| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 01 April 2010 Hari Kamis Putih, Mengenang Perjamuan Tuhan

Kamis, 01 April 2010
Hari Kamis Putih, Mengenang Perjamuan Tuhan

Yesus mengasihi mereka tanpa batas

Pengantar

Pada Hari Kamis Putih, gereja secara khusus mengenangkan lima Misteri Iman kita. Misteri pertama adalah Yesus membasuh kaki para Rasul-Nya. Dengan tindakan-Nya ini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk melayani sesama dengan rendah hati. Kedua, Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita. Misteri ketiga, yang merupakan rahmat terbesar dari semua rahmat yang telah Yesus berikan kepada kita, ialah Perayaan Misa: menerima Tubuh, Darah, Jiwa serta Ke-Allahan Yesus dalam Komuni Kudus. Pada Perjamuan Malam Terakhir Yesus juga meletakkan dasar Sakramen Imamat, Ordo-ordo Kudus. Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.


Pada Hari Kamis Putih kita juga mengenangkan sengsara maut Yesus di Taman Getsemani, di mana Ia meneteskan butir-butir keringat darah dari Darah-Nya yang Sangat Berharga itu bagi kita sementara Ia berdoa.

Pada Misa Kamis Putih imam mengkonsekrasikan cukup hosti agar dapat dibagikan juga pada umat saat Komuni Kudus keesokan harinya, karena pada hari Jumat Agung tidak dipersembahkan Misa. Setelah Misa berakhir, Sakramen Maha Kudus, yaitu Yesus Sendiri, diarak secara khidmat menuju tempat pentakhtaan-Nya, dimana akan diadakan Jam Suci (= malam berjaga, tuguran) di hadapan Sakramen Mahakudus. Mari kita semua ikut serta dalam perayaan Misa Hari Kamis Putih dan menerima banyak rahmat istimewa yang dilimpahkan oleh Allah Bapa bagi kita pada hari yang kudus ini. (indocell.net/yesaya)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang maha pengasih dan maha penyayang, hari ini kami Kauperkenankan untuk merayakan perjamuan-Mu yang mahakudus. Perjamuan cinta kasih ini dianugerahkan Kristus pada malam Ia menyerahkan diri, kepada Gereja-Nya sebagai korban baru sepanjang masa. Hari ini, kami inin menegaskan komitmen kami, mengikuti jalan salib dan derita-Mu, yang tidak lain jalan kasih-Mu yang menyelamatkan. Semoga dengan ikut ambil bagian dalam perjamuan-Mu, kami Kaumampukan, berani sebagai pelaku kabar gembira dimanapun kami berada. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup, berkuasa, kini dan sepanjang masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)

"Aturan Perjamuan Paska."

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat.(Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16; do=g 2/4;3/4)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:23-26)

"Setiap kali Saudara makan roti ini dan minum dari piala ini, Saudara wartakan wafat Tuhan."

23 Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" 25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" 26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal. (Mzm 95:8ab)
Solis.
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. (Yohanes 13:34)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)

"Yesus mengasihi mereka tanpa batas."

1 Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" 7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." 12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Rekan-rekan sekalian!
Pada hari Kamis Putih dibacakan kisah pembasuhan kaki para murid (Yoh 13:1-15). Tindakan ini dimengerti Petrus sebagai ungkapan merendah dari gurunya di hadapan para murid. Yesus meluruskan pendapat Petrus tadi sambil mengajarkan hal yang lebih dalam lagi. Hanya dalam Injil Yohanes sajalah dikisahkan tindakan Yesus membasuh kaki para murid. Memang orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya. Dan bila dilakukan, akan dijalankan sebelum perjamuan mulai. Hanya pelayan rumah sajalah yang melakukan pembasuhan kaki tetamu, bukan tuan rumah. Injil Yohanes mengubah dan bahkan membongkar peran-peran tadi.

Yesus sang Guru dan tuan rumah itu kini membasuh kaki para muridnya, para tamunya. Apakah dengan demikian hendak disampaikan ia menjalankan peran sebagai hamba, hamba yang diutus dari atas sana, dari Allah sendiri? Menarik. Ini bisa menjadi dasar spiritualitas pengabdian sang hamba yang terungkap dalam syair-syair Ebed Yahwe (Yes 42:1-4; 49:1-6; 50:4-11, terutama 52:13-53:12). Tetapi tak usah kita tergesa-gesa ke sana. Mari kita amati lebih lanjut terlebih dahulu peristiwa yang dikisahkan Yohanes. Pembasuhan ini terjadi selama perjamuan sendiri, bukan sebelum, seperti lazim dilakukan orang. Tidak biasa. Boleh jadi Yohanes memang sengaja ingin menyampaikan hal-hal yang tidak lazim sehingga pembacanya mulai memikir-mikirkan apa gerangan maksudnya. Bila begitu, pembasuhan kaki di sini boleh jadi bukan ditampilkan sebagai tanda memasuki perjamuan dengan kaki bersih, atau ungkapan pengabdian serta kerendahan hati yang membasuh, melainkan guna menandai hal lain. Apa itu? Baiklah didekati kekhususan Yohanes dalam mengisahkan kejadian-kejadian terakhir dalam hidup Yesus.

Yohanes menceritakan hari-hari terakhir Yesus dengan cara yang agak berbeda dengan ketiga Injil lainnya. Dalam Injil Markus, Matius dan Lukas, kedatangan Yesus ke Yerusalem mengawali peristiwa-peristiwa yang membawanya masuk ke dalam penderitaan, kematian dan kebangkitannya nanti, termasuk di dalamnya perjamuan Paskah. Yohanes lain. Kedatangan Yesus ke Yerusalem dan pembersihan Bait Allah dipisahkan dari peristiwa salib dan kebangkitan. Bagi Yohanes, serangkaian kejadian yang berakhir dengan kebangkitan itu justru berawal pada perjamuan malam terakhir. Berbeda juga dengan ketiga Injil lainnya, perjamuan ini bukan perjamuan Paskah, melainkan perjamuan malam yang diadakannya sebelum Paskah. Bagi Yohanes, Paskah yang baru akan terjadi dalam ujud pengorbanan Yesus di salib.

Ditekankan oleh Yohanes bahwa Yesus sungguh menyadari dirinya "datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah" (ay. 3). Karena itu mereka yang mengenalnya akan mengenali Yang Ilahi dari dekat. Ini semua diajarkan Yesus kepada para murid terdekat pada perjamuan malam terakhir itu dengan membasuh kaki mereka. Dia yang sadar berasal dari Allah dan sedang kembali menuju kepadaNya ingin menunjukkan bahwa orang-orang terdekat itu sedemikian berharga, sedemikian terhormat.

Lebih dari itu, ia ingin berbagi "asal dan tujuan" - dari siapa dan menuju ke siapa - dengan orang-orang yang paling dekat ini. Inilah yang dimaksud dengan mengasihi "sampai pada kesudahannya" (ay. 1). Tidak setengah-setengah melainkan sampai saat tujuan kedatangannya terlaksana, yakni membawa manusia ke dekat Allah, pengasal terang dan kehidupan sendiri. Berbagi asal dan tujuan itu cara Yohanes mengutarakan bagaimana Yesus berbagi kehidupan seutuh-utuhnya dengan pengikut-pengikutnya. Sekaligus terasa ada ajakan bahwa mengikuti Yesus bukan sekadar menyertainya sebentar-sebentar, dari sini sampai situ, melainkan dari awal hingga akhir. Justru dengan demikian manusia akan menjadi manusia sempurna.

Petrus terheran-heran dan tak bisa menerima gurunya membasuh kakinya. Murid yang serba spontan ini melihat gurunya melakukan tindakan merendah. Hanya itulah yang dilihatnya. Ia terlalu berakar dalam kerohaniannya sendiri. Yang hendak diberikan Yesus ialah sesuatu yang baru yang belum berkembang dalam diri para pengikutnya, bahkan yang paling dekat seperti Petrus sendiri. Yesus mengatakan bahwa kelak ia akan mengerti walaupun kini belum menangkapnya (ay. 6-7). Petrus belum puas dan bersikeras menolak dibasuh kakinya oleh gurunya itu. Mari kita dengar penjelasan Yesus sendiri kepada Petrus dan kepada siapa saja yang merasa seperti Petrus di hadapan Yesus sore ini.

Yesus menjelaskan, "Jikalau aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam aku." (ay. 8). Dia yang sadar bahwa "asal dan tujuan"-nya ialah Allah sendiri itu (ay. 3) kini hendak berbagi kehidupan dengan para murid! Bila asal dan akhir itu Allah sendiri, tentunya yang dimaksud ialah Allah sumber terang, sumber kehidupan. Utusannya datang ke dunia yang masih berada dalam ancaman kuasa gelap untuk membawa kembali orang-orang yang dekat padanya kembali ke sumber terang, kepada Allah, ke sumber kehidupan sendiri. Bila bisa dipakai istilah dalam budaya rohani Nusantara, maka berbagi "sangkan paran" kehidupan yang dilakukan Yesus menjadi jalan keselamatan bagi manusia.

Yesus juga menegaskan bahwa pembasuhan kaki dengan makna seperti di atas itu disampaikan sebagai teladan bagi para murid, agar mereka berbuat seperti itu satu sama lain (ay. 15), dengan maksud saling berbagi pengertian "dari mana dan ke mananya hidup ini", pengertian yang sudah mulai diterima dari perjumpaan dengan sang Guru kehidupan tadi. Inilah bekal kehidupan orang-orang yang percaya bahwa Yesus itu datang dari Allah dan pulang kepadaNya setelah berhasil memperkenalkan siapa Allah itu sesungguhnya. Bila demikian, rasa-rasanya memang ada sesuatu yang lebih dalam yang hendak dicapai dengan sikap saling melayani.

Boleh dikatakan, saat itulah lahir kumpulan orang yang hidup berbekal sikap Yesus yang menganggap sesama sedemikian berharga sehingga pantas dilayani dan dihormati. Inilah Gereja dalam ujudnya yang paling rohani, paling spiritual. Dalam arti inilah Gereja berbagi "asal dan tujuan" dengan Yesus sendiri. Kehidupan Gereja yang berpusat pada ekaristi baru bisa utuh bila dihidupi oleh bekal yang diberikan Yesus tadi. Hanya dengan cara itu Gereja akan tetap memiliki integritas. Memang kaum beriman masih berada di dunia, masih berada dalam kancah pergulatan dengan kekuatan-kekuatan gelap, tetapi arahnya jelas, ke asal dan tujuan tadi: ke sumber terang sendiri bersama dengan dia yang diutus olehNya.

Karena itu tak perlu heran bila para murid tidak semuanya bersih. Yesus berkata dalam ay. 11 "Tidak semua kamu bersih." Kata-kata itu tak usah ditangkap sebagai celaan atau peringatan melainkan sebagai pengakuan bahwa masih ada kekuatan-kekuatan gelap yang dapat menyesatkan orang yang berkehendak baik sekalipun. Kekuatan ini menghalangi orang untuk melihat dan mendalami "dari mana dan ke mananya" hidup ini. Tetapi nanti pada saat ia kembali kepada Allah, kekuatan ilahi akan tampil dengan kebesarannya dan saat itu jelas kekuatan-kekuatan gelap tidak lagi menguasai meskipun tetap dapat menyakitkan. Penderitaan tidak akan memporakperandakan kumpulan orang-orang yang percaya kepadanya. Malah menguatkan harapan. Inilah yang diajarkan pada hari ini.

Salam hangat,
A. Gianto

----------------------------------------------------------------------------------------------------
Di dalam perjamuan-perjamuan pada umumnya tuan rumah atau yang mengundang berpakaian rapi dan menarik sambil menerima dan menyapa para undangan dengan senyuman. Selama perjamuan tuan rumah pada umumnya juga tidak bekerja keras atau melayani makanan dan minuman secara langsung kepada para tamu undangan. Yang sibuk melayani makanan dan minuman adalah para pelayan, entah sosial atau pekerja dari usaha `catering' tertentu. Dengan kata lain aneka urusan kebutuhan selama pesta pada umumnya tidak ditangani langsung oleh si pemilik pesta/pengundang, tetapi oleh para pekerja khusus. Hari ini kita kenangkan perjamuan malam yang diselenggarakan oleh Yesus bagi para rasul atau murid-murid-Nya; Yesus sebagai pemimpin pesta atau pengundang. Ia sendiri yang melayani secara langsung dalam hal makanan dan minuman, bahkan Ia membasuh kaki para rasul satu persatu dengan penuh pelayanan dan kerendahan hati. Setelah selesai melayani para rasul Ia berpesan: "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yoh 13:14-15) . Pesan ini kiranya juga terarah bagi kita semua yang beriman kepada-Nya, maka marilah kita renungkan, kenangkan dan hayati dalam hidup bersama kita dimanapun dan kapanpun.

"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yoh 13:14-15)

Kaki adalah anggota tubuh yang paling bawah, jika tanpa alas kaki berarti langsung bersentuhan dengan tanah, maka boleh dikatakan sebagai anggota tubuh yang paling kotor. Kaki juga harus menanggung beban seluruh tubuh serta membuat orang bermalas-malasan alias kaki tak mau bergerak atau dinamis alias kaki senantiasa bergerak dengan cepat dan cekatan. "Membasuh kaki" berarti memperhatikan saudara-saudari kita yang berada paling bawah: pemimpin kepada rakyat, orangtua kepada anak-anak, guru kepada para peserta didik, tuan rumah kepada para pembantu, manajer perusahaan kepada para pekerja dst.. ; memperhatikan dengan penuh pelayanan dan kerendahan hati.

Melayani berarti membahagiakan yang dilayani. Seorang pelayan yang baik pada umumnya memiliki cirikhas: rendah hati, ceria, gembira, cekatan, tidak mengeluh/menggerutu ketika sedang melayani, siap-sedia menerima tugas apapun, dst.. Pelayan baik senantiasa berusaha secara optimal jangan sampai mengecewakan atau membuat marah yang dilayani. Kita semua dipanggil untuk saling melayani dan membahagiakan, lebih-lebih atau terutama terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan atau yang kurang memperoleh perhatian. Hemat saya hal ini perlu dihayati atau dilakukan dalam komunitas basis seperti dalam keluarga, komunitas biara, kantor atau tempat kerja, dimana setiap hari kita memboroskan waktu, tenaga dan perhatian kita. Para pemimpin, orangtua, atasan, manajer, dst..hendaknya memberi teladan seperti Yesus telah memberi teladan kepada para rasul. Di dalam keluarga hemat saya para ibu pada umumnya telah berusaha melayani semua anggota keluarganya, maka baiklah anggota keluarga yang lain melakukan yang sama.

"Membasuh kaki" berarti membersihkan, maka dipanggil untuk saling membasuh kaki juga berarti saling membersihkan satu sama lain, meneladan Tuhan yang "menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27). Dengan kata lain kita dipanggil untuk senantiasa saling berpikir positif, saling mengutamakan apa yang baik, luhur, mulia dan benar yang ada dalam diri kita masing-masing. Sebagaimana seorang pelayan senantiasa bersikap baik, penuh hormat dan kasih terhadap yang dilayani, demikian juga kita dipanggil untuk saling berbuat baik, saling menghormati dan mengasihi. Sikap yang demikian ini kiranya juga terjadi dalam suatu perjamuan atau pesta dimana masing masing orang berusaha menghadirkan diri sedemikian rupa, sehingga menarik, mempesona dan memikat orang lain. Marilah kita saling menghadirkan diri sedemikian rupa, sehingga kita saling mempesona, manarik dan memikat.

"Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang " (1Kor 11:26)

Pada hari ini kita kenangkan juga Perayaan Ekaristi, yang pada pertama kali kita imani diselenggarakan oleh Yesus dalam perjamuan terakhir bersama para rasul. Dalam perjamuan tersebut Yesus `memberikan tubuh dan darah-Nya sendiri' berupa roti dan anggur kepada para rasul. Setiap menghadiri Perayaan Ekaristi, kita semua yang telah boleh menerimanya, kita juga menerima `Tubuh dan Darah" Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur alias menerima komuni kudus. Paulus mengingatkan kita semua bahwa "setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang". Apa arti peringatan Paulus ini kepada kita semua?

Dengan menerima Tubuh Kristus atau komuni kudus kita dipanggil untuk `memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang', artinya mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui sesama atau saudara-saudari kita demi kebahagiaan dan keselamatan mereka. Kematian Tuhan adalah pengorbanan Diri Yesus di kayu salib, dimana Ia menjadi pengorban sekaligus korban demi keselamatan dan kebahagiaan seluruh dunia. Maka kita diharapkan tidak mengorbankan orang lain demi keuntungan atau kebahagiaan diri kita sendiri, tetapi siap sedia untuk berkorban bagi keselamatan dan kebahagiaan sesama atau saudara-saudari kita. Marilah kita hayati motto "solidaritas dan keberpihakan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan" dalam hidup bersama kita dimanapun dan kapanpun. Berpihak pada yang miskin dan berkekurangan hemat saya pasti harus berkorban dengan rendah hati dan semangat melayani.

Entah berapa kali kita telah menerima Tubuh Kristus atau menerima komuni kudus, mungkin tak ada seorangpun dari kita sempat menghitung. Maka saya mengajak kita semua mawas diri: dampak atau pengaruh apa dalam cara hidup dan cara bertindak kita setelah sekian kali menerima komuni kudus? Karena kita telah `makan dan minum Tubuh dan Darah Kristus', maka diharapkan cara hidup dan cara bertindak kita meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, yang datang untuk melayani bukan dilayani dengan menyerahkan Diri seutuhnya bagi keselamatan seluruh dunia/bangsa. Karena yang kita sambut atau terima adalah sama, yaitu Tubuh dan Darah Kristus, maka terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati di antara kita; kita hidup penuh dengan persaudaraan dan persahabatan. Pada malam hari ini pada umumnya juga diselenggarakan `tuguran', devosi kepada Sakramen Mahakudus, maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk berpartisipasi dalam `tuguran' ini sambil mengenangkan pemberian Diri Yesus bagi kita semua. Baiklah jika seluruh keluarga dapat bersama-sama berpartisipasi dalam `tuguran' ini.

Jakarta, 1 April 2010

Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Rabu, 31 Maret 2010 Hari Rabu dalam Pekan Suci

Rabu, 31 Maret 2010
Hari Rabu dalam Pekan Suci

"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" --- 1 Yoh3:3

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebahagiaan, wajah-Mu Kautunjukkan bagi kami dalam diri pria yang rendah hati, yang telah mengurbankan hidup-Nya demi keselamatan kami. Semoga kami dapat menanggapi sengsara-Nya dengan mengekang kecenderungan kami berbuat dosa. Sebab Dialah Putera-Mu yang hidup di tengah-tengah kami, kini dan sepanjang segala abad. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat. (Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)
1.Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)

"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Yesus menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!" Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

• Secara manusiawi Yudas Iskariot sungguh mengkhianati Yesus dengan `menyerahkan Yesus kepada para imam', namun secara spiritual atau rencana Ilahi kiranya apa yang akan dilakukan oleh Yudas Iskariot harus terjadi, sebagaimana disabdakan oleh Yesus: "Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan". Hari ini hari terakhir sebelum kita memasuki Trihari Suci; sebelum `pergi' alias wafat di kayu salib Yesus mengadakan jamuan bersama dengan para murid, jamuan perpisahan. Maka mungkin baik kalau hari ini kita mawas diri perihal kesiap-sediaan kita untuk sewaktu-waktu `pergi' alias meninggal dunia: baiklah kita senantiasa membangun persaudaraan atau persahabatan dengan mereka yang hidup dan bekerja bersama dengan kita, agar sewaktu-waktu kita merasa akan dipanggil Tuhan memperoleh dukungan dari saudara-saudari kita. Sebaliknya apa yang akan dilakukan oleh Yudas Iskariot kiranya juga dapat menjadi permenungan atau refleksi kita: jangan-jangan cara hidup dan cara bertindak kita tanpa kita sadari mencelakakan orang lain atau membuat orang lain menderita sengsara. Yudas Iskariot boleh dikatakan bersikap mental materialistis, dan hemat saya siapapun yang bersikap mental materialistis dengan mudah mencelakakan orang lain, maka marilah kita jauhi sikap materialistis dalam diri kita masing-masing.

"Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi" (Yes 50:5-6), demikian sharing iman nabi Yesaya. Nabi adalah pembawa dan pewarta kebenaran, dan sebagai orang beriman kita semua juga memiliki tugas kenabian alias mewartakan kebenaran melaui cara hidup dan bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Di tengah-tengah kehidupan bersama yang masih diwarnai atau dijiwai aneka bentuk kebohongan, kepalsuan, manipulasi dst.. masa kini kiranya untuk menjadi pembawa atau pewarta kebenaran pasti harus menghadapi aneka tantangan, cemoohan, ejekan, caci maki, pelecehan dst.. Baiklah ketika kita diperlakukan demikian tidak perlu memberontak, melawan atau balas dendam, melainkan pasrah dan menyerah saja. Percayalah dan imanilah jika kita tidak melawan, memberontak atau balas dendam, maka mereka pasti akan berhenti sendiri dan pada suatu saat menyesali diri. Marilah bersikap ksatria, maju terus pantang mundur dalam menghadapi aneka macam tantangan, hambatan dan masalah. Berbagai macam tantangan, hambatan dan masalah hemat saya merupakan wahana untuk semakin memurnikan dan memperteguh iman kita atau mendewasakan iman kita. Sebagaimana untuk mendapatkan logam emas murni harus dibakar dan digembleng, demikian juga agar iman kita semakin bersih dan kuat harus berani menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, yang muncul atau lahir dari kesetiaan dan ketaatan kita kepada kehendak Tuhan.

Jakarta, 31 Maret 2010


Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Selasa, 30 Maret 2010 Hari Selasa dalam Pekan Suci

Selasa, 30 Maret 2010
Hari Selasa dalam Pekan Suci

Anak manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, bukalah hati kami, agar kami dapat menangkap bahasa tanda-tanda-Mu. Yakinkanlah kami bahwa Engkaulah yang menyertai kami meninggalkan tanah penjajahan menuju tanah pembebasan berkat jasa Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." Tetapi aku berkata, "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku." Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, "Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!
3. Sebab Engkaulah harapan-Ku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)

"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Di dalam perjamuan Paska dengan murid-murid-Nya, Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, "Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus, "Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi 'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang' demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus, "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita tidak pernah membayangkan apalagi merencanakan akan mengkhianati orang yang kita cintai, kagumi, dan hormati. Tidak ada orang yang ingin menikah dengan pikiran bahwa pasangannya akan berkhianat. Tidak ada orang yang bersiap-siap menerima panggilan imamat berpikir akan meninggalkan jabatannya pada suatu saat. Tidak terelakkan kita bisa saja me*ngalami kesulitan. Orang mengecewakan kita dan sebaliknya. Rencana kita pernah atau bahkan sering berantakan. Kekecewaan semakin menyakitkan manakala hal buruk yang kita alami justru berasal dari orang yang kita pandang dekat dan kita cintai termasuk anggota keluarga atau kolega kita.

Berhadapan dengan keadaan seperti itu, Yesus memberikan contoh yang inspiratif. Menyadari apa yang dihadapi-Nya, Yesus melihat bahwa tujuan hidup dan pelayanan-Nya bukan dalam ukuran dunia ini. Yesus memberi teladan bahwa dalam keadaan seburuk apa pun, perlu diperjuangkan kasih yang tulus dan sempurna, demi keselamatan semua orang.

Tuhan, Engkaulah pengharapanku. Sejak masa mudaku, aku percaya kepada-Mu. Sejak dari rahim bundaku, aku tergantung kepada-Mu. Engkaulah kekuatanku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Senin, 29 Maret 2010 Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin, 29 Maret 2010
Hari Senin dalam Pekan Suci

"Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."


Doa Renungan PS 146

Allah, tumpuan hidup kami, Yesus telah Kautambpilkan sebagai teladan ketabahan di dalam pencobaan dan penderitaan. Berpola pada-Nya, Gereja pun tabah tatkala mengalami penganiayaaan.
Pandanglah kami yang sedang dalam kesulitan dan kecemasan, yang dirundung susah dan merasa tertekan. Berilah kami ketabahan, agar kami dapat menghadapi semuanya ini dengan tabah hati, tidak mudah mengeluh, apalagi putus asa. Bukalah hati kami agar dapat melihat tuntunan dan kebijaksanaan-Mu sendiri di balik semua penderitaan ini.
Demikian juga kami mohon berkat-Mu bagi teman-teman yang sedang patah semangat karena beban hidup yang amat berat. Jadilah Engkau penopang, supaya mereka pun tabah, seperti Yesus teladan ketabahan kami. Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.


Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Yesaya (42:1-7)


"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

1 Beginilah firman Tuhan, "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. 5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.2.3.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."

1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Ketika ada orang akan meninggal dunia, atau gejala-gejala hendak dipanggil Tuhan, pada umumnya mereka yang merasa dekat atau dikasihi oleh yang bersangkutan akan melakukan pemborosan waktu dan tenaga serta dana bagi yang akan dipanggil Tuhan tersebut, sebagai wujud terima kasih. Begitulah yang dilakukan oleh Maria yang mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Sementara itu Yudas Eskariot menegornya dan mengatakan bahwa lebih baik uang yang senilai untuk pembelian minyak tersebut diberikan kepada orang-orang miskin. Kasih memang sering tidak masuk akal sehat atau sebenarnya mengatasi akal sehat. Maka marilah kita mawas diri: sejauh mana kita hidup saling mengasihi satu sama lain, saling memboroskan waktu dan tenaga serta harta benda bagi yang terkasih. Setelah mawas diri selama kurang lebih empat puluh hari kiranya kita tergerak untuk semakin berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan serta tergerak untuk membalas kasih-Nya yang melimpah ruah. Baiklah jika hal itu juga kita wujudkan secara konkret dengan mengasihi mereka yang dekat dengan kita, yang setiap hari saling memboroskan waktu dan tenaga, entah di dalam keluarga/rumah maupun tempat kerja dan masyarakat. Jauhkan semangat mental materialistis atau bisnis terhadap sesama dan saudara-saudari kita.

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara (Yes 42 :6-7). Kita semua, orang beriman, dipanggil untuk maksud penyelamatan, antara lain menjadi terang untuk bangsa-bangsa, atau secara konkret â€Å“membuka mata orang buta, mengeluarkan orang dari hukuman dan yang duduk dalam gelap dari penjara.â€� Cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun atau sepak terjang kita hendaknya senantiasa dapat menjadi terang, fasilitator atau berita baik bagi siapapun. Marilah kita tidak menyia-nyiakan aneka usaha, pengorbanan dan perjuangan dari orangtua, pendidik/guru,dst..yang telah membentuk atau membina kita sehingga kita menjadi manusia sebagaimana adanya pada saat ini. Hendaknya cara hidup atau cara bertindak kita tidak membuat malu atau kecewa pada mereka itu semua, melainkan kegembiraan dan kebanggaan karena kita telah mampu menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Memang untuk menjadi terang di tengah-tengah hidup bersama pada masa kini sungguh berat dan mulia, harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan. Kita berada dalam Pekan Suci, maka baiklah kita sungguh menyucikan diri artinya mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Kita persembahkan apa yang terbaik, termulai, paling bernilai dst. yang ada pada kita atau kita miliki bagi saudara-saudari kita; hendaknya jangan menjadikan orang lain tempat sampah alias tempat membuang sisa-sisa atau kelebihan.

Jakarta, 28 Maret 2010

Ignatius Sumarya


Bagikan

Bacaan Harian 29 Maret - 04 April 2010

Bacaan Harian 29 Maret - 04 April 2010

Senin, 29 Maret : Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1-3.13-14; Yoh 12:1-11.
Kesungguhan melayani Yesus ditunjukkan oleh Maria, saudara Marta, dengan memberikan yang terbaik: minyak narwastu murni yang mahal harganya. Dalam saat-saat akhir masa Prapaskah ini, patut kita renungkan: sejauh mana saya sudah berusaha mengerahkan yang terbaik (tenaga, waktu, harta) untuk melayani Yesus?

Selasa, 30 Maret : Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).
Yes 49:1-6; Mzm 71:1-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.
Yesus tahu, satu di antara para murid-Nya akan mengkhianati Dia. Yesus tahu juga, siapa saja murid-murid-Nya saat ini yang akan mengkhianati Dia. Adakah kita di antaranya? Marilah kita bersimpuh di hadapan-Nya, mengaku dosa kita, mohon belas kasih supaya kita boleh setia kepada Dia yang telah begitu mengasihi kita. Layakkan hati menyambut Paskah Kristus!

Rabu, 31 Maret : Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).
Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-9.21bcd-22.31.33-34; Mzm 26:14-25.
Yudas Iskariot menyerahkan Yesus karena sejumlah uang. Dewasa ini, bisa jadi kita menjadi ’yudas-yudas’ lain yang meninggalkan Yesus demi kepentingan diri sendiri, kedudukan, popularitas, atau untuk mendapatkan pasangan hidup. Setiap kali kita mengorbankan Yesus dan ajaran-Nya demi hal-hal lain, kita adalah ’yudas’ zaman sekarang.

Kamis, 01 April : Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).
Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P); Pembaharuan Janji Imam. Bacaan Ekaristi Yes 61:1-3a.6a.8b-9; Mzm 89:21-22.25.27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21; Luk 4:16-21.

Tri Hari Paskah


1. Misa Krisma (P). Dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tak jauh dari hari Kamis.
2. Hari ini baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari dosa berat.
Sore: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.
Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.
Hari ini Yesus memberi contoh bertindak sebagai pelayan sejati, yang melayani dengan penuh kasih. Ia membasuh kaki para murid-Nya satu per satu. Menjadi murid Yesus haruslah menghayati spiritualitas ’pelayan’, bukan spiritualitas ’penguasa’ atau ’majikan’ yang harus dilayani. Di dalam keluarga, di dalam lingkungan umat basis, di masyarakat sekitar, di tempat kerja, di mana pun kita berada, tetaplah kita ingat bahwa Yesus menghendaki agar kita menjadi pelayan.

Jumat, 02 April : Hari Jumat Agung (M). Puasa dan Pantang.
Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-17.25; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1 – 19:42.
Di kayu salib itu, Yesus menyelesaikan tugas-Nya. Ia taat pada kehendak Bapa-Nya. Sebagai murid-murid-Nya kita juga mendapatkan tugas perutusan untuk membawa Kerajaan Allah. Apakah kita juga siap untuk menyangkal diri, memikul salib, dan sungguh-sungguh mengikuti Dia menghadirkan Kerajaan Allah itu? Salib yang kita hormati hari ini sekaligus mengundang kita untuk meneruskan karya Yesus mewujudkan pekerjaan-pekerjaan baik bagi siapa pun di sekitar kita, bahkan dengan memikul salib sekalipun.

Sabtu, 03 April : Malam Paskah (P).
Kej 1:1 – 2: (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12-14.24.35c atau Mzm 33:4-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm 16:5.8-11; Kej 14:15 – 15:1; MT Kel 15:1-6.17-18; Yes 54:5-14; Mzm 30:2.4-6.11.12a.13b;Yes 55:1-11; MT Yes 12:2-4bcd-6; Bar 3: 9-15 .32 – 4:4; Mzm19:8-11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3. 5bcd; 43:3-4 atau kalau pembaptisan MT Yes 12:2-4bcd. 5-6 atau Mzm 51:12-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Luk 24:1-12.
Maria Magdalena terlalu sibuk meratap dalam kesedihan karena kehilangan Yesus. Ia tak menyadari bahwa yang hadir di hadapannya adalah Yesus yang telah bangkit mengalahkan maut. Selama kita terus larut dalam kesedihan, kita menjadi tidak mampu melihat Yesus yang hadir di dalam kehidupan kita. Marilah kita bangkit! Yesus sudah bangkit untuk kita; dan kebangkitan-Nya membawa kemenangan terhadap segala kuasa lain; maut sekalipun!

Minggu, 04 April : Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).
Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9.
Yesus telah bangkit! Jalan sengsara dan kematian di kayu salib telah dikalahkan; kemuliaan-Nya telah dinyatakan! Inilah puncak iman kita. Maka, di tengah gundah gulana kehidupan yang kita jalani, kita bergantung pada Tuhan kita yang jaya. Ia pasti akan memberikan rahmat kebangkitan kepada setiap orang yang sungguh percaya dan mengandalkan hidup kepada-Nya. Mari bangkit!


Bagikan

Minggu, 28 Maret 2010 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 28 Maret 2010
Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan

Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia.

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu, Engkau menghendaki kami menjadi putera dan puteri-Mu berkat jasa Yesus, Hamba-Mu yang menderita. Kami mohon, curahilah kami semangat Yesus, agar kami dapat saling membantu dalam memanggul salib kami sehari-hari, mengikuti jejak Putera-Mu. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:28-40)


"Yesus memasuki Yerusalem"

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, ketika telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya." Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?" Kata mereka: "Tuhan memerlukannya." Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!" Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu." Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Perarakan Daun Palma PS 548
Ref. Kristus Jaya Kristus mulia, Kristus, Kristus Tuhan kita
1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
2. Sebab Tuhan maha tinggi adalah dahsyat, Raja seluruh bumi.
3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa kebawah kuasa kita, Ia menundukkan suku-suku bangsa kebawah telapak kita.
4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka kebanggaan Yakub.
5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah! Kidungkanlah mazmur!.
7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.
8. Allah merajai para bangsa di takhta yang kudus bersemayamlah Dia.
9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan, bergabung dengan umat Allah Abraham.
10. Sebab segala perisai diatas bumi adalah milik-Nya; sangat agunglah Dia.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 819
Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
Ayat. (Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; R: 2a)
1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.
3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku. Tetap Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji Engkau di tengah jemaat: Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Flp 2:8-9)
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib.
Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.

KISAH SENGSARA
Y: Yesus
U: Rakyat
N: Naracerita
P: Pilatus

Inilah Kisah Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus menurut Lukas (22:14-23:56 / Singkat: Luk 23:1-49)

Benarkah Engkau Raja orang Yahudi?

N: 1 Bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. 2 situ mereka mulai menuduh Dia, katanya:

U: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."

N: 3 Pilatus bertanya kepada-Nya:

P: "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Engkau sendiri mengatakannya."

P: 4 "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini."

N: 5 Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya:

U: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini."

N: 6 Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. 7 Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.8 Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. 9 Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. 10 Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. 11 Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. 12 Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan. 13 Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, 14 dan berkata kepada mereka:

Sejak hari itu terjalinlah persahabatan antara Herodes dan Pilatus

P: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. 15 Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. 16 Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya." 17 (Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.)

Musnahkan orang ini

N: 18 Tetapi mereka berteriak bersama-sama:

U: "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!" 19 Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. 20 Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan-Nya.

N: Luk 23:21 Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya:

U: "Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"

N: 22 Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka:

P: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."

Janganlah menangisi Aku.

N: 23 Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka. 24 Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. 25 Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya. 26 Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. 27 Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 28 Yesus berpaling kepada mereka dan berkata:

Y: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! 29 Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. 30 Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! 31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"


N: Luk 23:32 Ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. 33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. 34 Yesus berkata:

Y: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

N: Mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. 35 Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya:

U: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."

N: 36 Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya 37 dan berkata:

U: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"

N: Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi".
39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya:

U: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

N: 40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? :41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."

N: 42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

N: 43 Kata Yesus kepadanya:

Y: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."


N: 44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, 45 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. 46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:

Y:
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."

N:
Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

---- hening sejenak merenungkan wafat Tuhan -----

N: Luk 23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya:

U: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

N: 48 Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. 49 Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

MENYAMBUT YESUS DI YERUSALEM

Dalam upacara perarakan Minggu Palma tahun ini dibacakan kisah Yesus memasuki Yerusalem menurut Luk 19:28-40. Dalam peristiwa penampakan kemuliaan Yesus, perjalanan ini disebut "exodos" (Luk 9:31. Lihat ulasan Injil Minggu Prapaskah II/C.) Ia sadar perjalanan ini bakal berakhir dengan penolakan para pemimpin dan pengorbanan diri di salib dan kebangkitannya. Tiga kali hal ini diberitakannya kepada para murid, tetapi mereka menganggap ini semua tak masuk akal. Namun demikian, Yesus tetap mengarahkan pandangannya ke sana, ke Yerusalem seperti dikatakan dalam Luk 9:51 "Ketika hampir tiba waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangannya untuk pergi ke Yerusalem. Dalam ayat itu Yerusalem ditulis Lukas sebagai Ierousaleem ("Yeru-zalim") , yakni kota yang menolak kedatangannya. Tapi dalam Luk 19:28 yang dibacakan hari ini disebutkan "Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanannya ke Hierosolyma." Maksud Lukas, ini kota yang bersedia menerimanya. (Bisa diperdengarkan sebagai "Yeru-syalom"). Kita akan melihat bagaimana kota itu menerima kedatangannya.

BERTEOLOGI DENGAN TINDAKAN

Yesus memasuki Yerusalem - Hierosolyma dengan menunggang keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang. Dia-lah penunggangnya yang pertama. Apa artnya? Orang Israel yang mengharap-harapkan kedatangan Mesias dari Tuhan akan segera menangkap bahasa tindakan Yesus itu. Mereka ingat nubuat nabi Zakharia 9:9 mengenai kedatangan raja Mesias di Sion/Yerusalem. Dan dalam kisah perjalanan memasuki Yerusalem menurut Matius, nubuat itu dikutip dalam Mat 21:5. Lengkapnya begini: "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya . Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai (betina), seekor keledai beban yang muda." Terasa luapan kegembiraan menyongsong dia yang datang ini. Dia itu raja bagi semua orang ("adil") dan yang datang dengan penuh kekuatan ("jaya"). Walaupun penuh kebesaran, ia dapat merasakan kebutuhan orang, ia bahkan ikut merasakan penderitaan orang ("lemah lembut"). Kebesarannya cukup ditandai dengan berjalan mendatangi kotanya tanpa menjejak tanah sehingga kakinya tetap bersih. Dan orang-orang juga menghamparkan pakaian mereka di jalanan (ayat 36) agar Yesus bisa lewat tanpa menyentuh tanah. Dia raja yang memasuki tempat kejayaannya tanpa bersentuhan dengan "adamah", tanah, yakni kemanusiaan yang lemah. Ia penuh dengan kekuatan ilahi. Orang-orang yang menyongsongnya sadar akan bahasa teologi ini. Mereka itu warga Hierosolyma, bukan Ierousaleem.

Nubuat nabi Zakharia yang dikutip tadi masih ada kelanjutannya. Ayat berikutnya menyebut "Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa". Kedatangannya itu bukan arak-arakan yang jadi tontonan belaka. Ia membawakan kelegaan, ia datang menanam benih damai dalam lubuk hati orang-orang yang menerimanya di Hierosolyma. Di kota ini orang tak perlu lagi takut terancam kekerasan yang melindas atau senjata yang membinasakan. Mereka tak usah kehilangan harapan. Inilah buah pertama dari sikap mau menerima kedatangannya.

SUARA TIDAK RELA

Hanya dalam Injil Lukas-lah didapati percakapan antara kaum Farisi dengan Yesus. Mereka berkata kepada Yesus, "Guru, tegurlah murid-muridmu itu!" (ayat 39). Permintaan ini bukan tanpa alasan. Boleh jadi mereka khawatir bakal terjadi keonaran menjelang hari raya. Maklum pengawasan dari pihak penguasa Romawi amat ketat. Tetapi rupa-rupanya mereka lebih merisaukan cara Yesus berdialog iman dengan orang-orang yang menyambutnya itu. Ini bukan cara yang lazim. Tidak mengikuti jalurnya kaum terhormat. Orang yang terpelajar - guru - kok main drama teologi jalanan seperti itu. Ini tidak profesional! Guru ya semestinya menenangkan, mengajar disiplin, meneruskan doktrin, urusan berteologi dan menumbuhkan iman itu nanti saja....urusan orang pribadi.

Jawaban Yesus (ayat 40) membuat kita berpikir. Bila orang-orang membisu, batu-batu itu akan berteriak. Memang ini reaksi yang agak tajam. Namun kata-kata itu mengingatkan pada kenyataan yang lebih dalam. Orang Farisi tidak peka akan makna peristiwa tadi. Jawaban Yesus yang menyebut batu-batu jalanan akan berteriak bila manusia diam saja menunjuk pada kepekaannya akan alam dan kepekaan yang ada pada alam akan siapa yang datang ini. Masuknya Yesus ke Yerusalem juga diikuti oleh alam semesta, diamati juga oleh batu-batu yang hingga kini masih diam. Alam belum bersuara, manusia masih memiliki semua kesempatan untuk mengungkapkan diri. Nanti bila manusia sudah kehabisan kata, alam akan mulai berperan. Di Golgota nanti alam akan berteriak mengajar manusia melihat apa yang sedang terjadi. Tetapi sekarang ini masih masanya manusia, masa kita. Dan dalam menghadapi kedatangan Yesus itu, ada dua pilihan: berada di Ierousaleem atau di Hierosolyma. Pilihan pertama akan membuat kita tak mau tahu dan bungkam. Tapi kita akan mendengar alam berbicara keras-keras nanti. Pada saat Yesus wafat, ada gempa, bukit-bukit batu terbelah, kubur terbuka, arwah orang kudus yang meninggal dibangkitkan. Sesudah kebangkitan Yesus, mereka keluar dari kubur, masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Ini diungkapkan dalam Mat 27:51-53. Dan pilihan membisu sebagai Ierousaleem itu hanya akan membuat kita melihat kejadian ini, tanpa bisa ikut serta. Itu pilihan yang menaruh diri di jalan kehancuran. Untung kini kita masih mempunyai waktu pindah mencari jalan ke Hierosolyma, ke Kota Damai.

KISAH SENGSARA INJILI

TANYA: Anda pernah menafsirkan Kisah Sengsara demikian: "Kisah tragis manusia tak berdosa itu [=Yesus] disampaikan kepada orang banyak bukan agar orang terharu dan meratapinya, melainkan untuk membuat orang makin peka menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang." Tolong diterangkan sedikit lagi.

JAWAB: Bagi pembaca yang mendalami warta Injil-Injil, Yesus itu dia yang patut diimani (Markus), keikhlasannya itulah kebesarannya (Matius), dalam ujud mempersaksikan penderitaan manusia di hadapan Tuhan Bapanya (Lukas), dan inilah kekuatan yang dibagikannya kepada umat manusia (Yohanes). Injil-Injil memuat narasi kesaksian mengenai siapa dia yang menjalani sengsara sampai mati di salib itu.

TANYA: Kisah Sengsara yang dibacakan dalam Minggu Palma tahun 2010 ini diambil dari Injil Lukas 22:14-23:56. Tolong dijelaskan kekhususannya!

JAWAB: Pada saat terakhir di kayu salib, seperti dicatat Lukas, Yesus berseru nyaring "Ya Bapa ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku!" (Luk 23:46). Tampil gambaran Yesus yang tabah menanggung sengsara sampai mati disalib mempertaruhkan dirinya bagi kemanusiaan di hadapan Tuhan yang dialaminya sebagai Bapa itu. Singkatnya, dalam Kisah Sengsara Injil Lukas, Yesus itu martir demi semua orang. Kisah Sengsara menurut Markus lebih menampilkan Yesus sebagai tokoh yang patut dipercaya karena ia datang khusus diutus Tuhan untuk menghadirkanNya kembali di tengah-tengah manusia. Matius memberi penekanan lain. Ia membuat pembaca Kisah Sengsara yang ditulisnya menyadari kebesaran Yesus dalam menjalani penderitaannya. Yohanes lain lagi. Ia mengusahakan agar pembaca Injilnya ikut serta dalam kekuatan batin orang yang percaya bahwa Yang Ilahi itu ialah Bapa yang Maha Rahim.

TANYA: Belakangan ini gagasan martir agak menyeramkan. Bagaimana bicara perkara ini tanpa membuat orang berpikir ke sana.

JAWAB: Kisah itu bukan ajakan meratapi, melainkan Kabar Gembira. Keterangannya begini. Dalam Injil, khususnya Lukas, penderitaan dan wafat Yesus itu kesaksian manusia bagi Tuhan, bukan bagi manusia meski dijalankan demi seluruh umat manusia. Orang boleh berharap kesaksian itu diterima Tuhan. Dan kebangkitannya itu kesaksian Tuhan bagi manusia, penegasan bahwa harapan manusia terpenuhi. Karena itu tak ada alasan untuk meratapi penderitaan Yesus. Yang ada ialah alasan untuk mempercayainya sebagai Kabar Gembira bagi semua orang.

TANYA: Apa penderitaan yang dipersaksikan kepada manusia tidak berguna?

JAWAB: Bukan itu maksudnya. Manusia bisa dan sepatutnya solider akan penderitaan sesama. Namun warta Kisah Sengsara ialah warta Injili. Penderitaan dan wafat Yesus itu bernilai karena ia menunjukkan kepada Tuhan betapa manusia tidak bisa lagi dikenali sebagai manusia karena terlalu dikuasai kekerasan. Penderitaan Yesus membuat Tuhan tak bisa ingkar melihat kemanusiaan. Tahankah Engkau melihat ini semua, sebagai Bapa umat manusia? Masihkah jauhkah Engkau? Atau, mengutip kata-kata Yesus di salib "Eloi, eloi, lama sabakhtani?" Dan jawaban terdengar dalam peristiwa kebangkitan. Yesus yang bangkit itu Sabda Tuhan kepada manusia. Orang dapat mengenali kehadiran-Nya - "Ia itu Tuhan!"

Salam,
A. Gianto

* * * * * * *



APA ITU HARI MINGGU PALMA? Pernahkah kalian menyaksikan suatu pertunjukan drama hidup, dengan aktor serta aktris yang nyata? Jika mereka berakting dengan baik, mungkin untuk sementara waktu kalian lupa bahwa kalian sedang berada di gedung pertunjukkan. Malahan mungkin kalian tidak sempat berpikir bahwa aktor dan aktris di atas panggung itu hanyalah sedang berpura-pura menjadi orang lain. Dengan kata lain, kalian terbawa dalam peran yang mereka mainkan.


Itulah sebabnya mengapa kita memegang daun-daun palma pada hari ini. Kalian tidak hanya menyaksikan suatu pertunjukan, tetapi kalian diminta untuk berperan serta di dalamnya. Kalian menjadi aktor serta aktris dalam suatu drama yang paling hebat sepanjang masa: minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Dan daun-daun palma adalah perlengkapan kalian.


Adegan diawali dengan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan jaya. Di masa silam para raja mempunyai kebiasaan untuk setiap tahun sekali mengunjungi berbagai desa dan kota di wilayah kerajaannya. Kunjungan seperti itu dalam bahasa Yunani disebut "Epifani". Mereka mengadakan sidang dan bertindak sebagai hakim serta menjatuhkan vonis (=hukuman). Mereka juga mengumumkan peraturan-peraturan serta memungut pajak. Sebagian kunjungan epifani bersifat damai, sementara sebagian lagi lebih menyerupai perang.


Rakyat dapat mengetahui tujuan kedatangan raja dengan mengamati bagaimana ia memasuki kota. Pada masa itu kuda harganya amat mahal dan hanya digunakan untuk berperang. Jadi jika raja memasuki kota dengan menunggang kuda, biasanya berarti kerajaan dalam bahaya. Rakyat menjadi kalut dan ketakutan. Jika raja hanya bertujuan untuk mengadakan kunjungan damai, ia akan memasuki kota dengan menunggang keledai.


Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk memasuki Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem. Yang pertama bahwa Ia adalah raja, yang kedua adalah bahwa Ia bermaksud membawa damai sejahtera.


Yesus datang dari Bukit Zaitun menuju lembah Kidron, di sebelah timur Bait Allah. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya menurun dan curam. Selain jalanan di situ sempit dan kotor, hujan musim semi telah membuat jalanan menjadi licin. Orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!", bahasa Ibrani yang artinya "Selamatkanlah Kami!"


MENGAPA RANTING-RANTING PALMA DIGUNAKAN? Hanya Yohanes satu-satunya penginjil yang menyebutkan bahwa ranting-ranting yang mereka gunakan adalah dari pohon palma. Matius serta Markus hanya menyebutkan "ranting-ranting". Lukas malahan tidak menyinggung soal ranting sama sekali, ia hanya mengatakan bahwa orang banyak menghamparkan pakaian mereka di jalan.


Di beberapa negara Eropa, umat merayakan Hari Minggu Palma dengan menggunakan ranting pohon willow atau ranting pohon sejenis, karena pohon palma jarang dijumpai di sana. Beberapa orang menganyam 3 lembar daun palma atau lebih untuk dijadikan salib atau mahkota duri. Tahun depan, daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Hari Minggu Palma akan dibakar menjadi abu untuk dipergunakan dalam perayaan Rabu Abu.


MENGAPA KISAH SENGSARA YESUS DISEBUT `PASSIO'? Minggu Palma disebut juga Minggu Mengenangkan Sengsara Tuhan, sebab pada hari itu akan dibacakan kisah tentang hari-hari terakhir kehidupan Yesus di dunia yang dikenal sebagai "Kisah Sengsara Tuhan Kita, Yesus Kristus".


Passio berasal dari `Passio' bahasa Latin, yaitu suatu perasaan yang amat kuat serta mendalam. Misalnya saja cinta, benci atau marah. Di antaranya, yang paling besar kuasanya adalah cinta.


Tuhan amat sangat mencintai kita. Tuhan bukanlah arca batu yang tanpa perasaan. Arca seperti itu tidak mati untuk siapa pun. Tuhan Yesus wafat bagi kita. Yesus tidak berpura-pura. Ia sungguh-sungguh merasakan sakit yang amat menyiksa. Penderitaan Tubuh-Nya jauh lebih besar dari yang dapat ditanggung manusia mana pun. Penderitaan batin-Nya - sejak ditinggalkan oleh para sahabat-Nya hingga cercaan serta hinaan dari mereka yang hendak diselamatkan-Nya - lebih dahsyat dari yang dapat kita bayangkan. Jadi, ketika kalian mendengarkan Kisah Sengsara-Nya, berbagilah penderitaan dengan-Nya!
MENGAPA KITA MEMBACA PASSIO DUA KALI? Pada Hari Minggu Palma kita membaca Passio yaitu Kisah Sengsara Yesus: bacaan dari Injil bagian sengsara Yesus yang biasanya dibacakan oleh 3 orang lektor. Kita juga akan mendengarkan kisah yang sama pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung. Mengapa kita mengulanginya? Alasannya ialah, bagi kebanyakan orang, Pekan Suci hanya berlangsung selama 60 menit saja. Ada banyak upacara-upacara agung dan indah dalam Pekan Suci ini untuk membantu kita mengenangkan karya penyelamatan kita yang membawa kita kepada hidup yang kekal. Sayang sekali, sebagian orang tidak ikut ambil bagian dalam upacara-upacara penting ini. Oleh karena itu Gereja merasa perlu menghadirkan kisah Pekan Suci secara ringkas bagi mereka, dan menjejalkannya dalam Hari Minggu Palma. Sehingga kadang-kadang kita hampir saja lupa makna Hari Minggu Palma yang sesungguhnya: Yesus memasuki Yerusalem dengan jaya! Pekan Suci adalah pekan di mana kita seharusnya tidak melupakan Tuhan. Ia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita agar kita dapat hidup kekal. Kita patut melalui pekan ini sebagai pekan yang lain daripada yang lainnya, sebagai pekan yang sungguh-sungguh SUCI. Kita patut ambil bagian dalam seluruh kegiatan mengenangkan kembali hari-hari terakhir Yesus sebelum kematian-Nya. Jika sekarang kita meluangkan waktu bersama-Nya, kita boleh yakin bahwa Ia akan bersama kita jika kita membutuhkan-Nya. Jangan puas dengan versi Pekan Suci yang singkat. Setidak-tidaknya selama sepekan ini saja, biarlah Allah menikmati versi lengkapnya.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
http://yesaya.indocell.net/id73.htm








Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy