| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 05 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 05 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
     
Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366).
   

Antifon Pembuka
  
Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
 
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah sabda-mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
    
     
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
   
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
   
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
    
Renungan

   
Mukjizat pergandaan roti (Yesus memberi makan lima ribu orang) merupakan salah satu mukjizat Yesus yang besar dan penting, dan peristiwa ini dicatat oleh ke-empat Injil, yaitu Mat 14:13-21; Mrk 6: 32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-15). [Umat Katolik memperingati mukjizat pergandaan roti di dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana umat menerima Yesus Kristus sendiri, Sang Roti Hidup, dalam rupa hosti dan anggur].

Dikisahkan bahwa setelah pergandaan roti dan semua orang telah makan kenyang, maka Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang (lih. Yoh 6:12).

Kristus menghendaki agar sisa tersebut dikumpulkan untuk mengajarkan agar:
1) Jangan kita menyia-nyiakan ataupun membuang percuma hal-hal yang Tuhan berikan kepada kita,

2) Agar para murid pada waktu itu memperoleh bukti nyata tentang mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebab sisa dari mukjizat itu saja jauh lebih banyak dari aslinya, yang hanya dari lima roti dan dua ikan.
Kemudian, pengumpulan sisa ini juga menunjukkan makna perbuatan-perbuatan sederhana yang dapat kita lakukan demi kasih kita kepada Tuhan yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu: yaitu menjaga keteraturan, kebersihan dan menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskan sampai selesai. Ini juga mengingatkan kepada umat, khususnya pada para pelayan di altar Tuhan, bahwa perhatian khusus perlu diberikan kepada Ekaristi.

Juga, ukuran mukjizat yang besar juga merupakan sebuah tanda keistimewaan Yesus sebagai Mesias, dalam membuat mukjizat [dan bagaimana Ia mengatur segalanya sampai ke penanganan sisanya dengan bantuan para rasul]. Para Bapa Gereja membandingkannya dengan nabi Musa, yang membagikan roti manna kepada setiap orang untuk makan seperlunya, namun beberapa orang sengaja meninggalkan sebagian manna tersebut untuk esok harinya, dan kemudian menjadi berulat (lih. Kel 16:16-20). Nabi Elia memberikan kepada janda di Sarfat itu, secukupnya sesuai dengan kebutuhannya (1 Raj 17:13-16); namun Yesus memberikan dengan kemurahan hati-Nya dengan berlimpah, sampai semua dapat makan sampai kenyang, dan masih mempunyai sisa, untuk dapat dibagikan kepada orang-orang lain yang membutuhkan.

Pada dasarnya, semua berkat Tuhan yang diberikan kepada kita, harus digunakan dengan bijak, dengan semangat kemiskinan (‘the spirit of poverty“) dalam artian digunakan sampai habis sesuai dengan kebutuhan, namun jika ada sisanya, dikumpulkan agar dapat digunakan oleh orang lain yang membutuhkan. Ini adalah yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Konferensi Pangan sedunia, 9 November 1974, berikut ini kutipannya:

“… setelah memberi makan kumpulan orang banyak tersebut dengan limpah, Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk mengumpulkan yang sisa, jika tidak maka terdapat yang sia-sia terbuang (lih. Yoh 6:12). Betapa ini adalah pelajaran dalam hal penghematan – dalam artian yang paling halus dan penuh- sebab pada masa sekarang ini, begitu banyak berkat diboroskan sia-sia! Ajaran ini menunjukkan penolakan terhadap konsep masyarakat di mana konsumerisme cenderung menjadi tujuan akhir, di mana orang jijik (contempt) terhadap orang-orang miskin, dan akhirnya itu merugikan orang-orang tersebut karena menjadi tidak mampu untuk melihat bahwa manusia dipanggil untuk maksud yang lebih tinggi (to a higher destiny)….”
       
Maka sesungguhnya, ayat Yoh 6:12 ini adalah ayat yang sangat baik untuk mengingatkan kita untuk dapat menggunakan berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan bijak, tidak memboroskannya dan membuang percuma, namun untuk membagikannya juga kepada orang lain yang membutuhkannya. Inilah prinsip penghematan dan solidaritas kepada yang miskin, yang diajarkan oleh Kristus kepada kita para murid-Nya. Sebab manusia terpanggil untuk maksud yang mulia (a higher destiny), yaitu jika ia dapat menggunakan berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan untuk mengembangkan diri dan sesamanya, dan hidup dalam persaudaraan kasih dengan sesama manusia, dan mengakui bahwa segala yang diterimanya sebagai anugerah dari Tuhan. Sebab kebutuhan kita bukan melulu kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani, dan bahwa pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya segala talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
      
Karena alasan teologis yang berkaitan dengan perayaan Ekaristi atau dengan satu ritus yang khusus, maka buku-buku liturgi kadang-kadang menetapkan ataupun mengizinkan penggabungan Misa Kudus dengan suatu ritus lain, khususnya berkaitan dengan Sakramen-Sakramen. Akan tetapi suatu penggabungan yang demikian dalam hal atau situasi lain, tidak diizinkan Gereja Roma, terutama jika ini berkisar pada hal-hal sepele (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 75)
  

Ekaristi : Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja

Dua murid dari Emaus yang dikisahkan dalam bacaan Injil Lukas (24:13-35) nampaknya juga mengalami frustrasi: setelah cukup lama mengikuti Yesus, menjadi murid Yesus, tiba-tiba Yesus yang menjadi pegangan dan kekuatan hidupnya mati, disalibkan. Guru dan Yang diikuti tidak ada lagi, tidak ada yang mengikat kebersamaan para murid Yesus. Dua murid Emaus mudik, meninggalkan Yerusalem ke desa asalnya Emaus. Namun dalam perjalanan yang diwarnai frustrasi itu tiba-tiba mereka memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati. Ketika mereka mendengarkan kisah Yesus hati mereka merasa dikobarkan: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Dan ketika Yesus yang bangkit, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka", mata mereka terbuka dan mengenali Yesus, Guru dan Tuhan mereka.

Dua murid Emaus semakin mengenali Yesus ketika Ia mengucap syukur, memberkati dan membagi-bagikan roti. Syukur, berkat dan pembagian roti ini kita kenangkan atau peringati setiap kali kita merayakan Perayaan Ekaristi, puncak ibadat dan hidup Gereja. Maka marilah setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi kita persiapkan dengan sungguh-sungguh, bukan seperti orang mau menonton saja, agar kita sungguh dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Di dalam perayaan kita juga menerima Tubuh Kristus, pemberian Diri yang terdalam dan seutuhnya kepada kita.

Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi tidak lagi memiliki substansi roti dan anggur tapi sudah berubah substansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651). Oleh karena itu, Ekaristi bukan sekadar simbol, tetapi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus. Bila kita menyadari bahwa kita sedang berhadapan dengan Kristus, bukankah kita harus memberikan penghormatan dan penyembahan mendalam kepada-Nya? Sesungguhnya ketika kita mengatakan bahwa Ekaristi hanya lambang, kita telah menyangkal iman Katolik kita dan selanjutnya wajar sekali bahwa penghormatan kita berkurang terhadap Ekaristi.

Di dalam hukum Gereja dikatakan bahwa "Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala makan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan" (KHK kan 919.1). Aturan ini hendaknya tidak hanya dihayati secara minimalis, tetapi juga semangat yang ada di dalamnya yaitu: persiapan. Untuk bertemu dengan seseorang sering kita mengadakan persiapan khusus, apalagi kita hendak bertemu dan menyambut Tuhan dalam Perayaan Ekaristi. Maka hendaknya mereka yang bertugas (imam, diakon, putra altar, lektor, pemazmur, koor dst..) sungguh mempersiapkan dan siapapun (umat) yang mau berpartisipasi juga mempersiapkan diri. Jika datang lebih awal sebelum Perayaan Ekaristi dimulai jangan sibuk ngobrol di luar gereja saja bahkan rokok-rokokan dst.., baiklah langsung masuk gereja berdoa untuk mempersiapkan diri. Setiap Imam yang mempersembahkan Perayaan Ekaristi Kudus harus mengingat bahwa dalam Kurban ini bukan hanya dia dan komunitasnya saja yang sedang berdoa, tetapi juga seluruh Gereja, yang dalam sakramen ini mengungkapkan kesatuan rohaninya. Semoga Sabda Tuhan dan Ekaristi menjadi sumber hidup kita: Sabda Tuhan mengobarkan dan menggairahkan sedangkan di dalam Ekaristi /Perjamuan kita mengenali Dia/Tuhan dengan lebih dekat.

Minggu, 04 Mei 2014 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III
         
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
  

Antifon Pembuka
    
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. (Mzm 65:1-2)

Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)

 
Pengantar

   
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
      
Bagi umat Kristen yang tidak mempercayai dan tidak melakukan perayaan Ekaristi, peristiwa perjalanan ke Emaus adalah seperti peristiwa di masa lalu dan sulit untuk dihubungkan dengan apa yang terjadi pada saat ini secara lebih mendalam. Namun, bagi umat Katolik, peristiwa ini dihadirkan kembali setiap hari, dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi yang menjadi pusat kehidupan Gereja perdana akan terus menjadi pusat kehidupan Gereja Katolik sampai akhir zaman, sampai terjadinya Perjamuan kawin Anak Domba (lih. Why 19:9). Dapat dikatakan bahwa iman akan Ekaristilah yang dapat menguak misteri Sabda Allah di Lukas 24:13-35 secara lebih mendalam, karena itulah yang dialami para murid, itulah yang dilakukan oleh jemaat perdana, itulah yang dilakukan oleh Gereja sepanjang sejarah Gereja, dan itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik saat ini, sampai segala abad. Sesungguhnya yang pertama kali mengajarkan tata cara perayaan Ekaristi [yaitu adanya liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi] adalah Tuhan Kristus sendiri, yaitu melalui penampakan-Nya kepada kedua orang murid di perjalanan ke Emaus (Lih. Luk 24:13-35); sedangkan tentang prinsip liturgi Ekaristinya sendiri mengacu kepada apa yang diajarkan Yesus dalam Perjamuan Terakhir dengan para Rasul-Nya (Mat 26:26-28; Mrk 14:27-31; Luk 22:24-38). [diolah dari Katolisitas.org]
       
Doa Pagi 
    
Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Semoga kami senantiasa memuji Dikau karenanya, dan semoga kami mendambakan kebangkitan kami dan terlaksananya segala harapan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33)
   

"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
     
Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)
  
"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."
    
Saudara-saudara terkasih, Allah menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tanpa pandang muka. Dan Dia itu kamu sebut "Bapa". Maka hendaklah kamu hidup dengan bertakwa selama kamu menumpang di dunia idi. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dan cara hidupmu yang sia-sia, warisan nenek moyangmu Kamu telah ditebus bukan dengan harta yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang amat mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba, yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ihi, demi kamu. Oleh Dia, kamu percaya kepada Allah. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Allah pun telah memuliakan Dia. Maka seluruh iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
   
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
    
Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanya, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     

Kemartiran Yesus membuat banyak orang kecewa dan kembali ke kampung halaman mereka. Mereka memang telah mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus, yaitu bahwa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dapat dirasakan, demikian juga pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan, harapan menjadikan Yesus seorang Mesias politik yang handal untuk mengusir penjajah Romawi.

Tentu saja cita-cita ini sangat manusiawi. Namun, bagi orang pada zaman itu, Yesus patut diperhitungkan karena Ia memiliki banyak pengikut mulai dari Galilea hingga Yudea.

Harapan dan hubungan para murid Yesus masih manusiawi, karena kedekatan mereka, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Kematian Yesus membuat mereka kecewa dan takut. Kedua murid di Emaus merupakan contoh nyata, bagaimana mereka jujur di depan Yesus yang sedang menemani perjalanan mereka. Mereka mengungkapkan, “Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel” (Luk 24:21). Namun, ternyata harapan mereka kandas. Yesus mati disalibkan!

Bacaan hari ini menguatkan kita akan penyertaan Yesus bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan dan kegalauan hidup. Yesus berjalan bersama kedua murid di Emaus. Ia membimbing kedua murid itu sambil menjelaskan seluruh isi Kitab Suci. Namun, Yesus juga menegur mereka dengan keras, karena “lamban hati untuk percaya pada para nabi”. Ternyata kata-kata Yesus “membuat hati mereka berkobar-kobar” (Luk 24:32), menghilangkan rasa sedih, mendatangkan penghiburan dan terang dalam kegelapan, akhirnya sampai mereka mendesak Yesus dan berkata, “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (ay. 29).

Sungguhpun mereka terkesan dan mengajak Yesus tinggal bersama mereka, namun mereka belum mengenal Yesus. Setelah mereka melihat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti , baru saat itulah mereka mengenal-Nya.

Sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari akan penyertaan Tuhan yang terus-menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Dia menguatkan dan meneguhkan kita. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukan yang sama di dalam kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak muda perlu pendampingan seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua jangan pernah lelah atau berhenti mendampingi anak-anak. Itu adalah tugas kita bersama. Kita mau mengantar anak-anak kita sampai mengenal Yesus dalam kehidupan mereka masing-masing.
 
Penyertaan Yesus dalam hidup kita harus dilandasi dengan sikap mengajak dan menerima Dia dalam hidup kita. Dalam kesusahan dan kesulitan hidup kita mesti yakin bahwa Yesus ada dan bersama dengan kita. Dalam praktek sulit, namun kita diajak untuk tetap setia sampai kita mengenal Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh, seperti kedua murid di Emaus itu.
 
Kuncinya, kita mesti bergaul akrab dengan Yesus setiap saat. (RUAH)
    
   
“Umat beriman Katolik, sembari menghormati keyakinan agama dari saudara-saudari yang terpisah, pantas menghindarkan menerima komuni perayaan mereka, agar tidak timbul salah paham tentang hakikat Ekaristi, dan selanjutnya tidak menyalahi kewajiban menyaksikan kebenaran dengan jelas. Yang sebaliknya akan memperlambat kemajuan upaya menuju kesatuan nyata yang penuh. Mirip dengan itu, juga tak masuk akal menggantikan Misa hari minggu dengan perayaan sabda ekumenis atau ibadat doa bersama dengan umat kristiani dari jemaat-jemaat Gereja yang disebutkan di atas, atau bahkan dengan mengambil bagian dalam ibadat mereka. Perayaan dan ibadat seperti itu, kendati dalam keadaan tertentu pantas dipuji, sebagai persiapan bagi tujuan kesatuan yang penuh, termasuk komuni Ekaristi, namun tak pantas menggantikannya” (St. Yohanes Paulus, Paus, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 30)

   

MEI: Bulan Maria


Empati setelah mengalami


Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III

Kis 2:14.22-33; Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; 1 Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35

Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersama dengan kami, sebab hari sudah mulai malam, dan matahari hampir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka.

Kalau kita menonton acara TV atau mengikuti pembicaraan tertentu atau mendengarkan kotbah yang sangat menarik, biasanya kita tidak ingin cepat selesai. Kita ingin berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan. Kurang lebih demikianlah suasana hati kedua murid Emaus dalam kisah Injil hari ini. Mereka mendengarkan penjelasan yang amat menarik dan memukau dari orang yang tidak mereka kenal, yang sebenarnya Yesus sendiri. Maka, ketika mereka hendak berpisah dan itu berarti pembicaraan akan berakhir karena mereka sudah mendekati kampung dan Yesus hendak meneruskan perjalanan, mereka tidak rela. Mereka masih ingin bersama Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya sehingga mendesak Yesus untuk mampir. Yesus mau. Pembicaraan pun berjanjut dan mereka semakin terpukau, hati mereka berkobar-kobar. Pada saat itulah, Yesus mewahyukan diri-Nya. Ia tidak hanya membuka dan mumukau telinga mereka tetapi juga mata dan hati mereka sehingga mereka dapat mengenali-Nya.

Bagi kita: Apakah kita menjadikan Yesus sebagai Dia yang menarik dan memukau kita? Apakah sabda-sabda-Nya dalam Kitab Suci juga mengobarkan kita sehingga kita ingin terus dan terus membaca, mendengarkan dan merenungkan-Nya? Apakah kita juga menginginkan kehadiran-Nya dalam hidup kita sehingga kita berani mendesak-Nya untuk tinggal bersama kita, bukan sebaliknya malah cuek akan kehadiran-Nya? Apakah Dia yang memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi juga mengobarkan semangat kita untuk melaksanakan tugas dan karya pelayanan kita sehari-hari? Semoga, Iya.

Doa: Tuhan, semoga Engkau, sabda-Mu dalam Kitab Suci dan kehadiran-Mu dalam Ekaristi selalu menarik bagiku sehingga aku semakin mencintai, menghormati dan menghayatinya serta menimba kekayaan rahmat dari padanya. Amin. -agawpr-

Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.

Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul

1 Kor 15:1-8; Mzm 19:2-3.4-5; Yoh 14:6-14

Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? ..." (Yoh 14:8-9)

Har ini kita merayakan pesta St. Filipus dan Yakobus. Menurut Injil Yohanes, Filipus adalah orang ke-3 yang dipilih untuk mengikuti Yesus, setelah Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:35-44). Begitu bertemu dengan Yesus, dia langsung yakin bahwa Yesus adalah Mesias sehingga dengan mantap pula ia meyakinkan Natanael dan mengajaknya datang kepada Yesus (Yoh 1:45-49). Namun, ternyata ia belum sungguh-sungguh mengenal-Nya, bahkan setelah sekian lama bersama-sama dengan Yesus sebagaimana tampak dalam Injil hari ini. Bagi saya, hal ini menarik dan inspiratif. Meskipun pengertian dan pengenalan Filipus akan Yesus belum sempurna, tetapi ia sudah meyakini-Nya (=mengimani-Nya) dan berani mewartakan serta meyakinkan orang lain bahkan mengajaknya untuk datang kepada Yesus. Semoga, kita pun berani berbuat seperti Filipus ini.

Sementara itu, yang dimaksud Yakobus di sini adalah anak Alfeus dan saudara sepupu Yesus bukan Yakobus anak Zebedeus, saudara Yohanes. Setelah Yesus wafat dan bangkit, Yakobus menjadi Uskup Yerusalem yang pertama dan oleh Paulus disebut sebagai soko guru Gereja (Gal 2:9). Ia sangat berjasa bagi Paulus, lebih-lebih pada awal pertobatannya. Ketika Paulus ditangkap di Yerusalem dan minta diadili di Roma, Yakobuslah yang menjadi perantara Paulus sampai ke Roma. Maka, dari Yakobus, kita belajar untuk menerima orang lain apa adanya, kendati orang tersebut ditolak oleh orang kabanyakan. Hendaknya kita tidak ikut-ikutan menolak dan menjauhi tetapi justru membantunya memperbaiki diri dan berani meyakinkan orang lain untuk menerimanya.

Doa: Santo Filipus dan Santo Yakobus, doakanlah kami. Amin. -agawpr-


Sabtu, 03 Mei 2014 Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul

Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
  
"Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.." (Yoh 14:8-9)


Antifon Pembuka

Merekalah orang-orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta kasih besar, dan dimahkotai dengan kemuliaan abadi. Alleluya.
 
Pada misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat
  
Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, terima kasih atas pewartaan yang telah kami terima lewat Injil Putera-Mu. Lewat Injil-Mu kami menjadi mengerti akan kurban salib Putera-Mu bagi dosa-dosa kami. Hari ini secara khusus kami berdoa bagi para pewarta Injil. Semoga lewat mereka, kabar gembira semakin dikenal dan nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Kesaksian Rasul Paulus akan Yesus Kristus dan Injil-Nya menghantarnya kepada kehidupan baru.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-8)
     
"Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul."
      
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan Injil yang aku beritakan kepadamu dan telah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, sebagaimana kuberitakan kepadamu; - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. – Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, yakni bahwa Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
  
Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Karena itu, kita percaya pada-Nya juga melalui karya-karya perutusan-Nya serta melaksanakan perbuatan kasih-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita memuliakan Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:6-14)
  
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku!"
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada Tomas, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada Yesus, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata ‘Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’ Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Yesus bukan hanya sebagai penunjuk jalan menuju kepada Bapa tetapi juga jalan itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai pengikut-Nya kita tidak akan tersesat bila kita konsisten mengikuti Dia. Kita semua hanya dapat sampai kepada Bapa bila kita tetap berada di jalan ini. Sebab dengan melihat Yesus kita telah melihat Bapa dan dengan mengenal Yesus kita telah mengenal Bapa. Di sinilah terletak pentingnya hubungan pribadi yang baik dengan Yesus untuk dapat mengenal Bapa.

Doa Malam

Tuhan, malam ini aku berdoa bagi siapa saja yang belum mengenal Engkau. Semoga lewat segala sesuatu yang Kauciptakan, mereka dapat mengerti bahwa Engkaulah Pencipta alam semesta. Semoga aku pun dapat mengantar mereka kepada-Mu lewat segala sikap dan perbuatanku. Amin.

RUAH

Jumat, 02 Mei 2014 Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 02 Mei 2014
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Kis 5:34-42; Mzm 27:1.4.13-14; Yoh 6:1-15

Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.

Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kepada kita untuk memohon "jangan masukkan kami ke dalam pencobaan". Namun, sebenarnya kita butuh untuk dicobai, dalam arti diuji sejauh mana ketangguhan iman, pengharapan dan kasih kita. Selain untuk mengetahui kapasitas kita, ujian juga menjadi daya dorong untuk melangkah maju dan meningkatkan kualitas hidup kita. Saya rasa inilah maksudnya mengapa Yesus mencobai (=menguji) murid-murid-Nya. Kalau seorang guru menguji muridnya, tentu ia sendiri tahu jawaban yang benar, sebagaimana Yesus "tahu aya yang hendak dilakukan-Nya". Untuk itu, marilah kita bersyukur kalau suatu saat kita dicobai/diuji oleh Tuhan. Ujian itu dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kita. Seandainya kita belum lulus ujian, Tuhan sendiri yang memberikan jawaban dan solusinya sebagaimana Yesus sendirilah yang akhirnya memberikan solusi atas persoalan yang dialami para murid. Ia bertanya di mana mereka dapat membeli roti untuk orang banyak, tetapi Yesus sendirilah yang akhirnya menyediakan dan memberikan roti itu untuk mereka. Di balik ujian yang diberikan kepada kita, Tuhan sudah menyiapkan jawaban, solusi, dan pertolongan-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami kebijaksanaan dalam menghadapi setiap ujian hidup yang Kauberikan kepada kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 02 Mei 2014 Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 02 Mei 2014
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja 
[Jumat Pertama dalam Bulan]
           
Bidah-bidah pertama kurang mengakui ke-Allah-an Kristus daripada kemanusiaan-Nya yang benar [Doketisme gnostis]. Sudah sejak waktu para Rasul, iman Kristen menegaskan inkarnasi benar dari Putra Allah, yang "datang mengenakan daging" Bdk. 1 Yoh 4:2-3; 2 Yoh 7.. Tetapi dalam abad ke-3 Gereja sudah harus menegaskan, dalam konsili yang berkumpul di Antiokia melawan Paulus dari Samosata, bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah menurut kodrat-Nya dan bukan melalui adopsi. Dalam Kredonya konsili ekumenis pertama tahun 325, Konsili Nikea, mengakui, bahwa Putra Allah "dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat (homousios) dengan Bapa". Ia menghukum Arius, yang menyatakan bahwa "Putra Allah ada dari ketiadaan" (DS 130) dan "dari substansi atau hakikat yang lain" daripada Bapa (DS 126). (Katekismus Gereja Katolik, 465)     
      
 
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 44:15.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaannya dikabarkan umat, dan nama mereka hidup terus, dikenang turun-menurun. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah Sabda-Mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
     
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)
   
"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."
     
Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b, 2/4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
   
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
   
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."
    
Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
           
atau Bait Pengantar Injil dan bacaan Injil dari Rumus Khusus Pw. St. Atanasius
    
Bait Pengantar Injil 
Ref. Alleluya, alleluya 
Ayat. (bdk. Yoh 16:13) 
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:22-25a) 
 
"Apabila kamu dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang lain."
  
Tatkala mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata kepada mereka, "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, ia akan selamat. Apabila kamu dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu: Sungguh, sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidaklah melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba juga ia menjadi sama seperti tuannya." 
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
     
Renungan

     
Hari ini Gereja memperingati St Athanasius, Uskup dan Pujangga Gereja. Athanasius adalah pembela terbesar ajaran Gereja Katolik tentang Tritunggal Mahakudus dan Misteri Penjelmaan Sabda menjadi Manusia. Ia dikenal sebagai ”Bapa Ortodoksi” karena perjuangannya yang besar dalam menentang ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada masa itu. Sebagai uskup, Athanasius berusaha menyampaikan ajaran yang benar. Ia menentang dan melawan ajaran-ajaran sesat dalam Gereja, sehingga beberapa kali hidupnya terancam dan ia harus melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kepungan musuh-musuhnya. Athanasius dikenal sebagai uskup yang banyak menulis. Dengan tulisan-tulisannya ia berusaha menerangkan dan membela ajaran iman yang benar.

Petrus dan Yohanes dalam bacaan pertama juga menyampaikan ajaran yang benar bahwa Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus Kristus adalah Juru Selamat yang dibangkitakan oleh Allah dan berkuasa menyembuhkan segala penyakit. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan tetapi telah menjadi batu penjuru.

Yesus datang untuk memberikan hidup kepada kita, memberikan harapan di saat kita susah, dan memerintahkan yang baik dan benar kepada kita, sehingga kita akan menghasilkan buah dalam hidup dan karya kita.

Ya Bapa, ajarlah aku untuk mendengarkan Yesus Putra-Mu, sehingga aku berjalan di jalan yang benar dan hidupku menghasilkan buah. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya

Kamis, 01 Mei 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kis 5:27-33; Mzm 34:2.9.17-18.19-20; Yoh 3:31-36
 
Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya, ...
Memberi kesaksian berarti mengatakan suatu kebenaran berdasarkan apa yang diketahui, diyakini, dilihat dan didengar. Tujuannya adalah untuk membuat orang yang diberi kesaksian itu mengerti dan menjadi percaya. Maka, kalau Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus kepada murid-muridnya berarti ia mengatakan kepada mereka apa yang dia ketahui, dia yakini, dia lihat dan dia dengar tentang Yesus supaya murid-muridnya juga mengenal, mengerti dan menjadi percaya kepada Yesus. Kita tahu bahwa sebagian besar dari murid-murid Yohanes kemudian mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya. Sekarang, tugas untuk memberi kesaksian tentang Yesus juga menjadi tugas kita. Pertama-tama, tentunya kita harus memberi kesaksian di hadapan anggota keluarga, terutama orangtua memberi kesaksian iman di hadapan anak cucu supaya mereka pun semakin mengenal, mengerti dan percaya kepada-Nya sehingga setia mengikuti-Nya sampai kapan pun. Kemudian kita perluas kepada saudara/i di sekitar kita. Dan karena ini merupakan kesaksian iman, tentu tidak cukup hanya dengan kata-kata saja tetapi juga harus dengan tindakan nyata. Sebab, kesaksian iman tanpa disertai perbuatan nyata hanya akan menjadi kesaksian yang mandul dan kosong.
  
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi saksi-saksi-Mu dalam kata dan tindakan agar semakin banyak orang mengenal dan mengimani-Mu. Amin. -agawpr-

Kamis, 01 Mei 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Kamis, 01 Mei 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah   
          
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)

 
Antifon Pembuka (Mzm 68:8-9.20)
 
Ya Allah, ketika Engkau tampil di depan umat-Mu, melangkah mendahului dan tinggal di tengah mereka, maka bumi goncang dan langit bergetar. Alleluya.
 
Doa Pagi
 

Allah yang Mahakuasa, hari ini kami mempersembahkan seluruh hidup kami kepada-Mu. Kami juga hendak mempersembahkan hidup, perjuangan dan masa depan kaum buruh di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, yang hari ini memperingati hari kaum buruh sedunia. Berkatilah perjuangan mereka untuk memperbaiki hidup dan kesejahteraan mereka, demi meningkatnya kesejahteraan bersama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  

Ketaatan kepada Allah mengantar setiap orang untuk mengabdi kepada-Nya dengan setia. Para rasul adalah contoh dan teladan dalam hal ini. Mereka menjadi saksi Kristus yang setia.
  

Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:27-33)
   
    
"Kami adalah saksi dari segala sesuatu dan Roh Kudus."
     
Pagi itu kepala pengawal Bait Allah serta orang-orangnya menangkap para rasul yang sedang mengajar orang banyak dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar lalu mulai menegur mereka, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.” Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka, dan mereka berusaha membunuh rasul-rasul itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 34:2.9.17-18.19-20; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Karena telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.
   
Kesaksian Yohanes Pembaptis mengantar kita kepada keselamatan kekal. Setiap orang dihantar untuk percaya kepada Kristus agar ia memperoleh hidup yang kekal. Terimalah kesaksiannya bahwa Allah adalah benar.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:31-36)
  
"Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya."
    
Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya, “Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya, ia mengakui bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   
Oleh pembaptisan kita telah menjadi manusia yang datang dari atas dan bukan dari bumi. Percaya kepada Yesus berarti percaya akan Dia yang diutus oleh Allah. Sebagai orang yang percaya kita berusaha menaati perintah-Nya. Dengan menaati perintah-Nya kita dibebaskan dari belenggu dunia. Kita menjadi anak-anak Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, orang bebas, yang jauh dari murka Allah. Menjadi manusia dari atas harus dibuktikan dalam perbuatan nyata.
 
Doa Malam
 
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kami mohon ampun atas kekhilafan kami sepanjang hari ini. Kami yang telah Kauangkat menjadi anak-anak-Mu karena jasa Yesus Kristus Putera-Mu telah menodai martabat itu, dengan pikiran, perkataan dan perbuatan yang berasal dari kehinaan dunia. Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
RUAH

Rabu, 30 April 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Rabu, 30 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
    
Kis 5:17-26; Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Yoh 3:16-21
 
“Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya."

Kalau kita mempunyai seseorang atau sesuatu yang amat kita kasihi, tentu kita rela melakukan apa saja untuk seseorang atau sesuatu tersebut, sekali pun itu disertai pengorbanan. Kita tidak merasa sayang dan rugi untuk memberikan sebagian besar dari waktu, tenaga, pikiran dan harta bahkan seluruh diri kita untuk yang kita cintai. Apa pun kita lakukan dan kita berikan supaya yang kita cintai itu tetap dalam keadaan baik, jangan sampai celaka atau rusak, apalagi binasa. Cinta yang sejati disertai pemberian dan pengorbanan diri. Itulah yang dilakukan Allah kepada kita. Karena cinta-Nya yang begitu besar kepada kita, maka Ia memberikan dan mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk menebus dan menyelamatkan kita. Untuk itu, marilah kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita adalah orang yang dicintai oleh Tuhan. Dan karena kita telah dicintai oleh Tuhan, marilah kita juga mencintai Tuhan dan sesama. Kita berani dan tidak ragu berkorban waktu, tenaga, pikiran, harta, dll untuk Tuhan dan sesama.

Doa: Tuhan, semoga kami selalu menyadari betapa besar kasih-Mu kepada kami sehingga kami juga semakin mengasihi Engkau dan sesama. Amin. -agawpr-

Rabu, 30 April 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Rabu, 30 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
   
“Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.” --- St. Agustinus, De verbis Domini sermones

   
Antifon Pembuka (Mzm 18:50; 22:23)
  
Aku hendak memuji Engkau, ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku. Alleluya.
 
Doa Pagi

    
Allah Bapa yang mahatahu, Engkau tahu siapakah kami ini. Engkau mengenal keinginan kami akan yang baik, yang menggembirakan dan membahagiakan. Kami percaya bahwa Engkaulah cahaya dunia, yang memberi kehangatan dan kegembiraan. Berilah kami iman yang kuat sehingga makin mengimani Putra-Mu yang telah menghalau kegelapan dosa dan mampu melakukan perbuatan-perbuatan yang benar. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:17-26)
 
   
"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."
     
Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem mulai bertindak terhadap jemaat, sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Tetapi waktu malam, seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar. Kata malaikat itu, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah, dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” Mereka menaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. Tetapi ketika para petugas datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya, dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu. Tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya.” Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar, “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.” Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah; lalu mengambil rasul-rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
   
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16)
3 ...
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-21)
   
"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."
   
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan  
   
Mas Giman adalah seorang penjual kue putu keliling. Setiap jam 16.00, ia lewat di depan asrama tempat saya bekerja. Padahal, ia sudah bekerja mulai jam 12.00, dan baru akan pulang pada jam 01.00 dini hari. Waktu sebelum berjualan, dia gunakan untuk menyiapkan barang dagangan. Dijalaninya pekerjaan setiap hari, tanpa mempedulikan teriknya sang mentari, lebatnya sang hujan, dan bahaya para pemalak yang berkeliaran di malah hari. Ia tidak pernah mengeluh, meskipun hasil dagangannya tidak memberikan keuntungan yang besar. Jika ditanya tentang motivasi jerih payahnya itu, ia menjawab dengan singkat, “Demi anak, Mas.”

Kisah kasih Mas Giman ini mengingatkan saya akan kebesaran kasih Allah yang kita baca dalam Injil hari ini. Dalam Injil tersebut Yesus mengatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16). Dua hal yang jadi permenungan kita adalah “karena begitu besar” dan “dunia”. Frase pertama menjadi alasan Allah untuk mengasihi dunia.

Menurut John Owen, seorang ahli Kitab Suci, yang dimaksud “dunia” adalah orang-orang terpilih. Orang-orang terpilih adalah orang-orang yang mendapat anugerah penyelamatan dan menanggapi rahmat itu sesuai dengan kehendak Allah. Orang terpilih adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Penyelamat. Karena percaya, mereka diselamatkan oleh-Nya. Keselamatan manusia adalah kebahagiaan Allah juga.

Anda dipilih Allah untuk mendapat kasih-Nya yang besar atas dasar rahmat Pembaptisan. Dengan Pembaptisan, Anda diangkat menjadi anak-anak Allah, dan dimasukkan menjadi anggota Gereja-Nya. Sebagai anak-anak Allah, Anda punya tugas mewartakan Allah yang diimani dengan tindakan nyata. Di sinilah, kunci keselamatan Anda. Persoalannya adalah, apakah Anda sungguh-sungguh telah mengimani Allah dan menanggapi rahmat-Nya dengan sebaik-baiknya? Apakah Anda sudah sungguh-sungguh berjuang demi kemuliaan Allah dan keselamatan sesama? Mas Giman sudah melakukannya. (Antonius Mungsi, O.Carm/CAFE ROHANI) 
 
Anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja. Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa sine ecclesia nulla salus -- "Tanpa Gereja tidak ada keselamatan." Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.
   
Siapapun yang tidak mengenal Kristus, yang bukan karena kesalahannya sendiri, ada dalam suatu kegelapan dan kelaparan rohani, kadang dengan akibat-akibat negatif di tingkat kultural dan moral. Karya missioner Gereja dapat menyediakan baginya sumber-sumber daya bagi perkembangan yang penuh akan rahmat penyelamatan Kristus, dengan menawarkan kesetiaan yang sadar dan penuh pada pesan iman dan partisipasi aktif dalam kehidupan Gereja melalui sakramen-sakramen. (St. Yohanes Paulus II, - Paus Audiensi Umum, 31 Mei 1995)

Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Selasa, 29 April 2014
Pw. St. Katarina dari Siena
 
Kis 4:32-37; Mzm 93:1ab.1cd-2.5; Yoh 3:7b-15
 
"Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."

Terhadap Nikodemus yang tidak mudah mengerti akan sabda dan ajaran-Nya, Yesus berkenan untuk memberikan penjelasan. Meskipun demikian, tetap tidak mudah bagi Nikodemus untuk mengerti. Padahal, dia adalah seorang guru, seorang pengajar Israel. Hal yang sama juga sering kita alami. Ada banyak misteri iman akan Tuhan kita Yesus Kristus, apalagi akan Allah Tritunggal, yang sampai sekarang tidak dapat kita mengerti sepenuhnya, meskipun kita sudah banyak belajar, membaca banyak buku, mengikuti berbagai macam kursus/pembekalan, bahkan kuliah teologi sampai menjadi doktor sekalipun. Misteri tentang iman dan Tuhan kita itu ibaratnya seluas dan sebanyak air di samudera sedang kemampuan kita untuk mengerti hanya sebesar botol. Jelas tidak mungkin, sebuah botol kecil mampu menampung seluruh air laut. Maka, dalam hal beriman tidak berlaku "aku mengerti maka aku percaya" tetapi antara pengertian dan kepercayaan itu berjalan seiring, bahkan sebaliknya. Iman mendahului pengertian. Sebab, dengan percaya kita pelan-pelan akan semakin mengerti apa yang kita percayai. "Credo ut inteligam", kata St. Agustinus. Saya percaya untuk mengerti atau saya percaya supaya saya mengerti atau saya percaya sehingga saya mengerti. Oleh karena itu, yang terpenting bagi kita adalah percaya sepenuhnya meski tidak mengerti sepenuhnya. Percaya bahwa Yesus Kristus telah ditinggikan di kayu salib untuk menebus kita sehingga kita beroleh hidup yang kekal. Dia adalah Musa baru yang datang untuk menyelamatkan umat Tuhan. Bedanya, kalau Musa menyelamatkan umat Israel yang dipagut ular di padang gurun dengan manaruh ular tembaga di sebuah tiang, Yesus meninggikan diri-Nya sendiri di atas palang salib untuk menyelamatkan kita semua.

Doa: Tuhan, tambahkanlah selalu iman kami supaya kami semakin mengerti akan apa yang kami imani. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy