| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 22 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Kamis, 22 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
Di dalam perayaan Ekaristi, “…kita disatukan dengan ‘liturgi’ surgawi dan menjadi bagian dari para kudus yang jumlahnya berlaksa-laksa yang menyerukan, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Why 7:10). Ekaristi adalah sungguh sekilas surga yang nampak di dunia.” (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 19)
      

Antifon Pembuka (Kel 25:1-2)
 
Mari kita memuji Allah, pahlawan yang gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menjanjikan kebahagiaan kepada kami jika kami saling menaruh cinta kasih. Berilah kami kekuatan untuk menempuh jalan yang tepat seturut teladan Yesus Kristus, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Penjelasan yang akurat dan tepat dalam kerangka keselamatan Allah memberitakan pemahaman yang benar. Hukum sunat bukan sesuatu yang mutlak tetapi terbuka bagi yang mau untuk memperoleh keselamatan.
  

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:7-21)
  
  
"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."
      
Para rasul dan penatua-penatua jemaat di Yerusalem bersidang, membicarakan soal sunat. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung tukar pikiran, berdirilah Petrus dan berkata kepada para rasul serta penatua-penatua, “Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa sejak semula Allah telah memilih aku di antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita. Allah sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.” Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus, “Saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh. Reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan, juga segala bangsa yang tidak mengenal Allah yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya, yang telah diketahui dari sejak semula ini. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah. Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3; R: lih3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
  
Kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti Kristus dengan Bapa. Melalui ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan kita memiliki kasih. Kasih itu memberikan sukacita yang penuh.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-11)
  
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
  
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Yesus menghimbau kita agar selalu tinggal di dalam kasih-Nya. Orang yang selalu tinggal di dalam kasih Yesus, akan selalu menaati perintah-perintah-Nya dan memelihara hukum-hukum-Nya. Eratnya hubungan kita dengan Yesus tidak sekadar membawa sukacita sejati kepada kita tetapi sukacita kita menjadi penuh. Itulah sebabnya orang yang selalu tinggal dalam kasih Yesus selalu memancarkan sukacita yang penuh dan kasih sejati juga kepada orang lain di sekitarnya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar aku selalu tinggal dalam kasih-Mu. Engkau mengenal segala yang ada di dalam diriku. Semoga kasihku kepada sesama yang kujumpai hari ini, berkenan kepada-Mu dan ampunilah kesalahanku karena tak jarang jatuh dalam cinta diri. Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
  
Liturgi tak pernah menjadi milik pribadi perorangan, baik dari selebran maupun komunitas, tempat misteri-misteri dirayakan (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, no. 52).
   
 RUAH

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:1-6; Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5; Yoh 15:1-8

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Tidak sulit untuk mengambil ispirasi dari Injil hari ini. Intinya adalah agar kita selalu dekat, bersama dan bersatu dengan Kristus. Kita juga pasti tahu caranya, yakni dengan berdoa, membaca dan merenungkan kitab suci, merayakan sakramen-sakramen terutama Ekaristi, dll. Kali ini, saya tertarik untuk merenungkan perihal membersihkan diri. Setiap saat, Tuhan pasti berkenan untuk membersihkan kita supaya kita semakin mampu menghasilkan buah yang baik. Namun, bagaimana kita sendiri bekerjasama dengan Tuhan untuk membersihkan diri kita, membersihkan jiwa kita? Kita mempunyai sakramen, yang boleh dikatakan sebagai sakramen pembersihan, yakni sakramen pengakuan dosa. Maka, kita diundang untuk menghayati dengan sungguh sakramen pengakuan dosa ini dengan ketentuan mengaku dosa minimal setahun sekali sebagaimana disebut dalam Lima Perintah Gereja. Namun, alangkah lebih baik jika kita lebih sering melakukannya. Sebagaimana kita setiap hari membersihkan diri (mandi) karena badan kita selalu kotor oleh debu, keringat, dll, hendaknya kita juga sesering mungkin, tentu tidak setiap hari, mengaku dosa karena jiwa kita juga kotor oleh dosa-dosa yang sering kita buat.

Selain pengakuan dosa, kita juga mempunyai sarana pembersihan diri yang disebut Pemeriksaan Batin (Examen Conscientiae). Kalau pengakuan dosa tidak perlu kita lakukan setiap hati, pemeriksaan batin ini hendaknya kita lakukan setiap hari. Idealnya malah sehari 2x, yakni di siang/tengah hari dan malam hari sebelum tidur. Ada 5 langkah pemeriksaan batin yang dapat kita lakukan dalam 10-15 menit. Pertama, kita mengambil sikap hening dan tenang untuk menyadari bahwa kita hadir di hadapan Tuhan. Kedua, kita melihat secara kronologis setiap peristiwa yang kita alami sebelumnya selama 1/2 atau 1 hari. Ketiga, memaknai peristiwa-peristiwa tersebut dalam terang iman, yakni melihat karya, berkat dan penyertaan Tuhan. Keempat, melihat peristiwa-peristiwa di mana kita tidak mengikuti bisikan hati nurani dan kehendak Tuhan atau di mana kita berbuat dosa dan kesalahan. Kelima, membawa semua pengalaman tersebut dalam doa: bersyukur atas berkat Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan yang baik dan mohon ampun atas kesalahan dan dosa kita baik dalam pikiran, perkataan, kelalaian dan perbuatan serta memohon rahmat untuk memperbaikinya. Kelima langkah ini akan membantu kita untuk memurnikan hati dan budi sehingga semakin hari kita akan semakin dimampukan untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Hal ini bukan pertama-tama karena kemampuan kita tetapi karena kedekatan kita dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk selalu meluangkan waktu guna melakukan pemeriksaan batin sebagai sarana persatuan dengan-Mu dan pembersihan diri kami. Dengan demikian, semoga semakin hari kami semakin mampu untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Amin. -agawpr-

Rabu, 21 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
       
“Dalam sejarah umat Allah, telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai imengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. --- Paus Fransiskus
  

Antifon Pembuka (Mzm 70:8.23)
    
Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
   
Doa Pagi
   

Ya Bapa, Engkau menyatukan kami dengan Kristus bagaikan ranting-ranting pada pokok anggur yang benar. Engkau sebagai pemilik kebun anggur berkepentingan agar kami menghasilkan banyak buah kasih maka Engkau mengikuti perkembangan kami dan membersihkan kami dari segala kekurangan supaya buah kasih kami bagi sesama sungguh besar. Penuhilah kami dengan Roh-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-6)
 
   
"Paulus dan Barnabas pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah-tengah jemaat."
      
Sekali peristiwa, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul serta penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata, “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)
    
"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan   
  
Seorang sahabat pernah berkata ”Kekuatan doa itu luar biasa. Jika dengan penuh kepercayaan kita berdoa, niscaya apa yang kita mohon akan dikabulkan. Rencana Tuhan selalu yang terbaik untuk kita, dan Ia akan memberikan yang terindah pada waktunya”.
 
Kita selalu berdoa kepada Tuhan karena kita percaya bahwa hanya pada Tuhanlah kita memperoleh kekuatan, perlindungan, dan pertolongan. Kita mengimani Allah sebagai Allah Yang Mahabaik. Sebagai Allah Yang Mahabaik maka Ia akan selalu memberikan yang baik untuk kita, bahkan yang terbaik. Kita percaya kepada Allah, selalu merasa tenteram berada dalam dekapan kasih Allah, dan menjadikan firman-Nya sebagai kekuatan hidup kita.
  
Hari ini Yesus bersabda ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipemuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku”. Kita tinggal di dalam Yesus, maka apa yang kita minta dalam nama-Nya Bapa pasti akan mengabulkan.
 
Paulus dan Barnabas, juga rasul-rasul yang lain, percaya kepada Yesus dan ajaran-ajaran-Nya, kemudian mereka mewartakannya kepada segala bangsa. Berkat kepercayaannya, apa yang mereka lakukan atau wartakan menghasilkan buah yang melimpah, yaitu begitu banyak orang yang bertobat dan percaya. Itulah buah dari iman kepercayaan dan doa. Semoga iman dan doa kita senantiasa menghasilkan buah yang melimpah.
  
Tuhan Yesus Kristus, aku yakin dan percaya bahwa dengan perantaraan-Mu Bapa akan mendengarkan dan mengabulkan doa-doaku. Semoga aku selalu setia pada firman-Mu. Amin.

"Misa yang buruk melemahkan iman." (Kardinal Burke dan Kardinal Canizares) Benih-benih kemurtadan akan muncul dan tumbuh subur kelak. Mereka yang terbiasa dengan Pelecehan Liturgi akan membenarkan pelecehan tersebut sebagai kebiasaan. Mereka akan membenarkan kebiasaan yang salah daripada membiasakan hal yang benar. Misa yang buruk yang diselenggarakan "menurut selera umat" perlahan tapi pasti semakin membuat umat merasa bahwa Misa-lah yang harus memenuhi selera mereka. Umat akan semakin berorientasi pada diri sendiri, mencari hal yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Padahal dalam Misa, seluruh ke-aku-an kita haruslah kita tanggalkan. Dalam Misa semuanya berpusat kepada Allah, untuk menyenangkan hati Allah, bukan memenuhi selera umat. Ketika umat merasa Misa tidak memenuhi selera mereka, maka mereka akan jajan ke ibadat Protestan, terus seperti itu dan lama kelamaan murtad dari Gereja Katolik. Kita kelak akan menuai segala keburukan akibat terlalu sering membiasakan Perayaan Ekaristi diutak-atik untuk memenuhi selera umat. (Robby Kristian Sitohang / Indonesian Papist 12 April 1992 - 09 Februari 2014)
        
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11.12-13b.21; Yoh 14:27-31a

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Ada eberapa ungkapan kas untuk menyatakan damai sejahtera, misalnya “shalom aleikhem” (Ibrani), "assalamu ‘alaikum" (Arab), “rahayu” (Jawa), “santi” (Bali), dll. Hal ini menunjukkan bahwa damai sejahtera merupakan kerinduan setiap orang di segala tempat. Oleh karena itu, banyak hal ditawarkan untuk mendapatkan damai sejahtera di dunia ini, misalnya perumahan yang mewah dan ekslusif, wisata di kawasan pegunungan dengan pepohonan yang rindang dan aliran sungai yang segar, berbagai macam bentuk meditasi, dll. Namun, bagi kita, para pengikut Kristus, bukan damai sejahtera semacam itu yang kita cari. Damai sejahtera yang harus kita hayati dan kita bagikan kepada orang lain adalah damai sejahtera di hati yang bersumber pada Tuhan. Karena damai sejahtera yang sejati itu bersumber pada Tuhan, maka pertama-tama kita harus berdamai dengan Tuhan, yang berarti dekat dengan Tuhan, mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan serta melaksanakan kehendak-Nya. Damai sejahtera di hati ini tidak sama dan tidak tergantung dari hal-hal duniawi. Orang yang dekat dengan Tuhan, tetap merasa damai dan sejahtera kendati secara fisik menderita, kendati hidup di tengah keramaian dan hiruk pikuk dunia, kendati berkekurangan secara material, kendati dibenci dan dimusuhi karena kebaikannya. Orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu mengalami damai dalam hati sehingga mampu berdamai serta membagikan damai sejahtera kepada orang lain.

Doa: Tuhan, Engkaulah sumber damai sejahtera bagi kami. Semoga, kami hanya mencari damai sejahtera yang bersumber daripada-Mu sehingga kami senantiasa mengalami damai di hati dan mampu berbagi damai sejahtera dengan sesama kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 20 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
“Semakin Gereja meneladan hidup Maria, semakin keibuanlah dia (Gereja)” (Bruder Roger Schutz, 1915-2005)

  
Antifon Pembuka (lih. Why 19:5;12:10)
 
Pujilah Allah kita, kamu sekalian, yang hina dan yang mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan Kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

 
Allah Bapa, sumber cinta kasih sejati, Engkau selalu memberi kekuatan dan pengharapan bagi orang yang sedang berjuang dalam hidup beriman kepada-Mu. Semoga kesaksian Rasul Paulus dan Rasul Barnabas tentang pengalaman Allah dalam hidup mereka mampu memberi kekuatan iman yang baru di dalam hidupku pada hari yang baru ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Perutusan Barnabas dan Paulus penuh risiko. Mereka tak gentar dan terus berjalan mengajarkan kabar gembira. Banyak orang percaya dan menjadi murid Kristus. Kehadiran mereka menguatkan iman jemaat.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28)
    
    
"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."
   
Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, dan mereka membujuk orang banyak supaya memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu, dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Kota Derbe dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid, dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia. Di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13ab.21; R:11a)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi. Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
   
Yesus meninggalkan damai sejahtera bagi para murid-Nya. Inilah kekuatan hidup sebagai pengikut Kristus. Kasih menuntun setiap pengikut Kristus untuk melaksanakan segala sesuatu dengan setia.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)
 
"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu! Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang, namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa, dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan 
   

Damai sejahtera yang dibawa Yesus lain daripada yang lain. Bukan damai sejahtera yang palsu dan semu, melainkan damai sejahtera sejati, asli, berlandaskan pada kepercayaan pada diri-Nya. Bila kita mencoba meresapkan firman-firman-Nya, damai sejahtera akan mengalir dalam diri kita. Dari dalamnya kita akan menimba ketenangan dan ketentraman sejati.

Doa Malam

Bapa yang Mahakasih, terima kasih atas peneguhan di dalam menjalani kehidupanku hari ini. Semoga damai sejahtera yang Kautanamkan dalam hatiku selalu mewarnai hidupku dalam situasi apa pun. Berkatilah istirahatku malam ini, sehingga besok pagi dapat bangun pagi dan dengan gembira hati memuji-Mu dengan kesegaran kasih-Mu. Amin.
  
Sudah sejak tahun 1970, Takhta Apostolik memperingatkan bahwa semua eksperimen sekitar perayaan Misa Kudus harus berhenti, pernyataan ini diulangi dalam tahun 1988 maka baik Uskup-Uskup secara pribadi maupun Konferensi Uskup tidak mempunyai wewenang untuk mengizinkan eksperimen dengan teks-teks liturgi atau semua hal lain yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi. Untuk eksperimen sejenis di masa mendatang, dibutuhkan izin dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen. Izin itu harus diberi secara tertulis dan permohonannya harus dimasukkan oleh Konferensi Uskup. Sesungguhnya permohonan yang demikian tidak akan dikabulkan tanpa alasan serius. Adapun kegiatan-kegiatan inkulturasi di bidang liturgi, hendaknya diperhatikan dengan teliti dan lengkap norma-norma khusus yang sudah ditetapkan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 27)

RUAH

Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Senin, 19 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 14:5-18; Mzm 115:1-2.3-4.15-16; Yoh 14:21-26

"Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Gereja adalah buah karya Roh Kudus. Inilah yang dinyataka dalam Syahadat Iman kita yang menyebut iman akan Gereja setelah pernyataan iman akan Roh Kudus. "Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, dst". Urutan tersebut, menurut para teolog seperti JND. Kelly, Ratzinger dan de Lubag mengungkapkan bahwa iman akan Gereja dst merupakan sub bagian dari iman akan Roh Kudus. Lebih tegas mereka menyatakan bahwa Gereja adalah buah karya Roh Kudus. Keyakinan ini bertitik tolak dari peristiwa Pentakosta sebagaimana dikisahkan oleh Lukas (Kis 2:1-13). Berkat Roh Kudus yang dicurahkan, para rasul yang semula mengalami ketakutan menjadi berani untuk bersaksi (Kis 2:14-36) sehingga banyak orang menjadi percaya kepada Kristus (Kis 2:37-40) dan terbentuklah persekutuan jemaat Gereja perdana (Kis 2:41-47). Sepanjang zaman, Roh Kudus selalu membimbing, menjiwai dan menguduskan Gereja. "Dialah Roh kehidupan atau sumber air yang memancar untuk hidup kekal" (lih Yoh 4:14; 7:38-39). Melalui Dia Bapa menghidupkan orang-orang yang mati karena dosa, sampai Ia membangkitkan tubuh mereka yang fana dalam Kristus (lih. Rom 8:10-11). Roh itu tinggal dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah (lih. 1Kor 3:16; 6:19). Dalam diri mereka Ia berdoa dan memberi kesaksian tentang pengangkatan mereka menjadi putera (lih. Gal 4:6; Rom 8:15-16 dan 26). Oleh Roh Gereja diantar kepada segala kebenaran (lih. Yoh 16:13), dipersatukan dalam persekutuan serta pelayanan, diperlengkapi dan dibimbing dengan aneka kurnia hirarkis dan karismatis, serta disemarakkan dengan buah-buah-Nya (lih. Ef 4:11-12; 1Kor 12:4; Gal 5:22). Dengan kekuatan Injil, Roh meremajakan Gereja dan tiada hentinya membaharuinya, serta mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya" (Lumen Gentium 4). Untuk itu, marilah kita senantiasa memohon karunia Roh Kudus dan membuka diri pada bimbingan-Nya agar kita dimampukan untuk selalu mengingat apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (bdk. Yoh 14:26) dan melaksanakannya. Dengan demikian, menjadi semakin nyatalah bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan karena kita melaksanakan perintah-perintah-Nya (bdk. Yoh 14:21.23).

Doa: Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hatiku dan nyalakanlah di dalamnya api cinta kasih-Mu agar aku mampu mengingat, mengerti dan melaksanakan ajaran dan kehendak Tuhan. Amin. -agawpr-

Senin, 19 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Senin, 19 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya: mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen. Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Bapa Suci Benediktus XVI

 
Antifon Pembuka
 
Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
 
Doa Pagi

 
Tuhan Yesus Kristus, curahkanlah dengan murah hati Roh Kudus-Mu atas dunia kami serta Gereja kami. Semoga Roh Kudus menuntun kami untuk maju terus dengan penuh harapan, dan menolong kami untuk membangun masa depan kami bersama dengan Dikau. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:5-18)
   
   
"Kami memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup."
  
Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium, orang-orang Ikonium yang telah mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu. Setelah mengetahuinya, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya; ia lumpuh sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Paulus menatap dia, dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia, “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena Paulus yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, “Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan”. Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bukan kepada kami, ya Tuhan, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.15-16)
1. Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata, “Di mana Allah mereka?”
2. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
3. Diberkatilah kamu oleh Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:26)
Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:21-26)
  
"Penghibur yang akan diutus oleh Bapa, Dialah yang mengajarkan segala sesuatu kepadamu."
  
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku padanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, “Tuhan, apakah sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
  
ALLAH TIDAK PERNAH MENINGGALKAN MANUSIA
   
Apa tanda bahwa kita telah mengasihi Allah? Apakah cukup dengan ungkapan - ungkapan indah dan puitis “Aku mengasihi Allah”. Ini saja tidak cukup, sebab “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku” (Yoh 14:21a). Mengasihi Allah harus dinyatakan dengan dua hal : (1) memegang teguh perintah-Nya dan (2) melakukan perintah-Nya. Memegang teguh perintah-Nya berarti berdiri diatas kebenaran yang Yesus ajarkan dan melaksanakannya dengan penuh ketaatan tanpa tawar-menawar. Darimana kita dapat tahu bahwa Yesus memberikan sebuah kebenaran yang mengajarkan kita pada abad modern ini?

Kita dapat tahu dari Gereja Katolik. Yesus tidak meninggalkan jemaat-Nya sebatang kara ketika Ia akan naik ke surga, tetapi memberikan kepada kita orang tua spiritual, yaitu Santo Petrus, Rasul (Mat 16:18-19) dan para penggantinya yaitu Paus dan para Uskup. Gereja Katolik senantiasa menyuarakan kebenaran tentang iman akan Yesus Kristus ini. Ini adalah harga mati bagi kita umat Katolik. Kebenaran ini harus kita pegang teguh di dalam iman, dan hingga kini Gereja terus senantiasa membuka pintunya dan memberikan sarana – sarana rohani bagi kita semua untuk terus menyatu dengan Yesus lewat Sakramen – Sakramen Gereja, terutama Sakramen Baptis yang memperbaharui hidup kita dari manusia lama menjadi manusia baru, Sakramen Tobat yang mendamaikan kembali ke-manusiaan kita yang lupuk dan fana dengan Allah, terutama sekali adalah Sakramen Ekaristi yang benar – benar menyatukan kita dengan Yesus Kristus dalam Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur dan ini kita temukan dalam Misa. Sudahkah kita mempunyai kerinduan akan Misa? Satu kali dalam satu minggu umat Allah wajib menunaikan tugasnya kepada Allah dengan menghadiri Misa Kudus, ini sesuai dengan perintah Allah yang ketiga (Kuduskanlah hari Tuhan) dan Gereja mengajarkan lagi perintah Allah yang ketiga ini dalam Perintah Gereja yang Kedua (Ikutlah Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan Hari Raya yang diwajibkan..). Mengapa wajib? apakah Gereja tahu bahwa setiap individu mempunyai kesibukannya masing – masing? bukankah itu semua tergantung pada hati, jika hati tidak enak untuk apa datang ke Misa? Kalau ini yang kita nyatakan, kita harus melihat kembali Yesus. Yesus memberikan diri-Nya sehabis-habisnya tanpa tawar-menawar, bahkan Yesus wafat demi kita semua, inilah cinta Yesus yang total. Apakah kita tidak mempertimbangkan hal ini? Mengapa harus tawar-menawar dan mempersoalkan masalah hati? Jika hati tidak enak, justru Misa adalah curahan yang paling tepat, dimana kita dapat bertemu dengan Allah. Kita lelah? Tuhan Yesus pun mengalami hal yang sama , lelah bahkan lebih daripada kita, saat Yesus memanggul salib-Nya ke kalvari. Lebih dari pada itu, Yesus memberikan kepada kita Roh Kudus (Yoh 14:26), Roh Kudus yang akan mengajar kita tentang kebenaran, dan Roh Kudus ini yang menaungi dan menjaga Gereja Katolik agar Gereja terus menyuarakan apa yang Yesus serukan, bukan yang manusia serukan. Lihat, tidakkah cinta Yesus ini benar – benar total, tanpa pamrih, tanpa tawar-menawar?
   
Yesus mengajarkan kita untuk mencintai-Nya dengan segenap hati, bukan dengan setengah hati ; dengan segenap akal budi, bukan dengan setengah akal-budi ; dengan segenap jiwa, bukan dengan setengah jiwa kita ; dan dengan segenap kekuatan kita, bukan dengan setengah dari kekuatan kita. Sudahkah kita mencintai Yesus sehabis – habisnya dan tanpa tawar menawar, seperti yang sudah Yesus ajarkan kepada kita?
       
Bait Allah yang dibangun oleh manusia menyerupai sebuah Bait Allah yang lain: yakni Gereja Kristus, yang merupakan Tubuh-Nya. Allah telah memilih untuk diam di tengah-tengah manusia untuk menyelamatkannya dalam diri Putranya yang tunggal Yesus Kristus; Dia menjadi manusia seperti kita dan untuk kita. Putranya yang menjadi manusia tetap hadir dalam Tubuh Kristus yakni Gereja. Kita pergi ke gereja untuk merayakan sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi. Kita pergi ke gereja untuk semakin menjadi Gereja, agar kita menjadi bait Allah yang hidup yang melaluinya seluruh umat manusia dapat mendengarkan kebenaran dan menerima kasih karunia-Nya. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia)
          
 
Renungan Pagi/Deus Providebit

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. ... Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan..."

Minggu, 18 Mei 2014
Hari Minggu Paskah V
 
Kis 6:1-7; Mzm 33:1-2.4-5.18-19; 1Ptr 2:4-9; Yoh 14:1-12
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. ... Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan..."

Bagi kita yang beriman kepada Yesus, masa depan sudah dijamin oleh-Nya. Bukan hanya masa depan di dunia ini tetapi lebih-lebih masa depan di surga. Tentu, yang dimaksudkan di sini bukan pertama-tama jaminan hidup dan kesejehteraan material, tetapi kesejahteraan rohani dan spiritual. Syukur kalau Tuhan juga menganugerahkan kesejahteraan material, tetapi bukan ini yang utama. Bahkan, banyak orang yang secara materi berkekurangan dan secara fisik mederita, tetapi hidup rohani dan spiritualnya baik bisa mengalami kebahagiaan hidup yang sejati. Selain itu, kita juga harus menyadari bahwa meskipun kita sudah menjadi umat terpilih (bac II), tetapi tidak cukup hanya mengandalkan keterpilihan itu saja. Meski dengan baptis, kita sudah dijamin untuk masuk surga, namun kalau kita tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, ya kita bisa kehilangan jaminan tersebut. Itulah makanya Yesus mengatakan "barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan." Inilah makna percaya kepada Tuhan. Percaya kepada-Nya berarti melaksanakan kehendak-Nya atau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan. Itu berarti: mengasihi sebagaimana Ia mengasihi; mengampuni sebagaimana Ia mengampuni; berdoa sebagaiman Ia selalu berdoa; menolong orang lain sebagaimana Ia selalu memberi pertolongan; memberi makan kepada yang membutuhkan sebagaimana Ia memberi makan 5000 orang; dan seterusnya, dan seterusnya. Sebab, Yesus sendiri menegaskan, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Mat 7:21).

Doa: Tuhan, kami bersyukur karena Engkau telah menjamin keselamatan kami. Bantulah kami untuk selalu mengerti kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari sehingga kami tidak kehilangan jaminan tersebut. Amin. -agawpr-

Penghiburan Sejati


Makna menyalakan Lilin


Minggu, 18 Mei 2014 Hari Minggu Paskah V

Minggu, 18 Mei 2014
Hari Minggu Paskah V
     
"Bacalah surat Santo Paulus: “Corpus Christi quod est Ecclesia (Kol:18)”. Kristus dan Gereja adalah hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah mungkin memiliki iman dan berkata, “Aku percaya pada Yesus tetapi aku tidak menerima Gereja.” (Paus Yohanes Paulus I, General Audience on September 13, 1978)"
   

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 98:1-2)
  
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; Ia telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa, alleluya.
 
O sing a new song to the Lord. for he has worked wonders; in the sight of the nations he has shown his deliverance, alleluia.
 
Cantate Domino canticum novum, alleluia: quia mirabilia fecit Dominus, alleluia: ante conspectum gentium revelavit iustitiam suam, alleluia, alleluia.
 

Pengantar

  
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.
 
Doa Pagi

  
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau telah membukakan pintu gerbang iman bagi semua bangsa segala zaman. Kami mohon, berilah kami pada zaman sekarang ini orang-orang yang membaktikan diri dalam doa dan pelayanan sabda. Tambahkanlah jumlah para murid yang percaya penuh akan sabda Putra-Mu dan yang saling menaruh cinta tanpa pamrih, sebagaimana diperintahkan kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
 
                 .
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus."
      
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Ul:lh. 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 2:4-9)
   
"Kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi."
   
Saudara-saudara terkasih, datanglah kepada Kristus, batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu pun dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadanya tidak akan dipermalukan. Karena itu, bagi kamu yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya, “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan. Mereka tersandung padanya karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan memang sudah ditentukan untuk itu. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Maka kamu harus memaklumkan perbuatan-perbuatan agung Allah. Ia telah memanggil kamu keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do=g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, allelluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-12)
  
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."
  
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; Jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama engkau, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

   
Tuhan Yesus menyediakan tempat bagi kita
 
Kita akan lebih memahami perikop ini jika kita melihat kaitannya dengan perikop sebelumnya. Di sana dikatakan bahwa Yesus sudah tahu bahwa Rasul Petrus akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, dan ketika Ia mengatakan hal itu di hadapan para rasul lainnya, mereka menjadi sedih karenanya. Namun kemudian Yesus menghibur mereka, sebab sebagai Allah, Ia- pun sudah mengetahui bahwa para rasul itu, walaupun jatuh bangun dalam hal iman, akan akhirnya sampai juga ke surga.

“Aku akan datang kembali” (ayat 3) mengacu kepada kedatangan-Nya yang kedua (lih. 1 Kor 4:5; 11:26; 1Tes 4:16-17; 1Yoh 2:28), maupun juga pertemuan-Nya dengan setiap jiwa manusia setelah orang itu wafat. Maka janji Tuhan Yesus untuk menyediakan tempat di surga, bukan saja ditujukan kepada para rasul, tetapi juga kepada kita yang percaya kepada-Nya dan yang setia kepada-Nya sampai akhir.
 
Janji Tuhan Yesus ini selayaknya menghibur kita; namun juga mengingatkan agar kita selalu percaya dan setia kepada-Nya. Oleh rahmat Baptisan kita semua ini menjadi milik Allah, anak- anak angkat Allah di dalam Kristus (lih. Gal 3:26). Sudahkah kita hidup sebagai anak- anak Allah? Sebab jika kita terus berjuang untuk hidup sesuai dengan panggilan kita ini, maka janji Tuhan ini akan digenapi di dalam kita. Mari kita memeriksa batin kita, agar Tuhan menunjukkan pada kita, dalam hal- hal apa saja, sikap kita masih belum sesuai sebagai sikap anak- anak Allah. Dan marilah kita mohon rahmat Tuhan, agar kita dimampukan untuk memperbaikinya.
   
Kristus adalah Jalan menuju Allah Bapa
  
Sebenarnya, jika kita membayangkan bahwa kita hadir di tengah para rasul 2000 tahun yang lalu, saat Yesus mengucapkan perkataan-Nya ini, kemungkinan kitapun dapat memahami kegundahan hati Rasul Tomas, “Ke manakah Engkau akan pergi, Tuhan? Aku tidak tahu, bagaimana mungkin aku tahu jalan ke sana?” Namun sekarang kita perlu berterima kasih kepada Rasul Tomas, yang menyuarakan kegundahan hatinya, sebab oleh karena itu, Yesus menjawabnya dengan Sabda-Nya yang meneguhkan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).

St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.”[1] Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Hidup kita di dunia ini memang merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus, supaya kita dapat bertumbuh pula dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama demi kasih kita kepada Kristus. Sebab pada akhirnya, kasih inilah yang kita persembahkan kembali ke hadirat Tuhan di surga.

Dalam penjelasan The Navarre Bible, dikatakan bahwa Yesus menjadi ‘jalan’ kepada Bapa melalui 5 cara. Pertama melalui ajaran-Nya; sebab dengan berpegang pada ajaran-Nya kita akan sampai ke surga; kedua, melalui iman yang diinspirasikan-Nya, sebab Ia datang ke dunia sehingga “barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16); ketiga, melalui teladan-Nya, sebab tak ada yang dapat sampai kepada Allah Bapa tanpa meneladani Kristus; keempat, melalui jasa-Nya, yang memampukan kita untuk masuk ke tempat kediaman abadi, dan terakhir, Kristus adalah jalan, karena Ia menyatakan Allah Bapa, yang dengan-Nya Ia adalah Satu, karena ke-Allahan-Nya.[2]
 
Maka agar kita semakin menghayati bahwa Kristus adalah jalan kepada Allah Bapa, kita perlu merenungkan ajaran Kristus dan kehidupanNya, dari lahir-Nya sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Hal ini diajarkan oleh St. Fransiskus dari Sales yang mengatakan, “Seperti halnya anak- anak yang mendengarkan ibunya…., belajar untuk bicara sesuai dengan bahasa ibunya, demikian pula kita, dengan membawaNya dekat dengan kita melalui meditasi, permenungan akan perkataan-Nya, perbuatan-Nya, dan kasih-Nya, kita belajar, dengan bantuan rahmat Tuhan, untuk berbicara, bertindak dan berkehendak seperti Dia…. Kita tidak dapat mencapai Allah Bapa dengan melalui jalan lain….; Ke-Allahan tidak dapat kita lihat dengan baik di dunia ini jika tidak di dalam kesatuan dengan kemanusiaan Penyelamat kita yang kudus, yang hidup dan kematian-Nya…. merupakan topik yang paling layak untuk direnungkan bagi meditasi kita sehari- hari."[3]

Dengan merenungkan kehidupan Yesus, maka kita akan dapat mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang dapat bertumbuh secara rohani dengan berdoa rosario, karena doa rosario pada dasarnya adalah doa permenungan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Dengan permenungan tersebut, umat beriman dibawa untuk lebih menghayati rencana keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Maka ajakan untuk merenungkan kehidupan Yesus ini adalah ajakan bagi anda dan saya. Jose Maria Escriva mengatakan, “Ia [Kristus] berbicara kepada semua manusia, tetapi dengan cara yang istimewa Ia memikirkan orang- orang yang, seperti anda dan saya, yang berkehendak kuat untuk menganggap panggilan hidup Kristiani sebagai sesuatu yang serius; Ia ingin agar Tuhan selalu ada di dalam pikiran- pikiran kita, di mulut kita, dan di setiap perbuatan kita, termasuk dalam kegiatan- kegiatan yang paling biasa dan rutin.”[4] Mari kita memeriksa batin kita dengan jujur, sejauh mana Kristus sudah menjadi pusat dalam pikiran kita, perkataan kita, kehendak maupun perbuatan kita? Jika Kristus belum menjadi motivasi yang utama bagi kita tiap- tiap hari, kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada-Nya, supaya hidup kita dapat dipimpin oleh-Nya.
 
Maka, perkataan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup,” tidak saja hanya ditujukan untuk menjawab Rasul Tomas… Menjadi Kebenaran dan Hidup adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan yang menjelma menjadi manusia, seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam permulaan Injilnya, “Firman itu telah menjelma menjadi manusia … penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Kristus adalah kebenaran, sebab dengan kedatangan-Nya ke dunia Ia menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji- janji-Nya; dan karena Ia mengajarkan kebenaran tentang siapakah Tuhan itu. Selanjutnya, Kristus mengajarkan kepada kita bahwa penyembahan yang sejati adalah yang dilakukan “di dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 4:23), yang artinya, penyembahan sejati kepada Allah Bapa adalah yang dilakukan di dalam Diri-Nya, yang adalah Sang Kebenaran itu. Kristus adalah Hidup, sebab dari kekekalan Ia mempunyai hidup ilahi dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:4) dan karena Ia menjadikan kita pengambil bagian dalam kehidupan ilahi, melalui rahmat Baptisan. Inilah sebabnya mengapa Injil mengatakan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)[5]

Tentang hal ini St. Agustinus mengajarkan, “….sepertinya, Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.[6] O, betapa dalamnya makna kasih Allah yang ditunjukkan-Nya melalui Kristus!
 
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa 
   
Banyak orang mempertanyakan ke-Allahan Yesus, sebab mereka tidak memahami bahwa Allah Bapa dan Putera [Kristus] adalah Satu. Hal inilah yang kemungkinan juga menjadi pertanyaan Rasul Filipus, “…tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (ayat 8). Namun Yesus “menegur para rasul karena [mereka]tidak mengenali Dia, meskipun perbuatan- perbuatan-Nya adalah perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan — berjalan di atas air, mengendalikan angin badai, mengampuni dosa, membangkitkan orang mati. Karena inilah mengapa Ia [Kristus] menegur Filipus: karena ia tidak mengenali kodrat ke-Allahan-Nya melalui kemanusiaan-Nya.”[7]
 
Sungguh, kita perlu memohon kepada Tuhan agar semakin dapat menghayati misteri kasih Allah ini, yang begitu tak terbatas dan melampaui batas pikiran manusia. Sebab hanya kasih Allah yang begitu besarlah yang membuat-Nya mau mengutus Sang Sabda, yaitu Putera-Nya sendiri untuk menjadi manusia dan menyelamatkan manusia. “Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai “manusia kepada manusia” ((Surat kepada Diognetus,7,4: Funk, Apostolic Fathers, I, 403)), “menyampaikan sabda Allah” (Yoh3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh17:4). Barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9). Untuk alasan ini Yesus menyempurnakan wahyu dengan menggenapinya melalui keseluruhan karya-Nya untuk menghadirkan Diri-Nya dan menyatakan Diri-Nya – melalui Sabda perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal.”[8]
   
Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Kulaku kan, bahkan yang lebih besar
   
“Sebelum meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus berjanji kepada para rasul untuk memberikan kepada mereka kuasa sehingga keselamatan Tuhan dapat dinyatakan melalui mereka. Segala pekerjaan dan mujizat ini diwartakan di dalam nama Yesus Kristus (lih. Kis 3:1-10; 5:15-16; dst) dan secara khusus pertobatan bangsa- bangsa kepada iman Kristiani dan pengudusan mereka diperoleh melalui khotbah pengajaran dan pelayanan sakramen- sakramen. Hal- hal itu dapat dianggap sebagai pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-Nya jika kita melihat bahwa melalui pelayanan para rasul, Injil tidak hanya diwartakan di Palestina tetapi disebarkan sampai ke seluruh dunia. Namun demikian kuasa yang luar biasa dalam karya apostolik dan pengajaran bersumber dari Kristus, yang telah naik ke Surga kepada Allah Bapa: setelah melewati penghinaan di kayu salib, Yesus telah dimuliakan dan dari surga Ia menyatakan kuasa-Nya dengan bertindak melalui para rasul-Nya.”[9]
  
Kuasa para rasul diperoleh dari Kristus yang dimuliakan. Jangan lupa bahwa Kristus pernah bersabda, “Apapun yang kauminta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (lih. Yoh 14:13). Maka jika para rasul dapat melakukan perkara- perkara besar, semua itu hanya terjadi karena Kristus yang memampukan mereka. Demikian pula seharusnya, jika Tuhan mengijinkan kita turut mengambil bagian dalam karya kerasulan-Nya, untuk memberitakan kasih Allah dan membawa sesama kita kepada Tuhan, kita harus melihatnya sebagai karya Kristus, dan bukan semata karena kemampuan kita.
  
St. Agustinus menjelaskannya, seolah demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, “Bukannya bahwa ia yang percaya kepada-Ku akan menjadi lebih besar daripadaku, tetapi hanya bahwa Aku akan melakukan perbuatan- perbuatan yang lebih besar daripada sekarang; lebih besar, oleh dia yang percaya kepada-Ku, daripada yang Kulakukan sendiri sekarang tanpa dia.”[10]. O, betapa besar rencana Allah dan penyelenggaraan-Nya yang dinyatakan di dalam Gereja-Nya yang kudus, di mana kita dapat terus menerima rahmat-Nya dan menimba kekuatan dari Sang Hidup ilahi, melalui pengajaran Firman Tuhan dan sakramen- sakramen yang disampaikannya.
   
Pesan yang layak diingat: Jangan takut
        
Santo Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyuarakan tema ini dalam khotbah- khotbahnya: Jangan takut! Menurut Uskup Agung Fulton Sheen yang pernah menghitung kata “Jangan takut” di Kitab Suci, konon jumlahnya adalah 365 kali. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan lekas gelisah dan khawatir. Ini adalah pesan yang selalu relevan dan pas dengan keadaan kita saat ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:38-39). Asalkan kita berpegang kepada Kristus dan mengandalkan Dia, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, kita akan memperoleh jalan keluar. Jika janji Tuhan ini digenapi dalam hidup banyak orang percaya, kita harus yakin hal itu juga terjadi dalam hidup kita.
  
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku…. Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33)
   
CATATAN KAKI:

St. Agustinus, In Ioann. Evang., 66,2
lih. The Navarre Bible, St. John, (Ireland, Four Courts Press, 1987), p. 184
St. Francis de Sales, Introduction to the Devout Life, part II, chap. 1,2
J. Escriva, Friends of God, 127
lih. The Navarre Bible, Ibid., p.185
St. Augustine, De verbis Domini sermones, 54
St. Agustinus, De Trinitate, Book 7
Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 4
The Navarre Bible, Ibid., p.187
St. Agustinus, In Ioann. Evang., 72, 1



 
Tata gerak dan sikap tubuh imam, diakon, para pelayan, dan jemaat haruslah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga:
(1) seluruh perayaan memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun;
(2) makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan
(3) partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan.[*] Oleh karena itu, ketentuan hukum liturgi dan tradisi Ritus Romawi serta kesejahteraan rohani umat Allah harus lebih diutamakan daripada selera pribadi dan pilihan yang serampangan.

Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 42)
[*] Cf. Second Vatican Ecumenical Council, Constitution on the Sacred Liturgy, Sacrosanctum Concilium, nos. 30, 34; cf. also Sacred Congregation of Rites, Instruction Musicam sacram, On music in the Liturgy, 5 March 1967, no. 21.  

Seorang Kristen tanpa Gereja hanya idealis saja

Vatican City, 15 Mei 2014 / 07:43 (CNA / EWTN News) -. Paus Fransiskus merefleksikan dalam misa harian tentang bagaimana para rasul menginjili dengan terlebih dahulu menceritakan sejarah umat Allah, menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk memahami seorang Kristen tanpa hal ini.

"Anda tidak bisa memahami seorang Kristen di luar umat Allah. Orang Kristen bukanlah monad (tunggal, berdiri sendiri, tidak terbagi), "tetapi" milik orang-orang: Gereja, "Paus amati pada homili 15 Mei-nya.

"Seorang Kristen tanpa gereja adalah sesuatu yang murni idealis, itu tidak nyata."

Dimulai dengan melihat bacaan pertama, diambil dari Kisah Para Rasul, Uskup Roma menunjukan kepada mereka yang berkumpul di Wimsa Santa Martha Vatikan dengan mengingat bagaimana ketika Paulus berkhotbah di Antiokhia, ia melakukannya dengan terlebih dahulu menceritakan seluruh sejarah keselamatan Israel.

"Yesus tidak masuk akal tanpa sejarah ini" karena Ia "adalah akhir dari kisah ini, (ujung) ke arah mana cerita ini berjalan, ke arah mana kisah ini berjalan," kata beliau, sehingga "Anda tidak bisa memahami seorang Kristen di luar umat Allah. "

"Anda tidak bisa memahami seorang Kristen seorang diri, sama seperti Anda tidak dapat memahami Yesus Kristus sendirian" Paus melanjutkan dengan mengatakan, menjelaskan bahwa "Yesus Kristus tidak jatuh dari langit seperti jagoan yang datang untuk menyelamatkan kita."

"Tidak. Yesus Kristus memiliki sejarah. Dan kita dapat mengatakan, dan memang benar, bahwa Allah memiliki sejarah, karena Dia ingin berjalan bersama kita. Dan Anda tidak dapat memahami Yesus Kristus tanpa sejarah-Nya. "

Paus Fransiskus kemudian menggambarkan bagaimana seorang Kristen tanpa sejarah, suatu bangsa atau Gereja "tidak bisa dimengerti," mengatakan bahwa itu "sesuatu dari laboratorium, merupakan hal buatan, suatu hal yang tidak bisa memberikan kehidupan."

Menggambar perhatian pada pentingnya mengingat ini "dimensi sejarah," Uskup Roma mengamati bahwa orang Kristen adalah " kenangan hidup perjalanan umat-Nya, ia adalah kenangan hidup dari Gereja-Nya."

"Lalu, di mana orang-orang ini pergi? Menuju janji utama. Ini adalah orang-orang yang berjalan menuju kepenuhan; orang terpilih yang memiliki janji untuk masa depan dan berjalan menuju janji ini, menuju pemenuhan janji ini. "

Untuk melakukan hal ini orang-orang Kristen dalam Gereja haruslah laki-laki dan perempuan "dengan pengharapan: pengharapan dalam janji," Paus melanjutkan, mencatat bahwa "Ini bukan angan-angan: tidak, tidak! Itu hal lain: Ini adalah pengharapan ".

"Benar, kita berjalan! (Menuju) yang tidak mengecewakan. "

Menjelaskan bagaimana seorang Kristen juga seseorang yang selalu mengingat, Paus mendorong semua yang hadir untuk "mencari rahmat kenangan, selalu" sehingga dengan melakukannya dan juga melihat ke depan dengan pengharapan mereka mungkin menjadi seorang Kristen yang "mengikuti jalan Allah dan memperbaharui perjanjian dengan Allah. "

Jenis Kristen ini terus-menerus memberitahu Tuhan "Ya, saya ingin perintah-perintah, saya ingin kehendak-Mu, saya akan mengikuti Mu" lanjut beliau, menambahkan bahwa "Ia adalah seorang dari perjanjian itu, dan kita merayakan perjanjian, setiap hari" pada Misa, oleh karena itu seorang Kristen adalah "seorang wanita, seorang pria Ekaristi."

Menyimpulkan renungan, Paus Fransiskus mendorong semua yang hadir untuk "berpikir tentang identitas Kristen kita," yang menyatakan bahwa "identitas Kristen kita adalah milik umat:. Gereja"

"Tanpa ini, kita bukanlah orang-orang Kristen" beliau mengamati, mencatat bagaimana "kita memasuki Gereja melalui pembaptisan: Di sana kita adalah orang-orang Kristen."

"Untuk alasan ini, kita harus dalam kebiasaan meminta rahmat kenangan, kenangan perjalanan yang umat Allah telah dibuat," kata Paus, dan "juga kenangan pribadi: Apa yang Allah lakukan bagi saya, dalam hidup saya, bagaimana Ia telah membuat saya berjalan ... "

Berdoa, Paus memohon "bagi rahmat pengharapan, yang bukan optimisme: tidak, tidak! Ini sesuatu yang lain, "dan memohon" untuk rahmat untuk memperbaharui perjanjian dengan Tuhan yang telah memanggil kita setiap hari. "

"Semoga Tuhan memberi kita tiga rahmat ini, yang diperlukan bagi jati diri Kristen tersebut."

Sumber: http://www.catholicnewsagency.com/news/a-christian-without-the-church-is-purely-idealistic-pope-says/

Sabtu, 17 Mei 2014 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Sabtu, 17 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
  
“Apa yang iman Katolik percayai mengenai Maria berdasarkan apa yang dipercayai mengenai Kristus” (Katekismus Gereja Katolik, 487)
      
Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)
  
Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah memanggil kalian dari kegelapan ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Alleluya.
  
Doa Pagi
  
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu atas Nabi yang paling agung, Yesus, Sabda-Mu yang hidup, yang telah berbicara kepada kami. Semoga Roh-Nya mendorong kami untuk mempersembahkan diri kepada-Mu demi keselamatan dan kesejahte-raan sesama, agar dengan demikian dapat menemukan hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
Warta keselamatan juga diperuntukkan bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Allah. Berita keselamatan menjadi terang bagi bangsa yang berada dalam kegelapan. Jemaat Antiokhia bersukacita dan memuliakan Allah, karena mereka menerima kabar gembira keselamatan, bukannya menolak.
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)
   
"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
   
Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota, berkumpul di rumah ibadat Yahudi untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.
    
Yesus menegaskan bahwa Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa. Segala pengajaran dan karya Yesus berasal dari Bapa. Dengan demikian Allah Bapa dimuliakan dalam Yesus yang melaksanakan kehendak-Nya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:7-14)
   
"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
 
Filipus minta Yesus menunjukkan Bapa kepada mereka. Yesus cukup heran karena mereka belum juga mengerti bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Siapa yang melihat Yesus, ia melihat Bapa. Harus diakui bahwa banyak hal tentang Yesus tidak kita pahami meskipun kita sudah menjadi pengikut-Nya. Karena itu kita tidak boleh malu dan diam saja tetapi berani bertanya seperti Filipus supaya dalam beriman kita tidak salah langkah.
  
Doa Malam
 
Tuhan, Engkau menyadarkanku melalui sabda-Mu atas segala rahmat-Mu yang bekerja dalam diriku. Tiada sesuatu yang baik tanpa campur tangan-Mu. Terima aksih atas semuanya itu, dan tinggallah dalam istirahatku malam ini. Amin.

 
Persekutuan-persekutuan Gereja yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik, “terutama karena tidak memiliki Sakramen Tahbisan, sudah kehilangan hakikat misteri Ekaristi yang otentik dan sepenuhnya” (Unitatis Redintegratio 22). Karena alasan ini, maka bagi Gereja Katolik tidak mungkin ada interkomuni Ekaristi dengan persekutuan-persekutuan ini. “Kendati begitu, bila dalam Perjamuan Kudus mereka mengenangkan wafat dan kebangkitan Tuhan, mereka mengimani, bahwa kehidupan terdapat dalam persekutuan dengan Kristus, dan mereka mendambakan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan” (Unitatis Redintegratio 22). [Katekismus Gereja Katolik, No. 1400]

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy