| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 29 Agustus 2012 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Rabu, 29 Agustus 2012
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Dengan tanpa sangsi St Yohanes Pembaptis menderita belenggu di dalam penjara dan meletakkan hidupnya sebagai kesaksian terhadap Penebus kita, karena ia pendahulu-Nya. (St. Beda Venerabilis)


Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah menjadikan Yeremia kuat bagai kota yang berkubu, tiang besi dan tembok tembaga dalam melawan musuh Israel. Hari ini kami peringati wafatnya St. Yohanes Pembaptis, seorang rasul yang Kaujadikan utusan bagi umat kesayangan-Mu. Jadikanlah kami utusan-Mu bagi siapa saja yang kami jumpai hari ini. Rahmat-Mu cukup bagi kami, karena Engkau sendiri bersabda, “Aku menyertai engkau.”
Kuatkan dan teguhkanlah niat kami dalam memerangi segala yang jahat dalam diri kami dan bertentangan dengan cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)

"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku Tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)

"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"

Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Peristiwa yang menyedihkan, namun itulah yang terjadi. Yohanes Pembaptis terkenal sebagai seorang jujur dan berani dalam menegakkan kebenaran. Ia pernah menegur Herodes karena mengambil isteri saudaranya. Teguran itu berlanjut pada dendam sehingga berakhir pada peristiwa pembunuhan Yohanes. Sikap manusia begitu mengerikan karena kebencian dan dendam bisa membunuh sesamanya. Padahal kehidupan adalah hak Allah dan manusia tidak berhak sedikit pun atasnya, namun itulah yang terjadi.

Yohanes Pembaptis dibunuh, namun ia tidak mati, ia tetap hidup melalui suaranya yang selalu menggemakan keadilan dan kasih. Yohanes telah membuka jalan bagi Yesus. Ketika Yohanes mau menegakkan kebenaran, Herodes malah tidak berani bertindak benar walaupun ia tahu Yohanes tidak bersalah bahkan ia pun mengaguminya. Namun ia kalah terhadap kuasa dan kedudukan.

Kita menghadapi pergolakan yang sama sampai saat ini, yakni antara mengatakan yang benar dan kejujuran atau yang menyenangkan manusia saja dan aman. Tidak jarang ada kecenderungan untuk mencari aman sehingga bertindak tidak jujur. Realita inilah yang menimbulkan banyak penderitaan dalam kehidupan kita sehingga kebenaran dan orang benar tersingkirkan seperti Yohanes Pembaptis. Beranikah kita melawan arus ini dengan menyatakan kebenaran dan kejujuran?

Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk bersikap sebagai seorang kristiani yang jujur dan tegas terhadap tawaran yang menyesatkan. Tuhan kepada-Mu kupercayakan hidupku. Amin.

Pastor Johanes Juliwan Maslim, SCJ - Renungan Harian Mutiara Iman 2012

Surat Kepada Keluarga bulan Agustus 2012

Sentuhan ibu bisa menyembuhkan


Pelukan ayah sangat menentramkan


Pernyataan kasih anak-anak bisa melegakan


Dan seluruh keluarga disatukan dalam peneguhan

Keluarga-keluarga KAJ terkasih,


Akhirnya keluarga kita memasuki masa-masa sibuk bersama lagi. Anak-anak memasuki rutinitas sekolahnya; orang tua kembali menata pekerjaan atau usahanya sambil menantikan liburan panjang menjelang hari raya lebaran yang akan datang. Kalau boleh saya bertanya, “Apa yang Anda peroleh dari liburan kemarin?” Apakah Anda menikmatinya? Apakah anak-anak gembira untuk kebersamaan itu?

Saya berharap, seluruh keluarga menikmati rekreasi yang membangkitkan semangat baru untuk bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas lainnya. Semakin kuat kebersamaan diciptakan, semakin kuat pula relasi di antara kita sebagai satu keluarga. Kali ini saya ingin membagikan pesan indah untuk memberikan kata kata peneguhan yang sangat dibutuhkan oleh setiap anggota keluarga.

Seorang anak SMP membagikan pengalaman hidup kepada teman-temannya dalam sebuah rekoleksi. Ia membagikan bahwa selama ini studi adalah sebuah tekanan. Ia jarang mengalami kegagalan dan selalu naik kelas, tetapi baginya pengalaman sekolah sama dengan pengalaman kekerasan belajar bersama ibunya. Ibunya selalu menuntutnya untuk rajin, mengerjakan PR, mendapat nilai di atas rata-rata, dan mencapai 10 besar di kelas. Itu semua selalu diperjuangkannya.

Akan tetapi, anak laki-laki ini tidak memperoleh kegembiraan penuh meskipun ia sejaun ini bisa meraihnya. Ibunya selalu menuntut, bahkan menyebutnya “bodoh”, “telmi”, “tidak seperti kakak perempuan yang pandai”, atau “malas”. Ia pernah mencapai 6 besar, tetapi itupun tidak membuat si ibu puas. Kalimat ibunya adalah, “Kamu harusnya bisa lebih dari itu kalau rajin”.

Si anak merasakan bingung. Di satu pihak, ia merasa bahwa kata-kata ibunya itu benar dan penting, tetapi ia merasa semakin hari ibunya jauh dan tidak mencintainya. Keinginannya adalah menjadi besar dan berpisah dengan ibu yang selalu membuatnya tertekan. Baginya bersama ibu itu hanya dituntut dan dimarahi, dicela dan dikecilkan. Rupanya anak itu membutuhkan kata-kata afirmasi atau peneguhan positif dari ibunya.

Keluarga-keluarga di KAJ yang terkasih, setiap kita membutuhkan peneguhan dan kata-kata peneguhan yang keluar dari mulut yang jujur dan hati yang penuh kasih. Kita dapat memberikan peneguhan itu melalui kata kata yang baik, positif, membesarkan hati, dan disampaikan secara spontan dan langsung. Kebutuhan akan kata kata yang meneguhkan dan positif ini sering kita abaikan.

Cara mendidik kita pasti mempunyai tujuan baik. Setiap orang tua pasti menginginkan kesuksesan anak-anaknya. Di sela-sela itu, terseliplah ambisi, ketakutan gagal, gengsi, emosi, dll yang bisa sangat bertentangan dengan tujuan baik tadi. Anak-anak belajar karena takut, terpaksa, dan bahkan merasa “dikekang” kebebasannya. Meskipun sukses, tetapi dihantui rasa minder karena tuntutan dan kata-kata kasar orangtuanya.

Kalau kita berteriak, maksudnya adalah agar didengarkan. Tetapi kita mengabaikan perasaan anak, yang barangkali akan merasa ditindas, tidak dihargai dan direndahkan. Ketika kita memukul, barangkali kita merasa putus asa dengan cara-cara halus, tetapi bagi anak hal ini adalah penganiayaan dan pemaksaan sebagai bukti tidak dicintai oleh orangtua. Ketika kita memaki, anak-anak tidak menangkap disiplin, melainkan belajar memaki juga.

Keluarga-keluarga terkasih, sebenarnya, anak-anak itu belum tentu pemalas atau kurang bertanggungjawab, sikap mereka itu memberi pesan adanya kerinduan untuk mendapat pengakuan dan penghargaan atas dirinya sendiri serta hal baik yang sudah dilakukannya. Mereka ingin belajar sambil menikmati waktu dengan lega. Mereka ingin menjadi dewasa dan bertanggungjawab tanpa teriakan, pukulan, atau kata-kata kasar.

Mungkin bagi beberapa bapak ibu, mengajar tanpa kekerasan itu tidak mungkin, tetapi bukankah kita yang dulu memulai cara “andalan” itu? Bagaimanapun, kelembutan haruslah menjadi kekuatan yang diprioritaskan. Salah satu bentuk yang bisa menyembuhkan dan memperbaiki hubungan antar keluarga adalah kalimat-kalimat yang baik dan positif tadi. Kalimat-kalimat itu selain mendukung juga memberikan penghargaan dan rasa percaya diri pada orang-orang yang kita kasihi.

Cara ini tidak hanya perlu diperhatikan oleh para orang tua. Anak-anak, misalnya, yang tinggal dengan orangtua yang sudah lanjut pun dapat melakukannya sebagai tanda dukungan dan peneguhan pada mereka. Semua anggota keluarga seharusnya membuktikan kasihnya melalui kesungguhan saling memberi peneguhan positif dan baik.

Kita juga dapat mengungkapkan peneguhan dan ungkapkan positif dengan surat, kartu, sms, email, dll. akan tetapi, cara terbaik menyampaikan peneguhan adalah mengungkapkannya secara verbal (berbicara). Ketika kita mengungkapkannya yang perlu diingat adalah bahwa tujuan ekspresi ini adalah menyenangkan pasangan atau anggota keluarga lain, bukan memenuhi kebutuhan pribadi kita saja.

Semoga kita semua mampu menjadi pelaku-pelaku kasih bagi pasangan, anak-anak serta orang tua kita di rumah. Mari menjadikan keluarga sebagai ladang menabur kasih melalui ekspresi penuh kasih untuk kemudian hari menuai kesejahteraan lahir batin, kerukunan dan kebahagiaan berkeluarga. Tuhan memberkati.

Salam Keluarga Kudus Nazareth


Rm. Alexander Erwin MSF

Selasa, 28 Agustus 2012 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Selasa, 28 Agustus 2012
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

“Lambat aku mencintai Engkau! Sebab sesungguhnya Engkau ada di dalam, dan aku ada di luar; dan aku mencari Engkau di luar, pada barang-barang menarik yang Engkau buat” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Sir 15:5)


Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihiasi semarak kemuliaan.


Doa Pagi


Terpujilah Engkau, ya Tuhan, yang telah menarik kembali St. Agustinus dari lembah kesesatan. Kauselamatkan dia berkat Roh yang menguduskan, membarui dan memimpin kepada kebenaran. Bimbinglah aku dalam kuasa Roh Kudus-Mu agar aku dapat membedakan dengan tepat dan cermat ajaran-ajaran yang benar dan yang palsu dan menyesatkan. St. Agustinus, doakanlah aku. Amin.


Rupanya umat di Tesalonika sedang mendapatkan ‘surat palsu’ yang berisi tentang datangnya hari Tuhan (kiamat). Paulus minta agar umat tetap berpegang pada ajaran yang telah disampaikan. Dalam kondisi terombang-ambing oleh aneka ajaran dan opini, berpegang pada ‘dogma’ adalah sikap yang paling aman.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)


Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dan dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)

1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.

Yang terpenting dalam hukum Taurat adalah keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Menghayati ketiga hal tersebut, serupa dengan membersihkan cawan dan pinggan kehidupan kita yang ada di sebelah dalam. Jika setiap tindakan ritual keagamaan didasari oleh ketiga nilai tersebut, maka kehidupan agama menjadi lebih mendarat, karena ketiganya menyangkut hubungan dengan sesama. Agama yang mengabaikan hal tersebut, hanyalah kedok kemunafikan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)


Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena tidak mampu membedakan mana yang utama dan mana yang sampingan. Mereka hanya mau menampilkan sisi luar tapi dalamnya mereka tidak pedulikan. Kecaman Yesus ini menjadi bahan pelajaran bagi kita. Integritas diri harus kita perhatikan. Itulah keselarasan antara sikap batin dan ungkapan lahiriah kehidupan.


Doa Malam


Yesus tumpuan hidupku, semoga kekuatan ilahi-Mu yang mengalir dalam hatiku melalui santapan Ekaristi menghancurleburkan benih-benih kemunafikan dalam diriku. Jadikanlah diriku cawan dan pinggan yang bersih luar dalam, supaya layak menjadi tempat kediaman-Mu sebagai sibori yang hidup. Amin.


RUAH

Senin, 27 Agustus 2012 Peringatan Wajib Sta. Monika

Senin, 27 Agustus 2012
Peringatan Wajib Sta. Monika

Letakkanlah tubuh ini di mana saja. Hanya satu ini yang kuminta kepadamu, agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan, dimana saja aku kamu berada. -- St Monika.

Antifon Pembuka (bdk. Ams 31:30.28)

Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapatkan pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.

Pengantar


Monika dilahirkan di Tagaste, Afrika Utara, dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan giat beribadat. Perjalanan hidup St Monika tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan rohani Agustinus yang kemudian diangkat menjadi santo. Agustinus adalah putra pertama Monika dengan Patrisius, suaminya.

Kisah hidup St Monika patut diteladani dan dipuji, khususnya bagi para ibu yang memiliki putra dan putri yang bandel, kurang patuh, tersesat akibat berbagai ajaran, dan bujukan hal-hal yang menyesatkan.

Ketika Monika berusia 20 tahun ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda yang dikenal kafir dan cepat ‘panas hatinya’. Monika mengalami tekanan batin karena ulah suaminya, Patrisius yang selalu mencemooh Monika yang selalu mendampingi anak agar bertumbuh menjadi pemuda yang berbudi luhur. Monika menerima cemoohan suaminya dengan penuh kesabaran.

Suaminya bekerja sebagai pegawai tinggi pemerintahan kota setempat. Keluarga ini dikaruniai tiga anak: Agustinus, Navigius, dan Perpetua (yang kelak menjadi pemimpin biara). Suaminya dikenal bertabiat buruk, suka naik pitam, dan sering menertawakan usaha keras Monika dalam mendidik Agustinus menjadi pemuda yang memiliki kepribadian kristiani.

Bukan hanya itu, batin Monika juga tertekan karena ulah Agustinus anaknya yang terjerembap dalam ajaran sesat. Tekanan batin itu semakin menjadi-jadi ketika Agustinus menempuh pendidikan di Kota Cartago. Dia meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme.

Agustinus mempunyai anak tanpa menjalani perkawinan sah. Ada dua hal yang membuat Monika tertekan, yaitu ulah suaminya Patrisius dan putranya Agustinus. Meski demikian, ia tidak putus asa. Ia tetap setia mendampingi mereka.

Tekun berdoa

Monika tiada henti berdoa agar Tuhan menjamah suaminya, sehingga mengubah tabiatnya dan menjadi pengikut Kristus. Hampir setiap hari Monika menitikkan air mata saat berdoa kepada Tuhan.

Namun, tampaknya tidak ada tanda-tanda bahwa Tuhan mendengarkan doa Monika yang didaraskan dengan khusyuk. Ia tidak patah semangat. Bahkan, ketika segalanya terasa tanpa harapan, ia terus berdoa dengan satu harapan saja, yaitu Tuhan mendengarkan keluh kesahnya. Hingga pada suatu ketika Tuhan mendengarkan keluh kesah Monika.

Tuhan menguatkannya lewat sebuah mimpi. Dalam mimpinya, Monika melihat dirinya berada di atas sebuah mistar kayu. Kemudian, datanglah seorang pemuda dengan wajah bercahaya. Ia bertanya, ”Mengapa Ibu bersedih? Apa yang menyebabkan Ibu bersedih setiap hari?

Monika menjawab dengan jujur. Ia sedih karena tidak tahan melihat kebiasaan suami dan anaknya. Pemuda itu mengajak Monika melihat dengan saksama, maka terlihat dengan segera bahwa Agustinus bersamanya berada di atas mistar. Lalu, kata pemuda itu, ”Di mana engkau berada, di situ dia berada.”

Kehidupan yang dilakoni Agustinus jauh dari yang diharapkan ibunya. Agustinus pergi ke Italia dengan maksud menghindar dari ibunya. Apa yang dilakukan Monika? Ia terus-menerus mendoakan Agustinus, bahkan setiap hari ia mendoakan Agustinus agar bisa segera bertobat.

Agustinus terus hidup dalam kubangan dosa. Monika tidak tega membiarkan anaknya hidup dalam kegelapan rohani. Ia menyusul ke Italia. Di Milano, ia berkenalan dengan Uskup Ambrosius. Ia meminta Ambrosius menasihati Agustinus. Akhirnya, oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya.

Pertobatan putranya adalah puncak kebahagiaan yang dialami Monika dalam hidupnya. Kegembiraan lainnya, yaitu pertobatan suaminya. Menjelang ajalnya, Patrisius minta dibaptis menjadi seorang Katolik.

Doa Pagi


Bapa sumber ketabahan, syukur dan terima kasih atas teladan ketabahan dan iman Santa Monika dan umat di Tesalonika yang dipuji oleh Santo Paulus. Bantulah kami supaya tabah dalam segala penderitaan karena iman kami terhadap-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus Kepada umat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)

"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."

Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)

1. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat dari pada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)

"Hai pemuda, bangkitlah!"

Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak-anak laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Jangan menangis!" Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, "Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkan kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah mengunjungi umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Paulus, Silvanus dan Timotius, dalam Bacaan I, menyampaikan salam yang menyejukkan dan meneguhkan bagi jemaatnya: ”Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian”. Salam ini tampak bukan hanya sekadar ung*kapan tegur sapa, apalagi sekadar ungkapan basi-basi, tetapi mengandung berkat dari pemberi kepada penerimanya. Paulus, Silvanus dan Timotius adalah tokoh/pemimpin jemaat yang sungguh-sungguh dekat dan mencintai jemaatnya. Salam inilah yang kita dengar dan kita terima setiap kali mengawali ibadat atau perayaan Ekaristi yang disampaikan oleh pemimpin ibadat atau perayaan.

Namun, Yesus tetap mengingatkan kita untuk selalu waspada terhadap bentuk-bentuk kemunafikan. Banyak orang datang dengan menawarkan kedamaian, menjanjikan perubahan hidup yang lebih sejahtera, namun ternyata mereka bagai serigala berbulu domba, hendak merenggut hak dan kebebasan kita demi tujuan pribadi mereka. Mulut mereka manis, tetapi hati mereka getir oleh banyak perhitungan untung-rugi. Situasi seperti ini justru semakin marak terjadi ketika kita sedang merayakan pesta demokrasi yang menjadi kebanggaan kita. Yesus meminta kita untuk menyelidiki terlebih dahulu sebelum memutuskan pilihan apa pun. Rumusnya sederhana: Dari buahnyalah kita mengenal mereka.

Ya Bapa yang mahabaik, berkatilah aku selalu dengan damai dan kasih sayang-Mu. Mampukanlah aku untuk bertindak bijak di hadapan berbagai bentuk kemunafikan yang hendak merenggut kasih dan kedamaian dalam diriku. Amin.


Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Kemerdekaan Kristiani (Yoh 6:60-69); 26 Agustus 2012 Hari Minggu Biasa XXI



silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 26 Agustus 2012 Hari Minggu Biasa XXI/B

Minggu, 26 Agustus 2012
Hari Minggu Biasa XXI/B

Hari Minggu adalah saat yang istimewa untuk mewartakan dan memupuk persekutuan tanpa henti --- Beato Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang percaya kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan; sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bila kami percaya maka segala sesuatu di sekitar kami menandakan kebaikan dan kemurahan bagi hati-Mu yang tak terhingga. Pada diri Yesus, Putra-Mu, Kausampaikan kepada kami sabda kehidupan kekal. Kami mohon, tariklah kami lebih dekat lagi kepada-Mu, agar kami selalu berhubungan dengan Dikau dan bersama-sama membentuk umat kesayangan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan
dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)

"Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."

Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, para hakimnya dan para pengatur pasukan Israel. Mereka berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu, "Jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Sungai Efrat, atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini? Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" Maka bangsa itu menjawab, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain! Sebab Tuhan, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan; Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mukjizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. Kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857

Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan

Ayat. (Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan, dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya, tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan
dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut kepada Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya, setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya, seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

Ayat. (Yoh 6:63b.68b)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)


"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Ada seorang dosen di sebuah Universitas Negeri terkemuka di negara kita tercinta ini. Ia terkenal sebagai dosen yang amat sederhana. Dia adalah seorang Katolik dan aktivis di parokinya. Dia terkenal jujur dan tulus. Dia menjalankan tugasnya sebagai seorang dosen sesuai dengan hati nuraninya. Dia sering mengkritik segala macam bentuk ketidakadilan dan ketidakjujuran di kampus tempat dia bekerja. Akibatnya, dia tidak diberi jabatan apa pun di kampusnya.

Namun, suatu ketika tim audit dari KPK mendatangi kampusnya dan mengaudit sesuatu yang ada di sana. Maka, terbukalah segala macam kebobrokan di kampus itu. Semua yang terlibat disidang dan dipenjarakan. Itulah buah dari ketidakjujuran mereka. Sementara dia yang jujur dan tulus kini menikmati buah kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Itulah buah dari komitmen seorang Katolik yang sejati, yang setia pada suara hatinya. Dia memilih untuk setia kepada Kristus.

Injil yang kita renungkan hari ini menyadarkan kita bahwa mengikuti Yesus bukanlah perkara yang mudah. Untuk sampai pada pengenalan akan Kristus, dibutuhkan usaha pribadi dan yang terutama adalah selalu memohon rahmat kesetiaan dari Allah. Perkataan Yesus tentang roti hidup mengguncang iman para murid sehingga mereka mengatakan, "Perkataan ini keras! Siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60).

Apa yang dikatakan Yesus sulit untuk diterima. Para murid tahu bahwa Yesus selalu mengatakan dan mengaku sebagai milik Allah yang datang dari surga dan bahwa tak seorang pun dapat mengalami hidup bersama Allah kalau tidak menyerahkan diri secara total kepada Allah.

Dari sini kita dapat memahami bahwa yang menjadikan seorang sulit menjadi orang Katolik yang baik dan setia bukan soal intelektual tetapi tuntutan moral yang disampaikan oleh Yesus sendiri. Di dalam hidup kekatolikkan kita ada dua kesulitan yang sangat nyata. Pertama, kekatolikan itu menuntut adanya penyerahan diri total kepada Allah. Mengakui Kristus sebagai satu-satunya pemimpin dan Raja bagi kita. Itulah iman yang sejati. Kedua, kekatolikan itu mempunyai tuntutan moral yang sangat tinggi. Para murid sadar bahwa Kristus adalah Putra Allah yang hidup di atas bumi. Namun, kesulitan mereka adalah menjalankan apa yang menjadi tuntutan Kristus. Karena itu, sampai saat ini masih banyak orang yang menolak Kristus karena tuntutannya yang keras yakni SETIA hanya pada Pribadi-Nya dan apa yang diajarkan-Nya.

Komitmen kita pada pribadi Yesus harus nyata dalam relasi kita dengan sesama. Kalau kita mengatakan bahwa kita SETIA pada Yesus tetapi TIDAK SETIA pada tugas dan panggilan hidup kita masing-masing, berarti kita seorang pendusta. Relasi kita yang intim dan akrab dengan Yesus mesti memampukan kita menjalin persaudaraan yang sejati dan tulus dengan siapa saja yang kita jumpai. Kalau kita setia pada Yesus dan pada panggilan hidup kita masing-masing sekalipun banyak tantangan dan rintangan, akan berbuah pada kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Sebaliknya, kalau kita tidak setia akan berujung pada kebahagiaan dan kedamaian semu yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan pribadi kita, keluarga dan masyarakat.

RUAH

HARI MINGGU BIASA KE XXI – B


HARI MINGGU BIASA KE XXI – B
Yos 24:1-2a.15-17.18b; Ef 5:21-32; Yoh 6:60-69

Setiap saat, kita selalu dihadapkan pada berbagai macam pilihan dan kita harus memilih serta memutuskan. Kita ambil saja contoh hari ini. Tadi pagi, kita sudah melakukan pilihan: bangun jam berapa. Saat terjaga mau bangun atau tidur lagi. Setelah bangun, kita juga harus memilih mau ngapain: berdoa, mandi, minum, atau yang lain. Kita mau ke gereja juga harus memilih: mau memakai pakaian yang mana, berangkat jam berapa, naik apa, dengan siapa dan mau membawa apa. Sampai di gereja memilih lagi: duduk di mana dan nanti akan kolekte atau tidak, kalau kolekte berapa. Dan seterusnya …….

Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang pemilihan dan pengambilan keputusan dalam iman. Dalam bacaan pertama (Yos 24:1-2a.15-17.18b), Yosua menantang umat Israel untuk memilih tetap beriman kepada Tuhan atau menyembah dewa-dewi (ay.15a). Yosua sendiri, bersama dengan keluarganya, memilih dan memutuskan untuk tetap beriman dan beribadah kepada Tuhan (ay.15b). Dengan mantab, mereka memilih untuk tetap beriman dan beribadah kepada Tuhan. Keputusan ini didasari oleh kesadaran akan karya-karya Tuhan yang mereka alami: mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir, dituntun sampai Tanah terjanji, diberi makan manna, dan selalu dilindungi dan dijamin sehingga selamat.       
  • Pengalaman dan kesadaran akan Alah yang baik, yang membebaskan, yang melindungi, yang menuntun, dan yang menganugerahkan berkat-Nya, hendaknya menjadi dasar yang kokoh bagi kita untuk tetap beriman kepada Tuhan.
Yosua menghayati imannya tidak sendirian tetapi bersama seisi rumahnya. Ia dan keluarganya dengan mantap beribadah kepada Allah. Demikian pula hendaknya, dalam kehidupan berkeluarga, suami-istri mengembangkan kesatuan dalam beriman. Keluarga merupakan Gereja Kecil, di mana iman kepada Tuhan dihayati: diperdalam, diperteguh, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, St. Paulus menasihati agar suami-istri saling mengasihi dan melayani, sebagaimana Kristus mengasihi Gereja-Nya (Ef 5:21-32). 
  • Pengalaman dan kesadaran dikasihi oleh Tuhan merupakan dasar penting bagi suami-istri untuk menghayati sakramen perkawinan. Sakramen adalah tanda dan sarana kahadiran Tuhan yang mengasihi dan menyelamatkan umat-Nya. Maka, dengan sakramen perkawinan: suami menjadi tanda dan sarana bagi Tuhan untuk mengasihi istri dan istri menjadi tanda dan sarana bagi Tuhan untuk mengasihi suami. Semangat kasih dan pelayanan suami-istri ini merupakan salah satu bentuk perwujudan iman dalam keluarga.
Kalau dalam bacaan pertama, Yosua beserta keluarganya dan seluruh umat Israel memilih dan memutuskan untuk tetap beriman dan beribadah kepada Tuhan, dalam bacaan Injil (Yoh 6:60-69) dikisahkan banyak murid yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Yesus (ay.66). Peristiwa ini sungguh ironis: sebelumnya mereka terkagum-kagum dengan mukjizat penggandaan roti yang dibuat Yesus (Yoh 6:1-14) bahkan mereka antusias untuk menjadikan Yesus sebagai raja (Yoh 6:15). Namun, ketika Yesus berbicara mengenai roti hidup, mereka tidak bisa memahami. Iman mereka tergoncang (ay.61). Mengapa? Karena mereka menangkap ajaran Yesus hanya secara harafiah. Kalau Roti Hidup itu adalah Yesus sendiri, menyantap Roti Hidup berarti berarti makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Betapa mengerikan. Maka wajar jika mereka menilai bahwa pengajaran Yesus itu sangat keras (ay.60). Apalagi hukum taurat melarang mereka untuk memakan darah (Kej 9:4; Ul 12:23; Im 17:11). Maka, menurut mereka, makan daging dan minum darah Yesus tidak hanya merupakan kekejaman tetapi juga pelanggaran hukum Taurat yang amat berat. Itulah sebabnya, mereka tidak bisa memahami dan menerima ajaran Yesus kemudian meninggalkan Dia.

Bagaimana dengan kita? Kalau kita seperti orang Yahudi, memahami sabda dan ajaran Yesus secara harafiah, kita juga akan jatuh pada hal yang sama. Tanpa iman, sabda dan ajaran Yesus akan sangat sulit kita pahami dan kita terima. Untuk itu, marilah kita belajar beriman seperti Petrus yang dengan tegas memilih untuk tetap mengikuti Yesus. Sabda-Nya yang sulit dimengerti secara nalar itu, kalau kita terima dengan iman akan menjadi perkataan hidup yang kekal (ay.68). Itulah makanya, dalam Perayaan Ekaristi, setelah kita mendengarkan Sabda Tuhan dan uraiannya dalam homili, kita memperbarui iman kita dengan mengucapkan syahadat. 
  • Sabda Tuhan, entah kita mengerti secara nalar atau tidak, kita terima dengan iman. Meskipun kita tidak mengerti, tetapi karena Tuhan yang bersabda, kita percara pasti itu baik untuk kita. Sabda-Nya tetap berkarya dalam diri kita dan menuntun serta menganugerahkan kehidupan yang kekal.
Menerima sabda Yesus tentang Roti Hidup dalam terang iman mengajak kita untuk menghayati makna Ekaristi. Bagi kita, Yesus bukan hanya Sang Sabda tetapi juga Roti Hidup. Keduanya kita temukan dalam Ekaristi. Sebab, dalam setiap Ekaristi, Yesus sendiri hadir dan bersabda sekaligus memberikan diri-Nya dalam rupa roti Ekaristi. Di satu sisi, kita hanya bisa menerima roti Ekaristi itu sebagai Tubuh Kristus kalau kita mengimaninya; di sisi lain Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan setia akan semakin menyuburkan iman kita. Roti Ekaristi merupakan rezeki rohani yang menjadi bekal dan memberi kekuatan bagi kita sepanjang peziarahan hidup di dunia ini sampai kita memasuki kehidupan yang kekal. 
  • Sabda Tuhan hari ini mengajak kita agar di antara banyak pilihan kegiatan, hendaknya kita memilih Ekaristi sebagai kegiatan rohani yang dengan tekun dan setia kita rayakan. 
  • Di antara banyak makanan bergizi, hendaknya kita pilih juga roti Ekaristi sebagai makanan yang bernutrisi tinggi untuk kehidupan rohani kita. 

Rm. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 25 Agustus 2012 Hari Biasa Pekan XX

Sabtu, 25 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XX

“Damai adalah suatu harta pusaka berharga yang patut dicari dengan penuh semangat” (St. Fransiskus dari Paola)


Antifon Pembuka (Yeh 43:7a)


Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku, dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah umat untuk selamanya.


Doa Pagi


Ya Allah, Engkau menghendaki kerendahan hati dan kesetiaan. Semoga, dengan bantuan rahmat-mu kami mampu memahami kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari serta mewartakannya kepada sesama, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Pewartaan kenabian Yehezkiel menegaskan bahwa Bait Suci adalah tempat kehadiran Tuhan. Di situlah, sabda Tuhan dibacakan, didengar dan dijadikan nyala hati yang mendambakan penghiburan. Dalam Bait Suci, Allah disembah dan dimuliakan. Keagungan Tuhan terpancar dari dalam tempat-tempat yang dikhususkan bagi-Nya. Allah yang tak terikat tempat, rela kalah masuk ke dalam ikatan tempat, demi keselamatan manusia.


Bacaan dari Kitab Yehezkiel (43:1-7a)


"Kemuliaan Tuhan masuk kembali ke dalam bait suci."

Sekali peristiwa aku dibawa Malaikat Tuhan ke pintu gerbang bait suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan Kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi Sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah. Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam bait suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam bait suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14: R: 8)

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirman-kan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

Jabatan dan wewenang seharusnya menjadikan seseorang makin sadar peranannya sebagai pengemban amanat Tuhan, seperti dilambangkan dengan ‘kursi Musa’. Maka, makin tinggi jabatan seseorang, seharusnya makin rendah hatilah dia. Jabatan dan wewenang bukan kesempatan untuk dapat mengikat beban-beban berat bagi rakyat, aksi-aksi seremonial, atau sandiwara keagamaan. Singkatnya, jabatan dan wewenang bukanlah kesempatan untuk bermegah diri, melainkan fungsi untuk melayani.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)


"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’, karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yesus mengkritik cara hidup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka mengajarkan hal-hal yang benar, tetapi sayang mereka tidak menghayatinya dalam kehidupan mereka. Sebagai murid-murid Yesus, kita diundang untuk dengan rendah hati menghayati apa yang diajarkan oleh Yesus. Kita harus meninggalkan kemunafikan kita. Dalam hidup kita, perlu ada keserasian antara apa yang kita katakan dengan mulut kita dan apa yang kita hayati dalam tingkah laku kita. Di situlah terletak kehormatan kita.


Doa Malam


Allah Bapa yang mahakuasa dan maharahim, berkat rahmat-Mulah umat beriman dapat mengabdi dan menghormati Engkau sebagaimana mestinya. Semoga kami jangan sampai membuat kesal hati-Mu, tetapi berusaha hidup murni, agar memperoleh kebahagiaan yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


RUAH

Jumat, 24 Agustus 2012 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Jumat, 24 Agustus 2012
Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. (Mzm 145:13)

Antifon Pembuka (Mzm 95:2-3)

Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, seperti Filipus yang membagi kebahagiaan karena telah bertemu dengan-Mu, kami juga ingin membagi sukacita kami sebagai murid-Mu, melalui sikap dan tutur kata kami. Utuslah kami, ya Tuhan, ke mana dan kepada siapa pun kami Kaukehendaki. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)


"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."

Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama keduabelas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan Kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)

"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Sekali peristiwa, Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, “Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’ maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Hari ini Gereja memestakan St. Bartolomeus Rasul yang dalam Alkitab sering disebut Nathanael. Yesus memuji Nathanael sebagai seorang Israel yang sejati dan tidak ada kepalsuan pada pribadinya. Dalam kesejatian pribadinya, Yesus menjanjikan sebuah kemuliaan yang besar, melihat langit terbuka dan malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. Bagaimana dengan Anda dan saya?

Sudahkah kita memampukan diri kita untuk menjadi anak Allah yang sejati seperti Nathanael, jujur dalam sikap dan dalam kata. Sudahkah kita dengan tulus dan berani menyatakan seperti Nathanael nyatakan, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Orang Israel!" Mari kita merayakan pestanya dan memohon doanya untuk dimampukan menjadi pribadi yang mampu melihat kemuliaan Allah karena ketulusan dan kesejatian kita.

Doa Malam


Allah Bapa di Surga, terima kasih untuk pesta-Mu pada hari ini. Engkau sudah memberikan St. Bartolomeus kepada Gereja sebagai teladan kesejatian sebuah pribadi. Ajarilah kami untuk meneladaninya dan mampukanlah kami untuk memiliki pribadi sejati sebagai anak-anak-Mu seperti yang ia miliki. Amin.



Renungan Harian Mutiara Iman 2012

Kamis, 23 Agustus 2012 Hari Biasa Pekan XX

Kamis, 23 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XX

“Kaum muda yang terlatih baik dalam iman maupun doa, haruslah makin lama makin menjadi rasul-rasul bagi kaum muda” (Paus Paulus VI)


Antifon Pembuka (Yeh 36:26)


Kalian akan Kuberi hati baru dan roh baru dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu, dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu.


Doa Pagi


Allah Bapa surgawi, aku menyadari bahwa kadangkala hatiku keras membatu. Perbaruilah aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu dan berikanlah hati yang baru, roh yang baru dalam batinku. Berilah juga aku hati yang lembut agar aku hidup menurut segala peraturan-Mu dan melakukannya dengan tekun dan setia. Amin.


Yehezkiel mewartakan rahmat pengudusan. Pentahiran, pembebasan dari segala kenajisan, roh dan hati yang baru, sikap berpegang teguh pada ketetapan Tuhan, semua itu adalah suatu rahmat. Isi pewartaan kenabian Yehezkiel membangkitkan pengharapan Israel. Tuhan berpihak lagi kepada Israel, demi menghidupkan kembali harapan dan iman mereka. Tuhan sungguh panjang akal dan kasih setia.


Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:23-28)

"Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."


Tuhan bersabda kepadaku, “Katakanlah kepada kaum Israel: Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar, yang telah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang telah kalian najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa. Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kalian. Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kalian akan mendiami negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu. Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826

Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)

1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat: Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

“Omnia pratata!”
yang berarti “semua telah siap!”. Itu dari pihak Allah. Bagai mengadakan perjamuan nikah, Allah telah siap sedia merayakan kehadiran kita dalam hidup-Nya. Namun kitalah yang kerapkali menunda-nunda pertobatan (berbalik kepada Allah). Undangan yang datang tanpa mengenakan pakaian pesta adalah orang yang hanya melaksanakan ritus, beragama tanpa spiritualitas. Bagi Allah, itu merupakan kesalahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuda rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.’ Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



Kita semua diundang oleh Tuhan untuk ambil bagian dalam perjamuan bersama Dia. Inilah rahmat Allah yang luar biasa. Namun kita sendiri diminta untuk mempersiapkan diri sehingga layak dan pantas masuk ke dalamnya. Kita diminta untuk mengenakan pakaian pesta. Itulah lambang kita menanggapi rahmat Allah yang menguduskan. Kalau tidak mengenakan pakaian pesta, kita akan dihukum sementara orang lain berpesta.


Doa Malam


Yesus, setiap saat Engkau mengundangku untuk datang kepada-Mu. Namun selalu ada saja alasanku untuk menolak undangan-Mu. Tanamkanlah dalam hatiku rasa rindu untuk selalu dekat dengan-Mu. Bimbinglah dan peganglah tanganku selalu. Amin.



RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy