| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 25 September 2009 :: Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 25 September 2009
Hari Biasa Pekan XXV

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan -- Yak 1:2

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas panggilan-Mu sehingga aku boleh menjadikan-Mu sebagai Juruselamat pribadiku. Merajalah dan kuasailah diriku sepanjang hari ini seturut kehendak-Mu. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Hagai (2:1b-9)

"Sedikit waktu lagi maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan."

Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada tanggal 21 bulan ketujuh, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya, "Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada sisa bangsa Israel, demikian, "Masih adakah di antara kalian yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya yang sekarang kamu katakan sama sekali tidak berarti? Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah sabda Tuhan, kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar. Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah sabda Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian," demikianlah sabda Tuhan semesta alam, "sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian pada waktu kalian keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!" Dan beginilah sabda Tuhan semesta alam, "Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga harta benda semua bangsa datang mengalir. Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Sebab milik-Kulah perak dan emas, demikianlah sabda Tuhan semesta alam. Maka kemegahan rumah ini nanti akan melebihi kemegahannya yang semula, sabda Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
Ayat.
(Mzm 43:1.2.3.4)
1. Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari penipu dan orang curang!
2. Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun, dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Dalam suatu acara pesta perak perkawinan, pasangan suami-istri mengakui bahwa mereka masih dalam proses saling mengenal satu sama lain. Menurut mereka, mengenal pasangan membutuhkan lebih banyak hal dari sekadar kebersamaan dalam waktu yang lama. Namun, tidak berarti bahwa mereka tidak mengenal satu sama lain. Mereka sudah saling mengenal, tetapi harus lebih mengenal lagi seiring dengan pertumbuhan cinta mereka. Itulah resep mempertahankan perkawinan mereka selama ini.

Mengenal memang tidak sekadar mengetahui siapa orang itu. Apalagi mengandalkan apa kata orang atas orang yang kita kenal itu. Demikianlah kisah di dalam pengakuan Petrus hari ini berbicara tentang mengenal Yesus. Para murid mengandalkan pengetahuan tentang Yesus pada “kata orang”. Namun, jati diri Yesus tidak mereka tangkap. Kebersamaan dengan Yesus tidak juga membantu para murid untuk mengenal Dia secara lebih mendalam. Oleh karena itu, para murid membutuhkan penjelasan dan pengajaran Yesus mengenai tugas perutusan-Nya.

Menjadi murid Yesus berarti kita harus hidup bersama dengan-Nya. Kebersamaan dengan Yesus menjadikan kita semakin serupa dengan-Nya. Ini dapat terjadi kalau kita mengenal Yesus secara pribadi. Siapakah Yesus menurutmu?

Doa:
Ya Yesus, aku tahu bahwa Engkau lebih mengenal aku. Berilah aku rahmat-Mu untuk mau bertumbuh dalam pengenalan akan Dikau dan meneladani-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2009 Renungan dan Catatan Harian
RUAH

Kamis, 24 September 2009 :: Hari Biasa Pekan XXV

Kamis, 24 September 2009
Hari Biasa Pekan XXV

Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus -- Galatia 6:2

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, syukur atas karya keselamatan yang telah Engkau selenggarakan melalui perantaraan para nabi dan teristimewa Putera-Mu sendiri Yesus Kristus. Semoga sepanjang hari ini aku mampu menghargai karya keselamatan-Mu dengan sepantasnya, melalui sikap dan tindakanku di hadapan-Mu dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tanpa berkat Tuhan pekerjaan kita akan sia-sia. Tanpa sungguh mau memasrahkan diri dalam kehendak-Nya, karya Gereja pun tidak ada artinya. Pembangunan fisik dan persekutuan jemaat perlu dibarengi semangat untuk memperdalam iman. Mari kita terus mendoakannya.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Hagai (1:1-8)

"Bangunlah rumah Tuhan dan Aku akan berkenan menerimanya."

Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada hari pertama bulan keenam, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya, "Beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!' Maka datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya: Apakah sudah tiba waktunya bagi kalian untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Perhatikanlah keadaanmu! Kalian menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit. Kalian makan, tetapi tidak sampai kenyang. Kalian minum, tetapi tidak sampai puas. Kalian berpakaian, tetapi badanmu tidak menjadi hangat. Dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja tetapi upahnya ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang!' Beginilah sabda Tuhan semesta alam, 'Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah Tuhan. Maka aku akan berkenan menerimanya, dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ'."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat.
(Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

Bertemu dengan Yesus adalah harapan yang bisa menghasilkan rahmat. Sayangnya tidak semua orang ingin menjumpai Dia dalam motivasi yang tepat. Keinginan Herodes dalam Injil hari ini menjadi salah satu contohnya. Ia ingin bertemu sekadar karena ia merasa cemas dan terancam.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)

"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, "Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?" Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Renungan
Ketakutan dan perasaan bersalah selalu mengejar orang-orang yang telah melakukan kesalahan tetapi tidak mau mengakuinya dan kemudian bertobat. Berbagai macam pikiran akan muncul akibat ketakutan dan perasaan bersalah sehingga hidup menjadi tidak tenteram. Apakah aku sudah mengakui dosaku dan bertobat? Kalau belum, apa yang masih aku tunggu?

Doa Malam

Allah Bapa mahapemurah, Herodes ketakutan ketika melihat kebenaran-Mu tidak bisa dihentikan dengan membunuh Yohanes Pembaptis. Hingga hari ini kebenaran-Mu itu tetap lestari dalam Gereja. Syukur yang tak terhingga karena Engkau telah memanggilku sebagai anggota Gereja-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.




RUAH

Rabu, 23 September 2009 :: Pw. St. Padre Pio, Imam

Rabu, 23 September 2009
Pw. St Padre Pio, Imam

Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu -- Mrk 10:43


Doa Pagi


Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar para murid-Mu untuk mewartakan kabar gembira tanpa membawa perbekalan apapun. Ini menunjukkan bahwa Engkau menghendaki aku untuk mewartakan iman yang telah Kauanugerahkan tanpa membawa maksud-maksud yang bersumber dari keegoisanku. Bimbinglah aku pada hari ini untuk mewartakan iman hanya demi kemuliaan nama-Mu. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ezra (9:5-9)

"Dalam masa perbudakan, kami tidak engkau tinggalkan, ya Tuhan"

Ketika mendengar berita tentang dosa umat Israel, aku, Ezra, mengoyakkan pakaian dan jubahku, dan duduk tertegun. Pada waktu kurban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diri. Lalu aku berlutut dengan pakaian dan jubahku yang koyak-koyak; sambil menadahkan tanganku kepada Tuhan, Allahku, aku berkata, "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu. Dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit. Sejak zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan para raja dan para imam diserahkan kepada raja-raja negeri asing. Kami diserahkan dalam kuasa pedang, ditawan, dijarah dan dihina di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini. Tapi kini kami mengalami kasih karunia Tuhan, Allah kami. Ia meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus. Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di masa perbudakan kami. Sekalipun kami menjadi budak, tetapi dalam perbudakan itu Allah tidak meninggalkan kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat keleluasaan untuk membangun rumah Allah dan menegakkan kembali reruntuhannya, serta memperoleh tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (Tobit 13:2,3-4a,4bcd,5,8)
1. Memang Allah menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita, Dialah Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.
3. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
4. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
5. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas (9:1-6)

"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."

Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

“Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang”
(Ezr 9:5-9; Luk 9:1-6)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Padre Pio dari Pietrelcina hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Padre Pio adalah seorang imam yang sakit-sakitan, konon sakit paru-paru kronis, sehingga kurang dapat melayani umat secara langsung. Namun apa yang terjadi pada dirinya, yaitu kelemahan dan kerapuhan tubuhnya, menjadi masa berahmat: ia memiliki kesempatan lebih banyak untuk berdoa. Mujizat pun terjadi: kesehatan semakin membaik dan ia memperoleh rahmat ‘stigmata Kristus’, suatu penglihatan untuk berpartiisipasi dalam penderitaan dan wafat Yesus demi keselamatan seluruh dunia. Padre Pio kiranya dalam kelemahan dan kerapuhannya melaksanakan perintah Yesus yang ‘mengutus untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang”, ia mendirikan kelompok doa dan rumah sakit yang cukup modern pada zamannya. Banyak orang tergerak untuk menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok doa yang didirikannya dan banyak orang sakit disembuhkan melalui rumah sakitnya. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita juga dipanggil ‘untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang’, maka marilah kita hayati atau laksanakan tugas panggilan ini sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan kita masing-masing. Dimana ada orang sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh, berarti Allah kurang atau tidak merajai orang yang bersangkutan atau lingkungan hidupnya. Marilah kita datangi atau kunjungi saudara-saudari kita yang membutuhkan penyembuhan atau bantuan, marilah mengorbankan atau mempersembahkan sebagian tenaga, waktu dan harta benda atau uang kita bagi mereka yang miskin dan berkekurangan atau menderita sakit.

· “Dan sekarang, baru saja kami alami kasih karunia dari pada TUHAN, Allah kami yang meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus, sehingga Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di dalam perbudakan kami” (Ezr 9:8). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai umat beriman. “Allah membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di dalam perbudakan”, kutipan inilah yang sebaiknya kita renungkan dan hayati. Mungkin kita tidak berada dalam perbudakan yang sesungguhnya, tetapi karena kita kerja keras dan penuh pengorbanan bagi kebahagiaan atau keselamatan orang lain sering kita merasa lelah atau diperbudak. Dalam perasaan atau pengalaman macam itu dan mungkin juga pengalaman merasa kurang diperhatikan atau ditinggal orang lain, marilah kita hayati kasih karunia Tuhan yang tak pernah berhenti: Tuhan senantiasa mendampingi dan menyertai perjalanan hidup kita dimanapun dan kapanpun serta dalam kondisi dan situasi macam apapun. Tanda penyertaan dan pendampingan Tuhan antara lain mata tetap segar dan bercahaya meskipun harus bekerja keras penuh pengorbanan dan penderitaan. Sorot atau sinar mata memang merupakan cermin kwalitas kepribadian seseorang: mengasihi atau membenci dapat dilihat dalam sorot atau sinar matanya. Gerak-gerik mata, misalnya kerlingan atau kedipan juga dapat menjadi bahasa kasih atau kejahatan, ajakan untuk berbuat baik atau berbuat jahat. Marilah kita gunakan kerlingan dan kedipan mata sebagai ajakan untuk berbuat baik kepada orang lain, sebagai ungkapan kasih kepada saudara-saudari kita. Marilah kita sadari dan hayati bahwa Tuhan ‘memberi kami tempat menetap di tempatNya yang kudus’, artinya tempat dimanapun dan kapanpun kita berdiri, duduk atau berada adalah kudus, dan dengan demkian kita sendiri diharapkan senantiasa dalam keadaan kudus adanya, mata bersinar memikat dan mempesona.


"Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, dan kerajaan-Nyapun tetap untuk sekalian abad. Memang Ia menyiksa tapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dunia orang mati, tetapi menaikkan daripadanya juga; tiada seorangpun luput dari tangan-Nya… Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita dan Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.Oleh karena kejahatan kita maka kita disiksa-Nya, tetapi kita dikasihani-Nya lagi dan dikumpulkan-Nya dari antara sekalian bangsa, di mana kamu terserak-serak.”
(Tb 13:2.4-5)


Jakarta, 23 September 2009
Ign Sumarya, SJ


Selasa, 22 September 2009 :: Hari Biasa Pekan XXV

Selasa, 22 September 2009
Hari Biasa Pekan XXV

"Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya."


Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakudus, kami bersyukur kepada-Mu karena hari ini kami dapat mendengarkan, membaca sabda-Mu yang menguatkan hati dan menyemangati. Dampingiilah kami agar tetap bertekun dan setia pada Yesus Putra-Mu. Kami percaya, bersama dengan semua orang yang berkehendak baik, kami dapat hadir sebagai terang dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ezra (6:7-8.12b.14-20)

"Mereka mentahbiskan rumah Allah dan merayakan Paskah."

7 Pada waktu itu Darius, raja Persia, memerintahkan kepada para bupati di daerah Sungai Efrat sebagai berikut: "Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula. 8 Lagipula telah dikeluarkan perintah olehku tentang apa yang harus kamu perbuat terhadap para tua-tua orang Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu, yakni dari pada penghasilan kerajaan, dari pada upeti daerah seberang sungai Efrat, haruslah dengan seksama dan dengan tidak bertangguh diberi biaya kepada orang-orang itu. 12b Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini. Hendaklah itu dilakukan dengan seksama." 14 Maka para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia. 15 Maka selesailah rumah itu pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam zaman pemerintahan raja Darius. 16 Maka orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembuangan, merayakan pentahbisan rumah Allah ini dengan sukaria. 17 Untuk pentahbisan rumah Allah ini mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. 18 Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa. 19 Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah. 20 Karena para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.
Ayat.
(Mzm 122:1-2.3-4ab.4cd-5)
1. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku:
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu,
hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat,
ke mana suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur kepada nama.
3. Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel .
Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)

"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."

Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi, mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, "Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau." Tetapi, Yesus menjawab, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Secara sepintas, perkataan Yesus hari ini kasar dan tidak sopan. Namun, kalau kita renungkan, justru tidak sama sekali. Yesus menggunakan pemahaman kita untuk mengerti bagaimana seharusnya hubungan kita dengan-Nya. Dengan istilah keluarga yang sudah akrab di telinga kita, Yesus menegaskan bahwa hubungan kita dengan-Nya adalah hubungan yang sangat mendalam, hubungan sebagai keluarga. Hubungan ini terjadi kalau kita melaksanakan kehendak Allah. Melalui hidup kita yang selaras dengan kehendak Allah, kita menjadi satu keluarga dengan Yesus sendiri. Kita menjadi saudara dan saudari Yesus.

Persaudaraan kita dengan Yesus semestinya menjadi dasar dalam kehidupan kita dengan sesama dan seluruh ciptaan. Bagaimanakah kita bersikap kepada sesama kita dan mahkluk hidup yang lain?

Yesus, Engkau menyebut aku saudara dan saudari-Mu bila aku mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. Bantulah aku agar aku berani membuka hati bagi sabda Allah dan melaksanakannya dalam hidupku. Amin.



Ziarah Batin 2009 Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 21 - 27 September

Bacaan Harian 21 - 27 September

Senin, 21 September: Pesta St. Matius, Rasul-Penginjil (M).
Ef 4:1-7.11-13; Mzm 19:2-5; Mat 9:9-13.


Selasa, 22 September: Hari Biasa Pekan XXV (P). Ezr 6:7-8.12b.14-20; Mzm 122:2-5; Luk 8:19-21.

Rabu, 23 September: Peringatan Wajib St. Padre Pio Pietrelcina, Imam (P).
Ezr 9:5-9; MT Tb 13:2-5.8; Luk 9:1-6.

Kamis, 24 September : Hari Biasa Pekan XXV (H)
Hag 1:1-8; Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.6b; Luk 9:18-22

Jumat, 25 Septermber: Hari Biasa Pekan XXI (H).
Hab 2:1b-9; Mzm 43:1-4; Luk 9:18-22.

Sabtu, 26 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).
Za 2:5-9; MT Yer 31:10-12ab.13; Luk 9:43b-45.

Minggu, 27 September: Hari Minggu Biasa Pekan XXVI (H).
Bil 11:25-29; Mzm 19:8.10.12-14; Yak 5:1-6.

Senin, 21 September 2009 :: Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Senin, 21 September 2009
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya -- Mat 21:22


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Matius si pendosa telah Kaupilih untuk menjadi Rasul-Mu. Tindakan-Mu ini menunjukkan sikap-Mu yang tidak pernah membenci kaum pendosa melainkan justru ingin menyelamatkan mereka berdasarkan cinta kasih-Mu. Ajarilah aku pada hari ini untuk selalu bersemangat dalam membawa kembali saudara-saudaraku yang tersesat pada keselamatan. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)

"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua. Akan tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat.
(Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur. Alleluya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Biasanya cukup sulit bagi kita untuk menghilangkan kesan buruk mengenai seseorang yang sudah menyakiti hati kita beberapa kali. Betapa biasa kita memberi cap buruk pada orang lain. Selain orang dicap sebagai orang tidak baik, sering ia harus menanggungnya seumur hidup di depan komunitas yang mengenalnya.

Yesus mempunyai cara pandang yang sangat berbeda. Bagi Yesus, cap jelek atau jahat pada seseorang jangan terus disimpan atau dipelihara. Mengapa? Karena orang itu bisa bertobat atau berubah. Hari ini kita merayakan Pesta Santo Matius Rasul dan Pengarang Injil. Kita mengenal baik riwayat Santo Matius yang tadinya pendosa (pemungut cukai). Tapi Yesus mengubah hati dan hidup Matius dengan sapaan panggilan yang pribadi. Matius tahu bahwa ia dianggap orang berdosa oleh masyarakatnya. Namun ketika ada orang yang menyapa hatinya, menerima dia dan memberi pengharapan akan hidup baru, Matius berubah. Itulah Tuhan Yesus yang mengubah hati Matius itu.

Kita harus mengakui betapa dalam diri kita, ada sekumpulan berisi daftar kejelekan dan kekurangan sesama kita. Begitu asyik kita ngrumpi kelemahan orang lain itu. Rasanya puas banget. Betapa sulit menghilangkan cap-cap jelek itu dari diri kita. Marilah kita mohon, agar Tuhan membebaskan hati dan pikiran kita dari segala cap jelek tentang orang lain. Ingatlah, Matius yang tadinya termasuk kelompok pendosa dapat menjadi seorang rasul dan pengarang Injil menjadi orang kudus dan teladan iman kita pula!


E. Martasudjita, Pr
Inspirasi Batin 2009

Minggu, 20 September 2009 :: Hari Minggu Biasa XXV/Tahun B

Minggu, 20 September 2009
Hari Minggu Biasa XXV/ Tahun B

"Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." (Mrk 9:30-37)


Doa Renungan


Allah yang mahakuasa dan kekal, dimasa yang lalu, Engkau telah mengajari nenek moyang kami dengan kebijaksanaan, keutamaan, dan harga diri. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu, di masa kini pun kami mampu menjadi peribadi mulia, rendah hati, dan takwa kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)

"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya."

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, 12 "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. 17 Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. 18 Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. 19 Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. 20 Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS. 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)

1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkan doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak memperdulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, Aku akan bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)

"Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai."

16 Saudara-saudara, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. 18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. 1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 952
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Solis: Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)

"Anak manusia akan diserahkan ... Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya."

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab la sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akar membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, la bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku. "
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

MENGIKUTI DIA DI JALANNYA

Injil bagi hari Minggu Biasa XXV tahun B kali ini (Mrk 9:30-37) memuat pernyataan Yesus yang kedua kalinya kepada murid-muridnya mengenai kesengsaraan, salib, serta kebangkitannya. Sesudah itu, ia juga memberi pengajaran agar dalam mengikutinya para murid tidak berpamrih bakal mendapat kedudukan. Sebelum mendalami pengajaran ini, marilah ditengok sejenak maksud serta makna pemberitahuan mengenai sengsara tadi bagi komunitas para murid waktu itu.

PERNYATAAN TENTANG KESENGSARAANNYA

Walaupun diakui sebagai Mesias oleh orang-orang yang paling dekat, Yesus mau lebih memahami dirinya sebagai Anak Manusia. Maksudnya, lebih menampilkan sisi kemanusiaan dan pribadi dirinya daripada sisi utusan ilahi dan tugas besar kemesiasan. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya akan ditolak, disalibkan, tetapi akan dibangkitkan. (Lihat ulasan Injil Minggu lalu, Mrk 8:27-35). Pernyataan ini muncul sampai tiga kali dalam Injil Markus, Matius dan Lukas. Yang pertama, Mrk 8:31-33//Mat 16:21-23//Luk 9:22, yang kedua Mrk 9:30-32//Mat 17:22//Luk 9:43b-45 dan yang ketiga, Mrk 10:32-34//Mat 20:17-19//Luk 18:31-34. Pernyataan pertama diikuti pengajaran khusus bagi siapa saja yang mau mengikutinya, yakni agar mereka sedia "menyerahkan nyawa", maksudnya berdedikasi penuh Mrk 8:34-38//Mat 16:24-28//Luk 9:23-27. Pernyataan yang kedua dilanjutkan dengan pengajaran untuk tidak mencari kedudukan tinggi, melainkan bersikap seperti anak kecil Mrk 9:34-37//Mat 18:1-5//Luk 9:46-48. Pernyataan ketiga ditegaskan dengan pengajaran mengenai kesediaan melayani satu sama lain Mrk 10:35-45 Mat 20:20-28 (Lukas tidak menyertakan padanannya). Dari ikhtisar ini kelihatan bahwa arah ke salib dan kebangkitan itu memang sulit dipahami, bahkan oleh murid-murid terdekat yang sudah lama mengikutinya sekalipun. Jalan untuk memahami kenyataan salib dan kebangkitan itu ialah kesediaan untuk menerima tanpa mementingkan diri ataupun mencari kedudukan yang tinggi. Inilah yang diberikan dalam pengajaran yang mengikuti setiap pernyataan tadi.

Semakin dekat ke Yerusalem, Yesus semakin berusaha agar para murid terdekatnya memahami arah ke salib dan kebangkitan tadi dengan ikhlas. Murid-murid sulit memahami mengapa ia perlu mengalami penderitaan hingga kematian di salib. Mengapa Yang Maha Kuasa tidak menyertainya dengan bala tentara surga dan dunia untuk membangun kejayaan umat di hadapan para penentang-penentangnya. Pertanyaan seperti ini ada dalam lubuk hati mereka. Juga dalam hati kecil kita. Mengapa perlu sampai sejauh itu. Mengapa dia, dan juga kita, seolah-olah dibiarkan sendirian di hadapan kekuatan-kekuatan yang kini semakin mengancam kita.

MENGHADAPI KEKUATAN JAHAT DENGAN SALIB

Kekuatan jahat perlu ditekuni dengan salib, seperti yang dilakukan Yesus. Baru dengan demikian daya gelap akan dapat dikuasai dan diubah menjadi kekuatan terang. Namun demikian, perlu disadari bahwa salib tidak identik dengan apa saja yang dirasa sebagai penderitaan. Ada banyak kesusahan yang bukan salib dan mestinya bisa dihindari dan diatasi dengan kebijaksanaan hidup dan ikhtiar. Pelbagai ketimpangan ekonomi dan ketakadilan di masyarakat bukan salib, melainkan musibah sosial yang mesti ditangani dengan serius. Menyebutnya sebagai salib tidak membawa manfaat apapun kecuali menutup mata pada kenyataan. Dan mengurangi makna salib yang sesungguhnya. Yang perlu diterima sebagai salib ialah yang dihadapi oleh Yesus sendiri, yakni penolakan manusia terhadap kebaikan ilahi. Inilah realitas yang jahat yang hanya dapat dihadapi dengan salib.

Penderitaan serta kematian Yesus itu akan berakhir dengan kebangkitan. Unsur yang paling membedakan salib dengan penderitaan biasa ialah ada tidaknya kaitan dengan kebangkitan. Bahkan salib dan kebangkitan ialah satu realitas dengan dua muka yang tak dapat saling dipisahkan. Bila tidak ada kebangkitan, maka tak dapat dikatakan penderitaannya mengalahkan yang jahat. Juga tidak dapat ditegaskan bahwa ada kebangkitan tanpa salib. Seperti dalam peristiwa pemberitahuan pertama, para murid juga kurang menangkap maksud pemberitahuan kedua.

SIAPAKAH YANG TERBESAR?

Adegan beralih dari sebuah tempat di Galilea yang namanya tidak disebut ke sebuah rumah di Kapernaum, juga di wilayah Galilea. Di rumah inilah Yesus menanyai para murid tentang apa yang mereka bicarakan di perjalanan. Mereka diam tak berani menjawab, karena mereka tadi bertengkar mengenai siapa di antara mereka yang terbesar. Mereka cukup tahu, tidak sepatutnyalah mereka berpikir demikian. Tetapi Yesus tidak memarahi, melainkan mengajak mereka untuk mengenal diri dengan lebih baik. Mereka kini bukan lagi orang luar dan pengikut baru. Mereka telah berjalan bersama dia dari tempat ke tempat, sudah melihat yang diperbuatnya bagi orang banyak dan ikut serta melayani mereka. Murid-murid ini ialah Yang Duabelas, kalangan paling dekat dengannya sendiri. Mereka inti umat yang baru yang akan memperkenalkan Yang Ilahi kepada segala bangsa. Inilah orang-orang yang memang mempunyai niat mengikuti Yesus. Kok malah kini memperebutkan kedudukan siapa yang lebih penting. Memang mereka masih butuh belajar membuat diri searah dengan dia yang mereka ikuti.

Yesus pun memberi mereka pengajaran khusus mengenai apa itu menjadi yang pertama. Ia tahu tiap orang mempunyai hasrat menjadi orang penting. Orang yang tidak memiliki dorongan ke arah itu juga sulit menemukan makna hidup. Tetapi yang membuat penting ada bermacam-macam. Dan tidak selalu benar dan cocok dengan pilihan hidup yang sudah mulai ditempuh. Inilah keadaan para murid waktu itu. Kini sang Guru membantu mereka untuk semakin menemukan diri.

Diajarkan bahwa yang ingin menjadi yang pertama, hendaklah menjadi yang berdiri paling belakang dan melayani semuanya. Jelas hendak ditunjukkannya bahwa mementingkan orang lain bakal membuat pengikut Yesus menjadi besar. Dia sendiri menjalankannya. Seluruh hidupnya ditujukan untuk mengusahakan kebahagiaan orang lain, memperoleh keselamatan bagi umat manusia. Perjalanannya ke salib dan kebangkitan itu sebuah ziarah yang bakal menyelamatkan umat manusia dari kungkungan kuasa yang jahat yang tak dapat dipecahkan kecuali dengan pengorbanan dan keikhlasan untuk itu.

Para murid diajar untuk menerima anak kecil, artinya menerimanya sebagai yang penting meski ia tak dapat menonjolkan diri pernah berbuat banyak dan berjasa, dst. Ia diterima bukan karena yang diperbuatnya melainkan karena berharga tanpa jasa sendiri. Itulah spiritualitas yang sepantasnya berkembang dalam diri para murid dalam mengikuti guru mereka.

SEBUAH PERBANDINGAN

Ada manfaatnya bila hal di atas dipahami bersama dengan pengajaran yang diberikan setelah pemberitahuan kesengsaraan yang pertama dan yang ketiga. Titik berat dalam pengajaran yang disampaikan setelah pemberitahuan sengsara yang pertama ialah kesediaan berdedikasi utuh dalam mengikuti Yesus (Mrk 8:34-38). Injil mengungkapkannya dengan "merelakan nyawa". Tetapi yang ditekankan bukan sisi pengorbanan melulu, melainkan sisi keuntungannya. Dikatakan, siapa yang kehilangan nyawanya "karena aku dan karena Injil" malah akan mendapatkan keselamatan bagi dirinya (Mrk 8:35). Jadi tekanan bukan pada kemartiran atau berani mati demi agama dan iman. Tafsiran ke arah itu kurang membantu dan malah bisa disebut meleset. Yang dituju ialah keberanian untuk menanggalkan serta meninggalkan pikiran-pikiran sendiri mengenai apa itu mengikut Yesus dan membiarkan diri dituntun olehnya dan dengan demikian dapat mengalami sendiri apa itu berjalan bersama dia. Jadi "kehilangan nyawa" di situ ialah membuka diri untuk menerima kekayaan batin yang sejati. Spiritualitas ini memberi arti pada "menyangkal diri dan memikul salib dan mengikuti dia" yang dikatakan sebelumnya (ay. 34). Bukan memikul salib apa saja, melainkan ikut ambil bagian dalam meringankan salib yang dipanggul Yesus. Itulah salib yang bermuara pada kebangkitan.

Nanti sesudah pemberitahuan kesengsaraan yang ketiga kalinya, diceritakan bagaimana Yakobus dan Yohanes meminta Yesus agar mereka dapat duduk di kanan dan kirinya dalam kemuliaannya kelak. Yesus menanyai mereka apa mereka bersedia minum dari cawan yang diminumnya dan dibaptis dengan baptisan yang diterimanya. Maksudnya, menjadi senasib sepenanggungan. Mereka menyatakan sanggup. Sekalipun demikian, Yesus menukas, ia tak berhak memberikan kedudukan yang mereka inginkan itu karena hanya diberikan kepada yang pantas menerimanya, siapa pun orang itu (Mrk 10:35-40). Kemudian Yesus menambahkan, siapa ingin menjadi besar hendaknya menjadi orang yang mau melayani, yang mau menjadi yang pertama hendaknya ada di bawah, sebagai hamba, seperti ia sendiri (Mrk 10:43-45).

Dari ketiga pengajaran tadi dapat dilihat apa artinya mengikuti Yesus. Pertama-tama, tentu bukan meniru-niru dia, melainkan membiarkan diri dibentuk olehnya sendiri. Kedua, alih-alih beragenda mau jadi orang besar, ada ajakan bersedia datang kepadanya tanpa apa-apa yang dapat diperhitungkan sebagai jasa yang patut mendapat ganjaran. Akhirnya, mengikuti dia itu berarti membiarkan diri dituntun oleh Yang Maha Kuasa sendiri ke tempat dan kedudukan yang sudah disediakan oleh-Nya. Memang kini belum dapat diduga macamnya namun Bapa yang Maha Baik tentunya akan memberikan yang terbaik Inilah iman yang ditumbuhkan Yesus dalam diri murid-muridnya.

Salam hangat,

A. Gianto

Sabtu, 19 September 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 19 September 2009
Hari Biasa Pekan XXIV

Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman Tuhan bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu -- Hagai 2:5


Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, tinggallah di tengah kami dan jadilah gembala kami. Dalam kesibukan sehari-hari menyambung hidup, jangan biarkan kami melupakan sesama yang menderita dan susah hidupnya. Tuntunlah agar dalam tutur kata dan perilaku, kami selalu rendah hati dan riang hati dalam memberi, membawa ketentraman dan damai. Biarkan rahmat-Mu mengasah hati kami sehingga kami semakin peka pada sesama yang rindu akan sabda penghiburan-Mu. Semoga kehadiran kami menjadi tanda belas kasih-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:13-16)


"Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan."


Saudara terkasih, di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Ponsius Pilatus, aku memperingatkan engkau, "Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan diatas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat.
(Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3.Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)


"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."


Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat." Sesudah itu Yesus berseru, "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar." Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, "Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Banyak orang cukup puas dengan menjadi pendengar sabda. Akibatnya meski rajin membaca dan mendengarkan sabda, hidupnya toh juga tidak lebih baik.

Penabur mengumpamakan Allah atau Yesus atau utusan Allah; benih adalah firman tentang Kerajaan Allah; dan tanah yang berbeda-beda adalah manusia yang dengan cara berbeda-beda menerima firman yang ditaburkan dalam hatinya.

- Tanah pinggir jalan adalah orang yang menerima firman, tetapi tidak sampai tertanam di hati, sebab habis dimakan burung. Burung mengumpamakan Iblis yang merampas firman Allah.

- Tanah yang berbatu-batu adalah orang yang berhati keras sehingga firman yang diterimanya tidak berakar, bertahan sebentar, cepat layu, dan kering kena panas terik matahari. Panas matahari mengumpamakan penganiayaan yang membuat orang berhenti percaya bahkan murtad.

- Tanah yang ditumbuhi semak duri adalah orang yang menerima dan mempercayai firman Allah, tetapi kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan duniawi telah menaklukkannya sehingga firman itu tak berpengaruh dan tak menghasilkan apa pun.
Tanah yang baik adalah orang yang mendengarkan, mengerti, menerima, dan melakukan firman Allah sehingga menghasilkan hal-hal yang baik dalam perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatannya.

Dengan perumpamaan ini Yesus mau agar orang tidak lekas putus asa. Meskipun karya Yesus nampaknya gagal dan sia-sia, tetapi pada akhirnya akan menggembirakan karena hasil yang berlipat ganda. Karena itu jangan bebal hati, tetapi buka hati lebar-lebar untuk mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya.


Surip Stanislaus, OFM. Cap
Inspirasi Batin 2009

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy