| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Makna Epifani

Epifani berasal dari bahasa Yunani ‘epiphaneia’ yang berarti menampakkan diri. Hari Raya Epifani berarti hari Raya penampakan Tuhan kepada semua bangsa yang diwakili oleh ketiga sarjana dari Timur. Mereka berasal dari wilayah Irak dan Iran Utara sekarang. Mereka datang dari jauh-jauh ke Betlehem untuk menyembah Sang Raja yang baru lahir dan yang akan memimpin umat manusia menuju keselamatan.

Mereka sangat bersukacita atas bimbingan Tuhan melalui bintang sehingga mereka menemukan Yesus yang mereka cari. Mereka lalu menyembah Yesus yang mereka ungkapkan dengan memberi persembahan kepada-Nya yang berupa emas, kemenyan, dan mur (Matius 2:11). Emas melambangkan pengakuan mereka bahwa Yesus Kristus merupakan hadiah yang sangat mahal dari Allah untuk manusia. Kemenyan melambangkan Imamat Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk mempersembahkan seluruh hidup-Nya bagi kemuliaan Allah Bapa dan keselamatan umat manusia. Mur menyimbolkan kematian Yesus yang merupakan jalan untuk menebus dosa umat manusia.

Hari Raya Penampakan Tuhan mempunyai makna rohani bagi kita dengan merenungkan simbol-simbol dalam Injil Matius 2:1-12. Pertama, kita semua, yang disimbolkan oleh tiga sarjana dari Timur, dipanggil untuk menemukan Yesus yang baru lahir. Kedua, Tuhan membimbing kita untuk menemukan Yesus sesuai dengan keadaan dan cara pikir kita, seperti para gembala melalui malaikat dan para sarjana dari Timur melalui bintang dan bahkan melalui orang yang bermaksud jahat (Herodes). Kebersihan hati dari dosa membuat kita mengenal bimbingan Tuhan itu. Keiga, setelah menemukan Yesus, kita hendaknya menyembah-Nya dengan mengakui Ia sebagai Juru Selamat yang disimbolkan dengan emas, kemanyan, dan mur. Keempat, pertemuan dengan Yesus hendaknya membuat hidup kita berubah, tidak seperti yang dulu, yang disimbolkan dengan ‘kembali melalui jalan lain’. Perubahan hidup itulah merupakan sukacita Natal yang kita bawa dalam kehidupan biasa/sehari-hari yang disimbolkan dengan dibongkarnya hiasan-hasan Natal. Karena itu, dalam penanggalan liturgi kita memasuki masa biasa setelah Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani). Tuhan memberkati!

Pastor Felix Supranto, SSCC

Sumber: Paroki Regina Caeli

Makna Emas, Mur dan Kemenyan di Hari Raya Penampakan Tuhan

Kita merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan. Hari Raya ini sering disebut dengan Pesta Tiga Raja; karena berkisah tentang tiga orang yang datang dari tempat yang jauh. Mereka diberi nama Kaspar, Melkior dan Baltasar. Mereka adalah orang-orang majus; para ahli perbintangan. Mereka datang dari latar-belakang yang berbeda; mewakili generasi yang berbeda. Persembahan yang mereka bawa pun berbeda. Semuanya mengarah pada tiga sifat dari tugas / pekerjaan utama Yesus.

EMAS: Pemberian Untuk Seorang Raja

Pada zaman Yesus, ada kebiasaan dimana tidak seorang pun dapat datang kepada Raja tanpa membawa persembahan. Emas sebagai raja dari segala logam adalah jenis persembahan yang cocok dan layak bagi seorang raja dunia. Jadi kalau orang ini datang membawa emas artinya dia menyatakan bahwa Yesus dilahirkan untuk menjadi Raja. Yesus adalah Raja di atas segala raja; la memerintah bukan dengan tangan besi atau dengan kekuatan senapan, tetapi dengan cinta kasih.

Kalau kita ingin menjadikan Yesus sebagai Raja dalam kehidupan kita, maka langkah awalnya adalah kita perlu datang dan bertemu dengan Dia; meletakkan seluruh kehidupan kita di hadapan-Nya atau dengan kata lain kita perlu takluk dibawah kehendak dan kuasa Yesus.

KEMENYAN: Pemberian Untuk Seorang Imam

Kemenyan dipakai dalam upacara kebaktian / ibadah. Seorang imam yang memimpin upacara harus melengkapi seluruh upacara itu dengan bau yang harum dari kemenyan. Maksudnya seperti sifat kemenyan, imam harus membawa jemaat kepada kemuliaan dan kebesaran Tuhan. Dan ini yang dilakukan Yesus; Dia adalah Imam Agung yang membuka jalan untuk manusia, yang membawa manusia kepada Allah.

Kalau kita datang kepada Yesus; kalau kita berusaha mencari dan menemukan Yesus; kita sedang mencari jalan untuk bertemu dengan Allah. Kita rindu datang pada kemuliaan Allah dan Yesus Kristus adalah jaminan kerinduan itu.

MUR: Pemberian Untuk Seorang Yang Akan Mati

Hadiah orang yang mau mati adalah mur. Mur dipakai untuk membalsem tubuh orang yang telah mati. Persembahan ini menggambarkan bahwa Yesus datang ke dunia: Dia HIDUP untuk manusia dan MATI untuk manusia.

Kalau kita datang menghormati Yesus, kita diperingatkan bahwa Dia mengorbankan nyawa; menyerahkan hidup untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam Dia kita menjadi anak-anak Allah.
Nampak jelas bahwa semua pemberian ini melambangkan perjalanan hidup yang akan dilalui Yesus - Bayi Mungil yang lahir di kandang hina itu. Walau demikian ada sesuatu yang jauh lebih penting yakni: kehadiran orang-orang bijak ini mengungkapkan pengakuan dunia atas kehadiran Yesus.

“Kami datang dari Timur untuk menyembah Dia: Sang Raja”. Sikap ini yang perlu setiap kita miliki ketika kita memutuskan untuk mencari Yesus dalam kebersamaan iman. Dalam ibadah seperti ini kita datang dari latar-belakang kita yang berbeda; kita datang dari asal-usul kita yang berbeda; dari adat-istiadat dan pekerjaan atau pendidikan kita yang berbeda-beda; kita datang bukan untuk menunjukkan kehebatan masing-masing kita, tetapi kita datang untuk menyembah DIA - Sang Raja Damai itu.

Akhirnya pesan ini ingin saya garisbawahi: Setiap kali kita merayakan Natal dengan orientasi Epifani; Penampakan atau tiga Raja, kita selalu mengadakan dua perjalanan: Pertama: “Perjalanan ke Betlehem” untuk menemukan Tuhan dengan sarana bintang. Lalu yang kedua: “Perjalanan Kembali dari Betlehem” untuk membawa Damai. Dalam perjalanan pulang itu kita bisa saja bertemu dengan orang yang berhati Herodes: tidak ingin orang lain hidup baik; tidak suka melihat orang lain maju; suka curiga dan iri hati. Maka sadar atau tidak, kita pun sedang diperingatkan untuk selalu ambil jalan lain; bukan jalan Herodes, tetapi jalan menuju pada suasana damai dan tenteram. Saya ucapkan untuk semua: 

Sumber: www.indocell.net/yesaya

Mgr. Ignatius Suharyo: Etika Politik Tidak Dijunjung Tinggi

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo mengomentari fenomena korupsi di Indonesia. Menurutnya, korupsi jalan terus karena etika dalam berpolitik tidak dijunjung tinggi.

"Etika politik di negeri tidak dijunjung tinggi, ada penulis yang menulis bahwa negara ini negara centeng, itu bukan suatu rahasia, bukan suatu umpatan, menjadi judul rangkaian penelitian yang cermati sosial politik ekonomi negeri ini," kata Ignatius seusai memimpin misa Natal di Jakarta, Minggu (25/12/2011).

Tentunya, kata dia, kondisi tersebut tidak diharapkan berlangsung terus menerus. Uskup berharap agar negara ini dapat dipimpin undang-undang dasar dan pancasila, bukan dipimpin kekuasaan yang direbut dari uang.

Seperti pesan natal yang bertema "bangsa yang berjalan telah melihat terang besar", sebuah bangsa yang berjalan dalam terang adalah bangsa yang dipimpin tujuan mulia. Bangsa yang berkembang lebih baik. "Yang dipimpin hidupnya dengan pancasila, bukan pancasila yang dimanipulasi, dipelesetkan, tapii nilai-nilai dasar hidup sebagai masyarakat dan bangsa," kata Ignatius.

Sementara bangsa yang berjalan dalam kegelapan, katanya, adalah bangsa yang tidak terhormat, membiarkan dirinya diarahkan oleh gengsi. "Gengsi itu bukan kehormatan yang bermanfaat, meraih kekuasaan demi kekuasaan, padahal kekuasaan itu demi pengabdian," ujar Ignatius.

Hal yang dimikian itu, katanya, akan bermuara pada keserakahan. "Kalau orang berusaha berebut kekuasaan dengan kekuasaan, ujung-ujungnya uang. Muara dari semua itu keserakahan. Keserakahan itu berhala. Orang yang tidak terhormat itu menyembah berhala," ucapnya.

Pada perayaan Natal hari ini, Ignatius juga berharap agar semakin banyak umat kristiani yang dituntun hidupnya dengan terang, sehingga kekuasaan, gengsi, dan keserakahan, akan terhapus pelan-pelan.

Sumber: KOMPAS.com

Pesan Natal Paus Benediktus XVI

Minggu, 25/12/2011 20:27 WIB

Febrina Ayu Scottiati - detikNews

Vatikan - Paus Benediktus XVI berdoa untuk para korban kelaparan, banjir dan konflik di seluruh dunia. Hal itu disampaikannya dalam pesan Natal setelah sebuah bom meledak di dekat gereja di Nigeria.

"Mari kita beralih pandangan kita. Yang kita renungkan adalah keselamatan kita! Dia telah membawa pesan universal ke dunia untuk rekonsiliasi dan perdamaian," kata Paus kepada ribuan peziarah di Vatikan, seperti dikutip dari AFP, Minggu (25/12/2011).

Paus mendesak masyarakat internasional untuk membantu mereka yang menderita kelaparan di Afrika dan mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. Ia juga berharap Arab tahun ini bisa membantu untuk kepentingan bersama.

Ia juga berdoa bagi para korban banjir di Thailand dan Filipina yang mengalami kesulitan serius. Paus juga berharap ada peningkatan dialog di Myanmar dalam mengejar solusi bersama.

"Semoga Tuhan memberi pertolongan atas banyaknya konflik berdarah. Semoga Dia mengakhiri kekerasan di Suriah, di mana begitu banyak darah sudah ditumpahkan," ujarnya.

"Semoga dia memberikan semangat baru untuk semua elemen masyarakat di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah karena mereka berusaha untuk memajukan kesejahteraan umum," tambah Paus.

Pada akhir pesannya, Paus menyuarakan salam Natal dalam 65 bahasa termasuk bahsa Aram, Islandia dan Samoa. "Tuhan adalah Juru selamat, kita adalah mereka yang dalam bahaya. Dia adalah dokter. Kita lemah," katanya kepada mereka.

Pada misa malam Natal di Basilika Santo Petrus, Paus juga menyesali konsumerisme saat musim libur kali ini. Ia meminta agar semua bersikap rendah hati dan penuh kesederhanaan.

"Yang terang lampu menyembunyikan misteri kerendahan hati Allah, yang pada gilirannya memanggil kita dengan kerendahan hati dan kesederhanaan,"lanjutnya.

Senin, 26 Desember 2011 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Senin, 26 Desember 2011
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

"Kristus telah menjadikan kasih sebagai tangga yang memungkinkan segenap umat Kristiani untuk mendaki ke surga." -- St Fulgensus dari Rupe.

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, kemarin kami menyambut kelahiran-Mu di dunia. Hari ini kami menyambut martir pertama, St Stefanus. Ia telah menyampaikan warta kebenaran dan memberi maaf penganiayanya. Tuhan, berkatilah saudara-saudara kami yang saat ini mengalami penindasan dan penganiayaan karena membela iman dan kebenaran. Semoga mereka kuat dan tetap setia kepada-Mu.
Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin

Ada konflik antara Stefanus dan orang Yahudi yang berbahasa Yunani yang tidak percaya kepada Kristus. Mereka tidak sanggup melawan kebijaksanaan Stefanus dan Roh Kudus yang membimbingnya. Dengan dipenuhi Roh Kudus pula Stefanus memberi kesaksian bahwa ia melihat Yesus dibangkitkan bersama Allah dalam kemuliaan.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)

"Aku melihat langit terbuka."

Sekali peristiwa, Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut orang Libertini. - Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. - Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat.
(Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.


Yesus mempersiapkan para murid terhadap permusuhan. Ancaman-ancaman yang menghadang mereka antara lain adalah ketakutan untuk tampil berbicara di depan pengadilan umum, pertengkaran di antara keluarga dan pengkhianatan serta kebencian. Namun, jika mereka bertahan sampai pada kesudahannya, mereka akan selamat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)


"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, "Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semua itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Stefanus (dari bahasa Yunani) berarti mahkota. Dia dikenal sebagai martir pertama. Dia telah berani memberi kesaksian tentang imannya. Ia tidak lari dari kenyataan yang sulit. Memang karena nama Yesus, ia dibenci. Dia mati dirajam, dilempari dengan batu sampai mati. Tetapi, kematiannya melahirkan kehidupan. Kemartiran membuahkan mahkota keselamatan. Tepatlah, pestanya dirayakan sehari setelah kelahiran Yesus. Yesus datang tidak dengan tangan kosong; Ia membawa mahkota kehidupan. Stefanus telah menerima mahkota tersebut.

Doa Malam


Tuhan Yesus, sungguh luhur kedatangan-Mu yang membawa damai dan pengampunan. Aku terus berusaha menghayatinya dan memberikan maaf kepada sesama yang bersalah walau tidak selalu mudah. Namun, ketika aku berhasil memberi maaf, itu sungguh melegakan hatiku. Terima kasih, Tuhan. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 26 Desember 2011 - 01 Januari 2012

Bacaan Harian 26 Desember 2011 - 01 Januari 2012

Senin, 26 Desember: Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (M).
Oktaf Natal. Kis 6:8-10 – 7:54-59; Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17; Mat 10:17-22.

Kepercayaan Stefanus terhadap Yesus begitu mendalam, sehingga ia tidak takut menghadapi situasi apa pun, sekalipun ia harus mati. Meneladani Stefanus sebagai martir pertama, kita pun ditantang untuk terus mengandalkan Tuhan dengan segala resiko yang harus kita hadapi.

Selasa, 27 Desember: Pesta St. Yohanes, Rasul-Penginjil (P). Dalam Oktaf Natal.
1Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Yoh 20:2-8.

Hubungan Yohanes yang dekat dengan Yesus mendorongnya untuk dengan setia membagikan pengalaman imannya itu melalui karya dan tulisan-tulisannya. Memang, untuk dapat membagikan Yesus kepada orang-orang sekitar dituntut suatu relasi yang dekat dengan-Nya.

Rabu, 28 Desember: Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (M). Dalam Oktaf Natal.
1Yoh 1:5 – 2:2; Mzm 124:2-5.7b-8; Mat 2:13-18.

Allah akan terus mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi orang-orang yang berjalan dalam rancangan-Nya. Kekuatan dan kuasa manusia pasti akan dipatahkan-Nya. Damai dan sukacita akan terus melimpah. Marilah kita hidup dalam rancangan Allah itu.

Kamis, 29 Desember: Hari kelima dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-3.5b-6; Luk 2:22-35.

Simeon adalah orang benar dan saleh yang menanti-nantikan Mesias. Maka, ketika ia bertemu bayi Yesus yang dipersembahkan di Bait Allah, ia mengalami damai sejahtera. Semoga perjumpaan kita dengan bayi Yesus pada masa Natal ini mengubah hidup kita menjadi penuh sukacita.

Jumat, 30 Desember: Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P). Dalam Oktaf Natal.
Kej 15:1-6 – 21:1-3; Mzm 105:1b-6.8-9; Ibr 11:8.11-12.17-19; Luk 2:36-40 (Luk 2:22.39-40).

Yusuf dan Maria mempersembahkan Yesus ke Bait Allah dan kemudian juga memelihara dan mendidik-Nya, sehingga Yesus menjadi kuat, penuh hikmat dan melimpah kasih karunia. Memang, kehidupan iman orangtua mengambil peran penting dalam pertumbuhan iman anak-anak.

Sabtu, 31 Desember: Hari Ketujuh Dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:18-21; Mzm 96:1-2.11-13; Yoh 1:1-18.

Firman telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Melalui Dialah kita mengenal Bapa dan melihat kemuliaan-Nya yang penuh kasih karunia dan kebenaran. Tinggallah kita: apakah mau hidup sesuai dengan kasih karunia dan kebenaran itu?.

Minggu, 01 Januari: Hari Raya Sta. Maria Bunda Allah (P). Dalam Oktaf Natal
Bil 6:22-27; Mzm 67:2-3.5-6.8; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21.

Maria menyimpan segala perkara dalam hati. Ini adalah tanda hidup Maria yang ditandai oleh refleksi untuk memahami kehendak Allah. Kehidupan doa dan refleksi merupakan syarat mutlak bagi orang yang mau hidup sesuai kehendak Allah, karena hanya dalam keadaan seperti itulah orang mudah menangkap kehendak Allah itu.

Hai orang kristiani, sadarilah keluhuranmu!

Hari ini adalah hari kelahiran Penebus kita! Sungguh hari gembira bagi kita, para saudara! Ini bukan waktu untuk bersedih hati, sebab inilah hari kelahiran Hidup sejati! Hidup yang menghapuskan rasa takut akan kematian, membangkitkan kegembiraan serta menjanjikan kelanggengan!

Tak ada orang yang tidak akan kenal kebahagiaan ini. Dasar kegembiraan ini sama bagi semua, yakni: Ketika Tuhan menemukan bahwa tidak seorang pun bebas dari kesalahan, Ia datang untuk mengakhiri maut dan dosa. Ia datang membawa penebusan bagi semua. Maka, hendaklah orang saleh bergembira, karena mahkotanya sudah dekat! Hendaklah orang berdosa bersukacita, sebab pengampunan disampaikan kepadanya! Hendaklah para bangsa menaruh harapan karena dipanggil ke hidup yang sejati.

Ketika tiba waktu yang ditentukan, yakni waktu yang ditetapkan oleh Tuhan dalam rencana yang tak terselami, Putra Allah mengenakan kodrat manusia untuk mendamaikan manusia dengan Penciptanya. Dengan demikian setan, biang keladi kematian, yang pernah mengalahkan manusia, kini dikalahkan oleh kodrat manusia sendiri.

"Kemuliaan kepada Allah di surga" dan mewartakan "Damai di bumi kepada orang yang berkenan kepada Allah." Sebab mereka melihat Yerusalem surgawi dibangun dari para bangsa di bumi. Kalau para malaikat di surga saja merasa terharu karenanya, betapa lagi kita, yang hanya manusia belaka, harus bergembira atas karya cinta ilahi ini.

Saudara terkasih, marilah kita bersyukur kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Putra-Nya, dalam Roh Kudus. Dengan kasih sayang-Nya yang besar Ia mencintai kita dan menaruh belas kasih kepada kita. Dengan memberi hidup kepada Kristus, Ia juga memberi hidup kepada kita. Di dalam Dia kita yang mati karena dosa, menjadi ciptaan dan karya baru dari tangan-Nya. Maka, marilah kita meninggalkan diri kita yang lama dan kebiasaan-kebiasaan yang melekat padanya. Sekarang kita ikut serta dalam kelahiran Kristus dan melepaskan perbuatan-perbuatan daging.

Hai orang kristiani, sadarilah keluhuranmu: Kodrat Allah sendiri ikut kamu miliki. Maka, janganlah membiarkan hidupmu hampa dan jatuh dalam kerendahan semula.

(Sumber: KOTBAH NATAL PAUS LEO AGUNG, Ibadat Bacaan, Bacaan Ofisi 25 Desember - RUAH)

Kobus: Gembala


Kastuba


Kastuba (Euphorbia Pulcherrima) atau Poinsettia, merupakan tanaman hias subtropis yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan Amerika Tengah. Daun bagian atasnya tampak menyerupai bunga berwarna merah yang sesuai untuk hiasan Natal. Kastuba merupakan simbol kebahagiaan, kegembiraan, kecerahan Natal. Di negara beriklim sejuk, kastuba digunakan sebagai tanaman hias pengganti bunga yang sulit didapat di musim dingin.

Kastuba memiliki makna tersendiri dalam ajaran Kristiani. Legenda yang berkembang di Meksiko, jelasnya, selain melambangkan suka cita, warna merah Kastuba menceritakan ketulusan hati umat kepada Yesus Kristus.

Konon, seorang anak dari keluarga tidak mampu ingin memberikan hadiah Natal kepada Kristus. Namun, karena tidak memiliki harta benda, pada malam Natal, anak itu memetik tanaman liar yang ada di pinggir jalan untuk diberikan sebagai persembahan. Ternyata, tanaman itu adalah Kastuba. Setelah dibawa masuk ke dalam gereja, daun-daun tanaman itu berubah menjadi merah.

Ini keajaiban Natal, yang menandakan bahwa kita diingatkan lagi, apa pun yang dipersembahkan asalkan dengan tulus hati dan keseungguhan, Yesus akan memberikan ganti yang jauh lebih besar

Menurut kepercayaan suku Aztek, Kastuba dianggap sebagai lambang kesucian. Hiasan kastuba berwana merah juga dimaknai sebagai harapan adanya perubahan pada hati setiap umat yang merayakan.

Kastuba yang juga dikenal dengan sebutan Flores de Noche Buena atau Flowers of the Holy Night ini termasuk salah satu keluarga Euphorbiaceae dan memiliki beberapa nama lokal lain, seperti pohon merah, puring benggala, denok, godong racun, dan sebagainya.

Salah satu ciri khas kastuba adalah karakteristik warna daunnya yang merah menyala ketika muda, dan berangsur-angsur hijau setelah tua.

Daun kastuba tunggal dan letaknya tersebar, bentuknya bulat telur dengan panjang sekitar 7 - 15 cm dan lebar 2,5 - 6 cm. Ujung dan pangkal daunnya meruncing, bertulang menyirip. Bagian atasanya sering disangka bunga dan permukaan bagian bawahnya berambut halus, panjang tangkai daun 5 - 20 cm.

Kastuba termasuk tanaman yang bandel. Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kastuba juga bisa tumbuh di dataran rendah sampai dataran berketinggian sampai 1.400 meter di atas permukaan laut, meskipun ia lebih cocok ditanam pada ketinggian sekitar 700 meter.

Sabtu, 24 Desember 2011 Sore Menjelang Hari Raya Natal

Sabtu, 24 Desember 2011
Sore Menjelang Hari Raya Natal
(Vigil Mass for Christmas)

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan --- Roma 10:13

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, terimakasih atas hari yang indah ini. Alam semesta memancarkan keindahan-Mu dan mengajak kami juga untuk memancarkan keindahan itu, sehingga semakin banyak orang dapat menikmati keindahan-Mu sendiri. Resapkanlah Sabda-Mu ke dalam hati kami agar Engkau semakin nyata dalam perkataan dan perbuatan kami hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)


"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."

Oleh karena Sion aku tidak akan berdiam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Ul: 2)

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapa-kulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

B
acaan dari Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)

"Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 1:38; 2/4)
Aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)

"Silsilah Yesus, anak Daud."

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" ?yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

MENGAPA SILSILAH YESUS DALAM MATIUS DAN LUKAS BEGITU BERBEDA?


Jawaban: Silsilah Yesus terdapat dalam dua tempat dalam Kitab Suci, Mat 1 dan Luk 3:23-28. Matius menelusuri silsilah dari Yesus sampai Abraham. Lukas menelusuri silsilah dari Yesus sampai kepada Adam. Namun demikian, ada alasan kuat untuk percaya bahwa Matius dan Lukas menelusuri silsilah-silsilah yang sama sekali berbeda. Misalnya, Matius mencantumkan Yakub sebagai ayah Yusuf (Mat 1:16), sementara Lukas mengatakan bahwa ayah Yusuf adalah Eli (Luk 3:23). Matius menelusuri garis keturunan melalui Salomo, anak Daud (Mat 1:6), sementara Lukas menelusuri garis keturunan melalui Natan, anak Daud (Luk 3:31). Kenyataannya, antara Daud dan Yesus, satu-satunya nama yang sama dalam silsilah adalah Sealtiel dan Zerubabel (Mat 1:12; Luk 3:27). Bagaimana menjelaskan perbedaan ini?

Ada orang yang menunjuk pada perbedaan ini sebagai bukti dari kesalahan dari Alkitab. Namun demikian, orang-orang Yahudi menyimpan catatan dengan amat teliti, khususnya dalam kaitannya dengan silsilah. Sulit membayangkan bahwa Matius dan Lukas dapat membangun dua silsilah yang sama sekali berbeda. Bahkan kemungkinan rujukan pada Sealtiel dan Zerubabel adalah menunjuk pada dua orang yang sama sekali berbeda namun memiliki nama yang sama. Matius menyebutkan ayah Sealtiel sebagai Yekhonya, sementara Lukas menyebut Neri sebagai ayah Sealtiel. Adalah normal bagi seorang yang bernama Sealtiel untuk menamai anaknya Zerubabel sesuali dengan orang-orang ternama dengan nama yang sama (lih. Kitab Ezra dan Nehemia).

Penjelasan lain adalah bahwa Matius menelusuri garis keturunan utama sedangkan Lukas memperhitungkan terjadinya "pernikahan kelewian." Kalau seorang laki-laki mati tanpa meninggalkan seorang putrapun, adalah merupakan tradisi untuk saudara dari laki-laki itu untuk menikahi istrinya dan melahirkan anak laki-laki yang nantinya akan meneruskan garis keturunan laki-laki tersebut. Walaupun bisa saja demikian, namun pandangan ini tidak dimungkinkan karena kalau demikian halnya maka setiap generasi dari Daud sampai kepada Yesus akan memiliki "pernikahan kelewian". baru dapat menjelaskan perbedaan di setiap generasi. Ini amat tidak mungkin.

Dengan mengingat konsep ini, kebanyakan sarjana Alkitab yang konservatif menganggap bahwa Lukas mencatat silsilah Maria dan Marius mencatat silsilah Yusuf. Matius mengikuti garis keturunan Yusuf (ayah Yesus secara hukum), melalui Salomo, anak Daud, sementara Lukas mengikuti garis keturunan Maria (keluarga Yesus secara darah), melalui Natan, anak Daud.

Dalam bahasa Yunani tidak ada kata untuk "menantu laki-laki", dan Yusuf dapat dianggap sebagai anak Eli melalui menikahi putri Eli, Maria. Melalui garis keturunan manapun, Yesus adalah keturunan Daud dan karena itu berhak menjadi Mesias. Menelusuri silsilah melalui ibu adalah langka, namun begitu pula kelahiran melalui anak dara. Penjelasan Lukas bahwa Yesus adalah anak Yusuf, "menurut anggapan orang".


Sumber: RUAH, www.gotquestion.org


Sabtu, 24 Desember 2011 Sore Menjelang Hari Raya Natal

Sabtu, 24 Desember 2011
Sore Menjelang Hari Raya Natal
(Vigil Mass for Christmas)

BACAAN PERAYAAN EKARISTI:
Yes 62:1-5; Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Kis 13:16-17.22-25; Mat 1:1-25 (klik disini)

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

Membaca silsilah atau daftar keturunan Yesus Kristus sungguh sangat menarik. Silsilah Yesus dihitung mulai dari Abraham. Kita tahu Abraham adalah bapak umat beriman. Sebab ketika iman Abraham diuji, ia rela menyerahkan Ishak, anak tunggalnya untuk dikorbankan bagi Tuhan. Ketika Abraham hendak membunuh Ishak sebagai korban kepada Tuhan, malaikat Tuhan berkata kepada Abraham supaya jangan membunuh Ishak. Karena perbuatannya itu, Abraham dipuji oleh Allah. Allah berjanji akan memberkati Abraham berlimpah-limpah dan membuat keturunan Abraham sangat banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut. Allah juga mengatakan bahwa oleh keturunan Abraham semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat. Dan janji Allah bahwa keturunan Abraham sangat banyak sudah terbukti. Ada empat puluh dua keturunan dari Abraham sampai kepada Yesus. Dari kenyataan ini pula dapat kita ketahui bahwa keturunan Yesus bermula dari Abraham, seorang tokoh yang sangat dekat dan mencintai Allah.

Saudara-saudari terkasih,

Selain Abraham, ada tokoh lain yang sangat terkenal dalam riwayat keturunan Yesus yakni Daud. Daud adalah raja kedua dalam sejarah Israel. Raja pertama dalam sejarah bangsa Israel ialah Saul. Daud merupakan anak dari Isai. Pada saat dipilih dan diurapi menjadi raja usia Daud masih sangat muda. Daud merupakan anak bungsu dari Isai. Meskipun Daud memiliki tujuh orang kakak laki-laki namun justru Allah memilih Daud yang masih sangat kecil. Karena Allah lebih berkenan kepada Daud daripada ketujuh saudara-saudaranya. Dan sebelum memerintah sebagai raja, Daud terlebih dahulu menjadi pelayan Saul. Dengan kemampuannya bermain kecapi Daud menjadi orang kepercayaan Saul. Saat Saul dihingapi roh jahat, Daud bermain kecapi guna mengusir roh jahat yang ada dalam diri Saul. Lalu Saul pun mati dan digantikan Daud. Pada saat memerintah sebagai raja Israel, raja Daud sangat dekat dan diberkati Tuhan. Kitab Mazmur yang banyak berisi nyanyian maupun doa menjadi bukti kedekatan dan kecintaan Daud pada Allah.

Saudara-saudari terkasih,

Daud merupakan keturunan yang keempat belas dari Abraham. Namun raja Daud melakukan satu kesalahan besar selama hidupnya yakni ketika Daud menghamili isteri Uria yakni Batsyeba. Uria adalah satu satu prajurit dari raja Daud yang hebat dan kuat. Setelah mendengar Batsyeba hamil, Daud menjadi takut. Karena itu Daud berniat tidak baik dengan cara mau membunuh Uria. Daud menyusun sebuah rencana jahat dengan menyuruh Moab untuk menempatkan Uria pada barisan terdepan pasukan perang. Uria pun meninggal dunia. Daud sadar dan minta ampun kepada Tuhan setelah diperingatkan oleh nabi Natan. Tetapi akibat perbuatan Daud menyebabkan Allah marah. Daud melakukan perbutan yang hina dihadapan Allah. Sebab Daud tidak saja mengambil Batsyeba menjadi isterinya namun Daud juga membiarkan Uria suami Batsyeba meninggal di medan perang. Dan akibat perbuatanny itu, Daud menerima malapetaka. Salah satu malapetaka yang menimpa Daud ialah kematian anaknya yang pertama dari bekas isteri Uria yaitu Batsyeba. Selain itu, isteri-isteri Daud diambil dan diberikan kepada orang lain.

Saudara-saudari terkasih,

Pertanyaan kita adalah: apakah makna dari silsilah Yesus bagi kita? Pertama, dari silsilah Yesus kita belajar bahwa ada orang-orang tertentu dalam keturunan Yesus yang berperilaku jahat. Misalnya, Daud yang mengambil isteri Uria dan membiarkan Uria terbunuh. Barangkali ada juga nenek moyang kita yang perilakunya jahat dan kejam. Tetapi walaupun kita memiliki nenek moyang yang jahat, kita tetap bisa menjadi orang baik dan suci berkat rahmat dan kasih karunia Allah. Kita bisa tampil beda dari yang lain asalkan kita mau mengandalkan Tuhan. Kedua, rahmat Allah tidak bisa dihalang-halangi oleh dosa sebesar apapun dosa manusia. Masih ada nenek moyang dalam silsisilah Yesus yang berbuat dosa bahkan dosa yang berat. Namun rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia tetap terlaksana. Barangkali ada juga keluarga kita atau termasuk orangtua kita sendiri yang berbuat jahat. Hal ini tidak mempengaruhi hidup kita. Sebab keselamatan tidak datang dari keturunan kita. Keselamatan bersifat pribadi. Artinya kita bisa selamat jika kita percaya dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

Saudara-saudari terkasih,

Gelombang, badai, taufan; berbagai problema hidup sering datang menerpa kehidupan kita tanpa kita duga sebelumnya. Kadangkala hidup kita remuk redam, hancur lebur, pecah berpuing-puing membuat kita tak berdaya, tak sanggup bertahan hidup lagi. Dalam situasi seperti itu kita perlu diam, kita perlu menguatkan batin serta iman kita; agar kita tidak mengambil keputusan yang salah, yang justru menambah parahnya permsalahan yang hita hadapi. Maka hendaknya kita diam, hening, tenangkan batin, kuatkan iman dan pusatkan perhatian pada Tuhan. Membiarkan Allah Bapa dan Roh Kudus berkarya dalam diri kita. Dan semoga Tuhan Yesus, membimbing langkah kita mengikuti kemana pun Yesus menghendaki kita pergi. Dan marilah, kita membayangkan sekiranya peristiwa itu menimpa diri kita. Bagaimanakah sikap dan keputusan kita? Sama dengan Yusufkah, akankah kita mengambil sikap yang jelas, tulus seperti Yusuf ?

Peristiwa Yusuf, tunangan Maria, yang didatangi oleh malaikat Tuhan, dan menasehatkan agar mengambil Maria sebagai isterinya tentu merupakan sikap yang melawan arus. Bukan hanya pada jaman sekarang, melainkan pada jaman dulu, pada waktu itu pun sudah dinilai sebagai melawan arus. Adalah kerahusan yang tidak masuk akal, mengambil seorang gadis yang sudah mengandung, bukan dari darah dagingnya sendiri. Harga diri sebagai lelaki pastilah terusik dan berontak. Pribadi Yusuf yang tulus hati, yang terbuka akan karya Allah memungkinkan sejarah keselamatan terlaksana seturut kehendak Allah. Dewasa ini banyak orang merasa kebebasannya terganggu, kalau memiliki sekian banyak keharusan. Seperti misalnya: harus bekerja setiap hari, harus mengikuti Misa Kudus ke gereja setiap hari minggu, harus pantang dan puasa harus berdoa setiap hari. Ketaatan menjadi masalah, mengganggu; apalagi dikaitkan dengan agama dan Allah. Yusuf telah mengatasi itu semua, Yusuf setia pada kehendak Tuhan atas dirinya.

Dari bacaan Injil sore menjelang Misa Malam Natal hari ini tampak bahwa Santo Yusuf memang tipe orang kudus yang banyak diam, tidak menonjolkan diri. Orang yang tulus hati, lurus hati, banyak kerja, sedikit bicara. Ia tidak suka berdebat, berbantah, berdiskusi yang aneh-aneh dan tidak-tidak. Ketika ia berencana mau menceraikan Maria, dengan maksud agar Maria tidak dipermalukan di depan umum, malaikat Tuhan mendatanginya dan menyuruhnya untuk mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf tidak menolak, Yusuf menerima kehendak Tuhan, tanpa tanya dan tanpa mengajukan syarat. Langsung mengiyakan dan menerima kehendak Tuhan atas dirinya. Menjadi orang yang tulus dan lurus hati, setia dan bijaksana adalah tidak mudah untuk jaman ini. Banyak orang lebih suka bicara, omong, komentar; tetapi tidak suka bekerja, malas bekerja. Orang lebih suka berbuat semaunya sendiri dan pandai mencari dalih untuk membenarkan diri.

Peristiwa yang dialami oleh Bunda Maria yakni mengandung tanpa suami bukanlah perkara yang mudah. Orang Israel mempunyai hukum yang jelas dan tegas bahwa setiap perempuan yang mengandung tanpa suami akan dihukum dengan cara dirajam. Seorang perempuan dianggap berzinah jika mengandung tanpa memiliki suami yang sah. Dirajam berarti orang itu dilempari dengan batu sampai meninggal. Dan Bunda Maria waktu itu sudah mengandung dari Roh Kudus. Hal ini sangat sulit untuk diterima dan dipahami oleh orang Israel. Karena peristiwa semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya. Maka tak mengherankan bila Yusuf secara diam-diam ingin menceraikan Maria. Yusuf bisa saja berpikir bahwa Maria adalah wanita yang tidak setia dan tidak bisa menjaga dirinya. Namun oleh kuasa dan rahmat Tuhan, Bunda Maria bisa melewati setiap masalah yang menimpa dirinya. Dan Yusuf pun bersedia mengambil Maria menjadi istrinya.

Banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Ada peristiwa atau kejadian tertentu yang sulit untuk kita pahami. Kita bertanya-tanya dalam hati mengapa hal itu terjadi dalam hidup kita. Seperti yang dialami oleh Bunda Maria dalam cerita di atas. Bunda Maria mau atau tidak mau harus menerima tawaran Allah. Dia harus rela mengandung dalam usia yang sangat muda. Bunda Maria juga mengorbankan kesenangan pribadi demi terlaksananya karya dan kehendak Allah. Walaupun Bunda Maria orang yang saleh dan suci, namun masalah demi masalah terus menghampirinya. Hal ini menyadarkan kita bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, masalah yang kita hadapi justru bertambah sulit. Namun satu yang pasti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian.

REFLEKSI:

Apakah aku bersyukur atas nenek moyangku ataukah aku merasa diri hina dan minder karena berasal dari keturunan yang kurang baik?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus Kristus, sebagai manusia Engkau lahir dan berasal dari sebuah keturunan yang panjang dan berlika-liku. Ajarilah kami agar kami juga menghormati dan mensyukuri nenek moyang kami meskipun mereka berbuat dosa. Semoga kami mampu tampil sebagai manusia baru. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.


diolah dari RH Lumen Indonesia

Alasan Gingerbread Selalu Hadir Ketika Natal


NATAL tiba esok hari di tengah keluarga. Keceriaan tentu semakin lengkap dengan sajian kue gingerbread.

"Gingerbread memang sengaja dikeluarkan saat Natal , bisa dibilang gingerbread adalah kue khas Natal ," kata Chef Farah Quinn kepada okezone saat ditemui di Hotel Century, Senayan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Menurutnya, Indonesia bisa dibilang telat untuk mengenal popularitas kue gingerbread pada beberapa tahun terakhir. Pasalnya, kue ini merupakan kue tradisional negara-negara Eropa dan Amerika.

"Kue gingerbread mengapa selalu ada di musim Natal? Karena kalau di negara-negara Eropa, Bulan Desember atau musim Natal tiba selalu di musim salju. Unsur utama kue tersebut adalah jahe, yang bisa menghangatkan tubuh manusia," tambahnya.

Ia mengakui, kue ini masih jarang ditemukan. Sementara di luar negeri, hampir semua tempat menjajakan kue ini menjelang Natal. (tty/Okezone)

Renungan Natal: Sinar di Ujung Lorong

Sinar di Ujung Lorong


(Kompas.com, 24 Desember 2011) Lorong itu panjang, sempit, dan gelap. Masuk ke dalamnya mirip pengalaman naik kereta api petang hari dari Gambir menuju Bandung, dengan lampu mati dalam gerbong.

Ketika masuk terowongan Sasaksaat, kegelapan mencekam. Anak-anak menjerit, penumpang putus asa karena tak ada pemimpin perjalanan yang menunjukkan muka. Situasi serupa terjadi pada negara yang sudah hampir berusia 70 tahun ini, tetapi tak juga menyediakan masa depan cerah. Serba gelap. Tiada tokoh bangsa yang mengemuka. Pertanyaan yang muncul: "Siapakah yang membawa sinar di ujung lorong?"

Bayangkanlah suatu daerah primitif dan terbelakang yang kekurangan air di musim panas dan kebanjiran di musim hujan, sementara seluruh bangsa tidak merasa terpanggil mengatasi kuasa alam. Baru setelah bisa menggunakan akal budinya, manusia membendung sungai untuk menjaga ketersediaan air dan mengendalikannya agar tidak banjir. Bangsa yang lebih maju bisa mengadakan hujan buatan demi kesuburan tanah.

Kita masih tinggal di lorong sempit dan panjang, kekurangan sinar untuk mencerahkan akal budi sehingga mampu bekerja sama dengan alam untuk kesejahteraan bersama. Kita serakah menebangi hutan dan menghancurkan masa depan Nusantara.

Betapa republik ini haus akan pemimpin-pemimpin yang maju pikirannya dan masak mentalnya untuk melakukan apa pun demi kebaikan bersama. Pelita yang dinyalakan melalui Mukadimah UUD 1945 telah lama padam.

Waktu proklamasi kemerdekaan, kita memimpikan suatu bangsa yang maju kebudayaannya. Namun, hingga beberapa puluh tahun bangsa kita terpuruk di lorong panjang dan gelap. Udara pengap oleh asap rokok tanpa pengaturan karena ayatnya hilang dari UU yang dibicarakan dengan susah payah dan makan biaya. Orang sulit berjalan karena lalu lintas tidak hanya padat tanpa disiplin, tetapi juga dirusak justru oleh mereka yang wajib menjaga kelancaran perjalanan.

Kampung, pedesaan, dan perkotaan diganggu oleh banyak petugas yang mengajari penduduk mengambil bagian dalam korupsi sejak kecil sampai dimakamkan. Sekelompok politisi yang berjulukan ”wakil rakyat”, anggota badan eksekutif ataupun yudikatif menyerahkan diri kepada cara menyelenggarakan negara yang sarat dengan sangkaan korupsi.

Bahkan, dengan pelbagai dalih urusan keyakinan dan agama, semua dibiarkan tunduk terhadap nafsu kekuasaan dan hasrat egoistis kelompok penuh kekerasan sehingga menjarah dan membunuh pun dihalalkan.

Dalam lorong seperti ini ada kelaparan akan kesetaraan dan demokrasi untuk penyelenggaraan negara, melampaui pidato yang dikemas apik dan diucapkan pejabat berdandan rapi.

Merindukan terang

Kenyataannya, lorong panjang republik ini digelapkan oleh berjubelnya pejabat yang oleh sebagian UU dan peraturan daerah diuntungkan, bahkan dalam hal memperkaya pribadi atau kelompok. Dengan demikian, semakin lenyaplah harapan datangnya akhir dari masa gelap.

Kehausan itu tak juga terpenuhi dengan keringnya masyarakat kita dari tokoh pembela rakyat. Jeritan para nestapa di lorong yang menyesakkan dan paraunya suara demonstran— bahkan sampai membakar diri seperti Sondang—tak juga menyalakan lilin kecil pembawa sinar di lorong sempit ini.

Sajak, lagu-lagu, dan film-film itu seharusnya mengisyaratkan semakin meluapnya kehausan dan kelaparan akan "tibanya langit dan Bumi Pertiwi yang baru" itu agar lorong panjang dan gelap dalam perjalanan bangsa ini segera berakhir.

Ada sejumlah orang mengusahakan hukum ditegakkan dengan tepat, pemerintahan yang efektif, perwakilan rakyat yang tahu diri, penegakan hukum yang tepat guna, ekonomi yang berhasil guna. Namun, gelap dan panjangnya lorong ziarah bangsa ini masih berlanjut karena kita kekurangan orang yang secara lahir batin menyatu dengan penderitaan rakyat serta siap membalikkan langkah pejabat-pejabat yang "keblinger".

Situasi serupa terjadi ketika Yohannes Baptis tampil di permukaan Tanah Terjanji sekitar 21 abad lalu. Ia berani mengoreksi Herodes, yang namanya saja raja, tetapi sesungguhnya orang yang lunak dalam menghadapi rengekan keluarga dan rasa nikmat dagingnya sendiri serta lumpuh menghadapi intrik partai Herodian-nya.

Dia menantang rakyat untuk bertobat kalau tidak mau binasa bersama. Iman dipaparkannya dalam kesatuan dengan kesejahteraan seluruh rakyat, dan tidak dibekukan dalam ritual dan etiket kosmetis. Itulah saat yang tepat bagi Bapa Umat Manusia untuk mengirimkan Anak-Nya, dengan risiko bahwa kemuliaan surgawi ditanggalkan-Nya untuk masuk dalam darah daging kemanusiaan.

Hanya dengan menyatu di tengah bangsa manusia yang menderita itulah penebusan manusia dapat benar. Maka, Ia mau jadi kanak-kanak dalam lingkungan sederhana. Itulah yang diperingati dalam Natal, tanpa pernik-pernik kenes dari ekonomi yang menunggangi agama.

Surat Philippi 2: 5-11 mengingatkan bahwa penjelmaan menyebabkan segala insan dan alam semesta berlutut ketika Yang Mahamulia mendekatkan dan menyatukan diri dengan manusia yang papa di mana pun. Misteri ini juga seharusnya bergema kala mengucapkan "selamat Natal".

Ia datang sebagai Sang Cahaya yang bersinar di ujung ziarah umat manusia. Kita dipanggil untuk menjadi saksi-Nya: agar sinar asa menerangi hidup pribadi, keluarga, pekerjaan, dan perjuangan bangsa kita. Selamat Natal!

(BS Mardiatmadja SJ, Rohaniwan)

Minggu, 25 Desember 2010 Hari Raya Natal (Siang)

Minggu, 25 Desember 2010
Hari Raya Natal (Siang)

Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat ---- Yes 55:6


Antifon Pembuka (Yes 9:6)

Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.

Doa Renungan


Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia secara mengagumkan, namun secara lebih mengagumkan lagi Kaubaharui dia. Kami mohon, Kauperkenankan ikut ambil bagian dalam keallahan Dia, yang berkenan mengenakan kemanusiaan kami. Dialah yang hidup dan berkuasa
bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)


"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."

O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (1:1-6)


"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."

Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya

Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)


"Firman telah menjadi manusia."

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 97:3)

Segala ujung bumi menyaksikan penyelamatan oleh Allah.

Renungan



Orang tua itu kalau ngomong sedikit-sedikit Tuhan, sedikit-sedikit Tuhan. Tuhan kok sedikit. .... Emangnya gampang soal yang ilahi dan kekal, awal dan akhir, Alfa dan Omega!

Pernyataan "pada mulanya" (Yoh 1:1) searti dengan "pada mulanya" saat Allah menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1). Ungkapan itu tidak menunjuk pada titik waktu tertentu, tetapi kekekalan yang tidak mengenal periode waktu dan sudah berada sebelum adanya waktu. Jadi, perkataan "pada mulanya adalah Firman" merujuk pada kekekalan Firman. Firman itu kekal adanya, mempribadi dan bersama-sama dengan Allah. Artinya, Firman itu berelasi dan dalam kesetaraan dengan Allah sehingga berhakikat Ilahi dan disebut Allah. Firman itu memiliki hidup kekal dan keabadian hidup Ilahi itu dimanifestasikan sebagai terang yang membawa pencerahan bagi dunia. Dengan demikian Firman itu telah memasuki dan berperan aktif dalam dunia, tetapi tidak menjadi identik dengan dunia. Firman itu datang ke dunia lewat penjelmaan-Nya: "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita." Firman itu menjelma dan menyatakan diri dalam pribadi manusia yang kelihatan. Artinya, DIa ambil bagian dalam darah dan daging manusia dengan keterbatasan ruang dan waktu, juga kendala-kendala fisik seperti rapuh, lapar, menderita, dan mati. Kata Yunani sarx berarti "daging", yang merujuk pada hakikat manusia dalam segala kelemahannya. Sedangkan kata Yunani eskenosen atau "diam" sebenarnya berarti "membuat kemah". Sebagaimana kemah itu bukan tempat tinggal permanen dan hanya sementara, demikianlah halnya Yesus hadir dan berkemah di dunia untuk sementara. Dalam Perjanjian Lama, Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya dengan diam dalam Tabut Perjanjian di Bait Allah. Injil Yohanes memaparkan bahwa Allah diam di antara kita dalam diri Yesus Kristus.

Berkat penjelmaan-Nya dalam diri Yesus yang diam di antara kita, kini Allah yang tak kelihatan dan misteri itu dapat kita lihat. Demikianlah Allah, melalui Yesus telah mewahyukan diri kepada manusia. Karena itu, sebagai pengikut Kristus, percayalah dan tak perlu bimbang bahwa Yesus adalah Imanuel, Allah yang menjelma dan tinggal beserta kita.



Inspirasi Batin hal 761

Minggu, 25 Desember 2010 Hari Raya Natal (Pagi)

Minggu, 25 Desember 2010
Hari Raya Natal (Pagi)


Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1:14)


Antifon Pembuka (Yes 9:2.6; Luk 1:33)

Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita. Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal dan kerajaan-Nya takkan berakhir.

Doa Renungan

Allah Bapa yang maharahim, kami mengucap syukur Kau perkenankan bersama-sama merayakan Natal ini, yang merupakan bukti cinta kasih dan belas kasih-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, lahirkanlah kembali Putra-Mu di dalam diri kami dan di tengah masyarakat kami, agar kami semakin menghayati Allah Beserta kami, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa, bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)


"Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."

Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".

Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.

Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)


"Oleh kasih karunia- Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"

Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)

"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."

Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Za 9:9)

Bersorak-sorailah, hai Puteri Sion, bergembiralah, hai puteri Yerusalem. Lihatlah, Raja-mu, Penyelamat dunia, datang, kudus dan jaya.



Renungan

"Selamat Hari Raya Natal!" Ucapan ini pasti terungkap dalam setiap pertemuan kita dengan umat Katolik mana pun pada hari ini. Ya, Selamat Natal. Kami pun mengucapkannya kepada Anda sekalian. Hanya saja, mari kita merenung sejenak: Apakah ucapan ini muncul hanya sebagai basa-basi saja? Atau, sekadar rutinitas tahunan merayakan Natal? Atau kita memang mengucapkannya, karena kita merasakan ada sesuatu yang indah di masa Natal ini?Sejenak, kita merenungkan hal itu lewat bacaan Misa Fajar. Dalam bacaan Injil ada kisah tentang para gembala dan Maria, Ibu sang Juruselamat kita. Mereka pun "merayakan Natal" pada waktu itu, bahkan Natal yang sesungguhnya. Apa yang mereka rasakan pada waktu itu?

Gembala-gembala adalah kelompok-kelompok orang yang tersingkir dalam masyarakat. Namun, justru orang-orang ini yang dipilih Allah, untuk melihat, mendengar dan memberitahukan tentang kelahiran Sang Mesias ini (bdk. ay. 15, 17, 19). Mereka menjadi saksi mata dan "juru bicara" Allah tentang Natal yang pertama ini. Sungguh aneh, bahwa Allah memilih orang-orang yang tersingkir dalam masyarakat untuk menjadi perantara pernyataan ilahi. Apa pengaruh "Natal" bagi para gembala dan orang-orang Betlehem? Orang-orang Betlehem heran dan takjub mendengar cerita para gembala (ay. 18). Hanya saja, mereka berhenti pada keadaan ini. Perasaan takjub tidak diiringi oleh sikap ingin tahu dan memperdalam berita gembira itu lebih lanjut. Mereka diam, dan akhirnya tidak ada makna apa pun yang mereka bawa. Dengan demikian, kehadiran Mesias hanya dipandang sebelah mata. Karena itu, mereka tidak mengenal tuhannya dan iman mereka tidak berakar sama sekali. Sedangkan para gembala, mereka pulang sambil memuji dan memuliakan Allah (ay. 20). Sayang, sikap mereka tidak berbeda dari orang-orang Betlehem. Kegembiraan mereka hanya sesaat saja, untuk kemudian melupakannya.

Maria, Ibu Tuhan, pun mengalami keheranan dan takjub akan cerita para gembala ini. Apalagi, Bunda Maria melihat apa yang disampaikan Gabriel sewaktu menerima Kabar Gembira, sampai saat Yesus dilahirkan, sesuai dengan kenyataan. Bahkan nama yang dinyatakan malaikat itu, memang diberikan kepada Yesus.

Maria takjub dan heran, tapi tidak berhenti. Ibu Maria menyimpan semua perkara itu dalam hatinya dan merenungkannya (ay. 19). Ibu Maria ingin menemukan lebih dalam lagi pengalaman iman ini. Maria menemukan "rahasia ilahi" dari peristiwa tersebut. Kehidupan Yesus, Putra Allah yang sederhana dan tersingkirkan, agung dan mulia, menjadi tindakan Allah yang ingin membela orang-orang yang hina dan dianggap rendah. Sikap Bunda Maria ini menunjukkan contoh pengikut Kristus yang sejati. Dalam keheranannya, Maria tetap setia menjalankan perintah Bapa dan bahkan mengikuti perjalanan Putra-Nya sampai di bawah Salib. Bahkan, Ia menjadi pendamping orang-orang percaya yang ada di Yerusalem.

Sekarang, bagaimana tanggapan kita sendiri tentang "Natal" ini? Apakah kita seperti para gembala, senang pada perayaannya, tapi setelah Masa Natal dilewati, lalu hidup kita kembali "apa adanya" tanpa semangat baru untuk lebih baik lagi dalam mengimani Yesus? Dan tentunya, lalu kita pun tidak berbuat apa-apa lagi untuk tetap menyebarkan kabar gembira ini dalam sikap dan kehidupan kita? Ataukah kita seperti Ibu Maria, menyambut Natal (kelahiran Yesus) dengan sukacita, merenungkan terus dalam hidupnya dan berbuah lewat kesetiaannya dalam mendampingi Putranya hingga di bawah salib? (lih. Yoh 19:25-27)? Bahkan menjadi pendamping untuk orang-orang lain yang mengimani Kristus?

Ucapan "Selamat Hari Raya Natal!" semoga bukan sekadar ungkapan basa-basi di mulut kita; bukan sekadar rutinitas yang dilakukan sekali setahun, melainkan ungkapan semangat membaharui diri dan mengembangkan iman menjadi lebih semangat, militan dan berdayaguna di dalam gereja dan masyarakat.

(PAH-RUAH)

Sabtu, 24 Desember 2010 Hari Raya Natal (Malam)

Sabtu, 24 Desember 2010
Hari Raya Natal (Malam)

"Hari ini hari kelahiran Penebus kita. Ia datang membawa penebusan bagi kita semua." St Leo Agung


MAKLUMAT KELAHIRAN YESUS


Maklumat tentang kelahiran Yesus Kristus Penyelamat dunia. Beribu-ribu abad sesudah bumi dan segala isinya diciptakan; delapan belas abad sesudah Abraham menanggapi panggilan Allah; dua belas setengah abad sesudah Musa diutus Allah untuk mengantarkan umat Israel ke tanah yang dijanjikan; sepuluh abad sesudah Daud dipilih Allah menjadi raja umat-Nya; lima abad sesudah sisa umat Allah diantarkan kembali dari pembuangan Babel; sesudah kegenapan masa tiba, waktu Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk mengadakan cacah jiwa di seluruh wilayah kerajaannya. Maka sesudah dikandung Perawan Maria oleh kuasa Roh Kudus, lahirlah di Betlehem daerah Yehuda, Yesus Kristus, Putera Bapa, untuk menyelamatkan manusia.

Antifon Pembuka (Mzm 2:7)

Tuhan bersabda kepada-Ku, “Engkaulah Putra-Ku, hari ini Engkau Kuputrakan.”

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahaagung, kami memuji nama-Mu, karena Engkau membuat malam suci ini bermandikan cahaya sejati. Sinarilah hati kami dengan cahaya-Mu itu, agar lewat sabda-Mu pada malam ini kami semakin memahami misteri penyelamatan-Mu di tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (9:1-6)

"Seorang Putera telah dianugerahkan kepada kita."

Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorai, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-3.11-13)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyikanlah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14)

"Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang."

Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya

Ayat: (Luk 2:10-12; 2/4)
Kabar gembira kubawa kepada-Mu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus
.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:1-14)

"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Komuni (Yoh 1:14)

Sabda telah menjadi manusia, dan kita melihat kemuliaan-Nya.

Renungan


Santo Lukas mengisahkan kelahiran Yesus sebagai warta keselamatan untuk hari ini: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat......" (Luk 2:11). Dan bagi Rasul Paulus, Yesus yang lahir itu adalah "kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia", yang nyata.

Namun kita bisa langsung bertanya, di mana keselamatan yang disebut nyata itu dapat kita lihat, kita kita jumpai dan kita rasakan? Bukankah setiap kali yang nyata itu, yang dapat kita lihat, jumpai, dan rasalah justru yang sebaliknya? Bukan keselamatan yang (semakin) nyata, tetapi yang sebaliknya yang (semakin) nyata. Bolehlah disebut satu dua contoh: sepuluh atau lima belas tahun yang lalu kosa kata "perdagangan manusia" tidak pernah kita baca. Sekarang masalah perdagangan manusia adalah salah satu persoalan yang paling melukai kemanusiaan. Putaran uang dalam perdagangan manusia --menurut salah satu sumber---- lebih besar dari perdagangan narkoba. Sepuluh atau lima belas tahun yang lalu kosa kata lain seperti "kekerasan dalam rumah tangga" juga belum umum. Sekarang --- sekali lagi menurut salah satu sumber --- selama lima tahun terakhir ini, kekerasan dalam rumah tangga meningkat hampir seratus persen. Belum lagi kalau kita melihat angka pengguguran (=aborsi) di Indonesia, yang termasuk negara yang paling tinggi angkanya. Bukan hanya martabat manusia yang tidak dihormati, bahkan hidup sendiri tidak (terlalu) dihargai.

Dalam keadaan nyata seperti inilah kita merayakan Natal. Itu berarti, di tengah-tengah kenyataan seperti itulah Yesus (di)lahir(kan) kembali agar kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia menjadi sungguh nyata. Rasul Paulus memberi nasihat yang amat praktis sekaligus kabur, yaitu dengan "rajin berbuat baik" (Titus 2:14). Justru karena kabur, nasihat ini dapat ditafsirkan secara kreatif.

Silahkan mencari bentuk yang sederhana dari "rajin berbuat baik", dan kemudian menjalankannya, khususnya ketika hidup tidak sangat dihargai dan martabat manusia tidak dijunjung tinggi.

Mgr. Ignatius Suharyo -- Inspirasi Batin 2011 hal. 749




Homili Hari Raya Natal (Rm Agus Widodo, Pr)

Saudari dan saudaraku yang terkasih dalam Kristus,

Setiap tahun, kita selalu merayakan Natal. Mungkin, ada di antara Anda yang sudah merayakan natal lebih dari 50x karena Anda menjadi Katolik sudah 50 tahun lebih dan setiap natal pasti merayakannya. Saya sendiri, merayakan natal belum ada 30x dan memimpin Misa Malam Natal baru 3x. Pertanyaan saya: Anda bosan tidak merayakan Natal setiap tahun? ……. Pasti tidak. Mengapa? Karena Natal adalah kesempatan yang istimewa. Begitu istimewanya, beberapa orang yang jarang ke Gereja pun, selalu menyempatkan diri untuk mengikuti Misa Natal. Maka, kalau Minggu biasa, Gereja tidak pernah penuh tetapi setiap kali Natal (dan Paskah) selalu penuh, bahkan mbludag.

Sekarang, pertanyaan saya kembangkan: apa sih istimewanya Natal sampai-sampai kita rela mengurbankan banyak hal untuk merayakannya? Natal adalah peristiwa lahir dan hadir-Nya Yesus, Sang Putera Allah, ke dalam dunia, sekitar 2000 tahun silam. Pada waktu itu, Ia sungguh-sungguh lahir secara historis. Hal ini dibuktikan dengan data-data sejarah, termasuk yang disampaikan oleh Lukas dalam Injil (Luk 2:1-14). Pemerintahan kaisar Augustus, peristiwa sensus di Betlehem dan pemerintahan Kirenius sebagai wali negeri adalah data-data sejarah. Artinya, kehadiran Yesus sungguh-sungguh terjadi dalam ruang dan waktu, bukan hanya dongeng atau rekaan semata. Bukankah ini istimewa karena dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya, Allah berkenan hadir dan tinggal di tengah-tengah kita secara nyata?

Keistimewaan itu semakin bertambah ketika kita menyadari untuk apa Yesus hadir dan tinggal di tengah-tengah kita? Untuk apa “seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera diberikan untuk kita?” (Yes 9:5). Dia hadir di tengah-tengah kita untuk menganugerahkan damai sejahtera sehingga, “damai sejahtera tidak akan berkesudahan … karena ia mendasarkan dan mengokohkan dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (Yes 9:6). Natal adalah perayaan hadirnya Sang Raja Damai. Ia datang tidak untuk menghukum dan membinasakan kita, orang-orang berdosa yang seharusnya memang dihukum dan dibinasakan, tetapi untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Itulah makanya, St. Paulus mengatakan, “sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia” (Tit 2:11). Bukankah ini istimewa, kalau Putera Allah hadir dan tinggal di tengah-tengah kita untuk memberikan damai sejahtera dan menyelamatkan kita?

Dan yang paling istimewa adalah peristiwa hadirnya Yesus itu terjadi pada hari ini. “Hari ini, telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan” (Luk 2:11). Jadi, Yesus hadir dan tinggal di tengah-tengah umat-Nya tidak hanya 2000 tahun silam tetapi juga hari ini dan di sini, tidak hanya di dalam gereja ini atau di gua natal di samping itu tetapi di hati kita masing-masing. Istimewa bukan?

Hati adalah simbol pusat pikiran, perasaan dan rohani manusia. Maka hati juga merupakan pusat hidup dan tindakan kita. Di dalam hati pula, kita bertemu dan berbicara dengan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan yang mulia namun juga memiliki banyak kelemahan dan kerapuhan, dalam hati kita selalu bercampur antara kebaikan dan kejahatan, antara berkat dan dosa. Kadangkala hati kita baik sehingga menghasilkan kata-kata, sikap dan tindakan yang baik. Namun, tidak jarang hati kita jahat sehingga menghasilkan kata-kata, sikap dan tindakan yang jahat pula. Nah, dalam suasana hati kita yang demikian itulah Tuhan Yesus berkenan hadir dan tinggal. Oleh karena itu, kehadiran Yesus di dalam hati kita digambarkan dengan kelahiran-Nya dalam palungan.

Hati, sebagai pusat hidup kita selalu berubah, selalu baru. Selama kita hidup, kita selalu bergerak dan berubah, tidak pernah diam dan tetap. Maka, suasana hati kita pun juga selalu baru dan berubah seiring dengan peristiwa dan pengalaman yang terjadi dalam hidup kita. Natal tahun ini, usia kita sudah bertambah satu tahun dari natal tahun lalu. Natal tahun lalu masih kita rayakan dengan suami atau istri tercinta tetapi natal tahun ini suami/istri sudah natalan di surga. Natal tahun lalu anak tidak ada yang pulang, sekarang pulang semua; atau sebaliknya. Natal tahun lalu, belum dianugerahi anak, sekarang sudah. Natal tahun lalu dirayakan bersama pacar tercinta, sekarang bersama mantan pacar alias suami atau istri tecinta. Natal tahun lalu ikut misa natal di Gereja …, dipimpin oleh Romo …, sekarang …. Dan sebagainya … dan sebagainya.

Begitulah, hidup kita selalu bergerak dan berubah. Suasana hati kita juga selalu berubah. Namun, dalam situasi apa pun, natal tetap bermakna. Sebab, dengan merayakan natal berarti kita merayakan dan mesyukuri kehadiran dan penyertaan Tuhan “hari ini” dan “setiap hari” dalam peristiwa apapun, di mana pun kita berada dan bersama siapa pun kita merayakannya. Dan, apa pun situasi hidup dan hati kita, kehadiran Yesus membawa misi yang sama, yaitu keselamatan dan damai sejahtera bagi semua orang.

Itulah keistimewan-keistimewaan natal yang luar biasa kalau kita bisa menghayatinya dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, agar natal ini sungguh menjadi istimewa, tidak sekedar rutinitas: pergi ke gereja dengan baju baru, sepatu baru, gigi palsu baru, dengan rambut yang disemir warna-warni, habis misa salam-salaman mengucapkan selamat natal, pulang ke rumah, pesta atau makan-makan, tukar-menukar kado, ngantuk, tidur … lalu selesai ….

Marilah kita hayati betul-betul bahwa natal sebagai perayaan kelahiran Yesus dalam hati kita ini sungguh merupakan kasih karunia. “Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus.” (Tit 1:12-13).

Marilah, Tuhan Yesus Kristus yang hadir dan tinggal di dalam hati kita, kita beri kesempatan untuk mendidik kita agar kita dapat meninggalkan kejahatan dan keinginan-keinginan duniawi yang membuat kita jatuh dalam dosa. Kita persilakan Tuhan Yesus menerangi hidup kita agar kita menjadi bijaksana, setia mengusahakan keadilan dan semakin tekun beribadah. Menjadi bijaksana berarti, kita – dengan diterangi oleh Tuhan – mampu membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk; serta selalu memilih untuk memikirkan dan melakukan yang baik dan benar, yaitu cinta kasih, damai sejahtera, keadilan dan kerukunan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, status sosial, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, natal ini akan menjadi sungguh-sungguh istimewa karena kita memiliki hati yang baru. Hati yang senantiasa terbuka untuk menjadi palungan tempat Tuhan hadir dan tinggal. Hati yang senantiasa dibimbing dan diterangi oleh Tuhan sendiri sehingga kita menjadi bijaksana: semakin terampil menghindari kejahatan; hanya memikirkan, memilih dan melakukan yang baik dan benar; serta semakin tekun beribadah.


Rm Agus Widodo, Pr. Rata Penuh

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy