| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hosea 14:2-10; Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17; Markus 12:28b-34

"Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"

Adalah hal yang biasa, para ahli taurat mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Namun, biasanya mereka bertanya untuk mencobai dan menjebak-Nya. Pada akhirnya, mereka selalu kecewa karena tidak berhasil. Mereka pergi sambil merancangkan jebakan berikutnya. Kali ini, ada seorang ahli taurat datang kepada-Nya dan bertanya secara tulus tentang hukum yang utama. Karena ia bertanya dengan sesungguhnya, maka ia pun dipuaskan oleh jawaban Yesus, bahkan dipuji sebagai orang bijaksana yang tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Orang yang mengerti dan mengatakan sesuatu yang baik dan benar adalah orang yang bijaksana. Karenanya, ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Namun, mengerti dan mengatakan saja belum cukup. Belum membuatnya masuk dan berada dalam Kerajaan Allah. Masih ada satu hal yang pokok, yakni melakukan atau melaksanakan. Harus ada keseimbangan dan kontinyuitas antara pikiran (mengerti), perkataan (mengatakan, mengajarkan), dan perbuatan (melakukan, melaksanakan). Apa yang dimengerti tentang hal yang baik dan benar, itulah yang dikatakan dan diajarkan. Itu pulalah yang dilaksanakan. Dengan cara hidup yang demikian, kita tidak hanya dekat dengan Kerajaan Allah tapi masuk dan berada di dalamnya.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk mampu mengerti hal yang baik dan benar kemudian mampukan kami untuk mewartakan dan melaksanakannya. Amin. -agawpr-

Audiensi Umum Paus Fransiskus, 26/03: Seorang Imam hendaknya melayani umatnya dengan kasih, tak diperlukan selain itu.

Tahbisan Imam CSC (Foto: facebook.com/NDBasilica)

Paus mengawali: "Setelah kita membahas bahwa ada tiga Sakramen yaitu Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi yang bersama membentuk misteri "permulaan kristen", sebuah peristiwa karunia yang melahirkan kembali kita di dalam Kristus. Inilah pengabdian mendasar yang merangkum semua di dalam Gereja, seperti para murid Tuhan Yesus. Lalu ada dua Sakramen yang berkaitan dengan dua pengabdian khusus, yaitu: Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan. Keduanya membentuk dua jalan besar di mana seorang kristen dapat menjadikan hidupnya sebuah karunia kasih, mengambil contoh dan di dalam nama Kristus, sehingga ia bekerjasama dalam membangun Gereja".

"Sakramen Imamat, yang dibagi ke dalam tiga tahap: keuskupan, imamat dan diakonat - kata Paus - merupakan Sakramen yang memungkinkan pelaksanaan tugas yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepada Para Rasul, untuk mengenyangkan kawanan jemaatnya, di dalam kuasa RohNya dan seturut hatiNya. Mengenyangkan umat Yesus dengan kuasa, bukan kuasa manusia, bukan kuasa diri, tetapi dengan kuasa Roh dan seturut hati Yesus yang adalah hati yang pengasih. Seorang Imam, Uskup dan Diakon harus mengenyangkan umat Tuhan dengan kasih. Tak diperlukan selain itu. Dan dalam makna itu, mereka yang dipilih dan dikonsakrasi untuk pelayanan ini sejalan dengan waktu memperpanjang kehadiran Yesus. Mereka melakukan itu dengan kuasa Roh Kudus di dalam nama Allah dan dengan kasih".

Sri Paus menjelaskan aspek pertama: "Mereka yang ditahbiskan ditempatkan sebagai kepala dari jemaat. Mereka adalah "kepala", ya, tetapi bagi Yesus berarti menempatkan otoritas masing-masing untuk melayani, seperti Dia yang telah memberi contoh dan telah mengajari kepada para murid dengan kata-kata ini: «Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang» (Mat 20:25-28 // Mark 10:42-45). Seorang Uskup yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Seorang Imam, Pelayan Tuhan, yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Itu suatu hal yang salah".

"Karakter lain yang selalu berasal dari kesatuan sakramental dengan Kristus - kata Paus - adalah kasih yang membara untuk Gereja. Mari kita melihat Surat Santo Paulus kepada umat di Efesus. Paulus berkata bahwa Kristus «telah mengasihi Gereja dan telah memberikan diriNya bagi Gereja, membuatnya Kudus, memurnikan Gereja dengan pencucian air melalui sabdaNya, dan untuk menampilkan wajah Gereja yang seluruhnya mulia, tanpa noda tanpa kerut atau lainnya yang senada. Di dalam Imamat, seorang Imam membaktikan seluruh dirinya kepada umat dan mengasihi umat dengan segenap hatinya: umat adalah keluarganya. Seorang Uskup, Imam, mengasihi Gereja dalam diri umatnya dan mengasihinya dengan kukuh. Bagaimana? Bagaimana Kristus mengasihi Gereja. Santo Paulus juga mengatakan itu tentang perkawinan: suami mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi Gereja. Ini adalah suatu misteri besar akan kasih, yaitu dalam Imamat dan dalam Perkawinan, dua Sakramen yang merupakan jalan ke mana biasa orang-orang pergi, sebagai Sakramen, menuju Tuhan".

Lalu ada aspek terakhir yang diutarakan Sri Paus. "Rasul Paulus menasehati Timotius muridnya agar tidak mengabaikan, sebaliknya, agar menghidupkan terus karunia yang ada padanya; karunia yang telah dianugerahkan kepadanya dengan penumpangan tangan (1 Tm 4:14; 2 Tm 1:6). Saat tugas dari uskup, dari imam tidak diisi dengan doa, dengan mendengarkan Sabda Allah, dan dengan perayaan Ekaristi harian dan juga dengan melaksanakan Sakramen Tobat, maka, itu akan pasti berakhir dengan kehilangan makna sejati dari pelayanan masing-masing dan kegembiraan yang berasal dari kesatuan yang mendalam dengan Yesus. Seorang Uskup yang tidak berdoa, yang tidak mendengarkan Sabda Allah, yang tidak merayakan Ekaristi setiap hari, yang tidak mengaku dosa dengan teratur, dan begitu pula seorang Imam yang tidak melakukan semuanya itu, pada akhirnya kehilangan kesatuan dengan Yesus dan mereka menjadi biasa-biasa saja yang justru tidak baik bagi Gereja. Oleh karenanya, kita harus membantu para uskup, para imam untuk berdoa untuk mendengarkan Sabda Allah yang merupakan makanan harian, untuk merayakan Ekaristi setiap hari dan untuk pergi mengaku dosa dengan teratur. Dan ini sangat penting karena membawa kepada kekudusan masing-masing para uskup dan para imam".

Sri Paus kemudian menutup katekese dengan berkata: "Bagaimana caranya menjadi imam? Di mana dijual jalan masuknya? Tidak, jalan masuk itu tidak dijual. Ini adalah suatu hal yang inisiatifnya diambil oleh Tuhan. Tuhan yang memanggil: memanggil setiap orang yang mau menjadi imam, dan mungkin ada kaum muda, di sini, yang telah mendengar di dalam hati mereka panggilan ini. Kehendak menjadi imam, kehendak untuk melayani sesama di dalam hal-hal yang berasal dari Tuhan. Kehendak untuk membaktikan sepanjang hidup kepada pelayanan untuk menginjil, membaptis, mengampuni, merayakan Ekaristi, merawat orang sakit ... sepanjang hidup demikian! Jika ada diantara Anda sekalian yang merasakan ini di dalam hati, itu Yesus yang telah menempatkannya di sana! Rawatlah panggilan ini dan berdoalah agar bertumbuh dan memberikan buah di dalam seluruh Gereja. Terima kasih."

Veni Sancte Spiritus, Veni per Mariam.

(Oleh: Shirley Hadisandjaja / Sumber: Radio Vatikan)

Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Hari Pantang
  
Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita. (St. Gregorius Agung)
  

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86:8-10)
   
Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
 
  
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
  
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 3:2)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
  
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
         
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
Bunyi hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama sudah terhafal hampir oleh semua orang Kristen. Tetapi jika ditanya bagaimana praktiknya dalam keseharian hidup ini? Jawabannya pasti saja bervariasi sesuai dengan cara hidup kita sehari-hari. Mungkin ada yang baik sekali, ada yang biasa saja, dan ada yang tidak sama sekali.

Kedua hukum utama itu, sesungguhnya bukan sekedar sebuah anjuran tetapi merupakan sebuah perintah yang harus dilaksanakan secara penuh, seratus persen. ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk. 12:30-31).

Merajut hubungan dengan Tuhan dengan mencintai-Nya adalah sebuah keharusan hidup manusia sebagai citra Allah. Hidup dan kebutuhan manusia bersumber pada Allah, bukan pada diri kita dan kekuatan dunia yang lain. Jika kita ingin memperoleh berkat-Nya, maka pujian dan penyembahan, sebagai bukti cinta kepada-Nya hendaknya menjadi bagian utama dari praktik hidup. Tanpa Tuhan hidup ini tak punya makna sedikitpun. Tanpa Tuhan tak ada keselamatan!

Sesama dan diri kita sendiri adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup bersama. Kita tak pernah bisa menjadi diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hidup dan pertumbuhan kita sebagai manusia menjadi benar dan baik hanya dapat terjadi berkat cinta di antara kita.

Tuhan, mampukanlah aku untuk mencintai Dikau dan sesama dengan sepenuh hati. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 27 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 27 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Yeremia 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Lukas 11:14-23

Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia.

Beberapa orang menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Artinya, Ia bersekongkol dengan setan. Mereka adalah orang-orang yang pada dasarnya sudah tidak suka dengan Yesus. Akibatnya, apa pun yang dilakukan oleh Yesus selalu mereka lihat serba negatif, Mereka mengikuti Yesus ke mana pun Dia pergi untuk melihat apa yang dilakukan-Nya dan mendengarkan apa yang diajarkan-Nya. Namun, tujuannya adalah untuk mencari-cari kesalahan-Nya, bukan untuk mengangumi dan mempercayai-Nya. Mungkin, kita juga pernah atau sedang mempunyai pengalaman yang sama: tidak suka pada seseorang dan selalu melihat negatif apa yang dilakukannya, selalu mencari-cari kesalahannya dan bersukacita kalau menemukan. Kalau tidak menemukan, ya memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Atau, tidak sampai pada rasa tidak suka pada orang lain tetapi kita jatuh dalam dosa 'menuduh'. Mungkin kita pernah menuduh suami/istri, anak, orangtua, pembantu, rekan kerja, teman, tetangga, dll melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan. Marilah kita tidak mudah dan tidak cepat-cepat memberikan penilaian (negatif) pada orang lain. Kita butuh waktu untuk membuka hati dan budi, juga mata dan telinga kita supaya kita mampu untuk melihat dan mendengar yang sebenarnya, kemudian memberikan penilaian serta mengambil sikap yang benar pula.

Doa: Tuhan, jauhankah aku dari kecenderungan untuk menilai negatif orang lain, lebih-lebih jangan sampai aku mudah menuduh. Ajarilah aku untuk selalu berpikir positif supaya aku semakin mendapatkan banyak saudara. Amin. -agawpr-

Kamis, 27 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 27 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
   
“Hanya jati diri ilahi pribadi Yesus dapat membenarkan tuntutan begitu absolut, seperti yang berikut ini: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Mat 12:30), atau ungkapan-ungkapan seperti: “Dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari nabi Yunus… lebih dari Salomo” (Mat 12:41-42), “di sini ada yang melebihi Bait Allah” (Mat 12:6). Atau apabila Ia menghubungkan dengan diri-Nya bahwa Daud menamakan Mesias Tuhannya (Bdk. Mat 12:36,37), atau mengatakan: “Sebelum Abraham jadi, Aku ada.” (Yoh 8:58), dan malahan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).” (Katekismus Gereja Katolik, 590)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

Doa Pagi

  
Allah, Sang Terang hidup kami, semoga sepanjang hari ini kami mampu mendengarkan sabda-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami. Ampunilah kami sekiranya dalam hidup kami telah menyimpang dari jalan-Mu dan janganlah kami binasa karena dosa-dosa kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
Lewat seruan kenabian Yeremia, Allah mengajari umat Israel untuk menuruti perintah-Nya. Menyimpang dari perintah Allah digolongkan kedegilan dan kejahatan. Namun umat Israel memilih untuk menolak perintah Allah. Pilihan yang seperti itu merupakan suatu sikap yang tragis.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
 
  
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."
      
Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati.
atau Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Tuduhan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa penghulu setan merupakan sikap melawan Yesus. Siapa pun yang melawan Yesus, tidak bisa bersama Yesus dalam kuasa Allah; dengan kata lain, menjadi sahabat iblis. Siapa yang tidak mengumpulkan bersama Yesus dalam Roh Kudus pemersatu, mencerai-beraikannya; dengan kata lain menjadi sahabat roh jahat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
  
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
  
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus dengan kata-kata dan karya-Nya menghadirkan Kerajaan Allah. Dengan kuat kuasa Allah sendiri, Yesus mengusir setan. Kuasa kegelapan dibinasakan oleh kekuatan Allah. Tetapi sayang, ada orang yang mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Mereka tidak percaya akan kewibawaan Yesus. Kita diundang untuk percaya kepada Yesus. Kepercayaan itu kita ungkapkan dalam kehidupan kita, dengan menghancurkan kuasa kejahatan dalam diri kita.

Doa Malam

Bapa yang Mahamurah, kami serahkan seluruh suka duka kami, keberhasilan dan kegagalan usaha kami, ketakutan dan kecemasan kami kepada-Mu. Kiranya Engkau sendiri yang menyempurnakan apa yang kurang dari diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
RUAH

Rabu, 26 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 26 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah 
Ul 4:1.5-9 Mzm 47; Mat 5:17-19

   
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

Oleh para ahli taurat, Yesus berulang kali dinilai melanggar hukum taurat. Namun, Yesus sendiri menegaskan bahwa Ia bukan meniadakan melainkan menggenapinya. Bagaimana kita memahami hal ini dan kemudian menghayatinya? Salah satu penjelasan yang menurut saya cukup lengkap dan memberi jawaban adalah dari St. Paulus. "Barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat." (Rm 13:8-10). Jadi, kegenapan hukum Taurat adalah hukum kasih, yang oleh Yesus disebut sebagai hukum yang utama (Mat 22:37-40). Yesus memang seringkali melakukan sesuatu yang berbeda dengan hukum taurat, bahkan terkesan melanggarnya. Namun, dengan mengajarkan kasih dan dengan menjadi teladan bagaimana mengasihi Allah dan sesama, Ia menggenapi hukum taurat. Semoga, hukum Taurat dan hukum-hukum lain yang ada dalam kehidupan kita juga kita genapi dengan cara mengasihi. St. Agustinus mengatakan, "Ama et fac quod vis" (Cintailah dan berbuatlah apa yang kaukehendaki). Kita boleh berbuat semau kita asal semua itu didasari oleh kasih.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi orang yang melakukan apa saja atas dasar kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin. -agawpr-

Rm. Agus Widodo, Pr. 

Rabu, 26 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 26 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
  
Kalau timbul karat pada cermin, orang tidak dapat melihat gambar wajah di dalamnya; begitu juga kalau ada dosa pada manusia, ia tidak dapat melihat Allah --- St. Teophilus dari Antiokhia

   
Antifon Pembuka (Mzm 119:133)

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dengan perantaraan Musa, Engkau menuntun bangsa Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir. Sudilah kiranya Engkau menuntun setiap langkah kami dan menghalaukan kegelapan dosa kami sehingga kami dapat hidup dalam terang-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
    
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."
    
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
    
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."
        
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sejak zaman reformasi di negeri ini topik amandemen UUD ’45 santer didengar bahkan sudah terlaksana. Ada pasal dan bab yang harus ditambah dan konon alasannya tidak lain, demi mengikuti tuntutan zaman. Andaikan ruang itu terbuka terus tanpa batas maka akan ada bahaya bahwa UUD ’45 yang telah menjadi dasar utama berdirinya negara Republik Indonesia, akan kehilangan roh persatuannya. Dengan demikian salah satu pilar kokoh berdirinya NKRI akan kehilangan jiwanya.

Yesus Kristus tidak datang untuk mengamandemen atau menghilangkan hukum taurat dan kitab para nabi. Musa telah menulis hukum taurat, hukum itu menjadi arah dasar dan roh pemersatu bangsa Israel agar selalu hidup sesuai kehendak Allah. Tanpa hukum itu tak mungkin mereka mencapai tanah terjanji. Demikianpun kitab para nabi ditulis untuk membangun pertobatan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Yesus Kristus menggenapi nubuat para nabi dan menyempurnakan Hukum Taurat atas dasar Perjanjian Baru, dengan korban tebusan darah-Nya sendiri. Korban salib Kristus adalah puncak kegenapan dan kesempurnaan karya keselamatan Allah; dan kekristenan dibangun atas dasar korban Kristus yang sempurna itu. Dengan demikian Kristus menjadi dasar dan pusat serta pengantara bagi setiap orang yang mencari Allah. Tanpa Kristus tidak ada kekristenan.

Tuhan, teguhkan hatiku agar selalu setia dan taat pada hukum-hukum-Mu yang kudus. Amin.



   
Hanya Yesus dari Nazareth, Putera Maria, yang adalah Putera Allah. Yesus adalah Putera Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa (lih. Yoh1:18). Jadi tidak benar bahwa Tuhan Sang Sabda menyatakan Diri-Nya kepada manusia dengan banyak cara di dalam banyak tokoh historis lainnya. Juga tidak benar pandangan yang memisahkan tindakan penyelamatan Sang Sabda dengan tindakan Kristus, Sang Sabda yang menjadi manusia (lih. Dominus Iesus 9) ataupun pandangan yang mengatakan bahwa setelah Inkarnasi Yesus terdapat tindakan penyelamatan lain yang “melampaui” penjelmaan Yesus sebagai manusia. Maka harus diimani dengan teguh, bahwa pengaturan rahmat keselamatan Allah bersumber dan berpusat pada misteri Inkarnasi Sang Sabda, yang telah ada sejak masa Penciptaan, sampai di akhir jaman nanti di mana Ia merangkum semua (lih. Ef 1:10).  (Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org ,art. Penjelasan tentang Deklarasi Dominus Iesus)
       
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian 

Selasa, 25 Maret 2014 Hari Raya Kabar Sukacita

Selasa, 25 Maret 2014
Hari Raya Kabar Sukacita
 
Yesaya 7:10-14; 8:10; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11; Ibrani 10:4-10; Lukas 1:26-38
 
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" ... "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Bagi seorang wanita, rahim adalah organ tubuh yang amat vital. Boleh dikatakan bahwa rahim adalah salah satu organ yang membuat seorang wanita sungguh-sungguh sebagai wanita. Dengan rahimnya, wanita memberikan tempat dan segala fasilitasnya untuk kehidupan baru, di mana seorang manusia memulai hidupnya, tumbuh dan berkembang dengan aman dan nyaman sampai saatnya tiba untuk dilahirkan. Dan berkat rahimnya yang telah mengandung pula, seorang wanita benar-benar menjadi seorang ibu. Hari ini kita merayakan HR Kabar Sukacita. Maria menyerahkan rahimnya, yakni organ tubuhnya yang amat vital, identitas dirinya sebagai seorang wanita, untuk mengandung dan melahirkan Yesus, Sang Juruselamat dunia. Untuk hadir di dunia dan mengerjakan karya penyelamatan-Nya, Yesus membutuhkan rahim seorang ibu. Dan Maria telah memberikannya. Sekarang dan seterusnya, Yesus pun membutuhkan kita untuk menjadi sarana bagi kehadiran-Nya di dunia ini. Kalau Maria telah memberikan rahimnya, apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan supaya Ia tetap hadir dan berkarya di dunia ini? Maukah kita menyerahkan hati kita untuk menghadirkan cinta Tuhan kepada dunia? Maukah kita menyerahkan tangan kita untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam pelayanan? Maukah kita menyerahkan mulut kita untuk mewartakan kasih dan karya Tuhan? Dan lain-lain, dan lain-lain.

Doa: Tuhan, ini aku. Pakailah aku untuk menjadi tanda dan sarana kehadiran-Mu yang mencintai, melayani dan menyelamatkan. Amin. -agawpr-

Selasa, 25 Maret 2014 Hari Raya Kabar Sukacita

Selasa, 25 Maret 2014
Hari Raya Kabar Sukacita
   

Allah yang benar, dilahirkan dalam kodrat manusia benar dengan kodrat-Nya yang utuh dan sempurna ---- St. Leo Agung

   
Antifon Pembuka (lih. Ibr 10:5-7)
   
Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu."

      

(Hari ini ada Madah Kemuliaan, dan Syahadat. Alleluya diganti Bait Pengantar Injil 965; Untuk menghormati misteri Inkarnasi ini, maka, pada Misa Kudus tgl 25 Maret ini, mari kita berlutut saat mengucapkan kata-kata Syahadat: "Ia dikandung dari Roh Kudus ... dan menjadi manusia." atau "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria," atau "Et incarnátus est de Spíritu Sancto ... et homo factus est." sumber: PUMR no 37)
   

Doa Pagi

      
Ya Allah, Engkau menghendaki agar Sabda-Mu menjelma menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria. Semoga kami, yang dalam iman mengakui Penebus kami sebagai Allah dan manusia, layak mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

(Bacaan I)

Bacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)
 
   
"Seorang perempuan muda akan mengandung."
      
Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

(Bacaan II)
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)
     
"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
  
Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.

(Bacaan Injil)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
 
"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
  
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
 

Pasangan suami isteri baru, saat mendengar bahwa sang isteri mulai mengandung, pasti sangat bersukacita. Kiranya mereka pun akan tergerak untuk mewartakan sukacita atau kegembiraannya kepada orang tua dan sanak saudaranya. Sebaliknya, siapa pun orangnya, tak terkecuali Maria ketika mendengar atau mendapat kabar bahwa seorang perawan mengandung, hamil tanpa laki-laki tentu bukanlah kabar yang menggembirakan. Kalau begitu kenyataannya, mengapa Gereja hari ini merayakan Bunda Maria menerima Kabar Sukacita? Di manakah letak sukacitanya?

Entah orang jahat atau orang baik pasti membutuhkan, minimal menginginkan keselamatan. Allah juga menghendaki keselamatan itu bagi semua orang. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Untuk melakukan sesuatu tinggal bersabda, dan apa pun yang disabdakan-Nya pasti akan terjadi. Namun, untuk melaksanakan karya keselamatan, Allah mengajak manusia untuk berpartisipasi, ambil bagian di dalamnya. Ini semua dilakukan karena Allah memandang manusia begitu tinggi. Itulah sebabnya Allah mengundang manusia (Maria) untuk bekerja sama dalam karya keselamatan.

Maria, gadis sederhana dari Nazaret, menerima kabar dari Allah melalui malaikat-Nya bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki karena Roh Kudus. Secara manusiawi hal ini kiranya tidak menggembirakan, bahkan sungguh menakutkan. Namun, itulah kehendak Allah. Ia mengutus Pribadi kedua menjadi manusia melalui rahim Maria. Maria terpilih sebagai wakil umat manusia untuk bekerja sama dalam perwujudan rencana Allah. Karenanya kesanggupan Maria untuk mengandung karena Roh Kudus sungguh merupakan kabar sukacita.

Hari Raya Kabar Sukacita kiranya membawa kita kepada permenungan yang mendalam tentang misteri Inkarnasi Putra Allah. Logos (Sang Sabda) yang dari kekal adalah Allah Bapa sendiri mewahyukan atau memperkenalkan diri-Nya dan menjadi dekat dengan manusia. Bahkan, Ia menjadi sama seperti manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Dia adlaah Imanuel, artinya Allah beserta kita. Dalam diri Yesus, Sang Logos yang menjelma menjadi manusia itu, “walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama menjadi manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:6-8).

Iman adalah rahmat. Ketaatan iman Maria juga merupakan rahmat Allah yang ditanggapinya dengan hati terbuka. Ketaatan iman Maria terwujud dalam kesediaannya menanggapi tawaran Allah yang disampaikan melalui Malaikat Gabriel, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38; bdk. Yes 7:11-12).

Berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia memang harus berjuang dan berkorban, sebagaimana dilakukan oleh Maria. Maria mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah demi keselamatan atau kesejahteraan umum, seluruh umat manusia. Kiranya sudah layak dan pantas memberi persembahan kepada Allah adalah sesuatu yang paling baik, paling berharga atau paling bernilai. Karenanya, bersama Bunda Maria secara sadar mari kita berserah diri dan berkata kepada Allah, “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.”
    
RUAH

Senin, 24 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 24 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
   
"Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya." (Luk 4:24)
      

Antifon Pembuka (Mzm 84:3)
  
Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup.
     
Doa Pagi


Allah, sumber kehidupan, Nabi Elisa telah menyembuhkan Namaan dari penyakitnya dan menolong banyak orang sehingga percaya kepada-Mu. Buatlah kami peka dan peduli akan sesama yang memerlukan pertolongan dan membawa mereka setia dalam iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
 
  
"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."
  
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
 
"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."
   
Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
                    
KATEKESE LITURGI: MASA PRAPASKAH
 
"Imam hendaknya lebih sering dan lebih intensif mewartakan Sabda Allah dalam homili Misa hari biasa, dalam perayaan Sabda, dalam perayaan tobat, dalam kotbah khusus, atau pada kunjungan rumah, bila mereka mengunjungi keluarga dan pada kesempatan itu (seperti lazim di beberapa kawasan) mengadakan pemberkatan rumah. Kaum beriman hendaknya sering ikut merayakan Ekaristi pada hari biasa, dan di mana hal itu tak mungkin, sekurang-kurangnya membaca bacaan liturgi Misa hari itu, sendiri atau dalam keluarga" (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Peringatannya, 16 Januari 1988, No. 13)
    
Renungan

Di Nazareth, Yesus tidak cuma menjadi "pembaca firman"/lektor, tapi menjadi "pelaku firman"/aktor. Ia menjadi Injil yang hidup dengan berani mewartakan suara kenabian di kampung halamannya. Ia tampil sebagai "nabi" yang "Nampakkan Tuhan. Arahkan tujuan, binasakan setan dan ikuti jalan iman": orang buta dibuat melihat, orang lumpuh dibuat berjalan, orang kusta ditahirkan, orang tuli jadi mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Di sinilah iman-Nya tak lepas dari tindakan, yang selalu hidup dalam sejarah, bukan dalam sebuah ruang hampa. Iman yang bergulat dan berjalan di atas realita, bukan berjalan di atas awan. Meski resikonya berat: terluka karena dicap buruk, dipinggirkan dan dikambinghitamkan, Ia tetap tangguh menjadi nabi dan Injil yang hidup karena iman tak lepas dari tindakan kasih dan sebaliknya, tindakan kasih tak lepas dari iman, bukan?

Contemplatio: Ambillah waktu 2-3 menit untuk berdoa: rasakan kehadiran Tuhan yang meneguhkan perutusanmu. Pejamkan mata... atur nafas dan buka hatimu... Serahkan semua karya dan perutusanmu kepada Yesus... Pandanglah Dia dan mohonkan Dia menguatkan semangat dan kesaksianmu. Biarlah semangat kenabian benar-benar hidup di hati, kata-kata dan terlebih tindakan nyatamu.

Oratio: Tuhan Yesus, aku tak berbalik. Semua yang aku miliki sekarang. Aku berikan kepada-Mu. Mintalah apa saja dariku. Aku tak pernah akan mau mengkhianati-Mu. Aku milik-Mu dan aku ingin selalu mewartakan nama-Mu setiap harinya. Amin.

Missio: Aku tidak takut menampilkan kekatolikanku dengan berdoa memakai tanda salib. Menghadapi penolakan dan gosipan, aku akan tetap tenang dan membawa semua dalam Tuhan. Kalau ada sesama yang mengalami penolakan dan kesendirian, aku akan berusaha untuk menyapa dan berempati kepadanya.

"Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:3)
      
KATEKESE LITURGI MISA ESOK HARI, 25 MARET 2014
         
Besok Selasa, 25 Maret 2014 adalah Hari Raya Kabar Sukacita, perlu diperhatikan pada Kalender Liturgi ada tiga bacaan + Mazmur Tanggapan (halaman 171). Dalam bacaan-bacaan dari Alkitab, sabda Allah dihidangkan kepada umat beriman, dan khazanah harta Alkitab dibuka bagi mereka. Maka, kaidah penataan bacaan Alkitab hendaknya dipatuhi, agar tampak jelas kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan sejarah keselamatan. Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab. (lih. PUMR, 57) 
 
Pada misa Hari Raya Kabar Sukacita ada Madah Kemuliaan dan Aku Percaya. Ada tata gerak khusus dalam Misa Hari Raya Kabar Sukacita, yaitu berlutut saat Credo (Aku Percaya), khusus pada bagian inkarnasi: "Ia dikandung dari Roh Kudus ... dan menjadi manusia." atau "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria," atau "Et incarnátus est de Spíritu Sancto ... et homo factus est."  Tata gerak ini dimaksudkan untuk menghormati inkarnasi, Yesus yang dikandung dari Roh Kudus. (lih. PUMR, 137). Dalam Masa Prapaskah Alleluya diganti Bait Pengantar Injil 965. (lihat buku Mazmur Tanggapan halaman 171)

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Minggu, 23 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 23 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah III
   
Keluaran 17:3-7; Mzm 95:1-2,6-7,8-9; Roma 5:1-2.5-8; Yohanes 4:5-42
           
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum!”

Dua orang yang sama-sama haus dan membutuhkan air berada di pinggir sumur. Yang satu seorang perempuan Samaria, entah siapa namanya, dan yang satu seorang pemuda dari Nazaret, Yesus. Mereka berjumpa, ngobrol akrab, dan saling meminta air. Yesus meminta kepada wanita Samaria itu “Berilah Aku minum!” (ay.7). Setelah lama ngobrol, akhirnya gantian. Wanita Samaria meninta air kepada Yesus "Tuhan, berikanlah aku air itu" (ay.15). Menurut St. Agustinus, kisah ini mempunyai makna simbolis yang mendalam. Wanita Samaria tersebut tidak mempunyai nama. Nah, ini adalah kesempatan untuk memberikan nama kita masing-masing pada wanita tersebut. Yesus haus. Ia bukan hanya haus secara fisik dan meminta air minum. Namun Ia haus akan jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Dia meminta kepada kita untuk menyerahkan jiwa kita kepada-Nya. Sebagai gantinya, Yesus juga memberikan air kehidupan, yakni Diri-Nya sendiri, Tubuh dan Darah-Nya yang dikorbankan bagi kita. Inilah pertukaran yang diharapkan Yesus, yang dalam Injil ini dilambangkan melalui dialog-Nya dengan wanita Samaria untuk saling meminta meminta dan memberikan air. Untuk itu, marilah kita serahkan hidup kita, jiwa dan raga kita pekada Tuhan dan Tuhan juga memberikan Diri-Nya kepada kita. Dengan pertukaran dan saling menyerahkan diri itulah, terlaksanalah penyelamatan bagi kita. Sebab, "Dia benar-benar Juruselamat dunia." (ay.42).

Doa: Tuhan, Engkau telah memberikan Diri-Mu kepada kami. Semoga kami juga menyerahkan diri kami sepenuhnya kepada-Mu. Amin. -agawpr-

Macam-macam bentuk Salib (Bagian 2)


KOBUS: Air Hidup Bagi Segala Bangsa



Roh Kudus adalah "air yang hidup", yang dalam hati pendoa menjadi "sumber yang membual", "yang airnya memberi kehidupan kekal" (Yoh 4:14). Ia mengajar kepada kita, supaya menerima Kristus pada sumber ini. Dalam kehidupan Kristen terdapat sumber-sumber air, di mana Kristus menantikan kita, untuk memuaskan dahaga kita dengan Roh Kudus. (Katekismus Gereja Katolik, 2652)

Percaya akan Yesus Kristus dan akan Dia yang mengutus-Nya demi keselamatan kita adalah perlu supaya memperoleh keselamatan Bdk. misalnya Mrk.16:16; Yoh 3:36; 6:40.. "Karena tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibr 11:6) dan sampai kepada persekutuan anak-anak-Nya, maka tidak pernah seorang pun dibenarkan tanpa Dia, dan seorang pun tidak akan menerima kehidupan kekal, kalau ia tidak 'bertahan sampai akhir' (Mat 10:22; 24:13) dalam iman" (Konsili Vatikan I, DS 3012) Bdk. Konsili Trente: DS 1532. (Katekismus Gereja Katolik, 161)

Di dalam Yesus Kristus, kebenaran Allah menampilkan diri secara penuh dan sempurna. Karena "penuh rahmat dan kebenaran" (Yoh 1:14), Ia adalah "terang dunia" (Yoh 8:12), Kebenaran itu sendiri Bdk. Yoh 14:6., "supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan" (Yoh 12:46). Siapa yang tinggal di dalam Sabda Yesus adalah murid Yesus yang sebenarnya; ia akan "mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan" (Yoh 8:32) dan menguduskan dia Bdk. Yoh 17:17.. Mengikuti Yesus berarti hidup dari "roh kebenaran" (Yoh 14:17), yang diutus Bapa dalam narna-Nya Bdk. Yoh 14:26. dan yang akan menghantar masuk ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Yesus mengajar kepada murid-murid-Nya cinta kepada kebenaran tanpa syarat: "Jika ya hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat" (Mat 5:37).(Katekismus Gereja Katolik, 2466)

Minggu, 23 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 23 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah III
  
Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus
      

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
  
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku.
  
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos: respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.

   
Doa Pagi

    
Ya Allah Yang Maharahim dan sumber segala kebaikan, Engkau telah menyatakan bahwa dosa dapat diampuni dengan puasa, doa dan amal kasih. Sudilah memandang kami, ciptaan-Mu yang rapuh. Semoga belas kasih-Mu senantiasa mengangkat kami kembali ketika kami tertunduk karena menyadari kesalahan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

(Madah Kemuliaan ditiadakan pada Misa Minggu ini, hari ini ada Syahadat)

(Bacaan Pertama)

Bacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
       
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."
       
Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?” Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukullah gunung batu itu, dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
     
(Bacaan Kedua)
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-2.5-8)
  
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
  
Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia. Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.

(Bacaan Injil)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42) (Singkat: 4:5-15,19b-26,39a,40-42)
 
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."
  
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklumlah orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Jawab Yesus kepadanya, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu ‘Berilah Aku minum’, niscaya engkau telah meminta kepada-Nya, dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!” Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai ke hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, berilah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias yang disebut juga Kristus akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!” Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki?” Atau: “Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Sementara itu perempuan tadi meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ. Mari lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota, lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi, makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka berkata kepada perempuan itu, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tuhan memanggil kita untuk menjadi orang-orang yang peduli. Seperti dalam Injil hari ini Yesus menyatakan rasa peduli terhadap seorang wanita Samria. Ia tahu bahwa wanita ini dijauhi banyak orang, terutama oleh orang-orang yang tinggal sekampung dengannya. Apakah buktinya bahwa dia adalah orang yang dijauhi oleh sesamanya?

Pertama-tama, wanita ini mengambil air pada waktu tengah hari. Padahal, dalam budaya mereka, setiap orang mengambil air pada waktu pagi hari. Alasannya, tidak panas dan banyak kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Wanita ini tidak melakukan hal demikian. Ia justru menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Mengapa? Karena dia dianggap sebagai wanita sundal. Apakah buktinya? Ia tinggal satu rumah dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Bukti tersebut menyatakan bahwa wanita ini bukanlah wanita baik-baik.

Yesus melihat bahwa hidup wanita ini sungguh perih dan pahit. Oleh karena itu, Yesus pun berusaha untuk menolong dia. Namun, apakah cara yang dipakai Yesus itu harus halus dan lembut? Tidak. Sebaliknya, Yesus justru menggunakan shock teraphy untuk menyadarkan wanita tersebut. Yesus pertama-tama membuka aib yang dilakukan oleh wanita tersebut, terutama mengenai hidup perkawinannya yang tidak beres. Setelah itu, Yesus juga membuka kerinduan wanita tersebut akan belaian dan kasih sayang. Yesus dengan terus terang membuka hal-hal tersebut secara langsung di depan wanita itu, tentu saja hal itu menyakitkan. Siapakah orang yang tidak malu dan marah jika aib yang ditutup-tutupinya diketahui, bahkan dibeberkan oleh orang yang baru saja dikenalnya? Namun, Yesus tanpa ragu dan malu melakukan itu semua karena Ia sangat peduli pada kehidupan wanita tersebut. Rasa peduli yang Yesus tunjukkan kepadanya jauh dari kesan halus, sebaliknya kasar dan terkesan menelanjangi. Tetapi, tindakan Yesus ini ternyata justru dapat menyadarkan wanita tersebut. Ia menjadi sadar bahwa tindakan Yesus yang kasar dan tidak elegan tersebut menyelamatkan dia.

Melalui tindakan Yesus yang kita dengar dan kita saksikan hari ini kita sekalian dapat belajar bahwa rasa peduli dan rasa belas kasih memang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Namun, kita pun mesti ingat bahwa peduli tidak selalu identik dengan kelemahlembutan. Mari kita mohon rahmat agar Tuhan selalu memampukan kita untuk dapat bertumbuh dalam kasih-Nya.

RUAH

Sabtu, 22 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 22 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
“Kita harus pergi bagaikan rusa lari menuju sumber air. Sumber air itu ialah Allah.” (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)   
   
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.
       
Doa Pagi
            
Ya Tuhan, tak ada Allah lain seperti Engkau yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh umat-Mu, Israel. Maka tunjukkanlah juga kerahiman-Mu bagi kami yang sering melakukan dosa, namun ingin bertobat dan setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Mikha memohonkan ampun para umat yang sedang berada dalam kesengsaraan; sekaligus memohon Tuhan sendiri menjadi gembala mereka. Mikha yakin bahwa Tuhan itu pengampun dan penuh kasih setia sejak zaman Abraham.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20) 
  
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
    
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri? Yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Kejahatan si anak hilang sungguh sudah di luar batas. Namun kesabaran dan sikap baik hati ayahnya juga di luar batas. Itulah gambaran hubungan antara kita dan Allah. Kejahatan kita akan mendapatkan pengampunan, jika kita bertobat; sebab kesabaran dan belas kasih Allah sungguh tak terbatas.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
  
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
   
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia’. Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah mengenai anak yang hilang ini adalah kisah yang indah tentang pertobatan. Dia bosan hidup bersama dalam keluarga dan disiplin. Ia menuntut hak-haknya sebelum waktunya. Dia lalu menemukan jalan keluar dalam kebebasan total menurut pikirannya sendiri. Akan tetapi kemudian dia tidak mendapatkan apa-apa, selain kemalangan dan penderitaan. Dia pada akhirnya bertobat dan kembali kepada ayahnya. Ayah yang baik itu menerima kembali anaknya dan mengampuninya. Inilah juga sikap Allah Bapa kita yang penuh kasih. Kita yang berdosa bila kembali kepada-Nya akan mendapatkan belas kasih dan pengampunan-Nya yang melimpah.

Doa Malam

Bapa yang Maharahim, terima kasih karena hari ini kami mendengar perumpamaan anak yang hilang. Engkau bersukacita dan bergembira karena anak yang mati menjadi hidup kembali dan yang telah hilang didapat kembali. Ampunilah diri kami yang kurang percaya akan kemurahan dan kasih sayang-Mu selama ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy