| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 20 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Senin, 20 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Salib adalah piala kita yang diangkat demi melawan setan, pedang kita melawan dosa, dan pedang yang dipergunakan Kristus untuk menikam si ular. (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, sebab pada-Mulah kami berharap (Mzm 33:22)

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu, atas anugerah-Mu pada pagi hari ini. Syukur kepada-Mu karena Engkau telah memberikan tanda yang menguatkan kami. Mampukan kami untuk melaksanakan kehendak-Mu seperti telah diteladankan oleh Bapa Abraham. Semoga hari ini kami mampu menangkap kehendak-Mu dan melaksanakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ketika Allah memanggil Abram, ia segera berangkat seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya. Hatinya sangat patuh terhadap sabda. Hati yang mendengarkan Tuhan merupakan sikap dasar hidup Abram di hadapan Tuhan. Ia suka berdoa. Di mana ia singgah, ia membangun mezbah bagi Tuhan. Di situlah ia berdoa dan memanggil nama Tuhan.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9)

"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."

Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan. Lot pun ikut bersama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, segala harta benda milik mereka dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu, sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan. Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negep.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20.22)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia;
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.


Pekerjaan paling gampang ialah melihat kesalahan orang lain, kemudian memberi cap negatif kepadanya. Seolah ia lebih hebat dari orang lain. Inilah kemunafikan zaman ini. Yesus ingatkan, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.” Menghakimi bukanlah tugas kita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri!"

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi. Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Menggosip atau membicarakan orang lain sudah menjadi gaya hidup orang-orang zaman ini. Bagaimana tidak! Mulai dari acara TV sampai dengan lingkup kehidupan kita, tidak ada habis-habisnya orang membicarakan orang lain. Bila yang dibicarakan tentang kebaikan mungkin masih baik tetapi apabila yang dibicarakan yang jelek-jelek saja, itu yang tidak elok. Menghakimi orang lain sangat mudah untuk kita lakukan tetapi kita sering lupa melihat diri kita. Apakah kita sudah baik di mata Allah dan sesama sehingga kita dapat menghakimi? (lih. Yak 4:12)

Doa Malam

Tuhan Yesus, ampunilah kami, bila hari ini kami telah menghakimi dan menilai negatif sesama kami. Tuntunlah kami di jalan kerendahan hati, karena kami pun tidak jauh berbeda dengan mereka. Ke dalam tangan-Mu Tuhan, kuserahkan istirahat kami malam ini. Amin.


RUAH

Minggu, 19 Juni 2011 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 19 Juni 2011
Hari Raya Tritunggal Mahakudus

"Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya". (Tamb. Daniel 3:53)


Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putera Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.

Pengantar

Sebagai orang Katolik, kita mengawali dan mengakhiri doa kita dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” sambil membuat tanda salib. Dengan membuat tanda salib sambil menyerukan nama Tritunggal, kita mempersembahkan diri kita dan segala sesuatu yang kita kerjakan kepada Tritunggal Mahakudus yang kita rayakan pada hari Minggu ini, 19 Juni 2011

Perayaan Tritunggal Mahakudus adalah perayaan kasih. Allah adalah Kasih. Kasih Allah Bapa kepada kita begitu besar sehingga Ia mengutus Putera-Nya, yaitu Yesus Kritus, ke dalam dunia untuk menebus dosa kita. Karena kasih-Nya, Allah mencurahkan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menerangi kita sehingga kita hidup sebagai orang yang diselamatkan, yaitu terus hidup di dalam jalan Tuhan.

Dengan merayakan Trutunggal Mahakudus ini, kita dimotivasi untuk membagikan kasih yang kita terima dari Allah Tritunggal Mahakudus kepada sesama agar banyak orang mengalami sukacita. Tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan dunia hendaknya juga menjadi tugas perutusan kita. Kita hendaknya membagikan kasih Allah, yaitu bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan, kepada sesama kita yang saat ini membutuhkan. Contohnya: kita memberikan kelegaan bagi yang berbeban berat, menunjukkan jalan bagi yang kebingungan, dan penguatan bagi yang sakit. Tuhan memberkati. (Rm Felix Supranto, SS.CC)

Doa Renungan

Allah Bapa kami, Engkau telah mengutus Sabda kebenaran serta Roh pengudus ke dunia. Dengan demikian Engkau mewahyukan kepada kami misteri agung hidup ilahi-Mu. Semoga kami dengan tulus ikhlas mengimani Ketuhanan-Mu Yang Mahaesa dalam tiga Pribadi yang berbeda, yang kami sembah dan kami muliakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (34:4b-6.8-9)

"Tuhan, Tuhan Allah, Engkaulah pengasih dan murah hati."

Pada waktu itu Musa bangun pagi-pagi, dan naiklah ia ke atas Gunung Sinai, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, dan membawa dua loh batu di tangannya. Maka turunlah Tuhan dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa, dan Musa pun menyerukan nama Tuhan. Berjalanlah Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya!" Segera Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah lalu berkata, "Jikalah aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekali pun bangsa ini bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat. (KIDUNG Dan 3:52-56)

1. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus. Kepada-Mu lah pujian selama segala abad.
2. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
3. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah Engkau di bentangan langit. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (13:11-13)

"Kasih karunia Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus."

Saudara-saudara, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Hendaklah kamu sehati sepikir, dan hiduplah dalam damai sejahtera. Maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera, akan menyertai kamu! Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Salam dari semua orang kudus kepada kamu. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. (lih. Why 1:8)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-18)

"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam Anak tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang yang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Dalam Yoh 3:16-18 diutarakan bagaimana Allah sedemikian mengasihi dunia sehingga mengutus Putranya yang tunggal ke dunia untuk menyelamatkannya. Jadi bukan sebarang utusan. Inilah ungkapan kerahiman yang terbesar yang terpikirkan. Diungkapkan dalam ay. 16, "Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal." Kesediaan Putra diutus ke dunia membuat semua ini sungguh terjadi. Dalam kata-kata Injil hari ini (ay. 17-18) "Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia. Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa yang tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."

Di bawah akan disarankan pula bagaimana memahami bacaan pertama, Kel 34:4b-6.8-9 yang menekankan bahwa "Tuhan itu Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (ay. 6) dalam hubungan dengan warta Injil tadi.

TRITUNGGAL YANG MAHAKUDUS


Kesaksian yang terhimpun dalam ayat-ayat itu dapat membantu kaum beriman menyelami iman akan Tritunggal Mahakudus. Dahulu orang memandang dunia ini sebagai drama yang dilakonkan oleh Allah sendiri. Di dalam drama ini ada tiga pemeran. Allah Bapa berperan sebagai "pengasal" tindakan penyelamatan, Allah Putra sebagai "pelaksana"-nya, sedangkan Allah Roh Kudus "melanjutkannya". Ketiga pelaku ini menjalankan peran yang berbeda-beda tapi dengan maksud dan tujuan yang sama, yakni penyelamatan dunia beserta isinya. Pelaku dalam lakon disebut "prosoopon" (Yunani) atau "persona" (Latin) yang diindonesiakan sebagai "pribadi". Arti harfiah kata Yunani dan Latin ialah gambar wajah atau topeng yang dikenakan pelaku sehingga para hadirin langsung menangkap peran mana sedang dijalankan. Cara berungkap dengan bahasa lakon seperti ini dulu mudah menghimbau perhatian orang banyak dan oleh karenanya dipakai untuk menjelaskan karya penyelamatan. Jalan pemikirannya demikian: karya penyelamatan itu berasal dari Bapa dan dilaksanakan oleh Putra yang diutus ke dunia, dan kemudian dijaga keberlangsungannya oleh Roh Kudus. Demikianlah disadari iman mengenai Tritunggal dalam hubungan dengan karya penyelamatan. Di situ dijelaskan inti keilahian pula. Kesatuan antara ketiga pribadi itu sedemikian mendalam sehingga keesaan Allah tidak berubah. Bapa, Putra dan Roh Kudus ialah tiga pribadi dari Allah yang satu.

Masih samakah makna iman akan Tritunggal itu bagi kita dalam masyarakat dewasa ini? Ya. Mereka dulu berusaha semakin mengenali karya penyelamatan di dalam macam-macam keadaan. Begitu pula kita. Yang beraneka ragam ujudnya ialah peluang nyata serta ungkapan untuk ikut serta membangun dunia yang baru, dunia yang bisa dikatakan "semakin diselamatkan" Allah. Percaya bahwa ada karya penyelamatan sendiri sebetulnya sudah dapat menjadi bentuk keikutsertaan dalam karya ilahi itu. Mengimani Tritunggal bukan hanya mengucapkan "aku percaya", tapi juga ikut serta membangun dunia yang makin layak dan menjaganya agar tidak merosot. Itulah arti "selamat" dalam bahasa yang dimengerti orang sekarang. Pemahaman ini dapat membuat iman semakin hidup.

HIDUP KEKAL


Ketiga ayat yang dibacakan hari ini ialah kelanjutan pembicaraan Nikodemus, seorang ulama Yahudi, dengan Yesus (Yoh 3:1-15). Nikodemus percaya bahwa Yesus itu utusan Allah sendiri dan ingin mengenalnya lebih dalam. Yesus membantunya. Perhatian Nikodemus diarahkannya pada warta yang sejak awal disampaikannya kepada orang banyak, yakni Kerajaan Allah sudah datang di dunia dan orang diajak bersiap ikut serta di dalamnya. Kepada Nikodemus diterangkan, syarat untuk ikut serta di dalam Kerajaan Allah ialah dilahirkan kembali dalam air dan Roh. Maksudnya, dibaptis menjadi pengikut Yesus dan membiarkan diri dibawa oleh kekuatan-kekuatan ilahi sendiri - yakni Roh. Dialah yang bakal menuntun ke Kerajaan Allah. Dengan demikian pelbagai kepastian yang hingga kini dipegang erat-erat juga tidak terasa mengikat lagi. Karena Nikodemus tidak segera menangkap, Yesus menjelaskan hal ini dengan cara yang lebih mudah dipahami, dengan merujuk pada keinginan mencapai hidup kekal. Siapa saja yang memandangi yang datang dari atas sana, yakni Anak Manusia, dan percaya kepadanya akan mendapat hidup kekal. Tentu saja Nikodemus mengerti bahwa Anak Manusia ini ialah Yesus sendiri yang sudah dipercayanya sebagai utusan yang datang dari Allah sendiri. Namun masih satu langkah penting lagi: memulai hidup baru di dalam Kerajaan Allah. Itulah pokok pembicaraan dengan Nikodemus yang mendahului petikan yang dibacakan hari ini, yakni ay. 16-18.

Pembaca yang mengikuti pembicaraan tadi akan bertanya, apakah Kerajaan Allah yang diutarakan pada awal pembicaraan dengan Nikodemus tadi, ay. 3 dan 5, sama dengan kehidupan kekal yang disebut dalam ay. 15 dan 16? Yohanes memang bermaksud mengajak pembaca memikirkan pertanyaan itu. Bagi banyak orang "kehidupan kekal" itu gagasan yang langsung memberi isi pada paham keselamatan. Setiap orang mendambakannya. Tapi "Kerajaan Allah"? Hanya dikenal di antara para pengikut Yesus! Di luar itu boleh jadi hanya kalangan murid Yohanes Pembaptis sajalah yang pernah mendengarnya. Yesus mengajak orang bersiap-siap menyongsong Kerajaan Allah yang telah datang. Bagi pengikut-pengikutnya, keinginan yang terdalam tidak berhenti pada gagasan "keselamatan = hidup kekal", melainkan lebih jauh dan terarah pada "keselamatan = ikutserta dalam Kerajaan Allah" bersama dengan Dia yang mengajarkan mengenai Kerajaan ini.

Hidup kekal dapat dititi dengan hidup beragama dan menjalankan ajaran agama dengan baik. Tetapi untuk mencapai kesempurnaan dalam arti masuk ke Kerajaan Allah, perlu ada bimbingan Roh. Begitulah, untuk mendapatkan hidup kekal, Nikodemus sendiri sudah tahu jalannya - sudah diajarkan Musa. Namun, untuk memasuki Kerajaan Allah, dibutuhkan penyerahan diri dan bimbingan Roh.

Pembicaraan dengan Nikodemus itu dapat menjadi cermin untuk mengamati diri: masih mengarah ke yang biasa, yakni "hidup kekal", atau sudah mulai terbuka ke kesempurnaan dalam "Kerajaan Allah"? Yesus sang utusan ilahi memahami keterbatasan wawasan manusia yang sebijak dan sesaleh apapun - Nikodemus itu ulama besar!. Namun ia tetap mengajak melihat ke arah yang lebih sempurna, yakni memasuki Kerajaan Allah. Bagian Injil yang dibacakan hari ini sebetulnya berbicara mengenai keterbukaan pada kehidupan kekal sebagai jalan masuk untuk ikut serta di dalam Kerajaan Allah.

MEMAHAMI KERAHIMAN ILAHI


Dalam bacaan pertama Kel 34:4b-6.8-9 dikisahkan bagaimana Musa memahat dua loh batu untuk menuliskan kembali hukum-hukum yang tadinya termaktub dalam dua loh pertama yang dipecahkan Musa karena melihat umat menari-nari dan menyembah lembu emas (Kel 32:19-20). Pembaruan hukum ini memperlihatkan kebesaran Tuhan, seperti disebutkan dalam Kel 34:6, "Tuhan itu Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setia-Nya". Inilah yang kemudian menjadi dasar dari hukum agama dalam umat Perjanjian Lama selanjutnya. Tidak lagi ditekankan ancaman hukuman turun-temurun bagi mereka yang tidak setia dan menolaknya seperti dalam Kel 20:5 yang mengawali hukum-hukum yang disampaikan sebelum umat menjalankan tindakan penyembahan lembu emas. Ketika umat memang melakukan dosa, memang mereka terhukum. Namun justru dalam keadaan itu Yang Mahakuasa menunjukkan belaskasihan-Nya yang besar. Ancaman hukuman tidak langsung berlaku. Malah diberikan kesempatan untuk kembali. Inilah kebesaranNya.

Agama menunjukkan jalan mencapai "keselamatan" sehingga orang menemukan arti hidup dalam macam-macam keadaan, baik menyenangkan atau menyedihkan. Agama dan iman membuat orang menemukan diri sebagai makhluk di hadapan Yang Ilahi. Dalam pewartaan Yesus, masih ada kelanjutannya, yakni memasuki Kerajaan Allah. Di situ orang belajar mengenali Allah Pencipta sebagai "Bapa", sebagai yang dekat, sebagai yang menghendaki yang terbaik. Dan yang mengajarkannya ialah Putranya sendiri.

Bagi orang Yahudi pada waktu itu, ajaran ini mengejutkan. Mana bisa manusia membayangkan diri diperanakkan Allah! Dan memang inilah kendala warta Yesus. Ia disingkirkan oleh pemuka-pemuka agama Yahudi karena mengajarkan Allah itu Bapa, dan mengakui diri sebagai yang mengenalNya dari dekat. Bagi orang-orang saleh waktu itu semua ini terdengar sebagai hujatan dan pelecehan. Tetapi memang itulah warta Yesus. Ia menawarkan citra yang baru dari Allah. Yang Mahakuasa bisa didekati. Berada di dekatNya berarti ikutserta dalam KerajaanNya.

Para murid Yesus yang pertama ialah orang-orang yang berminat akan warta ini walau belum sepenuhnya mengerti. Baru nanti setelah semuanya terpenuhi, yakni setelah Allah yang dipanggil Bapa oleh Yesus itu membangkitkannya dan memberinya hidup baru, gagasan bahwa Allah ialah Bapa yang Maharahim baru menjadi nyata bagi mereka. Yesus berani mengorbankan diri demi warta ini. Ia mempertaruhkan diri. Dan dia benar. Bapanya menerima dan menunjukkan diri kepada orang banyak bahwa Ia memang seperti yang diajarkan Yesus. Dalam arti inilah Yesus memperkenalkan kerahiman Allah dengan cara yang paling meyakinkan.

Perhatian dan kerahiman Allah memberi wajah baru kepada dunia. Yang bersedia menerima kerahiman ini akan berjalan menuju ke terang, ke ciptaan baru. Para pengikut Yesus dipanggil ke arah hidup kekal dan lebih jauh lagi, untuk menjadi orang-orang merdeka dari kekuatan yang mengekang, dari rasa waswas dan terancam. Kekuatan yang mengekang itu bukan saja dari alam gaib, melainkan amat nyata: ketakadilan, kebodohan, kemiskinan, perkosaan hak-hak azasi, kekerasan. Sebutkan saja kebalikan masing-masing dan di situ akan terlihat apa arti kemerdekaan hidup dalam Kerajaan Allah. Dan orang beriman diajak ikut serta ke sana.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 18 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 18 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

"Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putera-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)

"Aku suka bermegah atas kelemahanku."

Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)

"Jangan khawatir akan hari esok."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di lading, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di lading, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makn? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Dalam kondisi zaman yang seperti ini, wajar sebuah kekuatiran terbersit dalam hati manusia. Tetapi Tuhan ingin memberitahukan hal penting melalui Firman hari ini, bahwa kekuatiran sering 'memacet'kan otak kita untuk melihat hal-hal lain yang lebih besar dari yang kita kuatirkan. Akibatnya anggota-anggota tubuh kita yang lain pun ikut 'macet' dan tidak berfungsi secara optimal sebagaimana layaknya, maka akibat yang lebih besar lagi, kita tidak dapat menemukan kesempatan yang disediakan Allah untuk kita.

Sering kekuatiran akibat tekanan hidup yang berat membuat kita lupa akan kemahakuasaan Allah, menggoyahkan iman kita akan Allah. Janji-janji Allah yang diucapkan pada Firman hari ini, tidak lagi berarti untuk kita. Padahal kalau kita mau membuka 'mata', membuka 'hati', betapa 'kaya'nya alam ciptaan-Nya, Dia tidak mungkin menciptakan makhluk hidup tanpa menyediakan lahan berkat untuk di'garap'. Masih banyak kesempatan dan berkat yang Dia sediakan untuk kita, tinggal bagaimana kita dimampukan untuk melihat dan menggarapnya.


Ya Allah Bapa di Surga, terima kasih untuk janji-Mu dalam Firman-Mu hari ini, bahwa Engkau mengetahui dan menyediakan apa yang aku butuhkan dalam hidup ini. Ajarilah aku untuk percaya dan berpegang teguh pada janji dan kegenapan-Mu. Amin.


Renungan Harian Mutiara Iman 2011

Jumat, 17 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 17 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

Murnikanlah aku, ya Bunda Tersuci, limpahilah aku dengan kasihmu yang suci. (B. Alexandrina Maria da Costa)

Antifon Pembuka

Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu (Mzm 34:6)


Doa Pagi

Yesus, Guru dan Tuhan, rasul Paulus bermegah atas apa yang dialaminya dalam pelayanan. Ia bersukacita karena semuanya itu. Bahkan ia berani bermegah atas kelemahannya sebab dalam kelemahannya itu justru karya keselamatan Allah semakin nyata. Bantulah kami ya Tuhan dalam pelayanan kami hari ini dalam semangat dan teladan rasul Paulus. Amin.

Rasul Paulus memang hebat. Jika ia harus bermegah, maka ia akan bermegah atas kelemahannya. Sebab dalam kelemahannya, semakin tampak bahwa Kristus adalah sumber kekuatannya.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)

"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."


Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Mengumpulkan harta di bumi semata akan sia-sia. Mengapa? Karena pada waktu mati tidak akan dibawanya serta. Sebaliknya, mengumpulkan harta di surga tidak pernah akan percuma dan tak pernah akan dicuri orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)

"Di mana haramu berada, di situ pula hatimu berada."

Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Siapa yang tidak membutuhkan harta dan uang? Yesus hari ini memperingatkan kita untuk selalu berhati-hati terhadap harta yang kita mliki, karena manusia mudah sekali terbuai dengan harta duniawi yang selalu menjebak kepada dosa. Mengapa? Karena harta menjadi pusat dan seluruh perhatian tercurah kepadanya. Harta atau kekayaan selalu mempunyai dua sisi yaitu dapat membawa kepada kebaikan atau kejahatan. “Akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1Tim 6:10). Bagaimana selama ini kita menggunakan harta, khususnya uang?

Doa Malam

Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu sepanjang hari yang hampir lewat. Berkatilah kami dalam usaha untuk mewujudkan kehendak-Mu dalam hidup kami. Dengan demikian hati kami semakin berpaut pada-Mu dan harta itu tidak akan dapat diambil oleh siapa pun. Amin.


RUAH

Kamis, 16 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 16 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

“Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” (Mat 6:8)


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau melihat kami dari dalam persembunyian-Mu dan mengenal persoalan-persoalan yang ada dalam hati kami. Janganlah kiranya sia-sia permohonan kami, tetapi berilah kami kekuatan agar dalam nasib mujur ataupun malang tetap hidup rukun bersama mengikuti teladan Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami, yang hidup dan bertahta sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)

"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."

Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)

1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Berdoalah kalian demikian."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, "Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya dikabulkan karena banyak kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni dosa orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Melly benar-benar bahagia, akhirnya bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Dia ingin segera menyumbangkan ilmu akuntansinya dalam dunia kerja. Dicarinya iklan lowongan kerja dari beberapa harian yang dibelinya. Lumayan ada beberapa lowongan kerja yang sesuai. Namun, kebanyakan mereka mensyaratkan pengalaman kerja minimal dua tahun. Persyaratan ini tidak mungkin terpenuhi karena dia baru saja lulus kuliah.

Tetapi Melly mau mencobanya. Disiapkannya semua berkas lamaran, lalu dikirimkan. Tak lupa Melly menyertai pengiriman berkas lowongan kerja ini dengan doa. Dia membayangkan betapa menterengnya nanti saat dia mengenakan baju kantoran; bukan lagi anak kuliahan. Dan tentunya mulai punya penghasilan sendiri.

Sepuluh hari kemudian dia sudah menerima surat balasan. Setelah dibuka dan dibacanya, lemaslah dia. Lamarannya ditolak karena dinilai belum memenuhi kriteria. Di kamar dia menangis kecewa. Juga kecewa sama Tuhan, karena harapannya tak segera terwujud. Dia merasa sia-sia saja telah berdoa pada Tuhan.

Tatkala mama pulang dari doa lingkungan, ada berita gembira untuk Melly. Pak Anton warga lingkungan yang juga pemilik dealer sepda motor itu membutuhkan tenaga akuntan. Beliau menawari Melly, apakah mau membantu.

Sebenarnya Melly merasa agak gengsi bekerja di dealer sepeda motor. Tetapi, bukankah ini kesempatan baginya? Sambil bekerja mempraktikkan ilmunya, dia bisa menimba pengalaman yang kiranya bisa menjadi batu loncatan untuk peluang kerja berikutnya. Melly tersenyum, rupanya Tuhan telah mendengar permohonan dan doanya, bukan seperti yang dia inginkan, melainkan seperti yang saat itu dibutuhkannya.

Firman hari ini menegaskan, betapa Tuhan sungguh tahu apa yang sebenarnya kita perlukan dan butuhkan, bahkan sebelum kita sendiri memohonnya. Hanya sayang kadang kita tidak bisa membedakan apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Marilah memohon pada Tuhan dengan penuh iman sembari berkata "Terjadilah kehendak-Mu atas diriku hari ini."

Terima kasih Tuhan atas kebaikan dan kemurahhatian-Mu, yang senantiasa berkenan memenuhi apa yang sungguh kuperlukan hari demi hari. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 15 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 15 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

“Terima kasih Tuhan atas anugerah luar biasa ini, Tubuh dan Darah-Mu yang kudus, yang rindu aku sambut…” (St. Anselmus)

Antifon Pembuka

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami datang kepadanya (Yoh 14:23)


Doa Pagi

Tuhan, Engkau melihat ketulusan hati kami dalam memberi dan berbagi. Semoga dari hari ke hari kami memberi dengan sukacita dan tidak lagi memperhitungkan untung rugi. Semoga hari ini pun kami dapat menjadi saluran berkat-Mu bagi sesama. Amin.

Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Itulah yang berkenan kepada-Nya. Sebab itu, jika orang berlaku kikir, pelit dan penuh perhitungan, bagaimana bisa merasakan kasih Allah? Tindakannya telah menyumbat aliran kasih Allah.


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-11)

"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil, do = g ,4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.


Allah itu Mahatahu. Di hadapan-Nya tak ada yang tersembunyi. Sebab itu, penghayatan hidup keagamaan mesti dilakukan dengan hati yang tulus, motivasi yang murni dan perilaku tanpa pamrih.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang, supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Manusia tanpa disadari haus akan yang namanya popularitas diri. Orang cenderung mencari pujian untuk diri sendiri, mengandalkan diri sendiri dan semua hal yang berpusat pada diri sendiri. Yesus mengecam orang yang seperti ini, karena di dalam dirinya bukan Allah yang dicari tetapi kepuasan diri. Melakukan kewajiban agama adalah baik, begitu pula sedekah, berdoa dan mati raga, tetapi menjadi tidak indah dan baik bila semuanya itu didasarkan pada mencari nama baik, gengsi dan pujian. Apakah kita termasuk orang-orang yang seperti itu?

Doa Malam

Ya Allah, kami mengucap syukur kepada-Mu karena hari ini kami boleh melakukan kebajikan-kebajikan walau tidak dilihat oleh mata indrawi sesama kami. Jika semua itu berkenan kepada-Mu, terimalah. Jika ada kesalahan dan dosa, sudilah Engkau mengampuni kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

Selasa, 14 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 14 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
(Mat 5:44)


Doa Renungan


Allah Bapa kami bersama, Engkau mencintai kami manusia tanpa pandang bulu. Orang jahat-orang baik, orang miskin-orang kaya, orang sakit-orang sehat, tua-muda, semua Engkau cintai dengan kasih yang sama. Semoga kami tidak hanya menaruh cinta kasih kepada sahabat-sahabat kami saja, tetapi bersedia pula memaafkan siapa pun. Maka bantulah kami hari ini membagikan cinta untuk semua orang, sehingga kami layak disebut sebagai murid-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (8:1-9)

"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan diam di negeri kita.
Ayat.
(Mzm 146:2.5-6.7.8-9a; R: 2a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)

"Kasihilah musuh-musuhmu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, 'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.' Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang jahat, dan juga bagi orang-orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sesaat menjelang penyambutan Komuni, dua orang yang duduk berdampingan saling berbisik, ”Wah dia, sekarang kelihatan modis tuh, penampilannya!” Temannya menyambung, ”Iya tuh, gaya banget, dia. Dia itu tetanggaku, lagipula dia belum bayar utang loh ke keluargaku.” Jawab temannya, ”Wah kebangeten ya?”

Begitulah sepenggal percakapan menjelang menerima Tubuh Tuhan. Lantas kita bertanya, masihkah doa damai tadi teringat di hatinya: ”Janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu!” Kenyataannya, ”Janganlah memperhitungkan dosa kami ya Tuhan, tetapi perhitungkanlah dosa dan kesalahan tetangga kami!” Praksis hidup seperti itu menandakan orang belum mampu hidup sebagai anak-anak Bapa di surga yang mengasihi semua orang dalam kelebihan maupun kekurangannya, termasuk orang yang menyakiti kita.

Hari ini kita dituntut Yesus untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa di surga adalah sempurna. Allah menjadi acuan kita dalam hal kesempurnaan. Itu berarti, kesempurnaan kita tidak terletak pada ukuran kesenangan pribadi, bukan soal suka atau tidak suka, bukan pula sekadar berbuat baik dan tidak menciptakan masalah dengan orang lain, tetapi kita dituntut berbuat lebih dari itu, yakni rela berkorban demi kebaikan bersama.

Prinsipnya, ”biarkan diri kita semakin kecil, dan orang lain semakin besar”. Inilah jalan menuju kesempurnaan yang dikehendaki Allah, yakni jalan kerendahan hati, pengorbanan, pengampunan, penyangkalan diri—jalan salib.

Bapa, berilah aku rahmat-Mu agar mampu menghayati jalan salib Putra-Mu hingga mencapai kesempurnaan di dalam Engkau sendiri. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy