| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 28 Februari 2013 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 28 Februari 2013
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Kita harus mencari dan melacak kebijaksanaan” (St. Hilarius)

Antifon Pembuka (Mzm 139:23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.

Doa Pagi

Terima kasih ya Tuhan, firman-Mu mengingatkan aku untuk selalu mengandalkan Engkau dan menaruh harapanku pada-Mu. Engkaulah yang mengetahui isi hatiku, maka mampukan aku untuk berlaku jujur di hadapan-Mu dan sesama yang kujumpai hari ini. Amin.

Salah satu tantangan berat yang dihadapi Yeremia dalam pewartaannya, yakni orang-orang yang mengandalkan kekuatan sendiri. Mereka berhati licik. Namun mereka walaupun pada awal nampak menang, akan menjumpai nasib buruk. Lain dengan orang yang mengandalkan Tuhan. Sebab Tuhan melihat semua, menyelidiki hati, menguji batin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
 
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
 
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Perumpamaan Yesus ini melukiskan kenyataan yang sering terjadi: Kekayaan membuat lupa. Orang kaya ini terbuai dengan pesta-pesta dan kemewahannya. Kesalahannya adalah bahwa ia tidak berbuat apa-apa untuk si Lazarus yang miskin itu. Yang terjadi di kerajaan nanti adalah sebuah pembalikan. Bapa Abraham dan Lazarus juga tidak bisa berbuat untuk si kaya dalam penderitaannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
 
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.’ Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Teks Injil hari ini mengajarkan hal yang sangat bagus tentang dosa kelalaian, yaitu dosa justru karena tidak berbuat sesuatu pun, padahal seharusnya bisa berbuat sesuatu untuk membantu sesama. Kemilau kekayaan memang bisa membuat orang menjadi buta. Allah bukanlah pribadi yang anti kekayaan. Allah melarang kita menjadi buta akibat kekayaan itu. Mari kita resapkan sungguh-sungguh kisah Injil hari ini. Jangan sampai kekayaan menjadi jerat yang meliliti pikiran dan hati kita.

Doa Malam

Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, atas perjalanan hidup yang senantiasa Engkau bimbing hingga sepanjang bulan Februari ini. Hari ini aku hendak mengakhiri bulan Februari, bulan kedua di tahun 2013, yang oleh Gereja-Mu dimaklumkan sebagai Tahun Iman. Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Tuhan, agar aku yang telah menerima Engkau sebagai Tuhanku, aku tetap tinggal di dalam Engkau, berakar di dalam Engkau, dan dibangun di atas Engkau, serta bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadaku dan hatiku senantiasa melimpah rasa syukur. Terlebih selama Tahun Iman ini aku semakin nyata dalam menghayati imanku akan Engkau, Tuhan, Juruselamat dan Penjaga hidupku, yang siang dan malam, sepanjang hari senantiasa berkuasa atas diriku, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Rabu, 27 Februari 2013 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 27 Februari 2013
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbahagia” (St. Perpetua)

Antifon Pembuka(Mzm 38:22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku

Doa Pagi

Allah sumber kebahagiaan kami, Engkau telah mengutus Putra-Mu ke dunia agar kami memperoleh kebahagiaan dan keselamatan. Putra-Mu datang ke dunia dalam rupa sebagai hamba yang mau taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Putra-Mu datang kepada kami bukan untuk dilayani melainkan melayani. Ya Tuhan, buatlah kami meneladani Putra-Mu yang sudi menjadi hamba dan melayani. Semoga hari ini hidup kami berkenan kepada-Mu. Amin.

Ini adalah pengakuan keempat Yeremia, berhadapan dengan para musuh yang bersepakat membuat sang nabi berputus asa dengan jalan tidak mendengarkan segala yang dikatakannya. Para musuh berkomplot untuk membunuhnya. Situasi yang begitu sulit sampai membuat sang nabi berdoa agar Tuhan sendiri menghancurkan mereka. Namun, toh ia tetap berdoa bagi mereka, sehingga hampir tidak dapat membenci mereka.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
 
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Jalan Yesus untuk merintis Kerajaan Allah belum dimengerti para murid-Nya. Ibu Zebedeus dan anak-anaknya meminta kedudukan terbaik di dalam "Kerajaan-Nya" itu. Demikian juga para murid yang lain, nampaknya juga belum mengerti. Sekali lagi Yesus menegaskan bahwa jalan-Nya berbeda dengan mentalitas dunia ini. Jalan Yesus adalah jalan pelayanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
 
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Jabatan publik identik dengan 'piala' penderitaan. Itulah isi amanah jabatan publik. Orang kerapkali melihat jabatan publik hanya dari sisi bungkusnya, yakni kehormatan, posisi, gaji, 'salam tempel', amplop, dan sejenisnya. Dua bersaudara, Yakobus dan Yohanes, meminta jabatan. Mereka menggunakan pengaruh ibunya, yang sering melayani Yesus dengan kekayaannya. Semoga, jika memiliki jabatan publik, kita bukan hanya melihat bungkus, tetapi lebih-lebih melihat isinya.

Doa Malam

Bapa yang Mahabaik, terima kasih karena kami boleh merasakan kelimpahan kasih Bapa sepanjang hari ini. Ampunilah kami bila kurang melayani sesama dengan penuh kasih. Dengan rendah hati kami mohon semoga Engkau berkenan menyempurnakan, sehingga hidup kami pantas menjadi persembahan dan pujian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 25 Februari - 03 Maret 2013

Bacaan Harian 25 Februari - 03 Maret 2013

Senin, 25 Februari: Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Dan 9:4b-10; Mzm 79:8-9.11.13; Luk 6:36-38.


Selasa, 26 Februari: Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 23:1-12.


Rabu, 27 Februari: Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yer 18:18-20; Mzm 31:5-6.14-16; Mat 20:17-28.


Kamis, 28 Februari: Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Yer 17:5-10; Mzm 1:1-4.6; Luk 16:19-31.


Jumat, 01 Maret: Jumat Pertama - Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U). - Pantang

Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mzm 105:16-21; Mat 21:33-43.45-46.


Sabtu, 02 Maret: Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U).

Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-4.9-12; Luk 15:1-3.11-32.

Minggu, 03 Maret: Hari Minggu Prapaskah III (U).

Kel 3:1-8a.13-15; Mzm 103:1-4.6-8.11; 1Kor 10:1-6.10-12; Luk 13:1-9.

Selasa, 26 Februari 2013 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 26 Februari 2013
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan (Mat 23:12)
 
Antifon Pembuka

Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!

Doa

Allah Bapa yang mahakudus, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, karena kasih karunia yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini Engkau menghendaki kami saling melayani dan merendahkan diri. Nyatakanlah sabda-Mu ini dalam perbuatan kami ya Bapa, agar orang yang memandangnya memuliakan nama-Mu dan merasakan kehadiran-Mu. Buatlah kami agar tidak membanggakan diri, sebab hanya Engkaulah yang patut kami banggakan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Karena kebobrokan mereka, di sini para pemimpin Yehuda disapa oleh Nabi Yesaya dengan sebutan “manusia Sodom”, dan rakyat dengan “manusia Gomora”. Tuhan menuntut ibadat yang sejati, yakni berbuat baik dan mengusahakan keadilan. Jika mereka bisa melakukannya, mereka akan diampuni, seolah dosa yang merah seperti kirmizi pun akan diubah putih seperti salju.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
   
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita beperkara! firman Tuhan Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Ada iklim buruk dalam kehidupan keagamaan waktu itu. Orang suka dengan kedudukan terhormat, tetapi tak memedulikan perilaku hidup. Orang suka dengan pakaian dan aksesori, doa-doa dan sebutan kehormatan seperti “rabi”, hanya supaya dilihat, dipuji dan dihormati. Yesus melawan mentalitas ini semua dan mengundang agar orang mengejar kerendahan hati, mencari tempat yang paling rendah dan melayani.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
  
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Hal yang dianggap biasa, tetapi sebenarnya sangat bahaya bagi hati kita adalah sikap sombong. Betapa mudahnya kesombongan masuk ke dalam hati kita. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi memiliki kecenderungan untuk merasa diri lebih hebat, lebih penting, lebih tahu, dan aneka perasaan lebih yang lain. Singkatnya, pesan Tuhan Yesus hari ini adalah: Jangan sombong, jadilah rendah hati! Kita membutuhkan energi untuk melatih diri menjadi rendah hati.

Doa Malam

Ampunilah aku ya Yesus, kalau perbuatanku tak pantas di hadapan-Mu, suka mencari kehormatan dan pujian untuk diri sendiri. Semoga hidupku ditandai oleh semangat kerendahan hati sejati. Sebab itulah yang Engkau kehendaki. Amin.


RUAH

Senin, 25 Februari 2013 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 25 Februari 2013
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Pandanglah setiap pencobaan sebagai suatu undangan untuk bertumbuh dalam suatu keutamaan khusus” (St. Filipus Neri)

Antifon Pembuka

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat (Mzm 26:11-12)

Doa Pagi

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."

Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
 
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Orang yang murah hati selalu memberi perhatian kepada orang lain. Ia tidak hanya memikirkan diri sendiri. Ia rela mengabaikan kepentingan diri dan mengarahkan diri kepada kepentingan sesama. Ia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada sesama.

Injil hari ini berbicara tentang kemurahan hati. Yesus bersabda kepada para murid-Nya, ”Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati”. Yesus meminta para murid-Nya berlaku murah hati seperti Allah Bapa telah lebih dahulu bermurah hati kepada manusia. Penulis Kitab Daniel menekankan pentingnya kesadaran bahwa Allah itu begitu murah hati terhadap manusia. Dalam doa dan keluh-kesahnya, ia sungguh sadar akan Allah yang berbelas kasih, mengampuni, dan murah hati. Pada saat yang sama pula, ia sadar akan dosa dan kesalahannya dan orang sebangsanya. Kesadaran ini mengantar seseorang kepada pertobatan yang sejati.

Kemurahan hati itu ditandai antara lain sikap rela mengampuni, mengasihi, dan berbagi. Kita diundang untuk bersikap murah hati sebagaimana Allah telah lebih dulu bermurah hati kepada kita.

Doa: Ya Bapa yang mahamurah, terima kasih atas kemurahan hati-Mu kepadaku. Bantulah aku untuk bersikap murah hati kepada sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Minggu Prapaskah 2




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Prapaskah II/C - 24 Februari 2013


MINGGU PRAPASKAH II/C - 24 Februari 2013
Kej 15:5-12, 17-18; Flp 3:17-4:1; Luk 9:28b-36

Hari ini merupakan Hari Minggu Prapaskah II. Melalui bacaan-bacaan dalam Ekaristi ini, kita diajak untuk melanjutkan permenungan Minggu Prapaskah I yang lalu. Masih ada yang ingat? Minggu lalu kita merenungkan Yesus yang berada di padang gurun selama 40 hari untuk mempersiapkan dan memulai karya-Nya. Ia masuk dalam kesunyian dan keheningan padang gurun sehingga semakin peka akan bimbingan Roh dan godaan iblis serta diberi kemenangan untuk mengalahkan godaan.

Di tengah-tengah karya pelayanan-Nya, Yesus juga selalu mengkhususkan waktu untuk menyepi, masuk dalam keheningan dan berdoa kepada Bapa-Nya. Inilah yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini. “Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa” (ay.28b). Teladan Yesus ini semakin menegaskan kepada kita mengenai pentingnya doa dalam kehidupan kita. Di tengah kesibukan, pekerjaan, dan kegiatan-kegiatan kita sehari-hari, yang seringkali menyita banyak waktu dan tenaga, kita harus berani mengkhususkan waktu untuk masuk dalam keheningan dan berdoa. Kalau selama ini kita merasa masih kurang dalam berdoa, baiklah salah satu bentuk pertobatan dan matiraga di masa Prapaskah ini adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas doa kita.

Doa yang kita lakukan dengan setia, tekun, dan sungguh-sungguh, akan menghasilkan buah dalam kehidupan kita sebagaimana dialami Yesus. “Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan” (ay.29). Doa itu memancarkan kemuliaan dan kesucian. Maka, kita seringkali menjumpai bahwa orang-orang yang tekun berdoa itu menunjukkan kematangan dan mamancarkan kesucian hidup. Mereka selalu gembira, wajahnya ceria, kata-katanya menyejukkan dan mencerahkan. Meskipun mereka tetap harus menghadapi aneka persoalan dan menanggung beban serta penderitaan hidup, mereka tetap bersemangat dan penuh pengharapan. Hal ini pun akan kita alami, kalau kita semakin tekun berdoa.

Doa juga memberikan serta menjernihkan arah dan tujuan dari setiap langkah hidup kita sebagaimana dialami Yesus. Dalam doa-Nya, Ia berjumpa dengan Musa dan Elia. Mereka “berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem” (ay.30). Kita tahu bahwa doa merupakan kesempatan untuk berbicara bersama Tuhan. Tidak hanya kita saja yang berbicara, entah lisan maupun dalam hati, tetapi Tuhan juga bersabda dan kita harus mendengarkan. Bukankan Tuhan sendiri menghendaki, “Dengarkanlah Dia” (ay.35). Dengan mendengarkan Tuhan, kita tahu apa kehendak Allah yang harus kita jadikan arah dan pedoman hidup kita. Kita juga mendapat bimbingan dari Tuhan, sehingga kita melangkah bersama-sama dengan Tuhan sehingga kita dimampukan untuk menggenapi kehendak-Nya.

Yang terakhir, sebagaimana dialami oleh Yesus, doa itu menjadikan kita memancarkan kebahagiaan yang dapat dirasakan orang lain. Pada saat dan setelah Yesus berdoa, Petrus dan teman-temannya merasakan kebahagiaan sehingga berkata, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.” (ay.31a). Artinya, doa itu membuahkan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Juga kalau kita harus menghadapi beban, persoalan, dan derita. Bukankah Yesus juga demikian: Ia pergi ke Yerusalem untuk menyongong derita-Nya, tetapi Ia tetap memancarkan kebahagiaan dan kebahagiaan itu dirasakan oleh murid-murid-Nya. Maka, kalau kita sungguh-sungguh menghayati hidup doa kita, kehadiran kita dalam keluarga, komunitas, tempat kerja, pergaulan sehari-hari, dan di mana pun berada, kita akan membawa kebahagiaan bagi sesama. Wajah kita menampakkan keteduhan, senyuman kita membawa kegembiraan, kata-kata kita menghibur dan mencerahkan, sikap dan tindakan kita membawa berkat. Orang lain merasa nyaman berada di dekat kita.

Mengingat pentingnya doa dalam kehidupan kita, sebagaimana diteladankan oleh Yesus, marilah doa kita jadikan sebagai jalan sederhana untuk mencapai kesucian hidup sebagaimana diajarkan oleh Bunda Teresa: “Buah keheningan adalah doa, buah dari doa adalah iman, buah dari iman adalah cinta, buah dari cinta adalah pelayanan, buah dari pelayanan adalah damai”. Kita ikuti ajakan Beato Yohanes Paulus II, “Marilah kita tidak berhemat dengan waktu kita. Marilah kita tidak hitung-hitung dengan waktu kita untuk menjumpai Tuhan dalam doa” (bdk. Dominicae Cenae). Semoga, doa-doa yang semakin kita tekuni dan hayati mengubah kita untuk menjadi semaki serupa dengan Kristus (bacaan II).

Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 24 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 24 Februari 2013
Hari Minggu Prapaskah II (C)

Kehidupan Kristiani mencakup secara terus-menerus pendakian gunung untuk berjumpa Allah dan kemudian turun kembali, memberikan kasih dan kekuatan yang diambil dari-Nya, agar supaya melayani saudara dan saudari kita dengan kasih Allah sendiri. Dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana semangat para Rasul untuk mewartakan Injil dan membangkitkan iman orang-orang terkait erat dengan kepedulian mereka yang bersifat amal untuk pelayanan kepada kaum miskin (bdk. Kis 6:1-4). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013

Antifon Pembuka (Mzm 26:8-9)

Seturut Sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan dari padaku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, sejak sedia kala Engkau menjanjikan kesetiaan-Mu kepada manusia. Dengarkanlah kami dan tanggapilah permohonan kami mengenai masa depan kami. Tunjukkanlah kiranya kepada kami dalam diri Yesus Putra kesayangan-Mu, bagaimana Engkau mematuhi perjanjian-Mu dengan Abraham secara paripurna, bila di sini Sabda-Mu terdengar menggema selama ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
 
 
"Perjanjian Allah dengan Abraham."

Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)
 
"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."

Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
 
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan

Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh manusia. Manusia punya kebutuhan tidur dengan segala takaran waktunya, mulai dari masa pertumbuhan sampai masa usia senja sekalipun. Manusia yang mengalami kesulitan tidur biasanya disebut dengan "imsomnia" dan hal ini perlu dicari solusinya. Apabila solusi tidak ditemukan, maka metabolisme tubuh akan terganggu sehingga bisa menimbulkan penyakit yang bersifat fisik maupun psikis. Biasanya efek fisik yang dialami tubuh terasa lelah dan efek psikisnya susah konsentrasi. Tidur adalah kebutuhan dasar manusia.

Namun, bila manusia kebanyakan tidur bisa juga mendatangkan dampak yang kurang baik pada tubuh dan jiwa seseorang. Akibatnya, ia menjadi pemalas. Tidur juga harus ugahari, tahu menempatkan diri pada waktu dan tempat yang tepat. Tertidur adalah salah satu indikasi yang menyatakan seseorang kurang ugahari dan biasanya sangat merugikan. Kerugian yang dialami pun bisa mulai dari dampak yang sangat ringan sampai risiko yang sangat berat. Misalnya, tertidur saat nonton bola, tertidur saat Misa. Tertidur saat mengendarai mobil yang berdampak petaka! Fenomena tidur adalah fenomena yang sangat manusiawi dan hal ini pun tak luput dari pengalaman hidup para rasul khususnya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyertai Yesus ke atas gunung untuk berdoa.

Sementara itu, Petrus dan teman-temannya lelah tertidur dan ketika mereka terbangun lantas melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang (Nabi Musa dan Nabi Elia) yang berdiri di dekat-Nya itu. Petrus berkata kepada-Nya, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya karena ia TERTIDUR tidak ugahari dan kurang bijaksana, sehingga keputusan spontan yang ia lontarkan untuk membangun kemah benar-benar jauh dari yang dikehendaki Tuhan, yakni menegaskan dan mengikuti Yesus Kristus "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia! (Luk 9:35).

Mendirikan kemah condong membuat kita stabil dan dinamis, sehingga berhenti pada pembangunan dan penghiasan yang terpusat hanya pada kemah. Mengikuti Kristus harus ada semangat lepas bebas dan ketaatan yang radikal guna menjalankan arahan Sabda-Nya. Apakah kita punya kecenderungan untuk membangun "kemah permanen" kita dan kemudian berhenti pada kemah dengan segala hiasan dan ornamennya sehingga terlelap dengan "monumen" fisik yang kita bangun? Apakah kita punya kecenderungan hidup mapan dan kecanduan "tidur secara mental" sehingga kita ketagihan untuk tinggal di dalam kemah yang kita bangun sendiri dan malas keluar kemah karena akan menghadapi masalah-masalah konkret kehidupan?

Gereja bisa berkembang dan bertahan bukan karena situasi mapan! Gereja mengalami kerapuhan bukan pula karena musuh dari luar tetapi justru karena orang-orang yang ada di dalamnya yang sudah mapan, acuh dan tidak bergerak untuk berbuat hal yang dinamis. Situasi ini bisa memabukkan sehingga secara mental kita tertidur! Keluar dari "kemah" mendengar Sabda Allah dan mengakui Kristus sebagai Tuhan akan membawa kita pada kenyataan hidup, yaitu hidup yang dinamis, yang sepenuhnya bersandar pada Tuhan dan Sabda-Nya.

RUAH / Aditya

KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, 554- 555

554 Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak pernyataan itu Bdk. Mat 16:22-23.; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu Bdk. Mat 17:23; Luk 9:45.. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Bdk. Mat 17:1-8; 2 Ptr 1:16-18. Yesus yang penuh rahasia di atas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau-kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:35). 697, 2600, 444

555 Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan Allah di atas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias Bdk. Luk 24:21.. Kesengsaraan Yesus adalah kehendak Bapa. Putra bertindak sebagai Hamba Allah Bdk. Yes 42:1.; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putra sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di atas gunung, dan sejauh mereka mampu untuk itu, murid-murid-Mu memandang kemulian-Mu, Kristus Allah, supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan-Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").

Sabtu, 23 Februari 2013 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 23 Februari 2013
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

“Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul ini harus digunakan untuk berpuasa” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 19:8)

Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Perjanjian bahwa “Yahweh menjadi Allah Israel, dan Israel menjadi umat Yahweh” bukanlah hal yang terjadi begitu saja dalam satu hari. Ini adalah sebuah perjalanan. Mereka akan benar-benar menjadi umat-Nya, menjadi yang terpuji, ternama dan terhormat, ketika mereka hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
 
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
 
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Kata-kata di bawah ini adalah bagian dari kotbah Yesus di bukit. Panggilan untuk “menjadi sempurna”. Kesempurnaan di sini adalah dalam hal mengasihi. Mengasihi dan berdoa bukan hanya untuk sesama, tetapi juga untuk musuh. Yang menjadi alasan adalah karena Bapa kita sempurna dalam mengasihi. Ia menerbitkan matahari, menurunkan hujan untuk semua anak-Nya. Entah baik maupun jahat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
 
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapa-Mu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus menjelaskan, bagaimana seharusnya kita menjadi anak-anak Bapa di Surga, yaitu mengasihi musuh dan berdoa bagi orang yang membuat kita menderita. Ini baru agama! Ini baru spiritualitas! Jika ada agama yang mengajarkan kita untuk membenci musuh, itu sama saja dengan kumpulan preman. Hidup keagamaan yang minimal adalah tetap berbuat baik kepada orang yang jahat sekalipun. Ukurannya adalah kesempurnaan Bapa yang juga mengasihi orang-orang jahat. Janganlah pernah ragu melakukan ajaran tersebut.

Doa Malam

Bapa yang berbelas kasih, ampunilah kami jika dalam pergaulan, kami bersikap tidak adil terhadap sesama. Dengan penuh sesal kami bertobat agar boleh tetap menjadi anak-anak Bapa di surga. Amin.


RUAH

Minggu, 24 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 24 Februari 2013
Hari Minggu Prapaskah II (C)

Kehidupan Kristiani mencakup secara terus-menerus pendakian gunung untuk berjumpa Allah dan kemudian turun kembali, memberikan kasih dan kekuatan yang diambil dari-Nya, agar supaya melayani saudara dan saudari kita dengan kasih Allah sendiri. Dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana semangat para Rasul untuk mewartakan Injil dan membangkitkan iman orang-orang terkait erat dengan kepedulian mereka yang bersifat amal untuk pelayanan kepada kaum miskin (bdk. Kis 6:1-4). --- Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013

Antifon Pembuka (Mzm 26:8-9)

Seturut Sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan dari padaku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, sejak sedia kala Engkau menjanjikan kesetiaan-Mu kepada manusia. Dengarkanlah kami dan tanggapilah permohonan kami mengenai masa depan kami. Tunjukkanlah kiranya kepada kami dalam diri Yesus Putra kesayangan-Mu, bagaimana Engkau mematuhi perjanjian-Mu dengan Abraham secara paripurna, bila di sini Sabda-Mu terdengar menggema selama ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:5-12.17-18)
 
"Perjanjian Allah dengan Abraham."

Sekali peristiwa Tuhan membawa Abram keluar dari rumah serta berfirman, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat!” Maka firman-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan berfirman lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur Kasdim guna memberikan negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Firman Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua, lalu diletakkannya belahan-belahan itu yang satu di samping yang lain; tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara belahan-belahan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
atau Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu 'kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.7-8.9abc.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, "Carilah wajah-Ku!"
3. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari pada-Ku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (3:17-4:1)

"Kristus akan mengubah tubuh kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia."

Saudara-saudara, ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab, seperti yang telah sering kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Dari awan yang bercahaya Allah Bapa berbicara, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)

"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
 
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh manusia. Manusia punya kebutuhan tidur dengan segala takaran waktunya, mulai dari masa pertumbuhan sampai masa usia senja sekalipun. Manusia yang mengalami kesulitan tidur biasanya disebut dengan "imsomnia" dan hal ini perlu dicari solusinya. Apabila solusi tidak ditemukan, maka metabolisme tubuh akan terganggu sehingga bisa menimbulkan penyakit yang bersifat fisik maupun psikis. Biasanya efek fisik yang dialami tubuh terasa lelah dan efek psikisnya susah konsentrasi. Tidur adalah kebutuhan dasar manusia.

Namun, bila manusia kebanyakan tidur bisa juga mendatangkan dampak yang kurang baik pada tubuh dan jiwa seseorang. Akibatnya, ia menjadi pemalas. Tidur juga harus ugahari, tahu menempatkan diri pada waktu dan tempat yang tepat. Tertidur adalah salah satu indikasi yang menyatakan seseorang kurang ugahari dan biasanya sangat merugikan. Kerugian yang dialami pun bisa mulai dari dampak yang sangat ringan sampai risiko yang sangat berat. Misalnya, tertidur saat nonton bola, tertidur saat Misa. Tertidur saat mengendarai mobil yang berdampak petaka! Fenomena tidur adalah fenomena yang sangat manusiawi dan hal ini pun tak luput dari pengalaman hidup para rasul khususnya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyertai Yesus ke atas gunung untuk berdoa.

Sementara itu, Petrus dan teman-temannya lelah tertidur dan ketika mereka terbangun lantas melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang (Nabi Musa dan Nabi Elia) yang berdiri di dekat-Nya itu. Petrus berkata kepada-Nya, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya karena ia TERTIDUR tidak ugahari dan kurang bijaksana, sehingga keputusan spontan yang ia lontarkan untuk membangun kemah benar-benar jauh dari yang dikehendaki Tuhan, yakni menegaskan dan mengikuti Yesus Kristus "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia! (Luk 9:35).

Mendirikan kemah condong membuat kita stabil dan dinamis, sehingga berhenti pada pembangunan dan penghiasan yang terpusat hanya pada kemah. Mengikuti Kristus harus ada semangat lepas bebas dan ketaatan yang radikal guna menjalankan arahan Sabda-Nya. Apakah kita punya kecenderungan untuk membangun "kemah permanen" kita dan kemudian berhenti pada kemah dengan segala hiasan dan ornamennya sehingga terlelap dengan "monumen" fisik yang kita bangun? Apakah kita punya kecenderungan hidup mapan dan kecanduan "tidur secara mental" sehingga kita ketagihan untuk tinggal di dalam kemah yang kita bangun sendiri dan malas keluar kemah karena akan menghadapi masalah-masalah konkret kehidupan?

Gereja bisa berkembang dan bertahan bukan karena situasi mapan! Gereja mengalami kerapuhan bukan pula karena musuh dari luar tetapi justru karena orang-orang yang ada di dalamnya yang sudah mapan, acuh dan tidak bergerak untuk berbuat hal yang dinamis. Situasi ini bisa memabukkan sehingga secara mental kita tertidur! Keluar dari "kemah" mendengar Sabda Allah dan mengakui Kristus sebagai Tuhan akan membawa kita pada kenyataan hidup, yaitu hidup yang dinamis, yang sepenuhnya bersandar pada Tuhan dan Sabda-Nya.

RUAH / Aditya

KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, 554- 555

554 Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak pernyataan itu Bdk. Mat 16:22-23.; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu Bdk. Mat 17:23; Luk 9:45.. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Bdk. Mat 17:1-8; 2 Ptr 1:16-18. Yesus yang penuh rahasia di atas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau-kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:35). 697, 2600, 444

555 Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan Allah di atas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias Bdk. Luk 24:21.. Kesengsaraan Yesus adalah kehendak Bapa. Putra bertindak sebagai Hamba Allah Bdk. Yes 42:1.; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putra sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di atas gunung, dan sejauh mereka mampu untuk itu, murid-murid-Mu memandang kemulian-Mu, Kristus Allah, supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan-Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").

APP KAS 2013: Pertemuan V Membangun niat dan pertobatan

Pertemuan V
 
MEMBANGUN NIAT DAN PERTOBATAN
  
Intisari pertemuan
 
Pada pertemuan kelima ini kita diajak untuk membangun niat kita serta membangun sikap tobat secara nyata dalam hidup. Selama empat kali pertemuan kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita menjalankan pekerjaan kita selama ini. Niat apa sajakah yang mau kita bangun setelah pertemuan-pertemuan selama masa prapaskah ini?
 
Tujuan
 
  1. Menjadikan salib Tuhan kita Yesus Kristus sebagai dasar pekerjaan kita.
  2. Kita bisa berkarya/bekerja dengan penuh kegembiraan hati, tidak mudah mengeluh dan putus asa.
  3. Kita dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kita, entah besar entah kecil dengan penuh keterlibatan hati.
  4. Semakin teguh dalam iman melalui pekerjaan yang kita lakukan.
 
JALANNYA PERTEMUAN
 
PEMBUKAAN
  
Nyanyian Pembuka
 
Tanda Salib dan Salam
 
P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah nama Tuhan
U : Kini dan selamanya
 
Pengantar-tobat
 
Doa pembuka
 
P : Ya Allah yang maharahim, kami bersyukur kepada-Mu karena kami senantiasa Kauberi kesempatan untuk membangun pertobatan. Berkatilah usaha serta niat kami agar kami mampu bekerja dengan baik. Semoga melalui pekerjaan kami, iman kami semakin mendalam dan tangguh dan dengan demikian setiap pekerjaan kami menjadi perwujudan iman kami dan menjadi berkat bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
 
U : Amin
 
Bahan renungan
 
  1. Apa saja yang menjadi niatku agar aku dapat menyelesaikan pekerjaanku dengan tuntas?
  2. Apa saja yang akan aku upayakan agar niat-niatku itu dapat terwujud? (Misalnya: aku mau mengatur jadual harianku dengan baik, setiap hari akan kucatat apa yang telah kulakukan hari ini, adakah hal-hal baru yang semakin meneguhkan imanku?)
 
Doa spontan
 
Bapa Kami
 
Doa Penutup (Mohon semangat dalam bekerja)
 
Ya Tuhan Allah kami, Kauciptakan dunia beserta isinya, Kauciptakan manusia menurut citraMu, supaya kami mengolah bumi ini, sambil bekerja sama dengan Dikau, Sang Pencipta.
 
Berilah kami senantiasa semangat dan ketulusan hati dalam menerima pekerjaan yang Kauberikan pada kami.
 
Terimalah segala suka-duka dan jerih payah kami dalam kurban Kristus PuteraMu demi pengampunan dosa kami dan demi berkat bagi orang yang kami cintai.
 
Semangatilah kami, berkat ilham Roh Kudus, untuk tetap bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarga kami dan masyarakat luas.
 
Bantulah juga semua orang yang menganggur, atau orang yang terpaksa bekerja dengan tidak layak, supaya mereka tidak patah semangat melainkan menemukan apa yang mereka harapkan.
 
Inilah permohonan yang kami sampaikan kepadaMu, ya Bapa, dengan perantaraan Putra-Mu, Yesus Kristus, yang tidak segan-segan menanggung pekerjaan di tempat tersembunyi di Naaret dan yang menguduskan pekerjaan kami demi kemuliaan nama-Mu dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
 
PENUTUP
 
Pengumuman
 
Berkat
 
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga Allah Yang Mahakuasa memberkati kita Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy