Minggu, 15 September 2013
Hari Minggu Biasa XXIV
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap
merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan
Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak
mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada
alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia
mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang
sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya
menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka
lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan
pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian
dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484
Antifon Pembuka (Sir 36:18)
Damai sejahtera, ya Tuhan, berikanlah kepada mereka yang berharap
kepada-Mu, agar terbuktilah kebenaran para nabi. Dengarkanlah doa
hamba-hamba dan umat-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang maharahim, meskipun kami mencari jalan sendiri yang
lain de-ngan jalan-Mu, namun Engkau datang juga kepada kami. Orang
berdosa Kau ajak bertobat dan yang ter-sesat Kau cari. Perkenankanlah
kami selalu saling memberi kesempatan, mencari yang hilang, dan bangga
serta gembira, karena persahabatan kami dengan Dikau dapat dipulihkan
kembali. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11.13-14)
"Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab
bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak perilakunya.
Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka
sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel,
inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan
sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab
itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan
membinasakan mereka; tetapi Engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang
besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan
berkata, “Mengapakah Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang
telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan
dengan tangan yang kuat? Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi
diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat
keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah
Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya
untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang
dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3.4.12-13.17.19; Ul: Luk 15:18)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya
rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian
kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang
remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:12-17)
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."
Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang
menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan memercayakan
pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan
seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya,
karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar
iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku
bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Sabda ini benar, dan
patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang
paling berdosa. Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam
diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan
seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka
yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang
kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita perdamaian itu kepada kami.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-32 (Singkat: 15:1-10)
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus
utk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan
bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini
kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor
domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang
gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau
telah menemukannya, ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan
gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan
tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab
dombaku yang hilang telah kutemukan’. Aku berkata kepadamu: Demikian
juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu
kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah
serta mencarinya dengan cermat sampai menemukannya? Dan kalau telah
menemukannya, ia akan memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya
serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang
itu telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu: Demikianlah juga akan ada
sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang
bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Seorang teman mengatakan, bila ia melihat kain tradisional di pasar, ia
ingat akan kasih Allah. Alasannya begitu sederhana. Sebagaimana perajin
menggunakan benang yang rapuh dan merajutnya dengan penuh kasih agar
menjadi kain yang indah, demikian Allah mau menggunakan dirinya yang
rapuh dan merajutnya dengan penuh kasih.
Kemurahan hati Allah takkan pernah usang untuk dikisahkan. Kasih-Nya
selalu membarui hidup kita. Bila kita melihat perumpamaan-perumpamaan
dalam Injil hari ini (Luk 15:1-32), kita menjadi sadar betapa Allah
mengasihi kita. Ia tidak menghendaki kematian orang berdosa namun
merindukan pertobatan. Rasul Paulus mengatakan dengan sangat indah dalam
suratnya kepada Timotius (1Tim 1:12-17). Ia yang dahulunya adalah
seorang yang paling bersemangat untuk menganiaya pengikut Kristus, kini
berkat kesabaran dan kasih Tuhan, ia boleh menjadi pengikut-Nya.
Telah begitu banyak kisah pertobatan kita dengar dari Kitab Suci.
Kisah-kisah ini sungguh menginspirasi kita untuk senantiasa melakukan
pertobatan. Kisah ini bukanlah kisah milik Rasul Paulus saja, atau kisah
milik si bungsu saja, namun juga menyangkut kisah hidup kita. Bisa saja
kita tidak melakukan perbuatan sekejam Paulus sebelum bertobat atau
berfoya-foya seperti si bungsu. Kita tidak menganiaya orang, kita tidak
membunuh, tidak menghabiskan harta untuk hal-hal yang tidak baik. Namun,
sesungguhnya kita adalah Paulus dan si bungsu dalam situasi yang
berbeda.
Setiap kita pasti memiliki kisah hidup sendiri yang unik dan berbeda
satu sama lain. Namun, bila ditarik benang merah, akan terajut sebuah
untaian kisah di antara jutaan kisah hidup manusia. Untaian kisah itu
adalah kisah kasih Allah. Allah menyapa kita secara pribadi melalui
peristiwa-peristiwa hidup kita. Kadang sapaan itu begitu lembut sehingga
sering nyaris tak terdengar. Kadang sapaan itu terabaikan oleh
hiruk-pikuk dunia ini. Hidup kita jalani seturut apa yang baik menurut
kita, dan kita lupa satu hal. Kita lupa bahwa Allah merindukan kita
untuk bertumbuh dalam kasih-Nya, untuk belajar percaya secara lebih
mendalam.
Melalui Injil hari ini, kita diingatkan kembali akan panggilan kita
sebagai orang kristen. Panggilan menuju kekudusan. Kekudusan
pertama-tama bukanlah tidak berbuat dosa, namun lebih dari itu,
kekudusan adalah kemauan untuk bekerja sama dengan Allah dalam membarui
diri. Melalui kerinduan untuk selalu dekat dengan Allah, pertobatan
batin yang terus-menerus, kita telah melangkah maju menuju kekudusan
hidup. Hanya melalui kekudusanlah kita dapat memandang Allah.
Hidup harian kita adalah untaian benang yang dapat dirajut menjadi
sebuah kain kehidupan yang indah, bila kita mau mempersembahkan kepada
Allah. Ada banyak pilihan dalam hidup kita. Namun, semoga pilihan kita
adalah untuk mengasihi Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Kasih disempurnakan dalam tindakan. Senyum, sapaan dan doa tampaknya
sederhana namun inilah jalan kecil kita untuk mengasihi sesama. Hari
ini, tersenyum .... dan berdoalah!
RUAH