| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Hari Raya Kelahiran St Yohanes Pembaptis

MINGGU 24 JUNI 2012 - HR KELAHIRAN YOHANES PEMBAPTIS


MINGGU 24 JUNI 2012 - HR KELAHIRAN YOHANES PEMBAPTIS
Yes 49:1-6; Kis 13:22-26; Luk 1:57-66.80
Pengantar
Hari ini, kira merayakan kelahiran St. Yohanes Pembaptis, seorang tokoh besar yang rendah hati. Ia mengakhiri zaman Perjanjian Lama dan mengantar ke zaman Perjanjian Baru. Ia dipilih dan diutus Allah untuk mempersiapkan kedatangan Yesus. Ia mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan; dan setelah tiba saatnya Yesus tampil, dengan rendah hati Ia mengatakan “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30).
Homili
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang dua peristiwa seputar kelahiran Yohanes Pembaptis. Bagian pertama, Luk 1:57-58, berkisah tentang peristiwa kelahiran itu sendiri. Sementara itu, bagian kedua, Luk 1:59-66, berbicara tentang upacara sunatan dan pemberian nama, yang sesuai adat Yahudi pada waktu itu diadakan pada hari kedelapan setelah kelahiran.
Peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis merupakan peristiwa iman, di mana Tuhan menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar. Rahmat itu tidak hanya diperutukkan bagi keluarga Zakaria dan Elizabeth yang sangat lama menantikan hadirnya seorang anak. Juga tidak hanya untuk para tetangga dan sanak-saudara yang kemudian ikut bersukacita. Namun, rahmat itu untuk banyak orang karena kelahiran Yohanes Pembaptis membuka jalan bagi kehadiran Yesus. Ia mempersiapkan umat yang akan menerima rahmat yang lebih besar, yakni Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.
Sementara itu, peristiwa sunat dan pemberian nama, semakin menegaskan rencana dan kehendak Tuhan atas diri Yohanes Pembaptis. Pada waktu itu, datanglah tetangga dan sanak saudaranya. Mereka menghendaki agar ia diberi nama seperti ayahnya, yakni Zakharia. Namun, Elizabet mengatakan bahwa ia harus dinamai Yohanes” sesuai dengan nama yang disebut oleh malaikat Gabriel pada waktu menyampaikan berita akan dikandungnya Yohanes kepada Zakaria (Luk 1:13). Karena Zakaria masih bisu, maka ketika mereka bertanya perihal nama anak itu, Zakharia menulis “Namanya adalah Yohanes” (Luk 1:63). Kata “Zakaria” berasal dari bahasa Ibrani yang artinya “Tuhan ingat” atau “Tuhan telah mengingat.” Sedangkan, kata “Yohanes” berarti “Allah merahmati” atau “Allah merahimi”.
Dengan demikian, nama “Yohanes” hendak menyatakan kepada kita, bahwa Tuhan tidak sekedar ingat kepada Elizabeth dan Zakaria sehingga memberi mereka keturunan tetapi Tuhan itu penuh rahmat dan maha rahim. Kelahiran Yohanes Pembaptis menjadi tanda dan permulaan karya besar Tuhan yang merahmati dan merahimi umat-Nya. Oleh karena itu, “Tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya (Luk 1:80).
Rahmat dan kehariman Tuhan ini mencapai kepenuhannya dalam diri Yesus Kristus, yang melaksanakan karya keselamatan bagi kita semua, orang yang beriman kepada-Nya. Maka, setelah tiba saatnya berkarya, Yohanes mengajak orang banyak untuk bertobat dan menantikan kedatangan Yesus. “Menjelang kedatangan Yesus, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. … [dengan demikian] kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita (Kis 13:24.26).
Yohanes diutus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi (Yes 49:6). Memang, terang yang sesungguhnya adalah Yesus Kristus. Namun, Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan umat untuk mengimani Kristus pun juga menjadi terang. Ia menerangi umat sehingga mereka dapat melihat hidup mereka yang menyimpang dan tidak lurus sekaligus mengajak mereka untuk meluruskan jalan hidup mereka dengan cara menerima dan mengimani Kristus. Dengan demikian, Yohanes membuka jalan keselamatan bagi kita.
Marilah, pada Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ini, kita semakin memperteguh iman kita akan Allah yang penuh rahmat dan maha rahim. Ia tidak hanya mengingat kita tetapi sekaligus mencurahkan rahmat dan kerahiman-Nya kepada kita. Sebagai orang yang selalu menerima rahmat dan kerahiman Tuhan, kita juga diutus untuk menjadi terang, tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi orang lain. Oleh karena itu, “hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5:16).
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 23 Juni 2012 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 23 Juni 2012
Hari Biasa Pekan XI

“Allah mengasihi kita agar kita saling mengasihi” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Mzm 89:4.29)

Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku. Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku. Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia selamanya.

Doa Pagi


Ya Yesus, seringkali kami cemas karena persoalan-persoalan hidup yang kami hadapi. Bantulah kami agar mampu berserah diri kepada-Mu, Tuhan dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Sesudah imam Yoyada mati, para pemimpin Yehuda beserta Raja Yoas kembali menyembah berhala. Padahal untuk mencapai keselamatan, dibutuhkan kesetiaan dalam mengabdi Tuhan.


Bacaan dari Kitab Kedua Tawarikh (24:17-25)

"Kalian telah membunuh Zakharia antara Bait Allah mezbah."

Sesudah imam Yoyada meninggal dunia, para pemimpin Yehuda datang menyembah raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. Mereka meninggalkan rumah Tuhan, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadahlah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. Namun, Tuhan mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, putera imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat dan berkata kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, ‘Mengapa kalian melanggar perintah-perintah Tuhan, sehingga kalian tidak beruntung?’ Oleh karena kalian meninggalkan Tuhan, maka Ia pun meninggalkan kalian!” Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap Zakharia, dan atas perintah raja mereka melempari dia dengan batu di pelataran rumah Tuhan. Raja Yoas tidak ingat akan kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh putra Yoyada itu, dan pada saat kematiannya Zakharia berseru, “Semoga Tuhan melihatnya dan menuntut balas!” Pada pergantian tahun tentara Aram maju menyerang Yoas, dan masuk ke Yehuda dan Yerusalem. Dari bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh, dan segala jarahan dikirimkan mereka kepada raja negeri Damsyik. Walaupun tentara Aram itu datang dengan orang sedikit, namun Tuhan menyerahkan tentara yang sangat besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram melakukan penghukuman kepada Yoas. Ketika orang Aram pergi, Yoas ditinggalkan dengan luka-luka berat. Lalu para pengawalnya mengadakan persepakatan terhadap dia karena darah putera imam Yoyada. Mereka membunuh Raja Yoas di atas tempat tidurnya. Ia mati dan dikuburkan di Kota Daud, tetapi bukan di makam para raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Ul: 2)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun-temurun.”
2. Untuk selama-lamanya, Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa, dan takhtanya seumur langit.
3. Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku; jika ketetapan-Ku mereka langgar dan perintah-perintah-Ku tidak mereka patuhi.
4. Maka akan Kubalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Yesus mengajak para pengikut-Nya agar tidak kuatir dengan hidup di dunia, karena Allah senantiasa memelihara hidup manusia jauh melebihi burung dan bunga bakung.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)

"Janganlah khawatir akan hari esok."


Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sebagai orang beriman, kita tentu akan memilih Allah daripada mamon. Ingatlah, burung di udara dan bunga di ladang yang sungguh berarti bagi Tuhan, apalagi manusia ciptaan yang sesuai dengan citra-Nya. Allah sungguh memperhatikan dan memelihara umat-Nya. Kita harus belajar mempercayakan diri kepada Allah, yang tahu akan segala kebutuhannya.

Doa Malam

Yesus, kami bersyukur atas penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Hidup kami sungguh berharga di mata-Mu. Kini kami hendak beristirahat melepaskan segala rasa lelah kami. Berilah ketenangan dalam istirahat kami malam ini. Amin.


RUAH

Jumat, 22 Juni 2012 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 22 Juni 2012
Hari Biasa Pekan XI

Jangan pernah melewatkan kunjungan harian kepada Sakramen Mahakudus, meski singkat sekalipun. Itu cukup, kalau terus-menerus dilakukan --- St Yohanes Bosco


Antifon Pembuka (Mat 6:20a.21)


Kumpulkanlah bagimu harta di surga. Karena di mana hartamu, di situ pula hatimu.


Doa


Allah Bapa di surga, kami bersyukur, karena tiada seorang pun yang menantikan keselamatan dengan sia-sia. Semoga sabda Putra-Mu menjadi tantangan bagi kami untuk membangun kota-Mu, tempat Engkau menyempurnakan segalanya dan tempat kami menemukan kebebasan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)


"Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"


Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)

1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)


"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Ada seseorang yang begitu kaya raya. Awalnya dia rajin ke gereja untuk mengikuti perayaan Ekaristi, ia juga rajin mengikuti kegiatan lingkungan. Suatu ketika rumahnya dibobol maling dan beberapa harta miliknya hilang. Orang itu menjadi begitu takut untuk meninggalkan rumahnya, karena banyak harta yang tersimpan di dalam rumah itu. Orang itu menjadi jarang ke gereja, kegiatan-kegiatan di lingkungan ia tinggalkan, bahkan ketika hari raya Natal pun orang itu tidak ke gereja demi menjaga harta yang ada di dalam rumah itu. Ia sangat ketakutan jika hartanya yang banyak itu hilang.


Kisah ini membenarkan apa yang disabdakan Tuhan dalam bacaan Injil hari ini: ”Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”. Hati orang yang memiliki harta yang banyak itu tidak lagi lekat pada Tuhan, tetapi lekat pada harta bendanya, yang suatu saat harta itu dapat dimakan ngengat dan karat atau dibobol maling. Orang kaya itu memang punya harta yang banyak di bumi, tetapi tidak punya simpanan harta di surga, karena seluruh waktunya digunakan untuk menjaga hartanya di bumi sampai tidak punya waktu lagi untuk mengumpulkan harta di surga. Semoga Tuhan Yesus menjadi harta satu-satunya yang paling berharga di dalam hidup kita. Dengan demikian hati kita selalu terpaut pada-Nya.


Tuhan Yesus, ajarilah aku agar aku tidak lekat pada harta kekayaan dunia. Bantulah aku agar semakin tekun mengumpulkan harta surgawi dengan semakin banyak berbuat kasih kepada sesama. Amin.


Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 21 Juni 2012 Peringatan Wajib St Aloysius Gonzaga, Biarawan

Kamis, 21 Juni 2012
Peringatan Wajib St Aloysius Gonzaga, Biarawan

“Jika saya memandang kebaikan Allah yang dalam seperti laut dan tanpa batas, pikiran saya serasa lenyap dikuasai keagungan-Nya” (St. Aloysius Gonzaga)


Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)


Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya.


Doa Pagi


Betapa kami bersyukur atas doa terindah sepanjang masa yang telah Kauajarkan kepada kami, ya Yesus. Sungguh doa yang luar biasa, tak terlukiskan betapa luas dan dalam maknanya. Semoga doa Bapa Kami ini selalu kami hayati setiap kali mendoakannya. Amin.


Dalam hidupnya, Elia setia dan taat mengabdi Allah. Allah menjadikannya seorang nabi yang membawa keselamatan. Ia berani mengatakan kebenaran dan menjadi teladan. Ia melakukan kehendak Tuhan dengan tulus dan cermat. Sungguh, hidupnya menghadirkan Allah yang senantiasa menyelamatkan umat-Nya.


Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)

"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."


Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.

Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus. Doa ini menjadi bukti betapa Bapa mengasihi kita, anak-anak-Nya. Ia mengetahui kelemahan kita dan apa yang kita butuhkan. Dengan mendoakannya, kita memperoleh rahmat yang istimewa untuk semakin dekat kepada Bapa dan merasakan kasih-Nya yang melimpah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)


"Berdoalah kalian demikianlah."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian, ‘Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.’ Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus menunjukkan kepada para murid-Nya bagaimana seharusnya mereka berdoa. Dalam doa, mereka tidak mengungkapkan banyak kata, tetapi penuh penyerahan diri terhadap Bapa yang penuh kasih. Yesus lalu mengajarkan doa Bapa Kami. Doa tersebut bukan hanya doa yang bisa kita gunakan, tetapi menjadi contoh atau model dari setiap doa kita. Kendati Allah tahu apa yang dibutuhkan umat-Nya, Ia masih menginginkan kita untuk berdoa.


Doa Malam


Allah Bapa kami, sebelum kami mengucapkan isi hati kami, sejatinya Engkau telah mengetahuinya. Bahkan sering Engkau memberi kami jauh melampaui apa yang kami pikirkan dan doakan. Oleh karena itu, kami bahagia mempunyai Bapa seperti Engkau. Terpujilah Engkau ya Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

Rabu, 20 Juni 2012 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 20 Juni 2012
Hari Biasa Pekan XI

Kamu ingin Tuhan memberimu banyak rahmat? Seringlah mengunjungi Dia dalam Sakramen Mahakudus --- St Yohanes Bosco

Antifon Pembuka (Mzm 31:20)

Betapa melimpah kebaikan yang Kaucurahkan bagi orang yang berlindung pada-Mu.

Doa

Allah Bapa di surga, semoga hidup kami ditopang oleh kepercayaan akan penyelenggaraan serta belas kasih-Mu, yang jauh lebih besar dari kelemahan-kelemahan kami. Dan dampingilah kami hari demi hari dalam mengikuti jejak Yesus Putra-Mu menuju tempat kediaman-Mu yang kekal. Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2:1.6-14)

"Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga."

Pada waktu itu Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal, dan ketika mereka ada di kota Yerikho, berkatalah Elia kepada Elisa, “Baiklah engkau tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Sungai Yordan.” Jawab Elisa, “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dikau.” Lalu berjalanlah keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi di Yerikho ikut berjalan dengan mereka. Tetapi mereka memandang dari jauh, ketika Elia dan Elisa berdiri di tepi Sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya dan dipukulkannya ke atas air. Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan sebelah sana . Lalu keduanya menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, “Mintalah apa yang hendak kulakukan bagimu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa, “Semoga aku mewarisi dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia, “Apa yang kauminta itu sukar! Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah bagimu seperti yang kauminta. Jika tidak, ya tidak akan terjadi.” Sedang mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai. Melihat itu berteriaklah Elisa, “Bapaku! Bapaku! Kereta Israel dan orang-orang yang berkuda!” Kemudian Elia tidak kelihatan lagi oleh Elisa. Maka Elisa merenggut pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua. Sesudah itu ia memungut jubah Elia yang telah terjatuh. Lalu Elisa berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi Sungai Yordan. Dipukulkannya jubah Elia yang terjatuh itu ke atas air sambil berseru, “Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana . Lalu Elisa menyeberang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 31:20.21.24)
1. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu.
2. Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.
3. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ada orang yang melakukan praktik-praktik kesalehan, seperti memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa, tetapi dengan motivasi yang kurang tepat. Ada pula yang melakukan praktik-praktik kesalehan supaya dilihat oleh orang lain dan orang lain memujinya. Perbuatan baik mereka itulah yang dikatakan Yesus sebagai perbuatan orang-orang munafik.

Maka, Yesus mengajarkan bagaimana caranya memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Para murid diajak oleh Yesus untuk tidak hanya melakukan praktik-praktik kesalehan, tetapi juga memurnikan motivasi dalam melakukan praktik-praktik kesalehan tersebut. Ketika berbicara hal memberi sedekah, Yesus menegaskan: ”Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapa-Mu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. Demikian pula dengan ajaran-Nya tentang doa dan berpuasa, Ia mengajak supaya hanya Bapa saja yang melihat perbuatan yang kita lakukan. Dengan kata lain, Tuhan Yesus mengajak kita supaya ketika kita melakukan praktik-praktik kesalehan, bukan pujian dari orang yang kita cari, tetapi biarlah Bapa saja yang membalasnya. Memberi sedekah itu baik, berdoa itu baik, berpuasa itu juga baik, tetapi semuanya harus didasari dengan motivasi yang baik dan benar.

Ya Tuhan, ampunilah aku yang sering kali tidak memperhatikan keseimbangan antara ulah kesalehan dan penghayatan nyataku setiap hari. Bantulah aku agar semakin sempurna dalam iman dan cinta kasihku. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 19 Juni 2012 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 19 Juni 2012
Hari Biasa Pekan XI

“Bunuh diri selalu sama buruknya seperti pembunuhan” (Evangelium Vitae, 64)


Antifon Pembuka (Mzm 51:5-6a)

Aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkaulah aku berdosa.

Doa Pagi


Oh Yesus, betapa indahnya hidup ini, manakala kami mampu untuk mencintai musuh-musuh kami. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami pun dapat berbuat baik terhadap siapa pun sehingga kami mencapai kesempurnaan seperti yang Kaukehendaki. Amin.


Pembunuhan keji terhadap Nabot telah dilakukan Ahab dan Izebel. Perbuatan jahat itu telah menimbulkan murka Allah. Namun ketika Allah melihat Ahab bertobat, Allah pun mengurungkan niat-Nya untuk menghancurkan Ahab dan keturunannya. Sungguh, belas kasih Allah tak terbatas bagi orang yang mau berbalik kepada-Nya.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)


"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."

Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh, aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel. Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Setiap orang dipanggil untuk tidak sekadar mengasihi mereka yang berbuat baik kepadanya, melainkan juga mereka yang jahat sekalipun. Kemurahan hati seperti inilah yang dikehendaki Tuhan agar kita pun semakin menyatu dan merasakan damai-Nya yang menyejukkan hati.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)


"Kasihilah musuh-musuhmu."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Orang-orang Kristen dipanggil untuk memiliki semangat dan sikap hidup yang sama seperti Allah sendiri. Mereka diundang untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Allah itu begitu murah hati dan mudah mengampuni, khususnya kepada para pendosa. Yesus memberikan perintah kepada kita untuk saling mengasihi satu sama lain, bahkan kepada musuh sekalipun.


Doa Malam


Allah yang Maha pengampun, Engkau berkenan terhadap orang yang merendahkan diri di hadapan-Mu. Semoga kami mau merndahkan diri sehingga kami Kaubebaskan dari malapetaka dan menjadi aman di tangan-Mu. Amin.


RUAH

Senin, 18 Juni 2012 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 18 Juni 2012
Hari Biasa Pekan XI

TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu. (Mzm 5:4)

Antifon Pembuka (Mzm 5:3)

Perhatikanlah seruanku minta tolong, ya Allah dan Rajaku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

Doa

Allah Bapa yang kudus dan baik hati, ketika kebencian dan amarah menguasai kami, kerap kali kami tidak mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Pada hari ini Engkau mengajak kami untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Semoga kami membela kebenaran dan keadilan tanpa diselimuti oleh dendam, iri dan amarah, melainkan dengan kasih yang tulus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)

"Nabot dilempari batu sampai mati."

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7; Ul: 2b)
1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Secara spontan kita cenderung ingin membalas mereka yang telah menyakiti hati kita sepa­dan dengan apa yang kita rasakan. Itulah prinsip lama ‘mata ganti mata, gigi ganti gigi’. Pada zaman Perjanjian Lama, prinsip itu memperlihatkan keadilan. Artinya: Orang tidak boleh membalas sakit hatinya melebih kejahatan yang telah dilakukan oleh orang lain. Jika seseorang menyakiti saudaranya sebatas sakit mata, ia hanya boleh membalas sebatas itu juga. Walauapun itu memperlihatkan ‘keadilan’, tetapi prinsip itu tidak dikehendaki oleh Yesus. Jika ada orang yang melakukan kejahatan, para murid Kristus tidak boleh membalas dengan kejahatan walaupun berat kejahatan itu seimbang.

Kebaikan adalah senjata utama untuk melawan kejahatan. Berbuat baik terhadap yang pernah menyakiti atau mengecewakan hati kita bukan memperlihatkan bahwa kita lemah atau takut, tetapi justru memperlihatkan bahwa sebagai anak-anak Allah, yang adalah garam dan terang dunia, kebaikan kita tidak terkalahkan oleh kejahatan. Seberat apa pun kejahatan yang kita terima atau alami, kita tidak boleh terpengaruh dan berubah menjadi jahat. Itulah yang dikehendaki Yesus atas murid-murid-Nya. Yesus menjadi teladan sempurna bagi kita. Ketika Yesus dihina Ia tidak membalas dengan menghina, ketika Yesus disiksa, Ia tidak mendoa­kan supaya orang-orang yang menyiksa dihukum oleh Allah, tetapi sebelum wafat-Nya Ia justru memohonkan pengampunan terhadap orang-orang yang sudah berbuat jahat kepada-Nya: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).


Ya Yesus, berilah kekuatan kepadaku, agar aku mampu memberikan pengampunan kepada orang yang berbuat salah kepadaku. Aku akan berusaha untuk menjadi semakin sempurna seperti Bapa yang adalah sempurna. Amin.


Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 18 - 24 Juni 2012

Bacaan Harian 18 - 24 Juni 2012

Senin, 18 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-6.7; Mat 5:38-42
Makhluk rapuh sekaligus mulia. Raja Ahab dikuasai sikap tamak dan dengan bantuan Izebel, isterinya, akhirnya ia bisa merampas kebun anggur Nabot dengan cara yang keji. Sikap tamak, iri hati, rakus akan materi, balas dendam menunjukkan betapa rapuhnya kita; namun sebaliknya, sikap kasih, pengampunan dan mau berbagi menunjukkan betapa kita juga begitu mulia. “Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu... bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu”, begitu Yesus berseru dalam Injil hari ini. Mari kita cari dan kita bangun sikap-sikap mulia yang ada dalam diri kita lalu bagikan buat banyak orang.

Selasa, 19 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
1Raj 21:17-29; Mzm 51:3-4.5-6a.11.16; Mat 5:43-48
Kasih itu membebaskan. Pernah frustrasi dalam usaha untuk mengasihi? Itu sangat manusiawi, tapi jangan menyerah. Kasih harus diuji dan dimurnikan bahkan sampai terluka. Nasehat Yesus hari ini menantang kita untuk mengasihi sampai sehabis-habisnya. Ia bukan saja pandai menasehati tapi juga melaksanakannya secara sempurna di kayu salib. Yesus juga mengharapkan murid-murid-Nya memiliki sikap kasih yang bukan “Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu”, tapi “Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian”. Mari berjuang untuk sampai pada kasih yang membebaskan ini.

Rabu, 20 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 2:1.6-14; Mzm 31:20.21.24; Mat 6:16.16-18
Derma, doa dan puasa. Masihkah ketiga hal itu memiliki tempat dalam hidup kita? Ketika dunia mengagung-agungkan egoisme dan hedonisme, kita diingatkan untuk tidak terseret dan terjebak di dalamnya. Semoga tiga pilar ini bisa kita pelihara dengan baik meski tidak gampang dan banyak tantangannya. Apalagi ketika ada godaan untuk mempertontonkan perbuatan-perbuatan baik ini supaya mendapat pujian. Ingat, “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. Kita sudah memperoleh ganjarannya. Sama seperti Elisa yang memilih bagian yang terbaik dari Elia, yaitu Roh sebagai seorang nabi.

Kamis, 21 Juni: Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan (P).
Sir 48:1-14; Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; Mat 6:7-15
Doa dan pengampunan. Berapa kali sehari Anda berdoa Bapa Kami? Doa yang diajarkan Yesus ini merupakan warisan dan contoh setiap doa. Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam doa ini adalah pengampunan. Dengan mengampuni dan memohon ampun kita memperoleh rahmat yang istimewa untuk semakin dekat kepada Bapa dan merasakan kasih-Nya. Relasi dengan sesama pun kita perbarui. Maka, meski “...Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya”, namun janganlah jemu-jemu berdoa. Semoga doa Bapa Kami yang sering kita ucapkan semakin mengembangkan semangat pengampunan dalam hati kita.

Jumat, 22 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Raj 11:1-4.9-18.20; Mzm 132:11.12.13-14.17-18; Mat 6:19-23
Harta di bumi perlu, tapi jangan sampai melupakan harta di surga. Dalam kotbah di bukit Yesus menasehatkan agar kita mengumpulkan harta di surga yang bersifat kekal dan membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan sejati. Mari mengumpulkan sedikit demi sedikit harta di surga dengan berbagai keutamaan, sikap baik dan semangat berbagi. “Karena dimana hartamu berada, di situ pula hatimu berada”. Bahagia rasanya jika harta di dunia ini bisa mengantar kita untuk memiliki harta di surga juga.

Sabtu, 23 Juni: Hari Biasa Pekan XI (H).
2Taw 24:17-25; Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Mat 6:24-34
Carpe diem. Tangkaplah hari ini. Perasaan khawatir bisa menghampiri siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Termasuk mereka yang mungkin kita lihat berkecukupan, bahagia dan tenang dalam hidupnya. Ketika rasa khawatir menyergap seolah-olah tidak ada hal yang bisa disyukuri. Pesan Yesus hari ini meneguhkan kita untuk tidak lupa kepada Bapa yang selalu bisa diandalkan karena Ia senantiasa memelihara hidup kita jauh melebihi burung dan bunga bakung,“...sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. Mari ‘menangkap hari’ dan jangan biarkan kita kehilangan kebahagiaan sehari ini!

Minggu, 24 Juni: Hari Raya Kelahiran St Yohanes Pembaptis (P).
Yes 49:1-6; Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Kis 13:22-26; Luk 1:57-66.80
Karya Allah patut kita puji. Kebesaran-Nya mengatasi segala batas yang kita buat. Kelahiran Yohanes Pembaptis menjadi contoh karya tangan-Nya yang ajaib. Bagaimana kelahirannya membuat heran banyak orang dan dialah yang menjadi pembuka jalan bagi Sang Mesias.“Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia”. Pesta ini juga menjadi kesempatan yang bagus bagi orangtua untuk semakin memantapkan niat, motivasi dan tugas mendidik anak dengan penuh syukur dan tanggungjawab.


Renungan oleh: Stefanus Tommy Octora, Pr

Kobus: Hari Minggu Biasa XI/B

Minggu, 17 Juni 2012 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 17 Juni 2012
Hari Minggu Biasa XI

Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa. --- Yes 61:11


Antifon Pembuka (Mzm 26:7-9)


Tuhan, dengarkanlah suara seruanku, kasihanilah aku dan kabulkanlah doaku. Engkaulah penolongku, jangan membuang aku, jangan meninggalkan daku, ya Allah, penyelamatku.


Doa


Allah Bapa kami yang penuh belas kasih, yang kecil dan tak berarti Kauperkembangkan sepenuhnya. Pandanglah kami yang kecil dan papa ini dan pekenankanlah kami tumbuh subur menyerupai wajah Kristus, Putra-Mu terkasih, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (17:22-24)


Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831

Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)

1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:6-10)


Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957

Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. 2/4
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)


Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 27:4)


Satu hal yang kuinginkan dan kumohon kepada Tuhan, agar dapat mendiami rumah Tuhan seumur hidupku.


Renungan

Rekan-rekan,

Dalam Mrk 4:26-34 (Injil Minggu Biasa XI/B) didapati dua buah perumpamaan mengenai Kerajaan Allah (ayat 26-29 dan 30-32) diikuti sebuah catatan bahwa Yesus memakai perumpamaan bagi orang banyak tapi bagi para murid diberikannya penjelasan tersendiri (ayat 33-34). Perumpamaan yang pertama hanya didapati dalam Injil Markus, sedangkan yang kedua diceritakan juga dalam Mat 13:31-32 dan Luk 13:18-19. Guna memahami warta petikan ini baiklah ditengok sejenah gagasan apa itu Kerajaan Allah.


KERAJAAN ALLAH


Ungkapan "Kerajaan Allah" kerap dijumpai dalam Injil Markus dan Lukas. Injil Matius mengungkapkannya dengan "Kerajaan Surga". Makna ungkapan ini bukanlah wilayah atau pemerintahan seperti dalam "kerajaan Majapahit" melainkan kebesaran, kemuliaan, kekuasaan Tuhan yang diberitakan kedatangannya kepada umat manusia. Maklum pada zaman itu orang Yahudi mengalami pelbagai kekuasaan yang amat berbeda dengan masa lampau mereka sendiri sebagai umat-Nya Tuhan. Pada zaman Yesus mereka tidak lagi bisa menganggap diri umat merdeka seperti leluhur mereka karena mereka ada di bawah kuasa Romawi. Di kalangan umat ada harapan satu ketika nanti mereka akan kembali menjadi umat Tuhan seperti dahulu. Tak jarang harapan ini berujung pada keinginan untuk merdeka dari kekuasaan Romawi dan menjadi negeri dengan pemerintahan dan kekuasaan sendiri. Namun cukup jelas harapan seperti ini tidak bakal terwujud. Ada bentuk rohani dari harapan akan kembali menjadi umat-Nya Tuhan. Yesus termasuk kalangan yang mengajarkan bentuk rohani harapan ini. Begitu pula para rahib yang juga dikenal pada zaman itu. Namun kebanyakan dari mereka menghayati harapan itu dengan menjauh dari kehidupan ramai dan pergi bertapa di padang gurun dan sekitar Laut Mati. Kelompok Yesus berbeda. Mereka tetap berada dalam masyarakat namun berusaha menumbuhkan iman akan kebesaran Tuhan dalam kehidupan mereka. Mereka yakin bahwa kebesaran-Nya tetap ada, juga di dunia ini, namun sering sukar dialami. Bagaimanapun juga bagi kelompok ini berusaha menemukan apa itu kehadiran-Nya yang mulia di dalam kehidupan mereka. Kehadiran-Nya diimani oleh kelompok ini sebagai yang dekat, yang melindungi dan memberi kekuatan dari hari ke hari, yang tidak menghitung-hitung kedosaan melainkan bersikap pengampun. Semua ini juga didapati dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus.


Inilah warta yang digambarkan dengan pelbagai perumpamaan dalam Injil-Injil. Juga dalam petikan yang dibacakan kali ini. Menurut Injil Markus, Yesus mulai tampil di Galiea dengan warta bahwa Kerajaan Allah sudah dekat dan orang-orang diajak untuk bertobat, yakni meninggalkan anggapan yang bukan-bukan seperti di atas dan memegang warta yang sejati dengan mempercayainya sebagai warta gembira (Mrk 1:15, lihat juga Mat 4:17).


DUA PERUMPAMAAN


Dengan latar penjelasan mengenai Kerajaan Allah di atas, kini dapat ditengok perumpamaan pertama. Di situ pertumbuhan Kerajaan Allah digambarkan sebagai biji yang ditaburkan dan dibiarkan bertunas, tumbuh hingga berbuah dan dituai pada musimnya. Bagaimana menangkap maksudnya?


Sebaiknya perumpamaan ini jangan difahami sebagai penjelasan bahwa Kerajaan Allah itu butuh waktu untuk tumbuh hingga berbuah. Pendapat seperti itu memang tidak keliru - semua pertumbuhan memerlukan waktu dan keuletan dst. Tetapi perumpamaan ini justru tidak memusatkan perhatian ke sana. Yang ditonjolkan dalam perumpamaan ini ialah kuasa ilahi yang tidak bergantung pada upaya manusia. Dengan demikian diajarkan agar orang membiarkan kehadiran ilahi ini bergerak menurut iramanya sendiri.


Apakah tafsiran ini berlawanan dengan pengertian bahwa manusia perlu menerima dan menanggapi anugerah ilahi agar pemberian itu betul-betul menjadi nyata? Guna mendalami pertanyaan ini baiklah diingat sebuah perumpamaan lain mengenai penabur dalam Mrk 4:1-20 yang menebar benih di lahan berbeda-beda: pingir jalan, tanah berbatu-batu, semak berduri, dan tanah yang baik. Hanya di tanah yang baik sajalah benih akan tumbuh terus dan berbuah berlipat ganda. Begitu digambarkan pula bahwa benih membutuhkan lahan yang cocok. Namun pengajaran dalam perumpamaan itu bukannya untuk menilai dan menghakimi mana lahan yang tak baik, melainkan untuk mengajak agar orang mengusahakan agar benih mendapat lahan yang baik. Bila mendapati benih jatuh di pingir jalan, bawalah ke tanah yang baik, begitu pula bila mendapati benih di tanah yang berbatu-batu dan semak duri, pindahkan ke tanah yang baik! Perumpamaan diberikan untuk menghimbau, bukan untuk mengadili.


Bila demikian maka perumpamaan dalam Mrk 4:26-29 yang dibicarakan kali ini dapat dimengerti sebagai ajakan untuk membiarkan benih tumbuh terus dengan daya yang ada di dalamnya. Sudah diandaikan bahwa lahannya ialah lahan yang cocok. Hanya butuh dibiarkan dan dijaga agar tetap baik. Membiarkan daya ini bergerak sendiri ialah kerohanian yang dapat memberi kepuasan batin. Orang boleh merasa aman karena sadar dirinya tanah yang baik dan telah menerima benih. Nanti bila waktunya tiba maka akan ada tuaian yang besar. Begitulah perumpamaan ini


Perumpamaan kedua, Mrk 4:30-32, mengenai biji sesawi, yang disebut biji terkecil dari segala jenis biji, tapi bila ditabur - tentunya di tanah yang cocok - dan bertumbuh akan menjadi besar sehingga burung-burung di udara dapat membuat sarang di dahan-dahannya dan bernaung di situ. Yang hendak disampaikan di sini kiranya ialah besarnya Kerajaan Allah sendiri yang tak terduga-duga sebelumnya. Dari yang paling kecil tumbuhlah yang sedemikian besar. Pendengar dan juga pembaca akan bertanya-tanya biji apakah biji sesawi itu? Orang tergugah rasa ingin tahu. Boleh dikatakan, zaman itu juga orang tidak tahu persis apa biji sesawi yang dibicarakan Yesus. Bahkan Yesus sendiri pun bisa jadi tak pernah melihat apa tu biji sesawi. (Bandingkan dengan orang Jawa yang bisa bicara mengenai Pandawa lima tanpa pernah bertemu dengan salah seorang pun dari mereka, karena memang mereka tak pernah ada!) Ungkapan itu dipakai sebagai perumpamaan dan tidak perlu dicari-cari apa padanannya dalam dunia pengetahuan tumbuh-tumbuhan! Beberapa waktu yang lalu dalam ilmu tafsir memang sering "pengetahuan" seperti ini dicari-cari dan dijadikan ukuran bagi penafsiran, tapi sekarang para ahli tafsir lebih berusaha menyadari makna sastra perumpamaan.


Bila hal di atas diterima, maka boleh dibayangkan bahwa Yesus justru memakai kata "biji sesawi" yang bakal mengherankan banyak orang guna menyampaikan warta khas mengenai Kerajaan Allah. Keheranan, ketakjelasan mengenai apa itu biji yang dimaksud justru menjadi bagian dari wartanya. Kerajaan Allah tetap misteri, namun pertumbuhannya nyata dan lingkupnya amat besar tak terduga-duga. Orang dihimbau untuk menjadi seperti burung di udara, membangun sarang dan bernaung padanya.


Dalam penjelasan di atas, kedua perumpamaan mengenai Kerajaan Allah dipahami sebagai ajakan untuk membiarkannya tumbuh dengan daya ilahi yang ada di dalamnya dan menghormati bahkan mengherani kebesaran yang kerap tidak segera tampak. Dengan demikian perumpamaan ini dapat menjadi pengajaran yang menumbuhkan rasa percaya akan daya ilahi sendiri


PENGAJARAN KHUSUS - BAGI SIAPA?


Dalam ay. 33-34 disebutkan bahwa Yesus tidak berbicara kepada orang banyak tanpa memakai perumpamaan, tetapi penjelasannya ia berikan kepada para murid. Kepada orang banyak Yesus menyampaikan imbauan, seperti dalam uraian di atas. Kepada para murid, yakni kelompok yang lebih dekat padanya, diberikannya uraian secara tersendiri. Dalam kaitan dengan dua perumpamaan tadi Injil Markus tidak memberi penjelasan lebih jauh tentang uraian Yesus itu. Pembaca boleh menduga-duga. Tetapi tak akan sampai pada pengertian baru. Perlu diingat bahwa catatan Markus itu mengenai para murid, bukan mengenai kita pada zaman ini. Kelirulah bila kita ingin menyamakan diri sebagai para murid yang dikatakan telah menerima uraian tersendiri. Ini semacam sikap sok rohani yang mau menonjolkan diri telah dapat pengajaran khusus. Bisa-bisa malah menghimpit iman. Lebih baik menganggap diri sama seperti "orang banyak", pendengar umum, yang disebut dalam Injil, yang mendengarkan perumpamaan dan menikmatinya. Sikap ini lebih memberi kemerdekaan batin, lebih memungkinkan orang memasuki dunia perumpamaan dan memetik hikmatnya. Bila langsung ingin menyamakan diri dengan para murid waktu itu, paling banter orang hanya akan sampai pada pernyataan-pernyatan moralistis basi tanpa mengolah makna perumpamaannya.


Salam hangat,

A. Gianto

MINGGU BIASA XI/B – 17 JUNI 2012

MINGGU BIASA XI/B – 17 JUNI 2012
Yeh 17:22-24; 2Kor 5:6-10; Mrk 4:26-34
Pengantar
Hari ini kita merayakan Ekaristi Minggu Biasa XI di tahun liturgi B. Kita bersyukur karena Tuhan senantiasa hadir dan merajai kita sehingga hidup kita selalu terjamin. Wujud nyata kehadiran dan penyertaan Tuhan yang paling istimewa kita alami dalam Ekaristi. Sebab, dalam setiap Ekaristi, Yesus sendiri hadir dalam rupa roti dan anggur yang dikosekrir menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan menyambut komuni kudus, kita sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus. Ia sungguh-sungguh hadir dan menyertai kita. Dalam Dia, kita tumbuh dan berkembang secara rohani serta menghasilkan buah dalam kehidupan sehari-hari.
Homili
Warta gembira Sabda Tuhan yang dihidangkan kepada kita pada hari ini berbicara tentang Kerajaan Allah. Nah, apakah Kerajaan Allah itu? Yesus sendiri tidak pernah menjelaskan secara gamblang definisi Kerajaan Allah, selain dengan perumpanaan, seperti yang kita dengarkan hari ini. “Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah ….” (Mrk 4:26). “Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan ke tanah … ”(Mrk 4:31).
Dalam Kitab Suci kita, istilah Kerajaan Allah merupakan terjemahan dari bahasa Yunani βασιλεια (Basiliea). Bagi orang Yahudi, kata Basiliea sebenarnya berarti “Allah yang meraja”. Namun, karena mereka merasa tidak pantas menyebut nama “Allah” yang begitu kudus dan luhur secara langsung, maka istilah “Allah yang meraja”  diungkapkan secara lain, yaitu “Kerajaan Allah”. Dengan demikian, arti dan makna Kerajaan Allah bukanlah tempat seperti Kerajaan Majapahit atau Kraton Yogyakarta. Kerajaan Allah berarti Allah yang aktif memerintah atau meraja di dunia.
Dalam doa Bapa Kami, arti Kerajaan Allah dapat dijelaskan secara tepat, yaitu dengan menghubungkan datangnya Kerajaan Allah dan melakukan kehendak-Nya. “Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah Kehendak-Mu”. Di mana  kehendak Allah dilakukan dengan ketaatan yang sempurna, di situlah, Kerajaan Allah diwujudkan. Sebab, setiap kali kita melakukan kehendak Allah, berarti kita mempersilakan Allah hadir, memerintah dan merajai kita. Kita membiarkan hidup kita dirajai oleh Allah. Kita membiarkan Allah meraja atas hidup kita.
Bacaan-bacaan hari ini memberikan beberapa penegasan kepada kita mengenai apa tandanya kalau Kerajaan Allah hadir di tengah-tengah kita? Apa tandanya kalau Allah hadir, memerintah dan merajai kita?
Tanda yang pertama kita ambil dari bacaan kedua. Membiarkan diri dirajai oleh Allah berarti selalu “berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah” (2Kor 5:9). Hal ini menegaskan kaitan antara datangnya Kerajaan Allah dengan melakukan kehendak-Nya sebagaimana diajarkan Yesus dalam doa Bapa Kami. Kita akan berkenan kepada Allah kalau kita melaksanakan kehendak-Nya. Sebab, dengan melaksanakan kehendak-Nya, berarti hidup kita dirajai oleh Allah. Allah kita jadikan raja yang kita hormati, kita sembah, kita taati dan kita laksanakan kehendak-Nya. Kita mundhi dhawuh Dalem lan ngemban karsa Dalem.
Dari bacaan pertama dan Injil, ditegaskan bahwa tanda kalau Allah hadir, memerintah dan merajai kita adalah kita tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. Yach, seperti benih yang ditabur, tumbuh menjadi besar, berkembang dan berbuah (Mrk 4:26-29; Yeh 17:23). Tentu saja, pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud di sini adalah dalam hal rohani atau keutamaan-keutamaan Kristiani, yaitu iman, pengharapan dan kasih. Jadi, tanda kedua kalau kita dirajai oleh Allah adalah kita tumbuh, berkembang, dan berbuah dalam iman, pengharapan dan kasih. 
Selain itu, bacaan pertama dan Injil juga memberikan tanda lain. Semua tanaman tumbuh dan berkembang. Namun tidak semuanya berbuah. Meskipun demikian, tanaman yang tidak menghasilkan buah masih tetap berguna, yaitu dengan menjadi tempat berlindung dan bernaung bagi bangsa burung (Mrk 4:32; Yeh 17:23). Jadi, tanda ketiga kalau kita membiarkan Allah hadir, memerintah dan merajai kita adalah kita mampu memberikan naungan, keteduhan dan perlindungan bagi orang lain. Orang-orang yang berada di dekat kita merasa aman, nyaman, damai, berbahagia dan bersukacita.
Inilah tiga tanda kalau kita menjadikan Allah sebagai raja atas hidup kita. Kita berusaha sungguh-sungguh melaksanakan kehendak-Nya sehingga hidup kita berkenan kepada-Nya. Kita tumbuh, berkembang, dan berbuah dalam iman, harapan, dan kasih. Kita menjadi naungan yang memberikan rasa aman, nyaman, damai, bahagia dan sukacita bagi orang lain.
Marilah, kita mohon kepada Tuhan, semoga ketiga hal tersebut semakin nyata terwujud dalam diri kita, demi semakin dimuliakannya nama Tuhan, kini dan sepanjang masa. Amin. 
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy