerah mereka. Marilah, kita berani membuat skala prioritas dan berani mengorbankan atau kehilangan hal-hal tertentu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik, lebih benar, lebih penting dan lebih berguna. "Biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai". Berbuat adil tidak selalu berarti sama rata sama rasa, tetapi memberikan sesuai porsi dan prioritas masing-masing. Menurut iman kita berlaku "salus animarum, suprema lex" (keselamatan jiwa-jiwa adalah hukum yang tertinggi, bdk. KHK no.1752). Itu berarti: kesehatan dan keselamatan kita lebih penting daripada makan enak dan bekerja terus-menerus dengan mengabaikan istirahat, rekreasi, refreshing; perhatian, kasih sayang dan kebahagiaan keluarga lebih penting daripada sekedar materi yang melimpah; keselamatan bangsa dan kesejahteraan rakyat jauh lebih penting daripada kekuasaan dan jabatan; bertahan dalam iman Katolik, jauh lebih penting daripada sekedar mendapatkan suami/istri dan kenaikan jabatan beserta gajinya. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menentukan skala prioritas dalam hidup kami serta berilah kami kerelaan untuk mengorbankan atau kehilangan hal-hal tertentu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik, lebih benar, lebih penting dan lebih berguna. Amin. -agawpr-

Rabu, 02 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIII

Rabu, 02 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII

Di surga setiap orang mencintai Allah; jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia. (St. Theresia dari Avila)
  

Antifon Pembuka (Am 5:24)
  
Hendaklah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.
 
Doa Pagi

   
Allah Bapa di surga, pada awal hari ini kami mempersembahkan kepada-Mu niat-niat baik kami untuk mengabdi-Mu. Semua kami persatukan dengan kurban Putra-Mu. Berkenanlah, ya Bapa menerimanya. Janganlah kami Kaubiarkan menarik kembali niat-niat baik kami dan menempuh yang jahat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Amos (5:14-15.21-24)
    
   
 "Jauhkanlah daripadaku keramaian nyanyianmu, dan biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."    
         
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, agar kalian hidup. Dengan demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kalian seperti yang kalian katakan. Bencilah yang jahat, cintailah yang baik, dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang. Mungkin Tuhan, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. Tuhan bersabda, “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu, dan Aku tidak senang akan kumpulan rayamu. Sungguh, apabila kalian mempersembahkan kepada-Ku kurban bakaran dan kurban sajianmu, Aku tidak suka. Aku tidak mau memandang kurban keselamatan yang berupa ternak tambun. Jauhkanlah daripada-Ku keramaian nyanyianmu. Aku tidak mau mendengar lagu gambusmu. Tetapi hendaknya keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan memperlihatkan keselamatan Allah kepada yang jujur jalannya.
Ayat. (Mzm 50:7.8-9.10-11.12-13.16bc-17)

1 Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarlah hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu!
2. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
3. Sebab segala binatang hutan adalah milik-Ku, dan ribuan hewan di gunung adalah kepunyaan-Ku. Aku kenal segala burung di udara, dan semua yang bergerak di padang adalah milik-Ku.
4. Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya. Daging lembu jantankah makanak-Ku? Atau darah kambing jantankah minuman-Ku?
5. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)
       
       
"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
    
Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

       
Injil hari ini berceritera tentang dua orang kerasukan setan yang disembuhkan Yesus. Sebelum setan-setan tersebut keluar, mereka meminta kepada Yesus supaya dipindahkan ke dalam kawanan babi dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Yesus. Peristiwa tersebut menimbulkan kemarahan para pemilik babi. Mereka mendesak Yesus untuk segera meninggalkan daerah mereka.
 
Kisah ini sungguh tragis karena para pemilik babi itu lebih mementingkan kawanan babi ketimbang orang yang disembuhkan Yesus. Mereka tidak turut bergembira karena dua orang yang telah lama menderita itu boleh menikmati hidup yang normal. Mereka justru marah karena mengalami kerugian material.

Hal seperti itu memang sering terjadi di dalam hidup. Orang tidak mempedulikan nasib sesamanya yang menderita tetapi sibuk membuat kalkulasi untung dan rugi. Padahal kita tahu bahwa pada akhirnya kita akan diadili oleh cintakasih terhadap sesama yang kecil dan menderita. Marilah kita menerapkan cinta kasih sebagai perhubungan antara dalam menjalin hubungan, bersikap, dan bertutur kita dengan di sekitar kita.
  
Tuhan, gerakkanlah hatiku untuk senantiasa menaruh perhatian pada orang-orang yang menderita dan mengalami kesusahan hidup. Amin.
 
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali.

Selasa, 01 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII
   

Am 3:1-8; 4:11-12; Mzm 5:5-6.7.8; Mat 8:23-27
 
Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali. 

Takut adalah pengalaman yang manusiawi. Hampir semua di antara kita pernah mengalaminya. Ada orang yang takut gelap, takut mayat dan kuburan, takut hantu, takut mati, takut akan masa depan, takut jenis binatang tertentu, dan lain-lain. Dalam Injil hari ini, para murid takut binasa karena perahu yang mereka tumpangi diombang-ambingkan gelombang besar yang disebabkan angin ribut. Mungkin, kita pun pernah mengalami hal yang sama. Bahtera kehidupan kita diombang-ambingkan oleh berbagai permasalahan yang datang bertubi-tubi. Namun, sebagai orang beriman, tentunya kita yakin bahwa Tuhan senantiasa hadir dan menyertai kita setiap saat. Bahkan, kalau sedang menghadapi masalah, kita sering mengatakan dengan penuh keyakinan, "Gusti ora sare" (Tuhan tidak tidur). Yah, mungkin Dia tidur juga sebagaimana dikisahkan dalam Injil ini. Yang pasti, meskipun tidur, Tuhan tidak pernah absen. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Maka, kalau Dia tidur, ya tinggal kita membangunkan-Nya. Pasti Dia segera bangun dan selalu siap sedia memberikan pertolongan, melebihi kesiapsediaan seorang imam yang dibangunkan tengah malam untuk memberikan minyak suci. Bahkan, dalam tidur-Nya pun Tuhan tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita semakin beriman kuat bahwa Yesus selalu hadir dan menyertai kita. Kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun, Dia selalu siap memberikan pertolongan. Bersaman-Nya, hidup kita akan senantiasa teduh dan damai, kendati ada banyak persoalan dan kesulitan yang harus kita hadapi. 

Doa: Tuhan, Engkau selalu hadir dan menyertai kami. Ke mana pun kami melangkah, Engkau selalu bersama kami. Terpujilah nama-Mu untuk selama-lamanya. Amin. 
 
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr 

Selasa, 01 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIII

Selasa, 01 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII  
 
“Allah berbicara kepada manusia melalui ciptaan yang tampak. Kosmos material menampilkan diri kepada akal budi manusia, supaya ia melihat di dalamnya jejak-jejak Penciptanya Bdk. Keb 13: 1; Rm 1:19-20; Kis 14:17.. Siang dan malam, angin dan api, air dan bumi, pohon dan buah-buahan berbicara tentang Allah dan melambangkan sekaligus keagungan dan kedekatan-Nya.” (Katekismus Gereja Katolik, 1147)
  
 
Antifon Pembuka (Mzm 5:8)

Berkat kasih setia-Mu yang besar aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah dengan takut akan Dikau.

Doa Pagi

   
Allah yang Mahakuasa, kami percaya bahwa hanya Engkaulah satu-satunya yang berkuasa atas hidup dan mati kami. Bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami memiliki keberanian dan kekuatan untuk melawan godaan-godaan yang membahayakan keselamatan jiwa kami dan orang lain. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

Bangsa terpilih selayaknya hidup sepadan dengan kehendak Tuhan. Tapi apa kenyataannya? Bangsa Israel ingkar dan mengkhianati Tuhan. Bagi kita berlaku sama pula, yakni tidak elok mengeraskan hati dan pantas taat bertobat pada-Nya. Tuhan akan menjatuhkan perhitungan yang tidak dapat ditunda lagi.


Bacaan dari Nubuat Amos (3:1-8; 4:11-12)


Hai orang Israel, dengarkanlah sabda Tuhan tentang dirimu ini, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun ke luar dari tanah Mesir. Beginilah sabda-Nya, “Hanya kalian yang Kupilih dari segala kaum di muka bumi. Sebab itu Aku akan menghukum kalian karena kesalahanmu. Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji? Mengaumkah seekor singa di hutan apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat di sana? Membingkaskah perangkap, jika tidak ada yang ditangkap? Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan bukan Tuhan yang melakukannya. Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat? Aku telah menjungkirbalikkan kota-kotamu seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kalian menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran. Namun kalian tidak berbalik kepada-Ku. Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allah, hai Israel.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu.
Ayat. (Mzm 5:5-6.7.8)

1. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
2. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
3. Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya. 
  
Orang beriman hendaknya sadar bahwa Tuhan selalu hadir dalam perahu kehidupannya. Andai pun badai permasalahan hidup ini mendera bahkan mengombang-ambingkannya, tidak usah kuatir karena Yesus yang tetap hadir dapat diandalkannya. Dia akan membuat segalanya kembali menjadi teduh. Percayalah!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27)


Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus tidur. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus.

Renungan

 

“Bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allah…”
(Am 4:12) Ungkapan Nabi Amos ini adalah bentuk ancaman menakutkan yang ditujukan kepada orang berdosa. Tetapi, para murid yang tinggal seperahu dengan Tuhan Yesus, Allah bukanlah ancaman dan datang tidak untuk menakuti, tetapi mencintai. Cinta-Nya yang dalam hampir selalu tidak dimengerti. Begitu alami, sampai kita bertemu Yesus tetapi seperti tidak bertemu Allah. Hukum alam telah dikalahkan oleh hukum Allah. Tetapi mukjizat diadakan-Nya hanya jika perlu. Sabda-Nya mengajak kita untuk senantiasa percaya dalam setiap peristiwa. Mari kita belajar mengerti, dan mencintai Allah yang seperti ini. Tidak hanya ketika Dia sedang mengadakan mukjizat tetapi juga ketika Dia sekarat.

Doa Malam


Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga dengan bantuan rahmat-Mu kami senantiasa mampu menyadari kehadiran-Mu di dalam lubuk hati kami yang terdalam. Selain itu kami mampu merasakan kehadiran-Mu di setiap segi kehidupan yang kami alami, sehingga kami tetap berani bersaksi sebagai anak-anak-Mu dalam mengambil keputusan dan menanggung risikonya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
RUAH

“Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

Senin, 30 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XIII
 
Am 2:6-10.13-16; Mzm 50:16bc-17.18-19.20-21.22-23; Mat 8:18-22
 
“Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
 
Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Bahkan juga binatang. Saya ingat ketika SD dulu, dalam pelajaran Bahasa Jawa, harus mengingat 'jenenge omah kewan'. Dalam Injil hari ini, Yesus menyebut 2 diantaranya, yakni sarang untuk burung dan liang untuk serigala. Yesus sendiri sebenarnya mempunyai rumah. Paling tidak, ada rumah Yosep dan Maria di Nazaret. Kemudian, setelah berkarya, rupanya Dia tinggal di Galilea (Mrk 1:14) bersama para murid. Namun, Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk "berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan" (Mat 9:35). 2000 tahun yang lalu, Yesus telah melakukan 'blusukan'. Satu kali, Ia kembali ke Nazaret, tempat ia berasal dan dibesarkan, namun ditolak (Luk 4:16-30). Penolakan tersebut bagi-Nya tidak berarti apa-apa karena memang Ia lebih suka hidup berpindah-pindah di banyak tempat. Lukas, misalnya mencatat bahwa Yesus berpindah-pindah antara lain di Galiela (4:14-15), Kapernaum (4:31-37), dan kota-kota lain di seluruh Yudea (4:42-44); Malam hari, Ia tidak pulang ke rumah tetapi pergi ke bukit untuk berdoa semalam-malaman (6:12). Maka, benarlah Yesus mengatakan bahwa Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat 8:20). Tempat tinggal berupa bangunan rumah, bagi-Nya tidak penting. Yang lebih penting adalah Ia mendapat tempat dan mempunyai rumah di hati murid-murid-Nya, termasuk kita. Ia lebih suka tinggal dalam hati kita masing-masing. Untuk itu, marilah kita senantiasa membuka hati kita di mana Yesus dapat tinggal dan "meletakkan kepala-Nya". Dengan demikian, Dia juga berkarya di dalam, melalui dan bersama kita.

Doa: Tuhan, berilah aku hati yang selalu terbuka untuk menerima kehadiran-Mu serta menjadi tempat kediaman-Mu sehingga Engkau senantiasa berkarya di dalam, melalui dan bersamaku. Amin. -agawpr-

Senin, 30 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XIII

Senin, 30 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XIII

Barangsiapa memikirkan kebahagiaan, ia menjadi kawanan Tuhan; hal ini menimbulkan kegembiraan besar, juga di tengah-tengah air mata duka derita. (St. Agustinus).

    
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 103:8)
       
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. 
   
Doa Pagi
                  
  
Allah Bapa kami, seringkali kami mendengar Sabda-mu tetapi kami menutup hati dan tidak melaksanakannya. Semoga kami mau dan mampu memperbarui hidup kami dan melaksanakan kehendak-Mu dengan penuh kegembiraan dan iman yang teguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.        
    
Bacaan dari Nubuat Amos (2:6-10.13-16)
 
"Mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu."

Beginilah sabda Tuhan, “Karena tiga perbuatan jahat Israel , bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku. Sebab mereka telah menjual orang benar untuk mendapatkan uang, dan orang miskin karena sepasang kasut. Mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara. Anak dan ayah pergi menjamah perempuan muda yang sama, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku. Mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka. Padahal Akulah yang memusnahkan orang Amori dari depan mereka; orang-orang Amori yang tingginya seperti pohon aras dan kuat seperti pohon tarbantin. Akulah yang menuntun kalian keluar dari tanah Mesir, dan memimpin kalian empat puluh tahun lamanya di padang gurun, supaya kalian menduduki negeri orang Amori. Sesungguhnya Aku akan mengguncangkan tempat kalian berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum. Orang cepat tidak mungkin lagi melarikan diri, orang kuat tak dapat menggunakan kekuatannya, dan pahlawan tak dapat melarikan diri. Pemegang panah tak dapat bertahan, orang yang cepat kaki takkan terluput, dan penunggang kuda tak dapat meluputkan diri. Juga orang yang berhati berani di antara para pahlawan akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah.
Ayat. (Mzm 50:16bc-17.18-19.20-21.22-23)
1. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
2. Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengan dia! Engkau bergaul dengan orang berzinah. Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat, dan pada lidahmu melekat tipu daya.
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
4. Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; waspadalah, jangan sampai Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref.
Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:18-22)

"Ikutlah Aku."

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus. Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, “Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Tetapi Yesus berkata kepada-Nya, “Ikutilah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
       
 Injil hari ini ingin mengajarkan kepada kita sebuah totalitas untuk mengikuti Yesus. Kita semua ingin mengikuti Yesus hingga akhir hayat, dan apakah ini hanya berhenti pada ucapan bibir saja? Ahli Taurat dengan lantang menyatakan kepada Yesus untuk mengikuti Dia, kemanapun Yesus pergi (Mat 8:19). 
  
 Yesus memberikan reaksi yang begitu mengejutkan “…Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Mat 8:20). Apa maksudnya? Yesus mau menandaskan, setiap makhluk hidup mempunyai tempat hidupnya masing-masing, burung di sangkar, ikan di air, sementara Yesus? Bisa berada dimana saja. Yesus ingin menyatakan bahwa untuk mengikuti-Nya membutuhkan komitmen untuk siap diutus kemanapun, agar kabar gembira tentang Yesus semakin disebarluaskan kepada seluruh makhluk. Sementara murid Yesus yang lain, ingin mengikuti Yesus namun ingin menguburkan ayahnya terlebih dahulu, reaksi Yesus cukup mengagetkan “…Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Mat 8:22). 
  
 Yesus sedang tidak mengajarkan kita untuk menjadi anak durhaka. Yesus hanya ingin menandaskan, untuk mengikuti-Nya berarti mengikuti seluruh perintah-Nya dan tidak hanya berhenti hingga pada akal budi kita, tetapi juga meresap ke dalam hati dan dilaksanakan dalam karya perbuatan kita sehari-hari. Mengikuti Yesus artinya setia kepada sabda-Nya dan bukan kepada “ucapan bibir manusia” yang tidak membawa rahmat untuk menuju kepada Allah. Inilah yang terus diwartakan oleh Gereja Katolik. Semoga kita tetap setia mengikuti Yesus di dalam Gereja Katolik sebesar apapun itu resiko dan tantangannya, sebab darisana lah kita akan menikmati buah yang berlimpah.
             
Deus Providebit / Renungan Pagi

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku"

Minggu, 29 Juni 2014
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Kis 12:1-11; Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; 2 Tim 4:6-8.17-18; Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku"

Hari ini kita merayakan Santo Petrus dan Paulus, dua tokoh besar yang menjadi fondasi berdirinya Gereja. Keduanya wafat sebagai martir pada zaman pemerintahan kaisar Nero (64-68 M). Tradisi mengatakan bahwa Petrus wafat pada tahun 64 M dengan cara disalib kepala di bawah karena merasa tidak layak menyamai penyaliban Yesus. Jenazahnya dimakamkan di bukit Vatikan yang di kemudian hari, oleh Kaisar Konstantinus, dibangun basilika Santo Petrus dengan altar utama persis di atas makamnya. Sementara itu, Santo Paulus wafat sebagai martir pada tahun 67 M dengan cara dipenggal kepalanya. Jenazahnya dimakamkan di dalam Basilika Santo Paulus di luar tembok.

Kitab Suci memberi kesaksian bahwa kedua rasul tersebut mempunyai semangat luar biasa dalam mewartakan Injil dan menjadi saksi Kristus kendati harus menghadapi risiko yang besar. Bacaan I hari ini mengisahkan bagaimana ketika jemaat mengalami penganianyaan, Petrus pun kemudian juga ditangkap dan dipenjarakan dengan terbelenggu serta dijaga ketat oleh para prajurit (Kis 12:4-6). Paulus, juga tidak pernah terlepas dari kesulitan dan bahaya sebagaimana ia sendiri memberi kesaksian, "Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian." (2 Kor 11:23-27).

Berhadapan dengan semua itu, keduanya, baik Petrus maupun Paulus, mempunyai keyakinan bahwa Tuhanlah satu-satunya yang harus diabdi, dilayani, dan ditaati. Oleh karena itu, apa pun risikonya mereka tetap mengabdi Tuhan dan memberi kesaksian iman. Mereka sangat yakin akan bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber kekuatan. Petrus mengatakan, "Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku" (Kis 12:11). Paulus pun yakin akan janji Tuhan yang mengatakan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Kor 12:9). Selain itu, keduanya juga senantiasa mendapatkan kekuatan dari doa-doa jemaat. Ketika Petrus ditangkap dan dipenjara, "jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah" (Kis 12:5). Demikian pula, jemaat Paulus pun senantiasa berdoa untuknya bahkan disertai dengan berpuasa (Kis 13:3).

Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa Gereja yang telah dididirikan di atas fondasi iman para rasul, terutama Petrus dan Paulus, akan berlangsung selama-lamanya "dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18). Oleh karena itu, bagi Gereja-Nya, Tuhan selalu menganugerahkan para pemimpin sebagai pengganti dan penerus para rasul melalui rahmat tahbisan. Dalam hal ini, hanya para uskuplah yang menerima kepenuhan sakramen imamat dan merekalah pengganti para rasul (bdk. LG 21). Adapun para imam, kendati “tidak menerima puncak imamat, dan dalam melaksanakan kuasa mereka tergantung dari para uskup, namun mereka sama-sama imam seperti para uskup; dan berdasarkan sakramen tahbisan mereka pun dikhususkan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman, dan untuk merayakan ibadat ilahi, sebagai imam sejati Perjanjian Baru” (LG 28).

Sebagaimana jemaat Gereja awal senantiasa mendoakan para rasul, marilah kita juga senantiasa mendoakan para pemimpin Gereja, yakni Bapa Paus, para Uskup dan para imam agar mereka dimampukan hidup suci dan rendah hati serta semakin tekun "ngabdi Gusti lan nggemateni umat Dalem Gusti".

Doa: Tuhan, kami bersyukur atas para pemimpin Gereja yang Kauanugerahkan kepada kami, yakni Bapa Paus, para Uskup dan para imam. Tolonglah mereka selalu dengan rahmat-Mu agar mereka selalu hidup suci dan rendah hati serta semakin tekun mengabdi-Mu dan melayani umat-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 29 Juni 2014 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Minggu, 29 Juni 2014
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul
    
“…. Perhatikanlah teladan yang luhur dari generasi kita sendiri… Pilar yang terbaik [yaitu Gereja Roma]telah dianiaya…. Mari memusatkan mata hati kita kepada Rasul-rasul yang baik itu: Petrus, yang menderita… tidak hanya mengalami satu atau dua kali tetapi banyak kesulitan, dan karenanya pergi ke tempat kemuliaan yang sesuai…. Paulus menunjukkan jalan kepada penghargaan atas ketahanan [iman]… telah beralih dari dunia ini ke tempat yang suci… Terhadap kedua orang ini yang telah hidup dalam kekudusan harus ditambahkan banyak sekali orang yang menderita penganiayaan… yang menjadi contoh yang bersinar di tengah-tengah kita.” (St. Klemens dari Roma)
      
Antifon Pembuka

Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.
 
These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.
    
Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.
       

Doa Pagi

         
Allah Bapa, dasar iman kami, inilah hari yang Kauanugerahkan kepada kami, hari untuk merayakan Rasul Petrus dan Paulus, hari suci penuh sukacita bagi seluruh Gereja. Kami mohon, semoga umat-Mu senantiasa patuh setia mentaati ajaran para rasul dan memiliki semangat kerukunan mereka, sebab merekalah yang pertama-tama menegakkan Gereja-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
     
    
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
   
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
 
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
    
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
     
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
     
"Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
           
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

    

Ketika saya mendampingi Dempo Choir, SMA Katolik St. Albertus Malang (Jatim) dalam Karangturi Choir Games di Semarang (Jateng), 26 – 28 September 2013, saya merasakan ada sesuatu yang lain. Kali ini tidak seperti saat saya mendampingi mereka dalam lomba-lomba sebelumnya. Mereka lebih bersemangat, lebih tekun, lebih rajin. Pokoknya, tidak seperti biasanya. Setiap latihan diawali dengan Mars Dempo dan ditutup denganlagu Flos Carmeli. Dan hasilnya luar biasa, mereka meraih Peringkat II Tingkat Nasional. Mereka pun bangga.

 Perasaan bangga adalah sesuatu yang lahir dari dalam diri seseorang. Pasalnya, ia telah mencapai sesuatu yang diinginkan melalui suatu perjuangan yang tidak mudah, melalui berbagai macam tantangan dan rintangan.

 Hari ini Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus. Kedua orang kudus ini luar biasa. St. Petrus adalah salah satu dari empat murid pertama yang dipanggil oleh Yesus. Dia adalah seorang nelayan dari pantai Danau Tiberias. Ketika dipanggil menjadi murid Yesus, Petrus sudah berkeluarga. Kita ingat salah satu kisah dalam Injil di mana Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus.

 Kalau kita merefleksikan kisah perjalanan kerasulan St. Petrus akan sangat menarik. Ketika mampu menjawab dengan benar siapa itu Yesus, segera ia diberi kehormatan oleh Yesus dengan menyandang nama baru: KEFAS atau PETRUS atau BATU KARANG. Di atas batu karang itu, Yesus mendirikan Gereja-Nya. Jadi, Petrus dijadikan pondasi Gereja.

  Yesus juga pernah mencoba sejauh mana iman dan kasih Petrus terhadap pribadi Yesus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mencintai Aku?” Simon menjawab, “Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mencintai Engkau.” Yesus melanjutkan, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Suatu kehormatan besar dipercayakan oleh Yesus kepada Petrus. Bahkan kepadanya diberikan kunci kerajaan surga. Itulah Petrus. Bukan tanpa kelemahan, dia pernah menyangkal Yesus sebanyak 3 kali. Tetapi ia menyesal dan menangis. Dari pengalaman kegagalannya, ia menjadi pribadi yang sangat kuat dan bisa dipercaya. Ia menjadi juru bicara para rasul. Dan Petruslah yang menjadi pemimpin Gereja Perdana. Inilah pribadi Petrus, yang karena kebanggaannya pada pribadi Yesus, rela mengorbankan segala-galanya bahkan mati demi Kristus.

 Bagaimana tentang Paulus? Dia adalah orang yang “ditangkap” Yesus ketika ia sedang dalam perjalanan ke Damaskus untuk membunuh orang-orang Kristen. Paulus yang sebelumnya bernama Saulus adalah orang yang sangat pandai, bijak, berani dan teguh beriman pada Yesus. Karena itu, walaupun ia mendapat tantangan yang sangat hebat dalam karya pelayanannya, ia tetap setia sampai akhir.

 Inilah sosok kedua rasul yang kita rayakan pada hari ini. Apa pesan untuk kita? Kita diajak untuk bangga dengan iman kita pada pribadi Yesus. Rasa bangga ini harus diwujudnyatakan dalam kehidupan kita masing-masing. Kebanggaan kita pada pribadi Yesus dinyatakan dalam kebanggaan kita akan panggilan kita masing-masing. Bangga sebagai seorang suami atau isteri yang baik. Bangga sebagai biarawan-biarawati yang baik. Bangga sebagai anggota keluarga yang baik. Bangga sebagai anggota lingkungan, wilayah, paroki yang baik, dan seterusnya.

 Dengan itu kita meneladani Rasul Petrus dan Paulus yang kita rayakan pada hari ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita. (Sixtus/RUAH)
   
Pelayanan Apostolik St. Petrus (30-67)

 
Tahun 30 Kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus, Pentakosta
30-37 Petrus memimpin Gereja di Yerusalem.
38-39 Perjalanan Petrus di Samaria dan di pantai Palestina.
40-41 Petrus di Antiokhia
42 Dipenjara di Yerusalem, dibebaskan, dan keberangkatan ke tempat lain
42-49 Persinggahan yang pertama di Roma
49 Diusir dari Roma oleh edict Claudius yang menentang kaum Yahudi
49-50 Di Yerusalem, dalam Konsili Apostolik [seperti tertulis dalam Kis 15].
50-54 Di Antiokhia, Bitinia, Pontus, Asia dan Kapadokia
54-57 Persinggahan yang kedua di Roma: Injil Markus ditulis di bawah pengarahan Petrus
57-62 Di Bitinia, Pontus dan Kapadokia, Markus di Alexandria, Mesir
62-67 Persinggahan yang ketiga di Roma, menuliskan surat 1 Pet dan 2 Pet Markus ada bersama Petrus di Roma.
67 Dibunuh sebagai martir di Roma, dikuburkan dekat Nekropolis di Vatikan.
 
(Sumber: Warren Carroll, The Founding of Christendom, A History of Christendom, vol.1., Front Royal, Va: Christendom College Press, 1985, p. 422, diterjemahkan oleh www.katolisitas.org http://katolisitas.org/3347/arti-kunci-rasul-petrus-dan-kerajaan-surga)
 

 Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15-17). Wewenang untuk "mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul Bdk. Mat 18:18. dan terutama melalui Petrus, kepada siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya. (Katekismus Gereja Katolik, 553)

Kunci Surga dan Pedang Firman


Komuni Dua Rupa - (Bagian 1: Cara yang salah)


Sabtu, 28 Juni 2014 Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria dan St. Ireneus, Uskup dan Martir

Sabtu, 28 Juni 2014
Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria dan St. Ireneus, Uskup dan Martir
      
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu --- Luk 2:41-42

    
Antifon Pembuka (St. Ireneus: Yeh 34:11.23-24)

Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.
  
atau
   
Antifon Pembuka (Hati Tersuci SP. Maria: Mzm 12:6)

Hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

Doa Pagi (St. Ireneus)
    
Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

atau 

Doa Pagi (Hati Tersuci SP. Maria)

Ya Yesus, Engkau memberikan Bunda-Mu kepada kami sebagai Ibu, teladan dan pelindung kami. Semoga kami selalu didampingi dalam melaksanakan kehendak Bapa agar kami kelak memperoleh kebahagiaan kekal bersama para kudus. Hati tersuci St. Perawan Maria, doakanlah kami dalam segala aktivitas hari ini. Amin.
      
(pilihan 1 dari 3; dari Bacaan Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup dan Martir)
              
Sebagai pengikut Kristus Rasul Paulus mengingatkan kita untuk mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera. Hal ini menuntun kita bersikap ramah, sabar, dan lemah lembut terhadap sesama.
   
Bacaan Pertama (dari Rumus Peringatan St. Ireneus)
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2:22b-26)
 
"Seorang hamba Tuhan harus ramah terhadap semua orang."
   
Saudaraku terkasih, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan, yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran. Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar. Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka, sehingga mereka mengenal kebenaran. Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan (dari Rumus Peringatan St. Ireneus)
Ref. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.
Ayat. (Mzm 37:3-4.5-6.30-31; Ul: 30a)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.
    
Bait Pengantar Injil (dari Rumus Umum Para Martir - St. Ireneus -)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 17:23)
Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
    
Bacaan Injil (dari Rumus Umum Para Martir - St. Ireneus -)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26)
    
"Supaya mereka sempurna menjadi satu."
     
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
    
(pilihan 2 dari 3; dari Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
  
Bacaan Pertama (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:9-11)
 
Beginilah firman Tuhan, “Keturunan umat-Ku akan terkenal di antara para bangsa, dan anak cucu mereka di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.” Aku bersukaria dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin pria yang mengenakan hiasan kepala dan seperti pengantin wanita memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tetumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Kidung Tanggapan (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, Juru Selamatku.
Ayat. (1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd)
1. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah, tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
2. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga.
3. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkannya di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya
 
Bacaan Injil (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51)
 
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam bait Allah; sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencari engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa Bapak-Ibu mencari Aku? Tidakkah tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
    
(pilihan 3 dari 3; dari Masa Biasa)
     
Bacaan I (dari Rumus Masa Biasa)
Bacaan dari Kitab Ratapan (22:2.10-14.18-19)
  
"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."
    
Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Dalam amarah-Nya Ia menghancurkan benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi, dan mencemarkan kerajaan serta pemimpin-pemimpinnya. Maka duduklah para tua-tua puteri Sion tertegun di tanah. Mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. Mataku kusam dengan air mata, hatiku remuk redam. Hancur luluh hatiku karena reruntuhan puteri bangsaku, sebab kanak-kanak dan bayi jatuh pingsan di lapangan-lapangan kita. Mereka bertanya kepada ibunya, “Mana roti dan anggur?” Di lapangan-lapangan kota mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur ketika menghembuskan napas di pangkuan ibunya. Apa yang dapat kunyatakan kepadamu? Dengan apa aku dapat menyamakan dikau, ya puteri Yerusalem? Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara Sion? Karena luas bagaikan lautlah reruntuhanmu. Siapa yang akan memulihkan dikau? Nabi-nabimu melihat penglihatan yang dusta dan hampa bagimu. Mereka tidak menyatakan kesalahanmu guna memulihkan dikau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan. Berteriaklah dengan nyaring kepada Tuhan, hai puteri Sion! Cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam. Janganlah kauberi dirimu istirahat. Janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah, pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam. Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan. Angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan di ujung-ujung jalan karena lapar!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan (Rumus Masa Biasa)
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus umat-Mu yang tertindas.
Ayat. (Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; Ul:19b)
1. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.
2. Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus. Lawan-lawanmu mengaum di tempat pertemuan-Mu dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda. Mereka kelihatan seperti orang mengayunkan kepalan tinggi-tinggi.
3. Mereka siap menebas kayu-kayuan yang lebat; dan sekarang ukir-ukirannya seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung; mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah.
4. Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh kekerasan. Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.
 
Bait Pengantar Injil (dari Rumus Masa Biasa)
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
  
Nubuat Nabi Yesaya tergenapi dalam diri Yesus. Ia menyembuhkan orang melalui kerja sama yang baik. Iman perwira menyembuhkan hambanya yang sakit. Yesus mengakui iman seorang perwira. Siapa tidak bahagia jika mendapat pengakuan seperti perwira ini?
    
Bacaan Injil (dari Rumus Masa Biasa)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-17)
    
"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub."
            
Pada suatu hari Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya, “Tuan, aku tdak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’, maka ia datang. Ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu, Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikutinya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan wanita itu, lalu lenyaplah demamnya. Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan, dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah sabda yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
   
Setiap kali kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus di dalam perayaan Ekaristi, kita mengulangi kata-kata yang mirip dengan kata-kata perwira yang beriman, “Tuhan, aku tidak pantas Engkau datang ke bawah atapku, tetapi katakan sepatah kata saja maka jiwaku akan sembuh.” Bila setiap kali kita mengucapkan kata-kata ini penuh iman, kita juga akan disembuhkan oleh Yesus sebagaimana pengalaman iman perwira itu yang dapat menyembuhkan hambanya yang sakit. Apakah kita menyambut Tubuh dan Darah Yesus dengan penuh iman dan mengalami penyembuhan?
  
“Cahaya Tuhan adalah sumber hidup; barangsiapa melihat Dia, mendapatkan hidup” (St. Ireneus)
          
Doa Malam
   
Bapa, kami mohon rahmat-Mu agar kami dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kebiasaan yang baik dan mengikis kecenderungan kami yang tidak teratur. Bimbinglah kami agar berjalan di jalan-Mu dan beroleh belas kasihan-Mu. Amin.

RUAH

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Sabtu, 28 Juni 2014
Peringatan Wajib Hati Tersuci Perawan Maria & St. Ireneus

2 Tim 2:22b-26; Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; Mat 8:5-17

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Seorang perwira datang kepada Yesus dan berkata, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita” (Mat 8:6). Bagi saya, kalimat pendek dari perwira ini menunjukkan betapa ia sangat beriman. Dalam hubungannya dengan sesama, ia menghayati imanya dalam bentuk kepedulian terhadap hambanya yang sedang sakit. Ia tergerak oleh belas kasihan lalu mengupayakan kesembuhan bagi hambanya itu. Dalam hubungannya dengan Tuhan, Ia percaya penuh akan kasih Tuhan yang selalu memberikan pertolongan. Maka, dalam kalimat tersebut ia tidak memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan hambanya sebab ia percaya kalau Tuhan sudah mengerti apa yang ia harapkan. Dan benar, Tuhan sangat tanggap dan mengerti. Kendati ia tidak memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan hambanya, Yesus langsung mengatakan, "Aku akan datang menyembuhkannya" (Mat 8:7). Luar biasa! Kepada siapa pun yang peduli terhadap sesama dan yang dengan penuh iman mau datang kepada-Nya, Tuhan pun berkenan juga untuk segera datang dan memberikan pertolongan sesuai yang diharapkan dan dipercayainya (bdk. Mat 8:13a). Meskipun akhirnya, Yesus tidak datang ke rumahnya secara fisik, tetapi daya dan berkah-Nya sungguh-sungguh hadir dan membawa dampak yang nyata. Pada saat itu juga sembuhlah hambanya (Mat 8:13b). Kalau kita menghayati iman kita seperti diteladankan oleh sang perwira dalam bacaan Injil ini, maka Tuhan juga senantiasa berkenan hadir dan memberikan berkah-Nya secara nyata sesuai dengan situasi konkrit yang sedang kita hadapi.

Doa: Tuhan, semoga kami menghayati iman kami dalam kepedulian terhadap sesama dan dalam kepercayaan penuh kepada-Mu sehingga kami pun senantiasa mengalami kehadiran-Mu yang membawa berkah bagi kami dan sesama kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy