| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 04 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal - Jumat Pertama

Jumat, 04 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal - Jumat Pertama

“Setialah kepada Injil dan setialah kepada Gereja” (Our Lady, 4 Januari 1975)

Antifon Pembuka (lih. Yoh 1:1)

Sejak awal mula sabda itu Allah, dan Ia berkenan dilahirkan sebagai Penebus dunia.

Doa Pagi

Terima kasih, ya Bapa, pada pagi ini kami masih Kauanugerahi hidup terlebih untuk hidup dalam iman akan Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga hari ini kami berpegang teguh pada ajaran-Nya dan berani melaksanakan melalui hal-hal kecil yang mampu kami lakukan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Yohanes membuat perbedaan yang jelas antara anak-anak Allah dan anak-anak iblis. Mereka yang lahir dari Allah tidak akan berdosa dan tidak dapat berbuat dosa. Sebaliknya, ada dua hal ciri orang yang tidak berasal dari Allah, yang tidak berbuat kebenaran dan tidak mengasihi saudaranya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:7-10)
 
"Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah."
         
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa tetap berbuat dosa, dia berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yakni untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah; demikian juga setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Hal pertama yang terjadi dalam hidup publik Yesus adalah memanggil para murid-Nya, Andreas dan saudaranya Simon. Saat perjumpaan mereka itu dicatat dengan baik, menandakan bahwa pertemuan dengan Yesus itu memang peristiwa teramat penting dalam hidup mereka. Pertanyaan pertama Yesus adalah, "Apa yang kamu cari?" Dari pertanyaan itu mereka mengambil keputusan untuk tinggal bersama Dia dan mengikutinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)
  
"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
  
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya,”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus bertanya kepada kedua murid Yohanes Pembaptis yang mengikuti-Nya, "Apakah yang kamu cari?" Pertanyaan itu membuat mereka gelagapan, kebingungan menemukan jawabannya. Padahal, itulah pertanyaan retorik bagi setiap orang yang mengikuti Yesus. Tanyakanlah kepada diri kita masing-masing: Mengapa aku mengikuti Yesus? Apa sebenarnya yang aku cari?

PINTU KEPADA IMAN
Surat Apostolik dari Paus Benediktus XVI
dalam rangka pencanangan Tahun Iman, No. 6


Pembaruan Gereja juga bisa dilaksanakan melalui kesaksian yang diberikan oleh hidup umat beriman: yakni justru melalui cara-mengada mereka di dunia ini, Umat Kristiani dipanggil untuk memancarkan sabda kebenaran yang diwariskan Tuhan kepada kita. Konsili sendiri, dalam Konstitusi Dogmatik Lumen Gentium, mengatakan ini: “Sedangkan Kristus, yang “suci, tanpa kesalahan, tanpa noda” (Ibr 7:26), tidak mengenal dosa (lih. 2Kor. 5:21), melainkan dating hanya untuk menebus dosa-dosa umat (lih Ibr 2:17), Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri. Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan,serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan. Gereja “dengan mengembara di antara penganiayaan dunia dan hiburan yang diterimanya dari Allah Gereja maju, sambil mewartakan salib dan wafat Tuhan ahingga Ia datang (lih 1Kor. 11:26). (Sumber: katolisitas.org)

Doa Malam

Syukur kepada-Mu, ya Yesus, dengan memanggil para rasul Engkau melestarikan ajaran-Mu. Dengan begitu, kami pun dapat menghayati iman yang Kauajarkan untuk menuju hidup yang kekal. Semoga ajaran yang mereka sampaikan meneguhkan iman kami akan Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Kamis, 03 Januari 2013 Hari Biasa Masa Natal

Kamis, 03 Januari 2013
Hari Biasa Masa Natal

Tuhan adalah Sang Guru Cinta, Ia penuh kasih -- St. Agustinus

Antifon Pembuka (Mzm 118:26-27)

Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Dialah Tuhan Allah yang menerangi kita.

Doa Pagi

Ya Bapa, betapa agung kasih karunia-Mu, sehingga kami Kausebut anak-anak-Mu berkat iman akan Putra-Mu. Pada awal hari ini, bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar kami mampu berjalan dalam iman yang benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jatidiri kita yang sebenarnya adalah anak-anak Allah. Namun, ini adalah suatu jatidiri yang masih harus diraih, yakni dengan menyucikan diri dan tinggal dalam Yesus. Jika tinggal pada-Nya, orang tidak berbuat dosa lagi. Karena itu, jika kita masih berdosa, kita belum sungguh tinggal di dalam Dia, bahkan dalam bahasa Yohanes kita "tidak melihat dan tidak mengenal Kristus."

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:29-3:6)

   
"Setiap orang yang tetap berada dalam Yesus tidak berbuat dosa lagi."
  
Anak-anakku terkasih, jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia suci adanya. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Kristus telah menyatakan diri-Nya untuk menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada dalam Dia, tidak berdosa lagi, setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan mengenal Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.3c-4.5.6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 1:14:12b)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.

Sebagai pendahulu Yesus, Yohanes Pembaptis memberi kesaksian akan apa yang ia kenal dan lihat. Ia menunjuk Yesus sebagai Anak Domba. Kata ini akan segera mengingat para pembaca akan anak domba Paskah yang menghapus dosa-dosa umat. Selanjutnya Yohanes memberi kesaksian bahwa Dia akan membaptis kita dengan Roh Kudus dan bahwa Ia itu Anak Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:29-34)
    
"Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia."
      
Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, Ia melihat Yesus datang kepadanya. Maka katanya, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan air telah berfirman Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberikan kesaksian: Dia inilah Anak Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yohanes Pembaptis melihat Roh turun dari langit seperti burung merpati, dan tinggal di atas Yesus. Itulah sebabnya, Yesus memiliki kemampuan untuk membaptis dengan Roh Kudus. Sebab, nemo dat quod non habet; yang berarti, tak seorang pun dapat memberi apa yang tidak dia miliki. Yesus memiliki Roh Kudus, yang tinggal di dalam diri-Nya. Hidup Kristen hanya mungkin, jika Roh Kudus berkarya.

Doa Malam

Ya Bapa, kami bersyukur atas Putra-Mu, Sang Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berkat kesediaan Sang Putra, dosa-dosa kami Kauhapus dan kami Kauantar untuk mengikuti jejak-Nya. Semoga kami sampai kepada-Mu bersama dengan Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH YANG MENGHAPUS DOSA DUNIA
(Katekismus Gereja Katolik, No. 608)

Yohanes Pembaptis setuju membaptis Yesus, sama seperti para pendosa (bdk. Luk 3:21; Mat 3:14-15). "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Dengan demikian ia memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Hamba Allah, yang membiarkan Diri diantar dengan diam ke tempat pembantaian (bdk. Yes 53:7; Yer 11:19) dan menanggung dosa banyak orang (bdk. Yes 53:12), dan serentak pula domba paskah, lambang penebusan Israel pada Paskah pertama (bdk. Kel 12:3-11; Yoh 19:36; 1Kor 5:7). Seluruh kehidupan Kristus adalah ungkapan penebusan-Nya, "untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mrk 10:45).

RUAH

Rabu, 02 Januari 2013 Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

Rabu, 02 Januari 2013
Peringatan Wajib. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze

Berikanlah makanan terakhirmu kepada pengemis yang mengetuk pintumu, dan percayalah akan belas kasihan Tuhan. --- St Basilius

Antifon Pembuka (Mzm 36:30-31)

Mulut orang jujur menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengucapkan keadilan. Hukum Allah disimpan dalam hatinya.

Doa Pagi

Terima kasih, ya Yesus, rasul-Mu terkasih telah mengajarkan iman yang benar agar kami beroleh keselamatan. Maka, tuntunlah kami selalu di jalan-Mu pada sepanjang hari ini, Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Mengakui Yesus sebagai Mesias (yang Terurapi/Kristus) menurut Yohanes adalah sesuatu yang mendasar. Dan "tinggal dalam Allah", yakni tinggal dalam Anak dan dalam Bapa menjadi kata kunci dalam surat rasul Yohanes yang pertama ini. Hal itu ditunjukkan ketika apa yang disabdakan-Nya tinggal dalam diri kita.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:22-28)
  
"Apa yang telah kamu dengar harus tetap tinggal di dalam dirimu."
 
Anak-anakku terkasih, barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu seorang pendusta! Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula, itu harus tetap tinggal di dalam dirimu. Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu tetap tinggal di dalam dirimu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua ini kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Yesus. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Menyaksikan penampilan dan karya Yohanes (Pembaptis), orang-orang bertanya-tanya siapa sebenarnya dia itu. Mereka mengira Mesias atau Elia. Namun, Yohanes menunjuk satu pribadi lain yang akan datang setelahnya. Yohanes melihat misinya adalah mempersiapkan umat untuk kedatangan Yesus itu. Kedatangan-Nya adalah peristiwa teramat penting, karena itu perlu dipersiapkan, yakni dengan pertobatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:19-28)
  
"Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku."
 
Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, ‘Siapakah Engkau?’ Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, “Aku bukan Mesias!” Lalu mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Yohanes menjawab, “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Ia pun menjawab, “Bukan!” Maka kata mereka kepadanya, “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawab Yohanes, “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” Di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya-tanya kepadanya, “Mengapa engkau membaptis jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab kepada mereka, “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal ini terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yohanes Pembaptis adalah suara yang berseru-seru di padang gurun. Kalau begitu, siapa yang mendengarkannya? Dia adalah suara yang jujur dan lurus bagi orang-orang yang menantikan kedatangan Kristus. Untuk bersuara secara jujur dan lurus tidak harus menunggu ada orang yang mau dan siap mendengarkannya. Sebab, kejujuran dan ketulusan adalah esensi, bukan tampilan; isi, bukan bungkusnya.

Kesaksian St Gregorius dari Nazianze tentang Persahabatan

Pada waktu itu kami ada di Atena. Kami terpisah bagaikan arus sebatang sungai, meninggalkan satu mata air di tanah asal untuk pergi jauh merantau menuntut ilmu. Tetapi kami bertemu lagi, seakan dengan persetujuan, sebab Tuhan menghendaki demikian.

Pada waktu itu, bukan saja saya sendiri menaruh penghargaan tinggi terhadap sahabatku, Basilius agung, karena kesungguhan dalam pembawaannya, matang dan bijaksana dalam berbicara. Inilah awal persahabatan kami. Inilah api yang menyalakan persatuan kami. Demikianlah kami menaruh cinta yang satu kepada yang lain.

Sejak masa itu kami saling terbuka; kami diam dalam satu rumah makan pada satu meja, mempunyai perasaan sama, mata terarah kepada tujuan yang sama. Kami seolah mempunyai satu jiwa yang menghayati dua badan. (Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 1, Yogyakarta: Kanisius, 1982: 11-12)
  
Kita harus mengingat Allah lebih sering daripada tarikan napas kita. --– St. Gregorius dari Nazianze (330-390)
  
Doa Malam

Ya Yesus, setelah merenungkan sabda-Mu hari ini, kami merasakan bimbingan roh-Mu untuk mengimani Engkau dengan lurus hati dan lebih mengenal Engkau seperti yang telah diwartakan oleh Yohanes. Terima kasih Yesus atas teladan dua orang kudus-Mu yang telah rela menjadi saksi kasih-Mu. Santo Basilius dan Gregorius, doakanlah kami. Amin.
  
RUAH

Kobus: Hari Raya SP Maria Bunda Allah





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Selasa, 01 Januari 2013 Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Selasa, 01 Januari 2013
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Kejahatan didatangkan oleh perempuan (Hawa), maka kebaikan juga harus didatangkan oleh Perempuan (Maria) oleh karena Hawa kita jatuh, namun karena Maria kita berdiri; karena Hawa kita menjadi budak dosa, namun oleh Maria kita dibebaskan .... Hawa menyebabkan kita dihukum oleh buah pohon (pohon pengetahuan), sedangkan Maria membawa kepada kita pengampunan dengan rahmat dari Pohon yang lain (yaitu Salib Yesus), sebab Kristus tergantung di Pohon itu seperti Buahnya ... --- St Ambrosius (397)

  
Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:2.6; Luk 1:33)

Hari ini kita diliputi terang karena Tuhan telah lahir bagi kita. Nama-Nya: Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal. Pemerintahan-Nya takkan berkesudahan.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menganugerahi umat manusia keselamatan kekal dengan perantaraan Santa Maria, Perawan dan Bunda. Kami mohon, semoga kami pun Kauperkenankan menikmati doa dan perlindungannya, sebab ia telah melahirkan bagi kami Putra-Mu, pemberi hidup, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)
  
"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."
    
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2 PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; 2/4)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (4:4-7)
  
"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."
  
Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris-ahli waris, oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putera-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)
  
"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."
   
Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendampati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni

Kristus itu kemarin, sekarang dan masa mendatang sepanjang masa.

Renungan


Satu keluarga memberi macam-macam nama pada anaknya. Tri Wicaksana: karena dia putra ketiga dan diharapkan kelak menjadi orang bijaksana. Arif Dwi: karena lahir di urutan kedua dan diharapkan kelak menjadi orang yang penuh kearifan.

Pemberian nama itu penting dalam setiap budaya. Tetapi dalam tradisi Yahudi mempunyai arti lebih khusus lagi. Pemberian nama adalah suatu tindakan berkat. Anak diserahkan kepada Allah karenanya setiap nama mengandung nama Tuhan atau Allah. Nama juga seperti suatu doa dan harapan tentang masa depan anak itu.

Putra Maria diberi nama Yesus berarti Tuhan menolong atau Tuhan menyelamatkan. Allah penolong atau menyelamatkan. Inilah makna nama Yesus. Dan makna nama itu sungguh-sungguh terwujud dalam hidup-Nya. Yesus merelakan diri-Nya yang adalah Tuhan, menjadi manusia, mencintai dan memberi inspirasi. Sejah Yesus datang ke dunia, Ia mengajak banyak orang agar hidup seperti Dia. Tidak mendewakan diri, tetapi berani merelakan. Kita pun mengalami perubahan nama. Tidak hanya Teguh, Widi, Didik, atau Andi. Kita tidak lagi hidup asal hidup. Kita mempunyai arah dan teladan. Maka, banyaklah orang yang sudah bekerja tanpa pamrih, seperti para guru di pelosok, para perawat, pelindung hutan-hutan perbatasan, pekerja-pekerja sosial baik muda maupun tua, juga ibu-ibu rumah tangga yang dalam kesederhanaan dan diamnya, menghidupkan anak-anak, suami dan seluruh keluarga.

Hari ini kita merayakan anugerah paling istimewa yang diberikan Allah kepada manusia; yakni mengangkat Maria hambanya yang hina dina dari desa itu menjadi Bunda Allah. Maria bukan lagi sekadar, Maria. Namanya mulai sekarang ia Maria Bunda Allah. Ini terjadi karena Tuhan Yesus. Artinya, karena Yesus disebut Putra Allah dan memang demikian, maka Maria yang mengandung-Nya dianugerahi nama "Bunda Allah". Dalam gelar Bunda Allah itu, tidak boleh diartikan sebagai suami Allah. Tetapi, gelar karena Yesus Sang Putra Allah. Dalam keibuan, Maria adalah teladan dalam menapaki kehidupan. Bunda Maria adalah IBU yang bergelut dengan ketidakjelasan: tidak begitu jelas dengan rencana Allah yang dikabarkan dengan hebat oleh para gembala, tak begitu jelas dengan alasan penyaliban dan kematian Putranya tetapi Ia adalah IBU yang beriman dan berani menyimpan segala perkara dan merenungkannya.

Betapa bahagia, mempunyai IBU beriman, yang mampu menyimpan perkara dan merenungkannya. Kita berdoa agar di awal tahun ini kita dan dunia bisa mempunyai hati seperti Bunda Maria. Hanya hati yang mampu menyimpan peristiwa dan merenungkan, akan melahirkan kebijaksanaan. Dengan begitu akan terjadi perdamaian di dunia, sebab manusia yang mampu menyimpan dan merenungkan segala peristiwa, bisa melahirkan pengertian, kebijaksanaan, dan kedamaian.

P. Paulus Teguh Kusbiantoro, O.Carm

Senin, 31 Desember 2012 Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Senin, 31 Desember 2012
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Kembalilah kepada Penebusmu! Bukalah hatimu bagi Kristus yang datang --- Our Lady, 31 Desember 1983

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:6)

Seorang anak lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Ia memegang kendali pemerintahan dan disebut penasihat ulung.

Doa Pagi

Allah Bapa, Penguasa segala waktu, di hari terakhir tahun 2012 ini, kami bersyukur atas segala berkat dan bimbingan-Mu selama setahun ini. Ampunilah kami bila kurang mensyukuri rahmat-Mu yang selalu menyertai langkah hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pada hari ketujuh Oktaf Natal ini, Yohanes berbicara tentang waktu yang terakhir. Ini bukan soal "waktu", melainkan soal masa kedatangan anti-Kristus. Munculnya banyak pendusta adalah tanda yang sangat nyata adanya penentang kebenaran. Kristus adalah kebenaran itu sendiri. Maka, setiap pendusta merupakan lawan dari Kristus dan murid-murid-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:18-21)
  
"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan."
        
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya
Ayat. 2/4
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.

Bacaan Injil hari ini sama dengan Natal Misa Siang. Seakan, liturgi Gereja ingin membingkai pewartaan Natal dengan Madah Pembuka (Prolog) yang indah ini. Prolog yang menjadi inti misteri Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia. Bagi Allah, pribadi dan kata-kata tidak mungkin dipisahkan. Kalau Allah mengatakan "ya" berarti seratus persen "ya". Allah selalu mutlak!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
   
"Firman telah menjadi manusia."
       
Pada awal mula adalah Firman; Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran. Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, “Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepunahan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus datang ke dunia membawa terang. Bahkan Dia sendirilah terang itu. Yesus sang terang akan menghalau kegelapan dunia. Orang yang percaya dan dibaptis telah melihat terang itu. Mereka akan hidup dalam terang kebenaran Allah. Hidupnya selalu mengarah kepada kebaikan dan keteraturan hidup bersama. Sikap rendah hati ini menjadi ciri khas orang beriman kepada kehendak Allah. Yohanes Pembaptis sudah melakukannya. Bagaimana dengan kita?

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakuasa, Penyelenggara hidup kami, inilah malam terakhir di tahun 2012, malam penuh syukur atas segala anugerah-Mu yang melimpah sepanjang tahun ini. Inilah malam sukacita, malam pengharapan akan datangnya tahun baru. Melalui istirahat malam ini, antarkan kami memasuki tahun baru 2013, di mana umat Katolik sejagad merayakan Tahun Iman. Kami percaya bahwa Engkau tidak akan pernah berhenti menyertai kami dan memampukan kami meniti perjalanan hidup kami hingga pada akhirnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kalau bahasa iman menamakan Allah itu "Bapa", maka ia menunjukkan terutama kepada dua aspek: bahwa Allah adalah awal mula segala sesuatu dan otoritas yang mulia dan sekaligus kebaikan dan kepedulian yang penuh kasih akan semua anak-Nya. Kebaikan Allah sebagai orang-tua ini dapat dinyatakan juga dalam gambar keibuan (Bdk. Yes 66:13; Mzm 131:2), yang lebih menekankan imanensi Allah, hubungan mesra antara Allah dan ciptaan-Nya. Dengan demikian bahasa iman menimba dari pengalaman manusia dengan orang-tuanya, yang baginya boleh dikatakan wakil-wakil Allah yang pertama. Tetapi sebagaimana pengalaman menunjukkan, orang-tua manusiawi itu dapat juga membuat kesalahan dan dengan demikian menodai citra kebapaan dan keibuan. Karena itu perlu diperingatkan bahwa Allah melampaui perbedaan jenis kelamin pada manusia. Ia bukan pria, bukan juga wanita; Ia adalah Allah. Ia juga melebihi kebapaan dan keibuan manusiawi (Bdk. Mzm 27:10)., walaupun Ia adalah awal dan ukurannya Bdk. (Ef 3:14; Yes 49:15). Tidak ada seorang bapa seperti Allah. ---- Katekismus Gereja Katolik, 239

RUAH

Pesta Keluarga Kudus



PESTA KELUARGA KUDUS, MINGGU 30 DESEMBER 2012
1Sam 1:20-22.24-28; 1Yoh 3:1-2.21-24; Luk 2:41-52

Hari ini kita merayakan pesta Keluarga Kudus. Perayaan ini mengajak kita untuk menyadari bahwa hidup berkeluarga merupakan panggilan yang mulia dan luhur dari Tuhan. Mengapa hidup berkeluarga itu merupakan panggilan yang begitu luhur? Salah satunya adalah karena melalui keluargalah, Tuhan berkarya untuk menciptakan manusia baru. “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak’...” (Kej 1:28). Dengan kata lain, keluarga dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk mengambil bagian dalam karya penciptaan-Nya. Setiap orang terlahir di dunia ini melalui sebuah keluarga. Bahkan, Tuhan Yesus pun dilahirkan di dunia ini melalui keluarga Yuduf dan Maria. Tuhan Allah memanggil Maria dan Yusuf untuk membangun keluarga dan mengutus mereka untuk melahirkan, mengasuh, dan mendidik Yesus.

Keluarga Nazaret ini, bukanlah keluarga yang secara manusiawi serba berkecukupan. Bahkan, mereka tergolong miskin. Hal ini tampak dari apa yang mereka persembahkan pada saat pentahiran. Mereka hanya mempersembahkan dua ekor burung tekukur atau dua anak burung merpati (Luk 2:24). Persembahkan ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu. Sebab, keluarga-keluarga yang cukup mampu diminta mempersembahkan seekor kambing atau domba (Im 12:8). Sementara keluarga yang kaya akan mempersembahkan yang lebih mahal lagi, yaitu seekor lembu jantan, masih ditambah lagi tepung dan anggur, seperti yang dilakukan keluarga Elkana dan Hana (1Sam 1:24).

Keluarga Nazaret juga tidak terlepas dari berbagai macam kesulitan dan persoalan hidup. Ketika hendak melahirkan Yesus, mereka tidak mendapat penginapan (Luk 2:7). Setelah dilahirkan, Yesus akan dibunuh oleh raja Herodes (Mat 2:13) sehingga mereka harus mengungsi ke Mesir dengan jarak ± 200 mil atau 320 km (Mat 2:13). Setelah sekitar 2 atau 3 tahun tinggal di Mesir dan Herodes mati, mereka diminta kembali ke Israel (Mat 2:20). Di tengah jalan mereka tahu kalau yang menggantikan Herodes adalah Arkhelaus yang sama kejamnya dengan Herodes. Mereka mengalami kecemasan dan ketakutan sehingga tidak kembali ke Betlehem tetapi ke Nazaret.

Meskipun keluarga Nazaret tidak berkecukupan secara ekonomi dan juga tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan hidup, namun mereka merupakan keluarga kudus. Kata “kudus” berasal dari bahasa Ibrani “qados” yang artinya dikhususkan, terpilih, istimewa. Apa letak keistimewaan Keluarga Nazaret sehingga mereka ini menjadi keluarga kudus, keluarga yang dikhususkan dan terpilih?

Berdasarkan bacaan Injil hari ini (Luk 2:41-52), setidaknya ada tiga hal yang membuat keluarga Nazaret ini menjadi keluarga kudus. Pertama, mereka mempunyai relasi yang begitu erat dan intim dengan Allah. Keintiman relasi dengan Allah ini tampak dalam ketulusan, ketekunan dan kesetiaan mereka untuk menjalankan ibadah. “Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua  Yesus pergi ke Yerusalem” (ay.41). Mereka juga juga tekun dan setia berdoa, baik bersama-sama di sinagoga maupun secara pribadi sebagaimana tampak dalam sikap Bunda Maria yang selalu “menyimpan semua perkara dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19.51b).

Kedua, mereka senantiasa menghayati semangat kasih dan dan pengorbanan. Ketika Yesus tertinggal di Bait Allah, mereka tidak ribut dan saling menyalahkan, tetapi bersama-sama mencarinya dengan sabar sampai tiga hari baru ketemu (ay.46). Pencarian ini pasti melelahkan. Setelah menemukan Yesus, mereka tidak marah tetapi Maria bertanya dengan lembut, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihatlah, bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (ay.48). Ketika jawaban yang mereka dapatkan dari Yesus tidak mengenakkan, “Mengapa kamu mencari Aku?” (ay.49), mereka pun tidak marah. “Maria menyimpan semua perkara dalam hatinya” (ay.51b).

Ketiga, mereka mengasuh Yesus, Putera Allah yang dititipkan kepada mereka dengan baik. Kalau pada usia 12 tahun, Yesus membuat “Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya” (ay.47), tentu ini berkat pendidikan dan pengasuhan yang diberikan Maria dan Yusuf. Dalam asuhan mereka, semakin hari, “Yesus makin bertambah besar, dan bertambah hikmat-Nya; Ia makin besar dan makin dikasihi Allah dan manusia” (ay.52).

Marilah, ketiga hal tersebut kita jadikan inspirasi dan kita hayati dalam keluarga kita supaya keluarga kita pun menjadi keluarga kudus! Marilah kita semakin meningkatkan relasi yang erat dan intim dengan Tuhan, kita jadikan Tuhan sebagai pusat dan yang utama dalam hidup kita! Marilah kita ciptakan suasana kasih dan semangat rela berkorban dalam keluarga kita; kita hindari sikap saling menyalahkan, mudah emosi dan marah! Marilah kita berusaha sungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam mendidik anak karena anak adalah anugerah Tuhan sekaligus masa depan bagi kita yang harus kita asuh dan kita didik dengan baik supaya berkembang secata integral, baik imannya, intelektualnya, moralnya maupyn kehidupan sosialnya. 

Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Pelayanan dalam Keluarga (Luk 2:41-52)




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 30 Desember 2012 Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 30 Desember 2012
Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Allah tidak kekurangan suatu apa! Ia menjadikan kamu Ilahi demi kemuliaan-Nya! - St. Hipolitus


Antifon Pembuka (Luk 2:16)

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang mahakuasa dan tak tampak, Engkau telah mengusir kegelapan dunia dengan kedatangan cahaya-Mu. Kamimohon, pandanglah kiranya kami dengan wajah berseri, agar kami dapat memuji agungnya kelahiran Putra-Mu yang tunggal dengan suara yang pantas. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:20-22.24-28) 
  
"Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan."
   
Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, “Nanti, apabila anak itu sudah cerai susu, aku akan mengantarkan dia; maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan, dan tinggal di sana seumur hidupnya.” Setelah Samuel disapih oleh ibunya, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah: seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=g, 2/4, PS No. 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)
1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2.21-24)
  
"Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah."
   
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/4, PS No. 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-52)
 
  
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
       
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Berkenaan dengan Pesta Keluarga Kudus kita dapat merenungkan beberapa hal yang penting. Tentu sangat mudah kita bandingkan kesamaan dan perbedaan antara Keluarga Kudus dan keluarga-keluarga kita. Dari Injil hari ini kita dapat merenungkan suatu kesamaan yang jarang dipikirkan. Keluarga Kudus ini mengalami juga kesulitan. Maria dan Yusuf mengalami kecemasan karena perbuatan Yesus. Mereka mengandaikan Dia ada di antara sanak-saudara yang bersama mereka dalam perjalanan pulang ke Nazaret. Ternyata, Ia tinggal di Yerusalem. Mengapa Yesus tidak memberitahukan kepada orang tua-Nya bahwa Ia masih mau tinggal di situ dan belajar dari para alim ulama? Kita pun akan cemas dan jengkel kalau anak kita bertindak begitu.

Mengerti anak dan mendidiknya ternyata tidak mudah. Pengalaman kita sekarang ini dapat dimengerti oleh Maria dan Yusuf. Pada akhir Injil ditulis bahwa Yesus ikut pulang bersama mereka dan taat kepada mereka. Biasanya itulah yang ditekankan berkaitan dengan arti Pesta Keluarga Kudus. Dibayangkan suatu relasi tanpa kesulitan! Kenyataannya lain. Ada kesulitan sehingga Maria dan Yusuf juga tidak mengerti Yesus.

Bila anak masih kecil, biasanya ia menjadi sumber sukacita belaka. Ia membutuhkan orang tuanya. Itu suatu kegembiraan bagi mereka. Mereka merasa bahwa anak mengharapkan perhatian dan kasih. Tetapi kalau anak bertumbuh dan menjadi remaja, timbul dalam hatinya kebutuhan lain. Ia harus mencari jalannya sendiri. Sering itu menjadi sumber ketegangan di dalam keluarga. Orang tua kurang mampu mengerti anaknya dan anak merasa tidak terlalu membutuhkan perlindungan orang tuanya. Kesulitan itu kadang menjadi dramatis entah karena orang tua terlalu memaksa anaknya ke arah tertentu entah karena keras kepala anak. Mereka kurang saling mengerti.

Karena itu, pelajaran pertama dari pertanyaan ini ialah menyadari keterbatasan kita sebagai keluarga. Kesulitan ada dan dalam arti tertentu boleh ada, seperti halnya dalam Keluarga Kudus. Perlu kita renungkan bagaimana kita harus bersikap dalam situasi sulit. Cinta rasanya kurang ditanggapi oleh anak. Benar atau tidak, jangan kita tetap mencintai anak itu yang mencari arah hidupnya. Meskipun Maria dan Yusuf tidak mengerti sikap Yesus, mereka tidak menolak-Nya. Mereka pulang bersama, masing-masing barangkali dengan pikiran dan rasa hati, namun dalam ikatan kasih! Di situlah rahasia mereka! Patut kita renungkan untuk menghayatinya dalam kesulitan kita.

Lukas rupanya menekankan segi lain lagi dalam kisah ini. Yesus memiliki dua rumah, artinya dua relasi kekeluargaan: rumah Bapa-Nya dan rumah Keluarga Kudus di Nazaret. Yesus adalah anak Bapa surgawi-Nya. Karena penjelmaan-Nya Ia juga menjadi Anak Maria dan Anak asuhan Yusuf. Itu diwartakan juga tentang kita, khusus dalam bacaan kedua (1Yoh 3:1-2.21-24). Yohanes menegaskan bahwa kita sekarang sudah menjadi anak-anak Allah, meskipun baru kelak akan dinyatakan kemuliaan serta keindahan martabat itu bila kita melihat Yesus dan menjadi sama dengan Dia. Relasi dengan Bapa tidak perlu mengganggu relasi-Nya dengan Maria dan Yusuf, namun dapat menimbulkan kesulitan sebagaimana menjadi nyata dalam kisah Injil hari ini.

Kita semua, baik orang tua maupun anak-anak, mempunyai dua jenis hubungan yakni dengan Bapa surgawi dan satu sama lain di keluarga di dunia. Bagaimana kita hayati? Allah itu kasih, tulis Yohanes dalam surat yang sama (1Yoh 4:8.16). Makin dekat kita dengan Bapa di surga, makin dikuasai oleh cinta yang akan meningkatkan mutu relasi satu sama lain. Itu pun patut kita renungkan pada Pesta Keluarga Kudus: relasi dengan Allah diharapkan mewarnai relasi kita satu sama lain, seperti antara suami-isteri dan orang tua – anak.
 
Cyprianus Verbeek, O.Carm / RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy