Kamis, 01 November 2012
Hari Raya Semua Orang Kudus
“Kebiasaan menempatkan gambar-gambar atau patung-patung kudus dalam
gereja untuk dihormati oleh kaum beriman hendaknya dilestarikan. Tetapi
jumlahnya jangan berlebih-lebihan, dan hendaknya disusun dengan laras,
supaya jangan terasa janggal oleh umat Kristiani, dan jangan
memungkinkan timbulnya devosi yang kurang kuat.” --- Konstitusi tentang
Liturgi Suci no. 125
Antifon Pembuka
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus.
Malaikat pun bersuka ria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami
kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya
kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan
para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam
Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa
keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas
kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku
melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat
seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa
meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada
keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan
bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling
takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah
sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata
kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan
bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada
penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan
keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang
mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah,
betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita
disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena
itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak
Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi
kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi
sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia
menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluyaAyat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang
datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah
murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka,
katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang
berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang
lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh
kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka
akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi
kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah
kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan
segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah
ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Salah satu pokok iman kita menyatakan “Aku percaya akan persekutuan para kudus".
Di antara para kudus tersebut, ada sebagian yang diakui secara resmi
oleh Gereja dan ada banyak yang tidak dikenal. Mereka yang diakui secara
resmi adalah para santo/a dan beato/a yang sebagian besar tertera
dalam kalender liturgi. Sementara itu, para kudus lainnya adalah
orang-orang biasa seperti kita yang sekarang sudah mulia bersama Allah
di surga.
Hari Raya Semua Orang Kudus, terutama dimaksudkan untuk merayakan para
kudus kelompok yang kedua ini; yaitu mereka yang tidak dirayakan secara
khusus dan tidak ada dalam kalender liturgi Gereja. Mereka adalah
orang-orang yang disebutkan dalam bacaan pertama hari ini, yaitu “suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta
dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka. ... Mereka ini adalah orang-orang yang
keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” (Why 7:9.14).
Selain itu, perayaan ini juga dimaksudkan untuk memperteguh pengharapan
kita tentang apa yang akan kita alami kelak, setelah hidup kita di
dunia ini berakhir. Mereka yang kita rayakan hari ini adalah
orang-orang biasa seperti kita, yang karena kemurahan dan belas kasih
Allah telah mengalami kebahagiaan abadi di surga. Mereka telah
mengalami hidup sebagai anak-anak Allah secara penuh dan sempurna.
Seperti mereka, kita juga telah diangkat menjadi anak-anak Allah.
Namun, “bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita
tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi
sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya” (1Yoh 3:2). Untuk itu, mulai sekarang kita diajak
mengarahkan hidup kita pada pengharapan akan masa depan dalam keabadian
tersebut.
Sabda Bahagia dalam bacaan Injil memberikan resep bagi kita, bagaimana
kita bisa mengarahkan hidup kita ini. Tiga Sabda Bahagia yang pertama
(ay.3-5) menegaskan bahwa orang dapat disebut berbahagia karena
mengandalkan hidupnya pada Tuhan. Mereka yang “miskin di hadapan Allah”
(ay.3) berarti menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya di hadapan
Allah kemudian berserah kepada-Nya. Mereka yang “ berduka cita” (ay.4)
berarti orang yang menyadari bahwa kendati mengalami kesulitan Tuhan
tetap menyertai dan berada di dekatnya memberi hiburan dan kekuatan.
Meraka yang “lemah lembut” (ay.5) berarti orang yang cinta damai dan
tidak menjauhi segala bentuk kekerasan sehingga bersahabat dengan semua
orang (=memiliki bumi).
Dua Sabda Bahagia berikutnya (ay. 6 dan 8)
menegaskan bahwa orang dapat disebut bahagia karena menjalankan kehendak
Tuhan. Mereka disebut sebagai orang yang “lapar dan haus akan
kebenaran” (ay.6) dan yang “suci hatinya” (ay.8). Mereka ini selalu
bertekun untuk mewujudkan kehendak Tuhan dan tidak gampang dipengaruhi
keinginan-keinginan yang menjauhkannya dari Tuhan.
Dua Sabda Bahagia yang lain (ay. 7 dan 9) menegaskan bahwa orang dapat
disebut bahagia karena menghadirkan Tuhan bagi sesama. Mereka adalah
orang yang “murah hati” (ay.7) dan “membawa damai” (ay.9). Artinya,
mereka ini selalu berusaha menghadirkan kebaikan Tuhan kepada sesama
karena sadar akan perlunya sikap saling mendukung dan sikap pendamai.
Dua Sabda Bahagia terakhir (ay. 10-12) menegaskan bahwa orang dapat
disebut bahagia karena tekun, tabah dan bertahan dalam kesulitan untuk
menghayati nilai-nilai di atas. Pertama, mengandalkan hidup pada Tuhan (vs mengandalkan diri sendiri, kepandaian, harta kekayaan, dll); Kedua, menjalankan kehendak Tuhan (vs menjalankan keinginan kita sendiri, nggugu karepa dhewe); Ketiga, menghadirkan Tuhan bagi sesama (vs menghadirkan setan bagi sesama dalam bentuk kebencian, ketidakpeludian, permusuhan).
Ketiga hal tersebut, jika kita jalani dan kita usahakan dengan tekun
dan bersungguh-sungguh akan mendatangkan kebahagiaan yang sejati, tidak
hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti. “Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga (ay 11).
Maka, kalau kita menginginkan hidup bahagia, baik di dunia maupun di
akhirat nanti, marilah kita senantiasa: 1) mengandalkan Tuhan, 2)
berusaha menjalankan kehendak Tuhan dengan sungguh, dan 3) menghadirkan
Tuhan bagi sesama. Marilah kita berusaha mewujudkan ketiga hal ini
dengan tekun kendati ada banyak tantangan, kesulitan dan hambatan serana
memohon berkat dan kekuatan dari Tuhan sendiri.
RD. Ag. Agus Widodo