| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pesan Paus Benediktus XVI Untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke 18

PESAN PAUS BENEDIKTUS XVI
UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA Ke-18
11 Februari 2010

Saudara-saudari terkasih,

Hari Orang Sakit Sedunia ke-18 akan dirayakan di Basilika Vatikan pada tanggal 11 Februari yang akan datang dengan liturgi peringatan Bunda Maria dari Lourdes. Selain bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Lembaga Dewan Kepausan untuk Tenaga Pelayanan Kesehatan (DKTPK) alasan lain adalah untuk bersyukur kepada Tuhan atas pelayanan DKTPK selama ini di bidang pastoral pelayanan kesehatan. Saya dengan sungguh-sungguh berharap bahwa peristiwa ini akan menjadi kesempatan untuk memberi lebih banyak dorongan kerasulan untuk melayani orang-orang sakit dan mereka yang merawat orang sakit.


Dengan peringatan Hari Orang Sakit Sedunia setiap tahun, Gereja bermaksud untuk melaksanakan tugas tersebut seluas-luasnya, yaitu meningkatkan kesadaran komunitas-komunitas Gerejani akan pentingnya pelayanan pastoral dalam dunia pelayanan kesehatan. Pelayanan ini merupakan bagian integral dari peran Gereja yang terukir dalam misi keselamatan Kristus sendiri. Dia, Sang Tabib Ilahi, “berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis (Kis. 10:38). Dalam misteri Sengsara, Wafat dan Kebangkitan-Nya, penderitaan manusia menemukan makna dan cahaya kepenuhannya. Dalam surat Apostoliknya Salvifici Doloris, abdi Allah, Paus Yohanes Paulus II memberikan pesan-pesan yang mencerahkan dalam surat tersebut. Penderitaan manusiawi, telah mencapai puncaknya dalam kesengsaraan Kristus, tulis beliau . “Dan pada saat yang sama telah memasuki dimensi yang sama sekali baru dan suatu tatanan baru : penderitaan ini berkaitan dengan kasih ... dengan kasih yang menciptakan kebaikan, juga kasih yang menyingkirkan kejahatan melalui penderitaan, karena kebaikan tertinggi dari Penebusan dunia berasal dari Salib Kristus. Salib Kristus telah menjadi suatu sumber bagaikan sungai-sungai yang mengalirkan air hidup (N.18).
Pada Perjamuan Malam Terakhir, sebelum kembali kepada Bapa, Tuhan Yesus berlutut untuk mencuci kaki para Rasul, mengantisipasi tindakan kasih paling agung di Salib. Dengan tindakan ini Dia mengundang para Murid untuk masuk ke dalam pemahaman kasih yang sama yang diberikan khususnya kepada yang paling hina dan membutuhkan (bdk. Yoh.13:12-17). Dengan mengikuti teladan-Nya, setiap orang Kristen dipanggil untuk menghidupkan kembali, di dalam konteks yang berbeda dan selalu baru, perumpamaan orang Samaria yang baik hati, yang sedang melewati seorang pria yang ditinggalkan oleh perampok setengah mati di pinggir jalan, “dia melihatnya dan tergeraklah hatinya oleh belas kasihan, lalu menghampirinya dan membalut luka-lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur; kemudian dia menaikkannya ke atas keledai tunggangannya dan membawa dia ke penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Bdk. Luk.10:33-35).

Di akhir perumpamaan itu, Yesus berkata : Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Luk.10:37). Kata-kata ini juga Yesus tujukan kepada kita. Yesus mendesak kita untuk membungkuk kepada begitu banyak saudara-saudari kita yang luka secara fisik dan mental yang kita temui di jalan-jalan raya dunia. Dia membantu kita mengerti bahwa dengan rahmat Tuhan, menerima dan bertahan dalam hidup kita sehari-hari, pengalaman sakit dan menderita tersebut dapat menjadi sekolah harapan. Sebenarnya, seperti saya katakan di dalam Ensiklik Spe Salvi, Bukan dengan mengelak atau melarikan diri dari penderitaan kita sembuh, tetapi lebih oleh kemampuan kita untuk menerimanya, menjadi dewasa melaluinya dan menemukan makna melalui persatuan dengan Kristus, yang menderita dengan kasih yang tak terhingga (N. 37).

Konsili Ekumenis Vatikan II telah menyadarkan kembali tugas penting Gereja untuk memperhatikan penderitaan manusia. Di dalam Konstitusi dogmatik Lumen Gentium kita membaca bahwa Kristus diutus Bapa untuk membawa Kabar Baik kepada orang-orang miskin ... menyembuhkan hati yang menyesal (Luk.4:18), untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang� (Luk.19:10) ... Dengan cara yang sama, Gereja melayani dengan kasihnya semua orang yang sedih karena kesengsaraan manusia dan dia mengenali di dalam orang-orang yang miskin dan menderita, gambaran kemiskinannya dan penderitaan Sang Pendiri. Gereja melakukan semua itu dengan kekuatannya untuk meringankan kebutuhan mereka dan di dalam mereka dia berusaha melayani Kristus (N.8). Tindakan kemanusiaan dan rohani komunitas Gerejani bagi orang-orang sakit dan menderita telah ditunjukkan selama berabad-abad dalam banyak bentuk dan struktur pelayanan kesehatan, termasuk ciri khas kelembagaannya. Di sini saya ingin mengingatkan kembali komunitas-komunitas yang langsung dikelola oleh keuskupan-keuskupan dan mereka yang lahir dari kemurahan hati berbagai lembaga religius. Ini adalah warisan yang berharga yang berhubungan dengan kenyataan bahwakasih... perlu diorganisir sebagai syarat untuk pelayanan bersama secara teratur (Ensiklik Deus Caritas Est, N. 20). Pembentukan lembaga Dewan Kepausan untuk Tenaga Pelayanan Kesehatan 25 tahun yang lalu adalah untuk memenuhi keprihatinan Gereja bagi dunia kesehatan. Dan saya harus mengatakan lebih lanjut bahwa dalam sejarah dan kebudayaan, saat ini kita rasakan bahwa begitu besar kebutuhan akan kehadiran Gereja yang penuh perhatian dan berjangkauan luas untuk mendampingi mereka yang sakit, dan juga kehadiran Gereja dalam masyarakat yang dapat secara efektif menyampaikan nilai-nilai Injili yang melindungi kehidupan manusia dalam semua tahapnya, dari pembuahan hingga kematian secara alamiah.

Di sini saya akan menyampaikan Pesan untuk orang-orang Miskin, Sakit dan Menderita yang oleh Bapak-bapak Konsili ditujukan kepada dunia di penghujung Konsili Ekumenis Vatikan II : Kamu semua yang merasa berbeban Salib berat, kata mereka kamu yang menangis... kamu korban-korban penderitaan yang tak dikenal, tabahkanlah hatimu. Kamulah anak-anak Kerajaan Allah yang terpilih, Kerajaan harapan, kebahagiaan dan hidup. Kamu adalah saudara-saudara Kristus yang menderita, dan bersama Dia, jika kamu berkenan, kamu dapat menyelamatkan dunia (Dokumen-dokumen Vatican II, Walter M. Abbot, SJ). Dengan hangat saya berterima kasih kepada mereka yang setiap hari “melayani orang-orang sakit dan menderita agar “kerasulan belas kasih Tuhan menjadi semakin efektif menanggapi harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat (Bdk. Yohanes Paulus II, Konstitusi Apostolik Pastor Bonum, Art. 152).

Dalam Tahun Imam ini, pikiran saya tertuju secara khusus kepada Anda, para Imam terkasih, Duta orang-orang Sakit, tanda dan sarana belas kasihan Kristus yang harus menggapai setiap orang yang didera oleh penderitaan. Saya menghimbau Anda, para Uskup terkasih, untuk bekerja keras dalam memberi mereka perhatian dan penghiburan. Semoga waktu yang dihabiskan untuk berada di samping mereka yang sedang menjalani pencobaan melahirkan buah-buah rahmat untuk semua orang, itulah dimensi lain dari pelayanan pastoral. Akhirnya saya ingin berbicara kepada kalian, orang-orang sakit terkasih dan saya minta kalian berdoa dan mempersembahkan penderitaan kalian untuk para imam, supaya mereka boleh melanjutkan untuk setia pada panggilan mereka dan pelayanan mereka menjadi kaya dengan buah-buah rohani demi kepentingan seluruh Gereja.

Dengan perasaan yang mendalam, saya memohon, untuk orang-orang sakit, juga untuk semua yang merawat mereka, perlindungan keibuan Bunda Maria Salus Infirmorum, dan saya dengan sepenuh hati memberi Berkat Apostolik kepada mereka semua.


Dari Vatikan, 22 November 2009,
pada Hari Raya Kristus Raja



Benediktus PP XVI


Bagikan

Jumat, 22 Januari 2010 Hari Biasa Pekan II

Jumat, 22 Januari 2010
Hari Biasa Pekan II

"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, dengan berbagai cara, semua orang berusaha mengungkapkan kasihnya kepada-Mu. Di samping usaha kami sendiri, tentu kuasa Roh Kudus-Mu yang memampukan kami untuk dapat mengenal Engkau lebih baik. Biarlah Roh-Mu bekerja lebih lagi dalam diri banyak orang ya Tuhan, sehingga semakin banyak orang yang memperoleh keselamatan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)

"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."

Pada suatu hari Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN." Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau. Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu." Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu kepada Saul, berkatalah Saul: "Suaramukah itu, ya anakku Daud?" Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud: "Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun TUHAN telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat? TUHAN kiranya membalaskan kepadamu kebaikan ganti apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Ayat. (Mzm 57:2.3-4.6.11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)

"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."

13 Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. 14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil 15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, 18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, 19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Setiap kelompok atau organisasi memiliki visi dan misi sebagai alasan kelompok atau organisasi itu didirikan. Orang-orang mau bergabung dengan kelompok atau organisasi tertentu karena mereka tertarik pada visi dan misinya. Untuk menjadi anggota kelompok atau organisasi tentu, ada persyaratan yang harus dipenuhi, dan yang utama adalah motivasi yang akan mempengaruhi komitmen mereka.

Yesus pun memanggil orang-orang yang disebut kedua belas murid yang akan hidup bersama-nya, menyertai perjalanan dan pelayanan mewartakan Injil Kerajaan Allah. Kalau kita melihat orang-orang yang dipanggil oleh Yesus, rupanya mereka adalah orang-orang sederhana, dari kalangan nelayan, pemungut cukai, kaum Zelot. Mereka adalah orang yang siap dibentuk oleh Yesus. Yesus memanggil mereka untuk ikut serta dalam misi pewartaan-Nya, mewartakan Injil Kerajaan Allah. Mereka dipanggil untuk berada dekat dengan Yesus, bekerja bersama Yesus, bekerja seperti Yesus.

Kedua belas rasul dipanggil untuk membangun komunitas persaudaraan, menghadirkan kerajaan Allah melalui kesaksian hidup mereka. Menyertai Yesus menuntut adanya komitmen dan kesetiaan. Mereka pun diberi kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang-orang sakit. Pengusiran setan-setan dalam nama Yesus adalah tanda bahwa Kerajaan Allah sudah hadir sehingga yang berkuasa dan meraja adalah Allah sendiri. Kalau Allah yang merasa maka ada kedamaian, keadilan, cinta kasih, kebenaran, sukacita dalam Roh, ada persaudaraan.

Kita pun dipanggil untuk menjadi mitra Allah dan mitra Yesus dalam karya perutusan, ikut serta menghadirkan Kerajaan Allah, mewartakan Injil melalui kesaksian hidup kita yang dijiwai oleh nilai-nilai Injili dan ikut serta membangun dunia menurut visi Kerajaan Allah. Di tengah masyarakat yang ditandai oleh konflik sosial, egoisme, dan sektarianisme, kita dipanggil untuk membangun persaudaraan sejati.

Ya Tuhan, berilah aku rahmat kerendahan hati untuk menyadari ketidakmampuanku sendiri serta membiarkan Engkau berkarya di dalam diriku dan melalui aku. Amin.



Inspirasi Batin 2010

Bagikan

Surat Gembala Prapaska 2010 Keuskupan Bandung


SURAT GEMBALA
PRAPASKA 2010
KEUSKUPAN BANDUNG
”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN”

(Yer. 17:7)
(dibacakan kepada umat Keuskupan Bandung
pada hari perayaan Ekaristi Sabtu-Minggu,
13 dan 14 Februari 2010)









Saudari-saudaraku terkasih:
ibu bapak, anak-anak, remaja dan orang muda yang dikasihi Tuhan,






1. Membangun keluarga sebagai Gereja kecil merupakan tekad bersama umat Allah Keuskupan Bandung, sebagaimana dinyatakan dalam Arah Dasar Keuskupan Bandung 2010-2014. Bahkan dalam Rapat Kerja Keuskupan Bandung ditentukan fokus pastoral tahun 2010 : Keluarga dan panggilan. Searah dengan dinamika pastoral itu selama masa Prapaska 2010 umat diajak untuk mengolah bahan pendalaman iman yang bertemakan ”Keluarga yang mengakar, mekar dan berbuah di tengah masyarakat”.












Yeremia dengan kalimat-kalimat serupa menggambarkannya dengan sangat bagus : Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (17:8).

Yeremia menjelaskan bahwa semua itu dapat terjadi, bila orang mengandalkan Tuhan, sebagaimana dikatakan, ”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN !” (17:7).

Dengan demikian, dapatlah dikatakan, bahwa keluarga mengakar, mekar dan berbuah di tengah masyarakat, bila mengandalkan Tuhan, dan menaruh harapannya pada-Nya.



2. Tentu kita bahagia mengalami sendiri, atau menyaksikan kehidupan keluarga yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada-Nya. Perkawinan suami isteri dimaknai sebagai sakramen cintakasih Allah, yang dinyatakan dan diwujudkan dalam kesediaan saling mengasihi dalam untung dan malang, dalam keadaan sakit dan sehat. Hidup keluarga itu menjadi berakar dalam semangat silih asih, silih asuh, dan silih asah diantara suami isteri untuk saling menyucikan, dan diperteguh dengan kesediaan untuk mendidik anak-anak secara Katolik.











Namun, kita tidak menutup mata terhadap kenyataan yang memrihatinkan dalam kehidupan keluarga. Betapa tidak mudah bagi pasangan suami isteri melestarikan kesetiaan sampai akhir dalam kesederhanaan hidup sehari-hari. Betapa pilu hati kita mendengar berita kekerasan dalam keluarga, perselingkuhan, dan perceraian antara suami isteri yang mencekam anak-anak.










Mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari merupakan perjuangan yang tidak ringan pada zaman sekarang. Kecemasan akan masa depan dapat membuat orang putus asa. Tidak kita ingkari pula ada kecenderungan pada zaman sekarang keluarga hidup dalam mentalitas zaman yang mengandalkan apa yang bukan Tuhan.

Harta be
nda diusahakan untuk dimiliki bukan sebagai sarana melainkan sebagai tujuan hidup. Orang tidak menjadi bahagia karena hidupnya dibelenggu oleh keterikatan pada kekayaan.

Melimpahnya informasi dan kecanggihan media komunikasi tidak juga menjadi jaminan kebahagiaan hidup berkeluarga, bahkan sebaliknya dapat menjadi kendala untuk membangun komunikasi antar pribadi.

Kerap te
rjadi dengan sarana komunikasi tersebut orang zaman sekarang mengabaikan relasi dengan orang-orang dekat, karena mengutamakan relasi dalam dunia maya.



Dalam mentalitas zaman yang mengandalkan apa yang bukan Tuhan, pernyataan Yeremia menjadi tantangan tersendiri, ”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN ! ”






Saudari-saudaraku terkasih:
ibu bapak, anak-anak, remaja dan
orang muda yang dikasihi Tuhan,









3. Pernyataan Yeremia ”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,” memuat ajakan yang sangat mengena bagi kita kepada pertobatan sejati pada masa Pra-Paska ini, yang diungkapkan dalam laku puasa dan pantang. Laku puasa dan pantang yang ditentukan oleh Gereja sangatlah ringan. Karena itu, keluarga dan komunitas hidup bersama diharapkan dapat menentukan bentuk laku puasa dan pantang yang benar-benar mengungkapkan tekad bersama untuk mengandalkan Tuhan, agar terberkati.


Bila komunikasi antar suami isteri macet, hendaknya dicari bersama upaya untuk rekonsiliasi atau rujuk kembali. Bila perhatian orangtua kepada anak pudar, hendaknya orangtua bersedia menyediakan waktu untuk menyatakan perhatian penuh kasih kepada anak.

Bila anak tidak menaruh hormat kepada orangtua, nakal dan hidup semaunya saja, hendaknya diajak untuk memperbaiki sikap hidupnya tersebut. Betapa berat tanggung jawab orangtua menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak dalam iman dan moral. Peranan itu dilaksanakan oleh orangtua tentu terutama melalui teladan nyata.


Lembaga pendidikan formal berperan melengkapi pendidikan dasar dalam keluarga tersebut. Sangatlah baik, bila orangtua mendapatkan kesempatan untuk membarui janji perkawinan mereka. Merupakan tanggungjawab orangtua pula menjadikan keluarga ”seminari dasar”, tempat pertumbuhan benih panggilan menjadi suster, bruder, imam dan orang-orang yang membaktikan hidup seutuhnya bagi Tuhan.















Saudari-saudaraku terkasih :

ibu bapak, anak-anak, remaja dan orang muda yang dikasihi Tuhan,





4. Dengan laku puasa dan pantang kita menyatakan sikap iman kita untuk mengandalkan Tuhan, dan dengan demikian menjadi bahagia menurut pandangan Tuhan, sebagaimana dinyatakan dalam Sabda Bahagia :

"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi (Luk. 6:20-23).

Kebahagiaan menurut pandangan Tuhan akan digenapi pada Hari Raya Paska Kebangkitan Tuhan. Setelah melewati masa Pra-Paska dan Minggu Sengsara kita rayakan Paska, karena kita percaya pada Kristus yang bangkit, yang membuat kepercayaan kita tidak sia-sia. Hari Raya Paska Kebangkitan Tuhan adalah hari Tuhan, hari Minggu, Dies dominica (bahasa Latin). Marilah kita menghormati hari Tuhan.











5. Semoga kita semua - sesuai dengan tradisi Gereja secara pribadi maupun bersama - dapat menggunakan masa Pra-Paska tahun 2010 ini menjadi masa untuk ”Retret Agung”, untuk masuk ke dalam misteri hidup, sengsara dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, pokok keselamatan dan andalan hidup kita.




Salam, doa untuk Anda semua :

anak-anak, remaja dan orang muda, agar berkat Tuhan menjadi daya kekuatan bagi Anda semua untuk semakin mencintai Kristus dan Gereja-Nya.





Bandung, 18 Januari 2010

+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Bandung
pujasumarta.multiply.com


Surat Gembala Format Video Youtube silahkan buka link ini: http://www.youtube.com/watch?v=UcPX4EIQT8w#watch-main-area

Bagikan

Kamis, 21 Januari 2010 Pw. Sta. Agnes, Perawan Martir

Kamis, 21 Januari 2010
Pw. Sta. Agnes, Perawan -- Martir

"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."

Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkaulah keselamatan bagi siapa saja yang berseru kepada-Mu. Katakanlah sabda-Mu, agar menjadi pegangan kami dalam bahaya dan bebaskanlah kami dari keragu-raguan. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menolong kami dan teguhkanlah iman kami akan kehadiran-Mu di tengah kami dalam diri Yesus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9; 19:1-7)

"Saul berikhtiar membunuh Daud."

Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu pulang. Maka di segala kota Israel, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu. Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu." Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya: "Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?" Saul mendengarkan perkataan Yonatan dan Saul bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh." Lalu Yonatan memanggil Daud dan Yonatan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul dan ia bekerja padanya seperti dahulu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada Allah Aku percaya tidak takut.
Ayat (Mzm 6:2-3.9-10a.10b-11.12-13, R:5bc)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia.
3. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
4. Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)

"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."

7 Sekali peristiwa, Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, 8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. 9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. 11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." 12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Karena penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya, orang berbondong-bondong mencari Yesus. Kecuali untuk disembuhkan, mereka juga datang untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Pelayanan Yesus selalu disertai dengan penyembuhan dan pengusiran setan. Yesus datang membawakan Kabar Baik, eu-anggelion: orang disegarkan batinnya oleh sabda yang disampaikan-Nya, tubuh yang sakit disembuhkan, jiwa yang terganggu roh jahat dibebaskan. Maka, penyembuhan adalah sarana evangelisasi yang efektif sekali.

Hal itu jelas terlihat dalam pengutusan para Rasul. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. ”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan” (Mat 10:1.7–8).

Kemudian hari, sebelum naik ke surga, Yesus pun secara tegas mengutus murid-murid sepanjang masa untuk mewartakan Injil dalam kuasa Roh Kudus: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, ... mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Mrk 16:15.17.18). Inilah tugas dan panggilan kita: mewartakan Injil dalam kuasa Roh Kudus dengan disertai tanda-tanda dan mukjizat.

Ya Tuhan, nyatakanlah kuasa-Mu secara berlimpah-limpah pada zamanku ini, supaya orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Rabu, 20 Januari 2010 Hari Biasa Pekan II

Rabu, 20 Januari 2010
Hari Biasa Pekan II

Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit

Doa Renungan

Tuhan Allah kami, Engkau mengasihi kami. Maka Engkau mengharap supaya kebaikan dan keadilan-Mu kami jadikan tampak bagi semua orang. Semoga kami tidak puas diri, tetapi tetap berjaga, untuk memperbaharui diri kami dalam Kristus, serta untuk hidup bagi sesama. Tuhan, tinggallah beserta kami, agar harapan kami menjadi nyata sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)

"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."

Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit." Tetapi Daud berkata kepada Saul, "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya. Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang." Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami." Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, gunung batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)

"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Dalam perikop ini kita jumpai suatu bentuk penyembuhan yang dapat disebut ”iman yang tanggap”. Di situ disebutkan bahwa ada orang yang mati sebelah tangannya, artinya tangan itu tidak dapat digerakkan. Namun demikian, Yesus memberi perintah: ”Ulurkan tanganmu” dan orang yang dimaksud segera mengulurkan tangannya dan – seketika itu pun – ia menjadi sembuh.

Di sini ada dua hal yang perlu diperhatikan! Pertama, Yesus dengan penuh wibawa berkata: ”Ulurkan tanganmu!”, Yesus tidak ragu sedikit pun dan juga tidak memberi waktu kepada si sakit untuk ragu-ragu. Maka, apa yang dikatakan-Nya menjadi kenyataan. Ini sesuai dengan ajaran-Nya sendiri dalam Lukas 17:6, ”Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”

Kedua, sikap orang sakit itu yang taat mengikuti perintah Yesus. Si sakit dapat saja berkata: ”Tuhan, Engkau kan melihat, bahwa tangan saya mati. Bagaimana saya dapat mengulurkannya?” Namun, perintah Yesus itu begitu tegasnya sehingga tidak memberi kesempatan bagi si sakit untuk ragu-ragu. Maka, ia pun mengulurkan tangannya dan sembuh.

Ya Tuhan, berilah aku iman yang tanggap, sehingga aku pun dimampukan untuk melakukan apa yang telah Kaulakukan sendiri. Amin. (bdk. Yoh 14:12)

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Selasa, 19 Januari 2010 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 19 Januari 2010
Hari Biasa Pekan II
Pw Yesus Ditemukan Kembali di Bait Allah

Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (Ibrani 6:10)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1-13)

"Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud."


Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman TUHAN: "Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu." Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?" Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN." Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN." Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.27-28)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku. Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?" Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat,"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Bagi orang-orang Farisi, tindakan Yesus sulit dimengerti. Sebab, mereka begitu terbelenggu oleh peraturan-peraturan hukum yang mereka buat sendiri. Untuk ”melindungi” hukum Allah, mereka membuat peraturan-peraturan yang jelimet (mendetail sekali sehingga sulit melihat kesatuannya), menjadi amat kasuistik sehingga mereka justru sering melupakan atau tidak melihat lagi tujuan dari hukum itu. Misalnya, mereka mempersoalkan apakah menyalakan api atau mencuci piring pada hari Sabat itu termasuk kerja atau tidak; seberapa jauh orang boleh berjalan pada hari Sabat. Dengan demikian, sering kali manusia dikorbankan demi peraturan dan bukan peraturan untuk membantu manusia. Akhirnya, orang melakukan peraturan demi peraturan dan bukan untuk suatu tujuan yang lebih luhur.

Dalam kasus Injil ini sebenarnya tujuan menguduskan hari Sabat ialah agar manusia tidak hanya kerja—kerja dan kerja saja—melainkan mengambil waktu untuk berdoa, untuk membaca firman Tuhan, dan untuk merenungkan panggilannya yang abadi.

Dewasa ini, kesadaran akan hari Tuhan, hari Sabat (Minggu), menjadi luntur ke arah keduniawian. Bagi banyak orang—termasuk orang-orang Katolik—hari Minggu adalah hari orang berfoya-foya atau berolah raga sedemikian rupa sehingga sering kali tidak sempat ke gereja. Hari Minggu sudah dianggap bukan hari Tuhan, melainkan hari mencari hiburan duniawi.


Ya Tuhan, sadarkanlah aku bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan, hari untuk beribadat kepada-Mu serta merenungkan Hukum-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Senin, 18 Januari 2010 Hari Biasa Pekan II

Senin, 18 Januari 2010
Hari Biasa Pekan II

"Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" --- Mat 20:28

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, sabda-Mu adalah pelita dan terang bagi jalanku. Aku bersyukur karena rahmat penyertaan-Mu dalam setiap perjalanan hidupku. Biarlah sabda-Mu yang adalah terang ini, selalu aku ingat, sehingga apa pun peristiwa yang aku alami hari ini, aku tahu bahwa Engkau selalu ada menyertai aku. Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (15:16-23)

"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."

16 Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya: "Katakanlah." 17 Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? 18 TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. 19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" 20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. 21 Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." 22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. 23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)

"Pengantin itu sedang bersama mereka."

Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, "Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan

Puasa merupakan bagian disiplin rohani yang penting dalam kehidupan rohani. Puasa sudah dikenal orang sejak zaman dahulu. Tuhan Yesus sendiri berpuasa, demikian pula para murid sesudah kebangkitan Tuhan Yesus. Dewasa ini pun banyak orang berpuasa, khususnya kaum ibu, untuk melangsingkan badan. Namun, puasa punya arti yang lebih dalam. Puasa yang baik memiliki dampak-dampak positif berikut:

1. Puasa merupakan disiplin untuk membantu penguasaan diri sehingga orang dapat menguasai dirinya sendiri.
2. Puasa yang teratur dan tepat juga membantu menjaga kesehatan badan. Dewasa ini lebih banyak orang mati karena kebanyakan makan daripada karena kurang makan.
3. Puasa akan membuat orang sadar bahwa manusia hidup bukan hanya dari makanan saja, melainkan dari setiap sabda yang keluar dari mulut Allah.
4. Puasa membantu menaikkan stamina rohani; membuat orang lebih baik doanya. Doa yang disertai puasa lebih berkenan kepada Tuhan, khususnya untuk suatu ujud tertentu. Untuk hal-hal tertentu, hanya doa yang disertai puasa saja yang membawakan hasil.

Kecuali itu, bagi para murid Yesus, puasa mempunyai arti khusus, yaitu mengungkapkan kerinduan akan kedatangan Yesus Tuhan; sebagai persiapan akan kedatangan Tuhan, baik dalam hidup pribadinya maupun pada akhir hidupnya.

Ya Roh Kudus, bangkitkan dalam hatiku kerinduan akan kedatangan Tuhan Yesus, supaya hidupku tidak hanya terarah kepada realitas dunia—yang akan berlalu—ini saja, melainkan pertama-tama terarah kepada realitas surgawi yang abadi. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Bacaan Harian 18 - 24 Januari 2010

Senin 18 Januari 2010: Hari Biasa Pekan II
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
1Sam 15:16-23; Mzm 50:8-9; 16bc-17,21,23; Mrk 2:18-22.
Anggur baru membutuhkan kantong kulit yang baru, bukan kantong kulit yang tua, karena kalau demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu. Selama kita tidak bisa meninggalkan kebiasaan manusia lama, selama itu pula kita akan sulit untuk sungguh-sungguh mengikuti Yesus.

Selasa, 19 Januari 2010: Hari Biasa Pekan II
1Sam 16:1-13; Mzm 89:20,21-22,27-28; Mrk 2:23-28.
Seringkali kita menghadapi benturan antara peraturan yang harus ditaati dan perbuatan kasih yang harus diwujudkan. Dalam pelayanan pastoral, taat buta terhadap peraturan seringkali menghalangi kita untuk sungguh-sungguh melayani dengan kasih dan empati.

Rabu, 20 Januari 2010: Hari Biasa Pekan II
1Sam 17:32-33,37,40-51; Mzm 144:1,2,9-10; Mrk 3:1-6.
Kebaikan sering kita kalahkan demi kondisi tertentu yang menguntungkan kita. Kebenaran sering kita singkirkan demi kepentingan pribadi dan golongan. Terhadap sikap seperti ini, Yesus mengungkapkan kemarahan-Nya..

Kamis, 21 Januari 2010: Pw S. Agnes
1Sam 18:6-9; 19:1-7; Mzm 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13; Mrk 3:7-12.
Kuasa Yesus luar biasa. Ia bukan saja menyembuhkan begitu banyak orang, tetapi roh-roh jahat pun mengakui Dia sebagai Anak Allah. Maka, seberat apa pun beban kita, jang sampai kita tergoda untuk mencari kekuatan dan kuasa lain. Andalkanlah Yesus.

Jumat, 22 Januari 2010: Hari Biasa Pekan II
1Sam 24:3-21; Mzm 57:2,3-4,6,11; Mrk 3:13-19.
Yesus menetapkan orang-orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil. Yesus selalu membutuhkan murid-murid untuk meneruskan Kabar Gembira-Nya. Maka, kalau kita sekarang menjadi murid Yesus, itu semua bukan karena usaha kita. Itu adalah rahmat karena kita dipilih-Nya. Apakah kita sudah membawa Kerajaan Allah itu di mana pun kita berada?

Sabtu, 23 Januari 2010: Hari Biasa Pekan II
2Sam 1:1-4,11-12,19,23-27; Mzm 80:2-3, 5-7; Mrk 3:20-21.
Perbuatan baik dan benar tidak selalu mendapatkan tanggapan positif. Tapi apakah kalau begitu kita harus berhenti berbuat baik dan memperjuangkan yang benar? Apa yang sesungguhnya kita cari?

Minggu, 24 Januari 2010: Hari Minggu Biasa III
Neh 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm 19:8,9,10,15; 1Kor 12:12-30 (1Kor 12:12-14,27); Luk 1:1-4;4:14-21.
Yesus datang untuk menyampaikan kabar baik bagi orang miskin (lemah tak berdaya), pembebasan kepada orang-orang tawanan (yang diperbudak dosa); penglihatan bagi orang-orang buta (sakit fisik, buta rohani); serta membebaskan orang-orang yang tertindas (oleh kuasa-kuasa gelap). Yesus mau membawa rahmat Allah bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, lemah, tersingkir. Yesus adalah sumber pengharapan.


Bagikan

Minggu, 17 Januari 2010 Hari Minggu Biasa II tahun C, Mengenali Karunia Rohani



Minggu, 17 Januari 2010
Hari Minggu Biasa II


MENGENALI KARUNIA ROHANI

Doa Renungan

Allah Bapa yang maha penyayang, Engkau telah memberikan diri kepada kami dalam ikatan kudus demi cinta kasih-Mu. Sebagaimana mempelai pria bergembira karena mempelai wanita, demikian pula Engkau terhadap kami. Kami mohon, berilah kami semangat kegembiraan, damai sejahtera kepada semua orang. Kami mohon semuanya ini dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)

"Seorang mempelai girang hatinya melihat pengantin wanita."

Oleh karena Sion aku tidak akan beriam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 96:1-2.2b-3.7-8.9-10a.c; Ul:3
1. Nyanyikanlah lagu bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceriterakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:4-11)

"Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."

Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 952
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. (2Tes 2:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:1-11)

"Itulah tanda pertama yang dikerjakan Yesus di Kana wilayah Galilea."

Pada suatu hari ada perkawinan di Kana wilayah Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


MENGENALI KARUNIA ROHANI

Pada hari Minggu Biasa II tahun C dibacakan Yes 62:1-5; 1Kor 12:4-11; dan Yoh 2:1-11. Bacaan-bacaan ini mendorong kita untuk semakin menyadari bahwa Tuhan berkenan hadir di tengah-tengah manusia dengan macam-macam karunia yang diberikan-Nya demi kesejahteraan bersama. Itulah dasar kesatuan dan kegembiraan yang sungguh.

PARADIGMA BARU BERTEOLOGI

Yes 62:1-5 ditulis dengan latar belakang pembangunan kembali kota Yerusalem yang ditinggalkan sebagai reruntuhan selama masa pembuangan (586/7 hingga 537/8 sebelum Masehi). Upaya membangun kembali kota itu didasarkan pada keyakinan bahwa Tuhan kini sudi berdiam kembali di gunung-Nya yang suci, Sion, di Yerusalem. Syair mengenai Sion dalam bacaan ini menggairahkan kembali semangat orang. Yang pertama-tama perlu dihidupkan kemÂ*bali ialah reruntuhan batin mereka. Baru dengan demikian, mereka akan dapat menghidupkan kembali tempat ibadat di kota suci itu. Perhatian besar Tuhan diibaratkan sebagai kasih sayang kepada mempelai yang dikasihi-Nya. Suasana kemurungan beralih menjadi kegembiraan pesta pernikahan. Kini umat tidak usah merasa diri ditinggalkan. Tuhan yang dulu membuat orang gemetar kini tampil sebagai mempelai yang lemah lembut dan penuh perhatian. Bangsa-bangsa lain menyaksikan hal ini dan ikut bergembira. Mereka juga tidak lagi perlu merasa terancam akan direbut harta dan kotanya seperti dulu ketika Tuhan digambarkan sebagai yang mempimpin umat-Nya merebut tanah Kanaan. Teologi penaklukan seperti itu terasa usang. Ada paradigma baru, yakni teologi yang menaruh keprihatinan untuk membangun ruang hidup bersama, baik di dalam umat maupun dengan orang-orang lain. Warta seperti ini dapat berbicara kepada orang-orang yang tidak termasuk umat dan berlaku di mana-mana karena menyentuh keinginan yang pa*ling dasar dalam diri manusia, yakni keinginan untuk hidup damai dengan orang-orang lain, keinginan untuk tidak me*rasa terancam oleh kehadiran orang lain. Yang lain kini memperkaya, bukan merebut kekayaan. Juga di bidang hidup ibadat. Umat Perjanjian Lama butuh waktu yang panjang untuk sampai pada keterbukaan seperti itu. Mereka mengalami banyak kepahitan sebelum bisa melihat bahwa orang-orang lain juga sama seperti mereka.

KEGEMBIRAAN YANG TAK TERPUTUS = TANDA?

Suasana gembira menandai pesta pernikahan di Kana. Banyak tamu datang dan ikut merasakan suasana itu. Tak heran jika persediaan anggur menipis. Akan tetapi, kegemÂ*biraan tetamu berlanjut karena ada anggur yang lebih baik yang bisa dihidangkan. Kita tahu bagaimana ini terjadi. Yesus menyuruh pelayan-pelayan mengisi tempayan-tempa*yan dengan air dan membawanya kepada pemimpin perjamuan. Pemimpin perjamuan mencicipinya sambil terheran-heran mengapa tuan rumah masih menyimpan anggur yang lebih baik! Pesta berlangsung terus dan menjadi makin meÂ*riah. Tentunya makin banyak orang dapat ikut serta bergembira.

Pada akhir kisah mengenai pesta di Kana itu disebut*kan bahwa hal itu dilakukan Yesus sebagai yang pertama dari tanda-tanda yang dikerjakannya (Yoh 2:11). Apa yang dimaksud dengan tanda di sini? Air menjadi anggur? Meskipun unsur ini penting, rasa-rasanya maksud Yohanes lain. Baginya, tanda yang jelas ialah kemeriahan pesta yang berlangsung terus dan kehadiran Yesus di situ yang memungkinkan pesta itu tidak terhenti. Inilah yang dirujuknya sebagai hal itu. Kegembiraan yang tak terputus dan malah bertambah besar inilah yang membuat murid-murid-Nya percaya kepadanya. Percaya di sini ialah percaya bahwa ia itu patut diikuti, ia itu memperhatikan orang, ia itu membuat orang makin mengenali kebaikan Tuhan. Murid-muridnya percaya bukan karena peristiwa menakjubkan air menjadi anggur. Kehadirannya yang membuat orang merasa tak kurang suatu apa itulah yang menjadi tanda yang pertama yang dilakukan Yesus bagi orang banyak.

BELAJAR DARI MARIA

Pada awal kisah di Kana itu disebutkan ... ada perkawinan di Kana dan ibu Yesus ada di situ (Yoh 2:1). Baru setelah itu dikatakan bahwa Yesus dan murid-muridnya diundang juga. Dapat diduga bahwa Maria mengajak Yesus dan Yesus mengajak murid-muridnya. Ini dilakukan orang di mana-mana. Bila diperhatikan, akan tampak betapa besarnya peran Maria dalam peristiwa ini. Dia-lah yang mengatakan kepada Yesus bahwa orang kehabisan anggur. Maria jugalah yang berkata kepada pelayan-pelayan agar menuruti semua yang dikatakan Yesus. Tidak keliru bila dikatakan Maria mengantar kedatangan Yesus sang Penghadir Tuhan kepada orang banyak dan mempertemukan mereka dengan Tuhan sendiri.

Bisa kita bayangkan Maria dapat juga berusaha mencari bantuan ke tempat lain. Tetapi ia meminta kepada Yesus. Maria percaya bahwa Yesus bisa berbuat sesuatu meskipun belum pernah menyaksikannya sendiri. Yohanes yang menceritakan peristiwa ini mungkin mau menyarankan agar kita juga percaya bahwa kehadiran Yesus itu pasti memberi sesuatu.

Bagaimana penjelasan reaksi Yesus Mau apa engkau dariku, Bu? Saatku belum tiba! terhadap kata-kata ibunya? Dalam bahasa Yunani Kitab Suci, tetapi asalnya dari bahasa Ibrani, ungkapan itu harfiahnya berbunyi Apa bagiku dan bagimu? yang sudah menjadi ungkapan klise untuk mengungkapkan macam-macam reaksi terhadap perbuatan orang lain, dari sekadar basa basi untuk mengatakan agar tak usah repot-repot sampai ungkapan rasa kurang enak. Nadanya bisa halus, netral, atau ketus. Dengan memakai sebutan Bu, ungkapan itu jadi bernada halus dan dimaksudkan agar Maria tidak perlu merepotkan diri lagi dengan perkara ini karena saatku belum tiba. Artinya, Yesus mempunyai perhitungan sendiri. Tidak perlu ungkapan ini dikait-kaitkan dengan saat penebusan di salib nanti atau saat apa lagi dalam kehidupan Yesus.

Sekali lagi, kita dapat belajar dari Maria. Ia tidak mendesak-desak. Ia percaya Yesus mempunyai perhitungan sendiri. Sering dalam doa kita merasa semuanya penting dan mendesak serta menjadi gelisah karena merasa tak ada jawaban. Amat boleh jadi Tuhan berkata kepada kita, Mau apa kalian dariku? Saatku belum tiba! seperti kepada Maria, ibunya, orang yang paling dekat kepadanya. Dan sikap Maria yang menghormati perhitungan Tuhan dapat membantu kita. Maria tidak diam saja. Ia mempersiapkan jalan Tuhan: ia menyuruh orang melakukan apa yang nanti dikatakan Yesus. Inilah cara menantikan saat Tuhan bertindak dalam perhitungan-Nya sendiri.

KARUNIA ROHANI DEMI KESEJAHTERAAN BERSAMA

Dalam bacaan liturgi hari Minggu, bacaan kedua sering tidak mudah dikaitkan dengan kedua bacaan yang lain. Namun demikian, sering dapat membantu bila didalami sikap iman mana yang dianjurkan dalam bacaan kedua itu. Dalam 1Kor 12:4-11, Paulus mengajak orang memahami bahwa Roh yang sama berkarya di tengah-tengah manusia dalam berbagai bentuk karunia dan macam-macam pelayanan serta perbuatan-perbuatan yang menakjubkan. Dalam cara bicara Paulus, ungkapan "karunia Roh" sebetulnya berarti "pemberian rohani". Jadi lebih berpusat pada pemberian sendiri dan sifat pemberian itu, bukan pada gagasan mengenai kekuatan yang tiba-tiba menghinggapi orang. Begitulah, dalam ay. 7, Paulus menegaskan bahwa semua pemberian rohani itu bagi kepentingan bersama. Bila unsur ini tak ada, orang boleh mempertanyakan apa asalnya betul-betul dari Roh, apa sungguh rohani sifatnya. Mukjizat spektakuler, sukses besar bukan jaminan bila arahnya bukan demi kebahagian bersama. Kerap istilah "karunia Roh" dipahami sebagai kekuatan atau kekhususan yang menakjubkan yang berasal dari Roh. Seperti di Kana tadi, air berubah jadi anggur melulu tidak akan banyak artinya bila tidak membuat orang-orang yang hadir bisa terus bergembira.

MUKJIZAT DAN TANDA

Dalam Injil-Injil, kisah mukjizat Yesus sebenarnya dimaksudkan sebagai tanda agar kehadiran Yang Ilahi di tengah-tengah manusia terlihat orang banyak. Kehadiran inilah yang membuka mata orang buta, yang membuat orang tuli mendengar, yang membuat orang gagu bicara, yang membuat orang lumpuh bisa berjalan kembali, yang mem*buat orang berdosa merasakan pengampunan. Bila di*mengerti sebagai mukjizat belaka, malah akan kurang tampaklah kehadiran Yang Ilahi yang sesungguhnya. Maklum*lah, di hadapan mukjizat orang akan tidak bisa berbuat banyak selain tunduk dan boleh jadi tidak lagi merdeka. Akan tetapi, berhadapan dengan tanda, orang dapat mencari maknanya dan menghidupi kenyataan yang ditandakan. Dulu umat Perjanjian Lama butuh waktu panjang sebelum menginsafi betapa tidak lestarinya keyakinan yang dibangun semata-mata atas dasar tindakan-tindakan mukjizat Tuhan yang menjadi unsur pokok teologi penaklukan tanah Kanaan. Baru kemudian mereka sadar bahwa teologi mem*bangun ruang hidup bersama lebih memungkinkan hidup damai.

Dalam masyarakat yang majemuk, teologi seperti ini dapat menyumbang banyak dengan mengajak orang menghargai perbedaan dan membuat orang peka akan cara-cara Tuhan hadir di tengah umat manusia. Teologi penaklukan malah bisa berakibat kekerasan dan permusuhan.

Salam hangat,
A. Gianto




Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy