| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 19 April 2011 Hari Selasa dalam Pekan Suci

Selasa, 19 April 2011
Hari Selasa dalam Pekan Suci

AMBISI & KHIANAT


Doa Renungan

Allah Bapa di surga, bukalah hati kami, agar kami dapat menangkap bahasa tanda-tanda-Mu. Yakinkanlah kami bahwa Engkaulah yang menyertai kami meninggalkan tanah penjajahan menuju tanah pembebasan berkat jasa Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." Tetapi aku berkata, "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku." Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, "Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!

3. Sebab Engkaulah harapan-Ku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!

4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)

"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Di dalam perjamuan Paska dengan murid-murid-Nya, Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, "Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus, "Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi 'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang' demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus, "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tidak pernah terpikirkan sahabat akan mengkhianati sahabatnya. Tidak pernah terbayangkan orang menikah untuk saling menyakiti dan saling menceraikan. Tidak ada seorang pun mengucapkan kaul kekal dengan rencana akan meminta dispensasi. Namun, adalah fakta bahwa frustrasi menjadi bagian kehidupan kita yang mendorong kita mengambil keputusan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Kita lalu kecewa dan mungkin mengecewakan orang lain juga.

Yesus tahu apa yang akan terjadi. Yesus dikhianati oleh murid-murid-Nya sendiri. Yesus sangat kecewa, tetapi tidak membiarkan diri-Nya terjebak oleh keadaan yang demikian.

Kalau kekecewaan kita karena kita merasa dan sadar bahwa sikap dan perilaku kita tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Allah, kita harus berjuang terus untuk memperbaiki diri kita. Kita harus kembali kepada Tuhan karena Tuhan sendirilah yang mampu menguatkan kita untuk sampai kepada akhir perjuangan dan perjalanan hidup kita.

Yesus, Engkau tidak pernah mengecewakan aku. Ingatkanlah aku agar tidak mengecewakan Engkau dan orang yang mengharapkan saya. Amin.


Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Minggu Palma Minggu Telapak Tangan

Minggu Palma
Minggu Telapak Tangan



Minggu, 17 April 2011, di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang perayaan Minggu Palma dimulai pada jam 08.00 dengan upacara perarakan dengan daun palma. Upacara pemberkatan daun palma dilaksanakan di Taman Doa gereja Katedral, dan dilanjutkan dengan prosesi melewat jalan besar menuju gereja Katedral.

Palma” kata bahasa Latin, dalam bahasa Inggris “palm” berarti "telapak tangan". Kata itu kemudian digunakan untuk nama pohon yang berdaun seperti telapak tangan, maka dikenallah nama pohon palma.


Dalam Kitab Suci tersimpan peristiwa Yesus dielu-elukan oleh rakyat ketika Ia masuk kota Yerusalem. Peristiwa itu masuk dalam liturgi Gereja baru pada akhir abad ke empat AD; dan kemudian sejak abad ke sepuluh mendapat bentuk seperti dilaksanakan oleh umat Kristiani sampai sekarang. (Lh. http://www.faithclipart.com/guide/Ch...lm-sunday.html).

Kalau palma berarti telapak tangan, maka Minggu Palma dapat disebut juga dengan “Minggu Telapak Tangan”. Dengan kedua tangan kita kita mengungkapkan diri kita. Kita bersyukur pada waktu ini dengan tangan-tangan kita, kita masih dapat memotong daun-daun palma untuk upacara perarakan. Semoga tahun depan kita masih dapat juga dengan tangan-tangan kita memotong daun palma. Kalau kita memotong daun palma, sebenarnya kita berkewajiban untuk melestarikan pohon-pohon palma yang hidup di sekitar kita. Tugas kitalah menghijaukan bumi kita dengan penanaman pohon, untuk mengatasi bahaya pemanasan gobal.

Mengawali masa Pra Paska kita menerima abu pada dahi kita, sebagai tanda pengingat bahwa kita berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Abu tersebut terbuat dari daun-daun palma kering yang dibakar, daun-daun palma yang kita gunakan pada perayaan Minggu Palma ini. Pada daun palma tersimpan peziarahan hidup kita dari tanah kembali menjadi tanah. Peziarahan menuju Yerasalem baru itulah yang kita peragakan dengan perarakan kita memasuki gereja Katedral.

Dengan perayaan Minggu Palma kita memasuki Minggu Sengsara, yang akan memuncak pada Minggu Paska Kebangkitan Tuhan. Pada liturgi Sabda kita dengarkan kisah sengsara Tuhan. Kita dengarkan lagi kisah tangan-tangan manusia, yang dalam hitungan menit mudah berubah dari melambai-lambaikan daun palma menjadi tangan-tangan yang menangkap Tuhan, melukai tubuh-Nya, mencabuti jenggot-Nya. Dengan tangan pula mahkota duri kita pasang pada kepala Tuhan. Lalu dengan tangan-tangan kita tancapkan paku-paku pada telapak tangan-Nya yang kudus.

Kisah sengsara Tuhan tersimpan dalam telapak tangan kita dengan jari-jari kita yang memerankan pelaku-pelaku peristiwa tersebut. Yesus Kristus yang bertumbuh menjadi unggul, yang menghimpun beberapa orang menjadi murid-murid-Nya, dan memikat banyak orang karena keunggulan-Nya dalam kebaikan, ditolak orang orang-orang Farisi, para ahli Taurat, Mahkamah Agama, yang berkehendak memusnahkan hidup-Nya. Namun, Allah Bapa-Nya membenarkan-Nya. Hidup-Nya tidak musnah. Dan pada peristiwa kematian di kayu salib terungkalah iman kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus, yang berkata dengan mengacungkan kedua ibu jari mereka, "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Mat 27: 54)

Telapak tangan dengan jari-jemari kita menyimpan kisah sengsara Tuhan, kisah keselamatan kita. Marilah kita belajar kearifan dari telapak tangan kita. Selamat ber-Hari Minggu Palma, Hari Minggu Telapak Tangan.


Salam, doa ‘n Berkah Dalem,

Semarang, 17 April 2011

+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang

http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/337/Minggu_Palma_-_Minggu_Telapak_Tangan

Senin, 18 April 2011 Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin, 18 April 2011
Hari Senin dalam Pekan Suci

Semua orang ingin berbahagia bersama-Nya, tetapi sedikit yang mau menderita bersama-Nya. (St. Paulus dari Salib)

Antifon Pembuka

Ya Tuhan, adililah mereka yang merugikan daku, perangilah mereka yang memerangi aku. Angkatlah senjata dan perisai dan bangkitlah membantu aku, ya Tuhan, sumber selamatku (Mzm 35:1-2; 140:8)

Doa Renungan

Syukur dan terimakasih atas Roh-Mu yang telah termeterai dalam diri kami, ya Tuhan. Semoga karya penyelamatan-Mu tetap hidup dan berbuah dalam diri kami, juga pada hari yang baru ini. Amin.

Menjadi pelayan berarti menjadi seorang hamba yang siap memberikan diri bagi mereka yang dilayani. Allah telah memanggil, memilih dan mengutus hamba-Nya yang akan memperhatikan mereka yang lemah dan tidak berdaya.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Yesaya (42:1-7)

"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

Beginilah firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.” Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya, “Aku, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan. Aku telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.2.3.13-14; R:1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Peristiwa pengurapan kaki Yesus ini mau menggambarkan pelayanan Yesus yang tuntas. Yesus diurapi Maria menjelang sengsara dan kebangkitan-Nya. Peristiwa sengsara dan kematian Yesus akan membawa keharuman dan keselamatan bagi semua orang yang percaya pada-Nya.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk DIa. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak itu semerbak memenuhi seluruh rumah. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Ungkapan perhatian, kasih dan persaudaraan itu sangat mahal harganya. Jauh lebih berharga daripada segepok uang rupiah. Apalagi kasih kepada Tuhan semestinya melampaui segala-galanya. Kasih kepada Tuhan harus menjadi prioritas setiap orang beriman. Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi manusia. Dia mengurbankan segala-galanya, jiwa raga-Nya untuk keselamatan manusia. Jadi, tidak ada alasan untuk menomorduakan Tuhan. Hidupku seluruhnya mau memuliakan Tuhan.


Doa Malam


Ya Yesus, kami telah mengalami kebangkitan rohani. Semoga kami semakin mampu memberikan diri pada tugas pelayanan yang saat ini kami kerjakan. Semoga kami pun bersukacita ketika melihat sesama kami bangkit dari rasa putus asa. Amin.

RUAH

Bacaan Harian: 18 - 24 April 2011

Senin, 18 April Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1-3.13-14; Yoh 12:1-11.

Selasa, 19 April Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).
Yes 49:1-6; Mzm 71:1-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.

Rabu, 20 April Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).
Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34; Mat 26:14-25.

Kamis, 21 April Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).
Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P).
Pembaharuan Janji Imam.
Bacaan Ekaristi Yes 61:1-3a.6a.8b-9; Mzm 89:21-22.25.27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21.
Catatan: 1. Ekaristi Krisma (P), dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tidak jauh dari hari Kamis.
2. Hari ini baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari dosa berat.

Tri Hari Paskah

Sore: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.
Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

Jumat, 22 April Hari Jumat Agung (M). Puasa dan Pantang.
Yes 52:13 – 53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-17.25; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1 – 19:42.

Sabtu, 23 April Malam Paskah (P).
Kej 1:1 – 2:2 (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12-14.24.35c atau Mzm 33:4-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm 16:5.8-11; Kel 14:15 – 15.1; MT Kel 15:1-6.17-18; Yes 54:5-14; Mzm 30:2.4-6.11.12a.13b; Yes 55:1-11; MT Yes 12:2-3.4bcd-6; Bar 3:9-15.32 – 4:4; Mzm 19:8-11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3.5bcd; 43:3-4; atau kalau ada pembaptisan MT Yes 12:2-3.4bcd-6 atau Mzm 51:12-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Mat 28:1-10.

Minggu, 24 April Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).
Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8; Yoh 20:1-9; Sore: Luk 24: 13-35

Minggu, 17 April 2011 :: Hari Minggu Palma :: HOSANNA PUTRA DAUD

Minggu, 17 April 2011
Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan

HOSANNA PUTRA DAUD

Renungan

Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Sungguh sangat tidak mudah untuk memahami liturgi perayaan Minggu Palma. Karena dalam upacara awal dengan begitu gegap gempita mengagungkan dan menyambut dengan meriah kehadiran Yesus sebagai Raja damai yang penuh kemegahan, tetapi sesudah masuk gedung gereja suasana menjadi terbalik 100 % dengan teriakan yang mengungkapkan kebencian dan kemarahan yang luar biasa dengan teriakan “salibkanlah Dia…salibkanlah Dia” sungguh sangat ironis.

Marilah coba kita selami upacara tersebut. Menjelang Paskah Yahudi Yesus datang ke Yerusalem untuk menghadiri perayaan yang menggerakkan seluruh umat yaitu Paskah Yahudi.

Sewaktu mau memasuki kota Yerusalem, dan masih di Betfage Yesus menaiki seekor keledai muda untuk turun ke Yerusalem, dan sepontan mendapat sambutan yang luar biasa untuk ditempatkan dan dilantik sebagai raja seperti dalam syair Madah Bhakti No. 395 yang isinya di antaranya: Dikala Yesus disambut di gerbang Yerusalem, umat bagai lautan dengan Palma di tangan. Gemuruh sorak sorai “Kristus Raja Damai”.

Dalam peristiwa itu Tuhan Yesus mendapatkan pengakuan dengan segala julukan dan pengakuan pentobatan sebagai: raja damai, Tuhan, Kristus; penebus, penghibur, raja abadi, raja mahamulia, penebus umat manusia, sebagai pembaharu dunia. Seruan dan kidungan sangat membahana. Palma yang di tangan dan pekikkan teriakan yang sangat mengagungkan kebesaran-Nya. Segala mata memandang dengan penuh kebahagiaan dan harapan kepada-Nya sebagai Mesias sang Raja Damai, seolah segala kemenangan sudah berada di tangan-Nya. Yesus ditampilkan pemimpin dan raja yang lemah lembut, yang sabar, yang menempati di seluruh hati rakyat, yang sangat dicintai dan dihargai.

Namun gereja sadar, dan tidak mau larut hanyut dalam hiruk pikuk gemerlapan atas kemenangan itu karena di sisi lain gereja masih mau merenungkan perjalanan panjang penderitaan dan kesengsaraan Tuhan. Komitmen Yesus akan terlaksananya kehendak Bapa, masih harus menyeret Yesus masuk dalam penegasan akan kesetiaannya kepada hukum Bapa.

Cinta kasihnya yang menuntut pengurbanan di kayu salib, cinta kasih dalam pelayanan tuntas melalui penyerahan tubuh dan darah-Nya, yang membawa ke parade penyaliban dan wafat-Nya di kayu salib. Oleh karena itu semua isi mau dipaparkan dalam pengantar pekan suci yang dirangkai dalam perayaan Minggu Palma.

Minggu Palma juga disebut pembuka Pekan Suci, yang di dalamnya mau dicoba semua unsur tersebut diramu menjadi satu. Maka unsur pemuliaan, penderitaan, pengajaran, keteladanan dalam kesalehan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, ketaatan atau kesetiaan semua ditampilkan dalam upacara Minggu Palma itu. Selain itu juga unsur persiapan rekonsiliasi bagi para pendosa, melalui permenungan perbaikan sikap hidup menjadi bagian penting untuk memasuki kebangkitan hidup baru.

Semoga kita siap dirajai oleh Yesus yang memiliki kekayaan surgawi yang begitu bermurah hati kepada semua orang yang berdosa untuk belajar dan menimba dari sumber kekayaan Rahmat-Nya yang dibagikan melalui seluruh bagian kehidupan-Nya, melalui contoh hidupnya, pengajarannya, dan seluruh sikap-sikapnya yang konkrit dalam setiap situasi dan kondisi yang dihadapi.

“Selamat memasuki misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya”.

Salam dan berkat.


Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Pastor Kepala
Paroki St Stefanus Cilandak, Jakarta Selatan
www.st-stefanus.or.id

Menghayati Makna Minggu Suci

 
 
Minggu Suci dalam bahasa latin “Hebdomada Sancta” adalah minggu untuk mengenang sengsara Tuhan Yesus yang dimulai sejak Minggu Palma (Minggu Sengsara) sampai dengan hari Paskah. Minggu Suci merupakan waktu mengenangkan hari-hari terkahir hidup Yesus Kristus. Ada dua bagian dalam Minggu Suci, yaitu Hari-hari Pekan Suci dan Trihari Paskah.
   
(CC BY-SA 3.0)


HARI-HARI PEKAN SUCI terdiri dari: 1) Minggu Palma adalah saat kita mengenangkan Yesus yang masuk ke Yerusalem sebagai Raja yang menyelamatkan melalui penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya. 2) Senin, Selasa, Rabu dalam pekan Suci merupakan hari-hari tobat/penerimaan Sakramen Pengampunan Dosa. 3) Kamis Putih (akhir Masa Prapaskah) adalah peringatan akan Yesus yang mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya kepada para murid-Nya dalam rupa roti dan anggur (Ekaristi) pada perjamuan malam terakhir sebelum sengsara dan wafat-Nya. Setelah Misa Kudus, kita dianjurkan untuk mengikuti tuguran sampai pukul 24.00, yaitu berjaga-jaga bersama dengan Tuhan dalam menghadapi sengsara-Nya dengan bersembah sujud dan berdoa di depan Sakramen Maha Kudus.

TRIHARI PASKAH terdiri dari: 1) Jumat Agung, yaitu ibadat pengenangan akan wafat Tuhan Yesus di salib demi penebusan dosa-dosa kita. Perayaan ini mencapai puncaknya pada penghormatan salib/penciuman salib. Maka, pada Jumat Agung ini kita membuka semua kain-kain warna ungu atau merah yang dipakai untuk menyelubungi salib-salib, baik yang berada di gereja ataupun di rumah kita sejak hari Sabtu menjelang Minggu Prapaskah kelima. Namun, kain-kain penyelubung patung-patung dan gambar-gambar suci baru dibuka menjelang perayaan Malam Paskah karena patung-patung dan gambar-gambar suci merupakan simbol kemuliaan umat Tuhan berkat kebangkitan-Nya. 2) Sabtu Suci/Minggu Sunyi, yaitu hari keheningan total (silentium magnum); hendaknya suasana tenang dan damai mewarnai hari ini karena kita berada di makam Tuhan Yesus. Sabtu Suci ini merujuk pada waktu antara Jumat malam sampai Sabtu sore sebelum Vigili Paskah. Pada syahadat para rasul menurut iman Katolik, inilah saat Yesus "yang turun ke tempat penantian". Baca: 12 hal yang perlu Anda ketahui tentang Sabtu Suci 3) Paskah, yang terdiri dari: a) Malam Paskah: kita berjaga dalam doa dengan perayan liturgi agung (Ekaristi Meriah) untuk mengenangkan saat Kebangkitan Tuhan dari kematian. b) Hari Raya Kebangkitan Tuhan: kita merayakan Kebangkitan Kristus dengan penuh sukacita.

Urutan perayaan-perayaan pada Minggu Suci yang panjang dan melelahkan ini akan menumbuhkan iman kita ketika kita mau memahami dan merenungkan maknanya. Tuhan memberkati.

(Sumber: Rm Felix Supranto, SS.CC www.reginacaeli.org dengan revisi).

Perarakan Iman dalam Minggu Suci

Dalam Minggu Suci terdapat lima perarakan duka sehingga perarakan ini diwarnai dengan keheningan. Di dalam perarakan yang penuh keheningan ini, kita diajak untuk merenungkan perjalanan penderitaan dan wafat Tuhan Yesus Kristus.

Kelima perarakan duka itu: 1) Perarakan Minggu Palma, yaitu perarakan Yesus masuk ke Yerusalem untuk menderita. 2) Perarakan Yesus dari tempat perjamuan malam menuju Taman Zaitun untuk berdoa bersama para rasul. Perarakan ini diungkapkan dengan perarakan Sakramen Mahakudus setelah Misa Kudus pada Kamis Putih ke sebuah tempat khusus, yang menggambarkan Taman Zaitun. Perarakan ini penuh keprihatinan sehingga tidak ada lonceng ataupun musik. 3) Perarakan Pengadilan, yang dimulai dengan ditangkapnya Yesus di Taman Zaitun dan dibawa ke rumah Iman Agung; dari rumah Imam Agung menuju ke rumah Pilatus; dari rumah Pilatus ke tempat Herodes; dan dari rumah Herodes kembali ke rumah Pilatus di mana Yesus akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan cara disalibkan. 4) Perarakan Jalan Salib menuju Bukit Golgota tempat Yesus wafat. 5) Perarakan pemakaman, sesudah pukul 15.00 pada hari Jumat, Yesus diturunkan dari salib dan dimakamkan. Kelima perarakan duka ini ini dibacakan atau dinyanyikan dalam Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus dalam Minggu Palma dan Jumat Agung.

Perarakan duka ini berakhir dengan Perarakan Mulia pada Malam Paskah: Yesus bangkit untuk menjadi Cahaya Dunia yang mengalahkan kegelapan dosa. Perarakan Mulia ini disimbolkan dengan perarakan Lilin Paskah. Lilin Paskah melambangkan tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di waktu malam di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Makna perarakan Lilin Paskah dalam upacara cahaya adalah kita pun hendaknya mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit.

Seluruh perarakan dalam Minggu Suci disebut perarakan iman karena merupakan ungkapan perjalanan iman kita. Iman kita perlu ditempa dengan berbagai macam kesulitan dan penderitaan sehingga semakin hari semakin kuat. Kita yang bertahan dalam iman sampai kesudahannya akan mencapai kemuliaan Paskah, yaitu kemuliaan kekal. Tuhan memberkati.

(Rm Felix Supranto, SS.CC www.reginacaeli.org).

Minggu, 17 April 2011 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 17 April 2011
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Digambarkan dalam Mat 21:1-11 (yang dibacakan dalam upacara perarakan palma) bagaimana Yesus disambut meriah di Yerusalem. Pada hari Minggu Palma diperdengarkan pula Kisah Sengsara menurut Matius mulai dengan kisah pengkhianatan Yudas pada hari Rabu (Mat 26:14-16) diteruskan dengan kejadian-kejadian pada Kamis petang (26:17-75 perjamuan malam, penangkapan dan persidangan di Sanhedrin, penyangkalan Petrus), dan peristiwa-peristiwa pada hari Jumat (27:1-61 penetapan hukuman bagi Yesus, penyaliban, dan wafatnya, penguburan) dan Sabtu (27:62-66 penjagaan kubur).

Mengapa dia yang disambut meriah di kota kediaman Yang Maha Kuasa nanti membiarkan diri ditolak oleh para pemimpin di situ? Mengapa ia tidak membela diri atau balas menyerang dengan kekuatan masa yang menyambutnya di sana? Dari bacaan pertama dari Yes 50:4-7 dapat diketahui sikap batin orang ini. Ia hamba yang taat seutuhnya pada Yang Mahakuasa, bukan karena ia memang mau menunjukkan ketaatan dengan menjalani segala akibat pilihan ini, melainkan karena kehidupannya memang sudah terarah untuk itu. Sang hamba mengakui bahwa ia diutus untuk menyampaikan Sabda Ilahi kepada siapa saja yang letih lesu, yang tidak lagi mampu mencari tahu kehendakNya. Terlalu capai dengan macam-macam urusan. Sang hamba juga mengakui tiap hari Yang Maha Kuasa sendiri menajamkan pendengarannya sehingga baginya jelas apa kehendakNya. Oleh karena itu ia dapat membawakan kehadiran ilahi ke tengah-tengah umat manusia. Ia tidak melawan bila dimusuhi. Ia membawakan kehadiran yang tidak menggetarkan. Inilah yang masih dikenali orang-orang yang menyambutnya di Yerusalem ketika mereka mendengar kedatangannya. Tetapi segera pendengaran dan penglihatan batin mereka digelapkan oleh sikap penolakan. Namun ia sendiri tetap pada jalannya: membawakan kehadiran ilahi di dalam keadaan apapun.

KEARIFAN - KUASA YANG LEMBUT

Menurut Mat 21:5, kedatangan Yesus di Yerusalem itu peristiwa yang telah dinubuatkan nabi Zakharia 9:9, "Katakanlah kepada putri Sion (= Yerusalem beserta penghuninya): Lihat Rajamu datang kepadamu. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai betina dan seekor keledai beban yang muda." Kemudian dalam ay. 7 disebutkan, setelah orang-orang mengalasi punggung keledai betina dan anaknya, Yesus pun "menaiki kedua-duanya". Memang menaiki dua keledai itu sama anehnya bagi orang sekarang dan orang dulu. Tapi ini cara Matius mengatakan bahwa nubuat tadi kini sedang dipenuhi. Yang tak bisa dibayangkan secara biasa itu kini terjadi.

Dalam pemahaman Matius dan orang-orang yang penuh harapan pada zaman itu, Mesias yang mendatangi mereka ialah dia yang memiliki wibawa seorang raja (dalam teks Ibrani Zakharia ada penjelasan "ia adil dan jaya" - yang tidak ikut ditampilkan Matius karena sudah jelas) dan sekaligus tokoh yang "lemah lembut", maksudnya, yang dapat memahami kerapuhan manusia. Memang seolah-olah ada dua tokoh: satu sisi kebesaran, sisi lain kelemahlembutan. Kedua-duanya mendatangi Yerusalem bersama. Inilah gagasan yang hendak diutarakan oleh Matius secara surrealistik dengan mengatakan Yesus menaiki keledai betina dan anaknya. Matius mempertajam Markus yang menceritakan Yesus mendatangi Yerusalem menunggang seekor keledai yang belum pernah dinaiki orang (Mrk 11:1-10). Matius mengajak mereka yang mendengar Injilnya melihat dengan mata batin kedua sisi Yesus itu: sebagai raja yang penuh wibawa tapi juga sebagai utusan Tuhan yang lemah lembut. Dengan demikian nanti dalam mengikuti kisah penghinaan, penderitaan, penyalibannya orang akan tetap dapat melihat sisi Yesus yang anggun dan berwibawa itu.

Lebih sukar mengendarai keledai daripada tunggangan lain karena keledai biasanya bukan hewan penurut dan tidak berjalan cepat. Oleh karenanya, sering keledai hanya dipakai untuk mengangkut beban; pemilik berjalan di muka mengarahkannya, tidak menaikinya. Hanya orang yang "pintar" sajalah yang bisa mengendarainya tanpa ada yang menggiringnya di muka. Apalagi keledai yang belum pernah ditunggangi orang! Ingat kisah mengenai Balaam, seorang ahli ilmu gaib yang diminta raja Balak menenung kocar kacir umat Tuhan, tapi akhirnya Balaam yang menunggang keledai betina itu memahami apa dan siapa yang sedang dihadapinya dan tidak jadi menuruti permintaan raja angkara murka itu (Bil 22-24. khususnya 22:21-35). Kini Yesus memasuki Yerusalem di atas keledai, sebagai orang yang tahu mengarahkan tunggangan yang sukar ini. Maka jelas yang hendak dikatakan: ia orang yang penuh kearifan. Ia dapat menyatukan kejayaan dan kelemahlembutan, dua kenampakan yang sulit dibayangkan ada bersama pada diri orang yang sama.

Orang-orang menghamparkan pakaian di jalan ketika Yesus lewat. Apa maksud tindakan ini? Pertama-tama, dia yang lewat itu pasti tidak akan menjejak tanah yang kerap dipakai untuk menggambarkan kerapuhan serta kelemahan manusiawi. Yang mendatangi Yerusalem ini raja yang mengatasi kelemahan dengan kebijaksanaan yang lembut tapi berwibawa. Sekaligus tindakan menghamparkan pakaian itu juga menggambarkan kesediaan orang-orang untuk tunduk kepada dia yang sedang mendatangi dengan kebijaksanaannya itu. Pakaian membuat orang yang memakainya menjadi jelas. Bila dihamparkan berarti yang memakainya sedia menghamparkan diri di muka dia yang sedang lewat. Memang saat-saat ini kekuatan yang mengancam Yesus belum bertindak. Sebentar lagi kekuatan-kekuatan yang mau menyingkirkan kebijaksanaan ini akan tampil. Orang-orang yang menyambut kedatangan Yesus dan menyatakan diri tunduk kepadanya itu nanti juga akan ikut meneriakkan kematian baginya. Terlihat nanti betapa besar dan mengerikannya kekuatan yang melawan kebijaksaan itu. Sedemikian kuat hingga dapat menembus sampai ke lingkungan yang paling dekat dengan Yesus sendiri: Yudas.

BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS Flp 2:6-11

Di sepanjang Flp 1:27- 2:13 Paulus menyampaikan pelbagai ajakan agar umat di Filipi saling menumbuhkan kebesaran hati di dalam hidup bersama. Dalam rangka ajakan inilah Paulus merujuk pada sebuah madah yang sudah dikenal umat, yakni yang dibacakan kali ini, 2:6-11. Kini cukup jelas aslinya madah itu terkarang dalam bahasa Aram yang dipakai di lingkungan para murid di tanah suci. Tetapi kemudian madah itu dialihbahasakan ke dalam bahasa Yunani sehingga juga dapat dipakai di kalangan yang lebih luas. Dan bentuk Yunani inilah yang kiranya diambil alih Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi.

Mengingat besarnya peranan madah tadi dalam pertumbuhan paham mengenai siapa Yesus yang Kristus itu, marilah kita lihat susunannya.

Ada tiga bagian pokok:

a. Ditegaskan dalam ay. 6-7 keberadaan sebagai Yang Ilahi yang bersedia mengosongkan diri dari keilahiannya agar menjadi sama dengan manusia.

b. Kemudian dalam ayat digambarkan dalam ay. 8 keberadaan di bumi, menjalani hidup seperti manusia biasa, juga ketika menghadapi kematian sampai kematian di salib.
c. Akhirnya dalam ay. 9-11diungkapkan kebesaran Kristus sebagai dia yang ditinggikan Allah di hadapan seluruh jagat sehingga seluruh jagat mengakuinya sebagai Kurios, artiya Tuhan sesembahan. Bagian ketiga ini menutup kemungkinan akan penafsiran adanya Allah "kedua", gagasan yang tidak sejalan dengan iman akan keesaan Yang Mahakuasa. Setelah mengosongkan diri dari keilahian tadi, tokoh yang dimadahkan ini ialah manusia seutuhnya. Ia menjadi sesembahan karena dijadikan demikian oleh Yang Mahakuasa sendiri.

Pokok pertama erat hubungannya dengan iman akan "inkarnasi", yakni keilahian mampu mendekat ke ciptaan sampai lahir sebagai manusia. Sedemikian besar kesediaan ini sehingga digambarkan sebagai keilahian yang mengosongkan diri. Malah keilahian tidak lagi dianggap sebagai yang patut dicari dan direnggut agar tidak lepas. Gagasan ini kemudian kerap dibicarakan di kalangan teolog sebagai "kenosis", pengosongan diri, walaupun dalam madah ini kata benda itu tidak muncul. Yang ada ialah kata kerjanya, yakni mengosongkan diri. Lebih ditampikan pelaku yang menjalani pengosongan diri itu dan bukan proses maupun hasilnya. Sekaligus ditekankan pula siapa kiranya sebelum itu, yakni keilahian sendiri. Dengan meresapi isi madah itu, orang akan tertuntun mendekat pada Yesus yang Kristus yang demikian. Dan bukan terbuai gagasan pengosongan diri lalu mencoba-coba mencontohnya - bukan ini yang dimaksud madah itu, bukan ini pula maksud Paulus ketika mengutip madah itu bagi umat di Filipi.

KISAH SENGSARA

Kisah sengsara menurut Matius terdiri dari dua bagian. Bagian pertama ialah Mat 26:14 -27:10; bagian ini berawal dan berakhir dengan episode Yudas, yakni Mat 26:14-16 (Yudas menjual Yesus kepada imam-imam kepala) dan 27:3-10 (Yudas mengembalikan 30 perak yang diterimanya dari mereka, lalu menggantung diri). Bagian kedua Kisah Sengsara berawal dengan peran Pilatus (menahan Yesus dan melepaskan Barabas atas desakan imam-imam kepala, Mat 27:11-26) dan berakhir dengan tindakan Pilatus juga (atas permintaan imam-imam kepala ia mengirim penjaga ke kubur agar jenazahnya tidak diambil murid-muridnya pada hari ketiga, Mat 27:65-66). Kehidupan Yesus pada hari-hari terakhir itu memang dijungkirbalikkan oleh Yudas dan Pilatus. Tetapi pembaca yang jeli akan melihat bahwa kedua tokoh ini sebenarnya juga cuma sekadar menjadi tangan kotor "para imam kepala, orang Farisi, tetua-tetua Yahudi", yakni pihak yang membadankan kekuatan-kekuatan yang hendak membatasi gerak utusan ilahi yang datang ke Yerusalem itu.

Kisah tragis Yudas sering kurang didalami maknanya, atau paling-paling ia menjadi sasaran cercaan. Namun lebih membuat kita memahami misteri tindakan ilahi bila dilihat bagaimana Yesus menanggapinya. Ketika mengumumkan dalam perjamuan malam bahwa di antara yang hadir ada yang bakal menyerahkannya, Yesus tidak menuduh siapapun. Bahkan ketika Yudas ikut bertanya apakah dia itu orangnya, jawab Yesus hanyalah "Engkau telah mengatakannya." (Mat 26:25). Kata-kata ini maksudnya sama dengan "Coba pikirkan apa sebenarnya yang sedang kaulakukan ini!" (Bandingan dengan ungkapan sama yang dikatakan dalam interogasi di depan imam agung Mat 26:64 dan di hadapan Pilatus 27:11.) Yudas sebenarnya orang yang terlalu naif. Ia ingin mendapatkan relasi dengan kaum berkuasa, bukan untuk mencelakakan Yesus. Dalam hati kecil kiranya ia berangan-angan, toh Yesus akan dapat menghindari penangkapan dan konsekuensi lebih jauh. Ia kan orang yang luar biasa.

Yudas mempunyai persepsi sendiri mengenai siapa Yesus itu. Inilah yang membuat Yudas celaka. Dia salah satu orang yang terdekat dengan Yesus tetapi tak mau melihat siapa dia dan makin menutup hati dan pikiran sendiri. Yesus telah tiga kali mewartakan bahwa ia akan mengalami sengsara dan mati dan bangkit. Itu jalannya. Murid-murid tidak memahami. Juga Yudas. Tetapi Yudas bukan hanya tak memahami melainkan bertindak gegabah menolak untuk memahami dia. Ia mau mendapatkan keuntungan dengan perhitungan sendiri. Dengan demikian ia menyepelekan kebijaksanaan ilahi. Menurut Mat 26:24 Yesus berkata bahwa yang terjadi pada Anak Manusia, yakni dirinya, sesuai dengan yang dituliskan tentang dia, tapi celakalah orang yang olehnya dia diserahkan. Maksudnya Yudas. Lebih baik baginya sekiranya ia tidak dilahirkan. Artinya, tindakan orang itu sebetulnya tak bakal mengubah jalan yang sedang ditempuh Yesus. Yudas mengklaim bagi dirinya sendiri perkara yang sedang ditindakkan Yang Mahakuasa! Tragisnya, Yudas tidak menyadari hal ini. Ia baru terbangun ketika sudah terlambat. Dan sekali lagi ia masih mengira dapat mengurungkan yang terjadi dengan mengembalikan 30 perak yang diperolehnya. Ia makin terkurung dalam dirinya sendiri. Orang bisa memungkiri Yesus seperti yang dilakukan Petrus atau meninggalkannya seperti murid-murid lain, tetapi mereka tidak mendahului tindakan ilahi. Mereka itu bisa ditolong dan kembali. Tetapi dia yang mendahului tindakan ilahi atau mau mengurungkannya tidak bakal tertolong.

Disebutkan dalam bagian kedua Kisah Sengsara, istri Pilatus semalaman gelisah bermimpi dan keesokan harinya mengirim pesan kepada suaminya agar jangan mencampuri perkara "orang yang benar" itu (27:19). Ini isyarat dari Matius bagi pembaca Injilnya agar menengok kembali ke belakang, ke nasib tragis Yudas. Dengan menyerahkan Yesus sebetulnya Yudas "mencampuri perkara orang yang benar" dan mendapat celaka. Sekaligus pembaca diajak memeriksa dari dekat apakah Pilatus betul-betul mencampuri perkara ini dan sejauh mana. Sekalipun ia ikut campur, semua yang terjadi pada Yesus sebetulnya terjadi bukan karena Pilatus. Malah dalam seluruh bagian kedua kisah sengsara itu Matius memperlihatkan betapa konyolnya sang penguasa itu. Ia membiarkan diri dimanipulasi oleh pemuka-pemuka Yahudi.

Yesus tetap setia pada jalannya. Baginya tetap berlaku gambaran yang bertumpang-tindih antara raja yang jaya dan kelembutan yang membuatnya rapuh di hadapan kekuatan-kekuatan yang sedang berusaha menjungkirbalikkan kebijaksanaan dengan mempergunakan baik Yudas maupun Pilatus. Tapi Yesus tetap berada di dalam garis kebijaksanaan hingga akhir. Inilah kebesaran utusan ilahi yang dirayakan selama Minggu Paskah ini.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 17 April 2011 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan



Minggu, 17 April 2011
Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Flp 2:5)


Antifon Pembuka

Terpujilah Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi! (Mat 21:9)

Pengantar

Pada hari Minggu Palma ini kita memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem. Di mana Ia disambut dengan meriah sebagai Raja Agung. Mesias yang sudah sekian lama dinanti-nantikan oleh orang Yahudi. Pada saat itu Yesus naik seekor keledai: Sebagai tanda bahwa Ia seorang raja yang lemah lembut dan rendah hati. Tetapi akhirnya Ia menyerahkan diri untuk ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, disalibkan demi keselamatan kita dan keselamatan seluruh bangsa manusia.

Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus diarak dengan kebesaran sebagai Raja. Dialah Raja Mesiah seperti yang dinubuatkan Nabi Zakaria dalam Perjanjian Lama, yang kini digenapi pada diri Yesus. Ia adalah seorang raja yang lemah lembut dan rendah hati. Ia datang dalam nama Tuhan, dari keturunan Daud. Namun orang-orang Yerusalem bertanya, "Siapakah orang ini?" Apakah pertanyaan kita dan jawaban kita?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:1-11)

"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."

Dalam perjalanan ke Yerusalem, ketika Yesus dan murid-muird-Nya telah dekat kota dan tiba di Betfage, yang terletak di bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya mendahului-Nya dengan pesan, "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Di situ kamu akan menemukan seekor keledai betina yang tertambat, dan anaknya ada di dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Jikalau ada orang menegur kamu, katakan saja, 'Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.'" Hal itu terjadi supaya terpenuhilah firman yang disampaikan oleh nabi, 'Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu! Ia lemah lembut dan menunggangi seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.' Maka pergilah kedua murid itu, dan mereka buat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka, dan Yesuspun naik keatasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan; ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan semua orang yang berjalan di depan dan di belakang Yesus, berseru, "Hosana bagi Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat yang mahatinggi!" Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu, dan orang berkata, "Siapakah orang ini!" Dan semua menjawab, "Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mempertahankan antusiasme dan setia pada komitmen menjadi pesan utama perayaan hari ini. Dapat terjadi, orang amat antusias dan bersemangat pada awalnya, tetapi manakala bersua kesulitan, semangat yang sempat menggelora pudar atau bahkan menghilang. Minggu Palma mengingatkan kita bahwa antusiasme harus terus dipelihara dan dijaga. Bagaikan pohon palma, kita harus mampu bertahan dalam segala musim.

Hari-hari tidak selalu cerah, sering kelabu atau mungkin saja terlalu kelabu hingga bukan saja membosankan, tetapi juga melelahkan. Hari-hari seperti itu mesti diisi dan dimaknai sebaik mungkin. Antusiasme sejati akan menjadi milik kita bila kita setia pada komitmen yang sudah kita pilih. Kesetiaan itulah yang menolong kita untuk sampai ke tujuan karena kita tahu musim berganti dan cuaca tidak selalu sempurna.
(Ziarah Batin 2011)

Doa: Tuhan Yesus, pada saat kesulitan dan godaan datang, berdirilah di sampingku dan menguatkanku agar tidak goyah. Amin.

Perarakan Daun Palma


Ayat. Pola lagu:
1 2 3 3 . . . 2 3 (1) 1 . ' 3 . . . 1 2 3 2 (1) 1 . //
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai se- lu - ruh bu - mi,
beribadahlah kepada Tuhan d e n g a n su - ka ci - ta!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan so- rak-so- rai!
Ketahuilah bahwa Tu-han-lah Al-lah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nya- nyi - an syu-kur,
bersyukurlah kepada-Nya, pu-ji-lah na-ma-Nya.
4. Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala a- bad. Amin.

RENUNGAN & BACAAN PERAYAAN EKARISTI MINGGU PALMA

Antifon Pembuka

Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem, anak-anak menyongsong-Nya. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira: Terpujilah Yang Mahatinggi! Diberkatilah yang datang dengan kerahiman berlimpah. (Mzm 23:9-10)

Doa Renungan


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putera-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan, agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Tuhan Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.





Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.



KISAH SENGSARA - Tahun A Mat 26:14 - 27:66


P: Penginjil; K: Kristus; R: ucapan Rakyat, serta orang lain

P
Inilah
Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Matius:
Pada waktu itu, seorang dar kedua belas murid Yesus,
ya
itu yang bernama Yudas Iskariot,
pergi kepada imam-imam kepala.
Ia berkata kepada
mereka:

R Apa yang hendak kamu berikan kepadaku,
jika aku menyerahkan Dia kepadamu?


P Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Dan mulai saat itu, Yudas mencari ke
sempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Pada ha
ri pertama dari Hari Raya Roti-Tak-Beragi
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata:


R Di manakah Engkau kehendaki
kami menyiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?

P Jawab Yesus:

K Pergilah ke kota, kepada si Anu, dan katakanlah kepadanya, 'Beginilah pesan Guru: Saat-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku ingin merayakan Paskah
bersama dengan murid-murid-Ku.’


P Lalu murid-murid melakukan
seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka,
dan menyiapkan Paskah.

Setelah hari menjadi malam,
Yesus duduk makan bersama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata:


K Aku berkata kepadamu:
Sungguh, seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.


P Dengan hat
i sangat sedih
mereka seorang de
mi seorang, bertanya kepada-Nya:

R Bukan aku, ya Tuhan?


P Yesus menjawab:


K Seorang yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam piring ini, dialah yang akan m
enyerahkan Aku.
Putra Manusia memang akan pergi,
sesuai dengan apa yang ada tertulis tentang Dia,
tetapi celakalah orang yang olehnya Putra Manusia itu diserahkan! A
dalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!

P Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu, menyambung


R Bukan aku, ya Rabi?


P Kata Yesus kepadanya:


K Engkau telah mengatakannya.

P Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu,
lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya sera
ya berkata:

K Ambillah dan makanlah, inilah tubuh-Ku.


P Sesudah itu Ia mengambil cawan,
mengucap syukur,
lalu memberikannya kepada
mereka seraya berkata:

K Minumla
h, kamu semua, dar cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Aku berkata kepadamu:
mulai saat
ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur, sampai pada hari Aku minum anggur yang baru
bersama-sama dengan ka
mu dalam Kerajaan Bapa-Ku.

P Sesudah menyanyikan lagu pujiun.
pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke bukit Zaitun.
Maka berkatalah Yesus kepada mereka:


K Malam i
ni kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis, 'Aku akan membunuh gembala,
dan kawanan domba akan tercerai-berai.,
Akan tetapi sesudah bangkit,
Aku akan mendahului kamu ke Galilea.


P Petrus menjawab:


R Biarpun
mereka sernua tergoncang imannya karena Dikau, aku sekali-kali tidak!

P Yesus berkata kepadanya:


K Aku berkata kepada
mu: Sungguh, malam ini,
sebelu
m ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.

P Kata Petrus kepada-Nya:

R Sekalipun aku harus mati bersama Dikau,
aku takkan menyangkal Engkau!

P Semua murid yang lain berkata demikian juga.
Maka sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya
ke suatu ternpat yang bernama Getsemani.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:

K Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.

P Yesus membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
lalu kata-Nya kepada mereka:

K Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya!
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah bersama Aku.

P
Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:

K Ya Bapa-Ku, sekiranya mungkin.
biarlah cawan i
ni dijauhkan dan pada-Ku;
tetapi janganlah seperti yang Aku kehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

P Setelah itu Yesus kembali kepada murid-murid-Nya, dan mendapati mereka sedang tidur.
Maka Yesus berkata kepada Petrus:

K Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Daku? Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jang
an jatuh ke dalam pencobaan!
Roh memang penurut, tetapi daging itu lemah.

P Lalu Yesus pergi untuk kedua kalinya dan berdoa:

K Ya Bapa-Ku, jika cawan ini tidak dapat dijauhkan
kecuali kalau Kuminum, maka
jadilah kehendak-Mu!

P Dan ketika kembali pula,
Ia mendapati murid-murid-Nya sedang tidur,
sebab mata mereka sudah berat.
Yesus membiarkan mereka,
lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya,
dan Ia mengucapkan doa yang sama.
S
esudah itu Ia kembali kepuda murid-murid-Nya
dan berkata kepada mereka:

K Tidurlah sekarang, dan beristirahatlah!
Lihat, saatnya sudah tiba, Putra Manusia diserahkan
ke ta
ngan orang-orang berdosa..
Bangunlah, marilah kita pergi.
Dia yang menyerahkan Daku, sudah dekat.

P waktu Yesus masih berbicara, datanglah Yudas,
salah seorang dar
i kedua belas murid Yesus,
dan bersama dia datang pula suatu rombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung,
mereka itu suruhan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Yesus,
telah memberitahukan tanda
ini kepada mereka:

R Orang yang akan kucium, itulah Dia,
dialah yang harus kamu tangkap!

P Segera Yudas maju dan mendapatkan Yesus dan berkata:

R Salam, ya Rabi!

P Lalu ia mencium Yesus. Tetapi Yesus berkata kepadanya:

K Hai teman, untuk itukah engkau datang?

P Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap Dia. Tetapi salah seorang dari mereka yang menyertai Yesus, mengulurkan tangan, menghunus pedang,
dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung,
sehingga terpotonglah telinganya.
Maka kata Yesus kepadanya:

K Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya,
sebab barangsiapa menggunakan pedang,
ia akan binasa oleh pedang.
Atau kausangka Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya segera Ia kirim lebih dar
i dua belas pasukan malaikat untuk membantu Aku?
Tetapi kalau begitu,
bagaimanakah akan terpenuhi apa yang tertulis dnlam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian

P Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu:

K Sangkamu Aku ini penyamun, sehingga kamu datang
lengkap dengan pedang dan pentung, untuk menangkap Daku? Padahal tiap-tiap ha
ri Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Daku.
Akan tetapi semua ini terjadi
supaya t
erpenuhilah apa yang tertulis dalam kitab nabi-nabi.

P Lalu semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri.


di sini dapat dilagukan salah satu NYANYIAN SENGSARA.

P Sesudah menangkap Yesus,
mereka membawa Dia menghadap Kayafas, Imam Agung. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Petrus meng
ikuti Yesus dari jauh,
sa
mpai masuk ke halaman rumah Imam Agung.
Setelah masuk ke dalam,
Petrus duduk di tengah-tengah para pengawal,
untuk melihat kesudahan dan perkara itu.
Ima
m-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama, mencari kesaksian palsu terhadap Yesus,
supaya Ia dapat dihukum mati.
Tetapi mereka tidak mendapat bukti apa-apa,
walaupun tampil banyak saksi dusta.
Akhirnya tampillah dua orang yang mengatakan:

R Orang ini berkata, ‘Aku dapat merobohkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari.

P Lalu Imam Agung itu berdiri dan berkata kepada Yesus:

R Tidakkah Engkau memberjawab
atas tuduhan saksi-saksi i
ni terhadap Engkau?

P Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Agung kepada-Nya:

R Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami:
Apakah Engkau Mesias, Putra Allah, atau bukan!

P Jawab Yesus:

K Engkau mengatakannya. Aku berkata kepadamu:
Mulai sekarang kamu akan melihat
Putra Manusia duduk di sebelah kanan Allah yang
Maha Kuasa dan datang di atas awan-awan di langit!

P Maka Imam Agung mengoyakkan pakaiannya dan berkata:

R Dia menghojat Allah! Untuk apa kita mencari saksi lagi!
Sekarang telah kamu dengar hojat-Nya. Bagaimana pendapatmu?

P Mereka menjawab:

R Ia harus dihukum mati!

P Lalu mereka meludahi wajah Yesus dan menampar Dia.
Ada orang lain memukul Dia dan berkata:

R Coba katakanlah kepada kami, hail Mesias,
siapakah yang
memukul Engkau?

P Sementara itu Petrus duduk di luar, di halaman.
Maka datanglah seorang pelayan wanita kepadanya dan berkata:

R Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Galilea itu!

P Tetapi Petrus menyangkal di depan semua orang, katanya:

R Aku tidak tahu apa yang kaumaksudkan!

P Ketika Petrus pergi ke pintu gerbang,
seorang wanita lain
melihat dia
dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ:

R Orang ini bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu!

P Tetapi Petrus menyangkal lagi dengan bersumpah, katanya:

K Aku tidak kenal orang itu!

P Tidak lama kemudian
orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata

K Pasti engkau pun salah seorang dari mereka!
Itu jelas da
ri bahasamu!

P Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah:

R Aku tidak kenal orang itu!

P Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Maka teringatlah Petrus
akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya,
“Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedih.
Ketika h
ari mulai siang,
semua imam kepala dan kaum tua-tua bangsa Yahudi berkumpul

dan mengambil keputusan bahwa Yesus harus dibunuh.
Maka Yesus dibelenggu,
lalu mereka menyerahkan Dia kepada Pilatus,
yang adalah wali negeri.
Ketika Yudas, yang telah menyerahkan Yesus, melihat
bahwa Yesus tclah dijatuhi hukuman mati, menyesa
llah dia.
Lalu ia mengembalikan uang tiga puluh perak itu
kepada imam-imam kepala dan kaum tua-tua, sambil berkata:

R Aku telah berdnsa,
karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah!

P Tetapi jawab mereka:

R Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!

P Maka Yudas melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci,
lalu pergi dari situ dan menggantung diri
Imam-imam kepala. memungut. uang itu dan berkata:

R Uang ini tidak boleh dimasukkan ke dalam peti persembahan,
sebab ini uang darah!

P Sesudah berunding, maka dengan uang itu mereka membeli
sebidang tanah, yang disebut Tanah Tukang Periuk,
untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.
Itulah sebabnya sampai hari ini tanah itu disebut Tanah Darah.
Dengan demikian terpenuhilah Fiman
yang disampaikan oleh Nabi. Yeremia, katanya,
Mereka menerima tiga puluh uang perak,
yaitu harga yang ditetapkan untuk satu orang
menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,
dan meraka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk,
seperti yang dipesan Tuhan kepadaku."

Lalu Yesus dihadapkan kepada walinegeri, yakni Pilatus.
Dan walinegeri itu bertanya kepada Yesus:

R Benarkah Engkau raja orang Yahudi?

P Jawab Yesus:

K Engkau sendiri mengatakannya!

P Tetapi atas tuduhan yang diajukan
oleh imam-imam kepala dan kaum tua-tua terhadap diri-Nya,
Yesus tidak memberi jawab apa pun.
Maka kata Pilatus kepada-Nya:

R Tidakkah Engkau dengar
betapa banyak tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?

P Tetapi Yesus tidak menjawab sepatah kata pun,
sehingga walinegeri itu sangat heran.
Telah menjadi kebiasaan bagi walinegeri
untuk membebaskan seorang hukuman pada tiap hari raya
sesuai dengan pilihan rakyat.
Pada waktu itu ada dalam penjara
seorang yang terkenal karena kejahatannya, namanya Barabas.
Karena mereka sudah berkumpul di sana,
Pilatus bertanya kepada mereka:

R Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu:
Barabas? Ataukah Yesus, yang disebut Kristus?

P Pilatus sebenarnya tahu
bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan.
isterinya mengirim pesan kepadanya:

R Jangan engkau mencampuri perkara orang yang saleh ini,
sebab dalam mimpi tadi malam aku sangat menderita karena Dia.

P Tetapi karena hasutan imam-imam kepala dan kaum tua-tua.
rakyat bertekad meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan
dan Yesus dihukum mati.
Wallnegeri menjawab dan bertanya lagi kepada mereka:

R Siapa di antara kedua orang ini
yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?

P Kata mereka:

R Barabas!

P Kata Pilatus kepada mereka:

R Kalau begitu,
apa yang harus kubuat dengan Yesus yang disebut Kristus?"

P Mereka semua berseru:

R la harus disalibkan!

P Kata Pilatus:

R Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya?

P Namun semakin keras mereka berteriak,

R Ia harus disalibkan!

P Pilatus melihat bahwa segala usahanya percuma,
malah sudah mulai timbul kekacauan.

Maka la mengambil air
dan membasuh tangannya di hadapan rakyat. seraya berkata:
Aku tidak bersalah terhadap darah orang inil
Itu urusan kamu sendiri!

P Dan seluruh rakyat itu menjawab:

R. Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami
dan atas anak-anak kami!
Lalu Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
tetapi ia menyuruh supaya Yesus didera;
lalu ia menyerahkan Dia untuk disalibkan.
Para serdadu walinegeri membawa Yesus ke gedung pengadilan,
lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul di sekeliling Yesus.
Mereka menanggalkan pakaian Yesus
dan mengenakan sebuah mantel berwarna ungu pada-Nya.
Mereka mengenyam sebuah mahkota duri
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
lalu memberi Dia sebatang buluh dl tangan kanan-Nya.
Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya
serta mengolok-olok Dia dengan berkata:

R Salam. hai raja orang Yahudi!

P Mereka meludahi Yesus, lalu mengambil buluh itu,
dan dengan buluh itu memukul kepala-Nya.
Sesudah mengolok-olok Dia,
mereka menanggalkan mantol itu dari pada-Nya
dan mengenakan kembali pada-Nya pakaian-Nya sendiri.
Kemudian mereka membawa Yesus keluar untuk disalibkan.

Di sini dapat dilagukan salah satu NYANYIAN SENGSARA.

P Ketika berjalan ke luar kota,
mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene. yang bernama Simon
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Maka sampailah mereka ke tempat yang bernama Golgota,
artinya: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi Yesus minum anggur bercampur empedu.
Tetapi setelah mengecapnya. Yesus tidak mau meminumnya.
Sesudah menyalibkan Yesus,
para serdadu membagi-bagi pakaian Yesus dengan membuang undi.
Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.
Di atas kepala Yesus terpasang tulisan
yang menyebut alasan mengapa la dihukum, yaitu:
'Inilah Yesus Raja Orang Yahudi'.
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun
seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Orang-orang yang lewat di situ, mengejek Yesus
dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata:

R Hai, Engkau yang mau merobohkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu!
Jika Engkau Putra Allah, turunlah dari salib!

P Demikian juga imam-imam kepala
bersama para ahli Taurat dan orang tua-tua
mengolok-olok Yesus dan berkata:

R Orang lain diselamatkan-Nya.
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat la selamatkan!

Dia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib.
barulah kami akan percaya kepada-Nya!
la menaruh harapan-Nya pada Allah,
biarlah Allah menyelamatkan Dia
jika Allah berkenan kepada-Nya!
Karena la telah berkata, 'Aku adalah Putra Allah.”

P Bahkan kedua penyamun yang disalihkan bersama dengan Yesus,
menghinakan Dia juga.
Mulai dari jam dua belas
kegelapan meliputi seluruh daerah. itu sampai jam tiga.
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

K Eli, Eli. lama sabakhtani!

P Artinya, 'Allahku, ya Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Dakul'
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ, berkata:

R Ia memanggil Elia!

P Dan segera seorang dari mereka datang mendekat.
ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam,
lalu mencucukkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum.
Tetapi orang-orang lain berkata:

R Jangan! Baiklah kita lihat
apakah Elia datang menyelamatkan Dial

P Yesus berseru lagi dengan suara nyaring,
lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Semua hening sejenak merenungkan wafat Tahan.

P Dan lihat,
tirai di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Dan terjadilah gempa bumi;
bukit-bukit batu terbelah, kubur-kubur terbuka,
dan banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit.
Dan sesudah kebangkitan Yesus,
mereka pun keluar dari kubur. lalu masuk ke kota suci.
dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Ketika menyaksikan gempa bumi dan apa yang telah terjadi,
kepala pasukan dan para praiu rit yang menjaga Yesus,
berkata:

R Sungguh. orang ini adalah Putra Allah!

P Adapula di situ banyak wanita yang memandang dari jauh,
yaitu wanita-wanita yang mengikuti Yesus dari Galilea
untuk melayani Dia.
Di antara mereka terdapatlah Maria Magdalena,
Maria ibu Yakobus dan Yusuf dan ibu anak-anak Zebedeus.
Menjelang malam datanglah seorang kaya,
yang berasal dari Arimatea. yang bernama Yusuf;
yang telah menjadi murid Yesus juga.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus.
Maka Pilatus memberi perintah
supaya jenazah Yesus diserahkan kepadanya.
Lalu Yusuf menurunkan jenazah Yesus,
mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
lalu membaringkannya di dalam kuburnya sendiri
yang baru saja dia gali dalam bukit batu.
Sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu,
pulanglah ia.
Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ,
sambil duduk di depan kubur.
Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan.
datanglah imam-imam kepala bersama dengan orang-orang Farisi
menghadap Pilatus.
Kata mereka kepada Pilatus:

R Tuan, kami ingat bahwa si penyesat itu,
sewaktu ia masih hidup, berkata,
'Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.”
Karena itu, perintahkanlah
untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga.
Kalau tidak,
murid-murid-Nya mungkin datang mencuri jenazah-Nya,
lalu mengatakan kepada rakyat,
'Ia telah bangkit dari antara orang mati!'
Penyesatan ini akan lebih buruk akibatnya
daripada yang sebelumnya!

P Kata Pilatus kepada mereka:

R Ini penjaga-penjaga bagimu;
pergilah dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya!

P Maka pergilah mereka,
dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu
mereka memeteraikan kubur Yesus dan mengatur penjagaannya.

Demikianlah Kisah Sengsara Tuhan kita.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Hosana Anak Daud!

Dalam sebuah kesempatan, seorang guru dari sebuah perguruan berpesan kepada salah satu muridnya yang baru saja lulus ujian dan siap untuk diterjunkan ke tengah masyarakat. Kata Sang Guru, “Ada 3 hal yang harus engkau waspadai dalam hidup ini; kekuasaan, uang, dan relasi.” “Gelar yang kau miliki memungkinkan engkau dengan mudah menjalin relasi dengan banyak orang. Relasi yang luas menjadikan dirimu mudah untuk memperoleh uang, kekayaan dan berbagai kesempatan. Setelah itu semua tercapai bukan tidak mungkin engkau akan menjadi orang yang berkuasa.” Lanjut sang guru seraya mengantar kepergian sang murid.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan,

Sebuah negara sangat demokratis memungkinkan adanya kekebasan dari setiap warga negaranya untuk memberikan pendapat dan suaranya. Tetapi perjalanan untuk mencapai sebuah demokrasi sejati membutuhkan proses pembelajaran yang panjang dan lama, serta tidak jarang membutuhkan pengorbanan pula. Dan biasanya kalau sudah begitu yang selalu dikorbankan masyarakat biasa. Sampai sekarang masih terasa, para elit politik kita gontok-gontokan. Setiap hari kita bisa lihat/baca di TV/Koran/majalah, mereka saling mengkritik. Suasananya menjadi tidak bersahabat, saling menjatuhkan. Demokrasi yang keluar jalurkah ini? Lalu sebenarnya apa yang ingin dicari? Kekuasaan? popularitas? Masyarakat seolah-olah sulit menemukan sosok pemimpin berkarisma. Sepertinya masing-masing orang berupaya mencari popularitas untuk mendapat kekuasaan.


Perayaan minggu palma menampilkan dua buah kejadian yang bertolak belakang, sukacita dan dukacita. Pada bagian pertama, dilukiskan sebuah peristiwa kegembiraan. Yesus di gambarkan memasuki kota Yerusalem Penduduk kota menyambutnya dengan penuh suasana sukacita. Mereka bersorak-sorak dan mengelu-elukan Dia sebagai raja sambil melemparkan daun-daun palem ke jalan yang akan dilalui Yesus. “Hosanna, Anak Daud!! Diberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan! Hosanna di tempat yang MahaTinggi!” (bdk.Mat 21:9). Kehadiran Yesus sungguh membawa kebahagiaan bagi mereka yang mendengarkan ajaran-Nya, bagi mereka yang merasakan mukjizat-Nya. Kata dan perbuatan-Nya telah membawa keselamatan bagi banyak orang. Dapatlah dimengerti kalau masuknya Yesus ke Yerusalem membangkitkan suka cita dalam diri mereka yang menanti-nantikan kedatangan seorang penyelamat dan pembebas. Dalam injil Matius sebenarnya nampak juga dua hal yang ganjil. Pertama sang Raja datang justru dengan kelembutan di atas seekor keledai, bukan dengan pasukannya yang lengkap. Kedua, ternyata bagi sebagian orang, Yesus tidaklah lebih dari Nabi. “Inilah nabi Yesus dari Nazaret.”(Mat 21:11).

Situasi duka cita dalam Minggu Palma direpresentasikan dalam Kisah Sengsara Yesus. Menjadi nyatalah bahwa peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem adalah awal sebuah perjalanan yang melelahkan, meletihkan dan bahkan mematikan hidupnya. Masuknya Yesus ke Yerusalem berarti masuknya Dia dalam misteri sengsara, wafat dan kebangkitan. Suka cita dan sorak-sorai merupakan awal sebuah perjalanan yang penuh derita. Akan tetapi perjalanan yang penuh derita ini akhirnya akan memuncak pada sebuah kebangkitan yang mulia.

Saudara-saudari yang terkasih,

Misteri yang kita hayati dalam pengalaman Yesus menunjukkan sebuah intimitas cinta yang sangat besar dengan Bapa-Nya. Yesus tetap menyatukan diri-Nya dengan Allah di tengah penderitaan. Yesus adalah Mesias yang menderita karena (akhirnya) ditolak oleh bangsanya sendiri. Yesus tetap mesias, Dia tetap raja, hanya Dia raja yang menderita, sengsara dan wafat demi keselamatan dan demi kebaikan seluruh umat manusia dan juga demi kedamaian sejati. Bagi kita umat Kristiani, Yesus adalah pemimpin yang rela berkorban, rela kehilangan diri maupun nyawa-Nya demi umat manusia di dunia. “Walaupun dalam rupa Allah, tidak mau setara dengan Allah, Ia mau mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.” (Flp 2:6-7). Dalam kekuasan-Nya yang penuh Yesus justru memilih untuk tidak melarikan diri dari penderitaann-Nya. Misteri derita Yesus adalah misteri Cinta. Misteri yang memperlihatkan kebesaran cinta Yesus dan cinta Bapa-Nya bagi umat manusia. Dalam misteri cinta itu, hubungan Bapa-Anak, menjadi sumber kekuatan yang menyelamatkan kita. Misteri cinta itu meminta iman dan keyakinan kita akan kuasa Roh Allah dalam hidup kita. Di dalamnya kita dihadapkan pada sebuah kesanggupan untuk menyerahkan diri secara total.

Tujuan kedatangan Yesus sebagai raja adalah untuk memberikan kedamaian kepada manusia, bukan menambah kekhawatiran. Barangkali sebagian orang berpikir lewat cara kekerasanlah mis. Perang, perdamaian dapat terwujud. Sebagian orang pun masih berpikir bahwa lewat suatu kekuatan, prestasi, kebanggan, kekayaan, kekuasaan, jabatan orang akan memperoleh kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya. Banyak orang sangat berharap hidupnya terpandang di tengah masyarakat. Damai dan kebahagiaan semacam itu sangatlah rentan.Kedamaian dan kebahagiaan sejati hanyalah berasal dari Allah. Dan di dalam kedamaian yang berasal dari dan bersama Allah itulah kita tidak lagi berpikir kekuasaan taupun kebesaran kita terhadap yang lain.

Saudara-saudari,

Minggu palma merupakan salah satu bagian persiapan kita memasuki pekan suci. Maka baiklah kita memasuki Minggu Suci ini dengan hati dan budi terbuka, sehingga kita pun juga siap sedia untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah dan ‘dunia’ (tugas pekerjaan dan panggilan) dengan rendah hati seperti Yesus. Tak lupa kita memohon rahmat pada-Nya untuk tetap menajdi murid-Nya yang setia dalam suka dan duka. Kita pun semakin mampu pula membawa kehidupan kita pada pertobatan yang sempurna.


Salam,
Ign. Prasetyo H. Wicaksono






terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy